PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Pada tugas akhir ini akan dilakukan rumusan masalah terkait analisis atenuasi pada jaringan Fiber To The Home (FTTH) dengan teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) sebagai berikut.
Tujuan Penelitian
Batasan Masalah
Manfaat Penelitia
Sistematika Penulisan
Jadi serat optik dipasang dari hub ke RT atau ONU box yang mempunyai cakupan area layanan tertentu lebih kecil dari FTTZ. Menurut Keiser, kabel serat optik harus memiliki koefisien atenuasi sebesar 0,5 dB/km untuk panjang gelombang 1310 nm dan 0,4 dB/km untuk panjang gelombang 1550 nm. Batas wajar redaman total dari STO ke user adalah 15-28dB, jika melebihi batas wajar redaman maka akan terjadi interferensi pada jaringan FTTH.
Polarization mode dispersion (PMD), PMD disebabkan oleh perubahan bentuk serat optik akibat suhu, kelembaban atau gaya tarik serat yang ditekuk. Kabel serat optik mode tunggal sebenarnya terdiri dari dua kabel mode yang memiliki polarisasi yang sama. Cahaya yang dikembalikan diterima karena ketidakseragaman sifat serat optik akibat konektor, sambungan, pembengkokan dan kerusakan pada serat.
Data hasil perhitungan OTDR 2. Data topologi lokasi penelitian D. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu dengan menganalisis nilai total atenuasi setiap core pada lokasi penelitian pada jaringan FTTH PT Telkom Makassar. Perhitungan kabel optik dimulai dari OLT di STO, kemudian dihubungkan ke ODC di situs Karunrung, kemudian dihubungkan ke ODP di situs ODP, yang langsung dihubungkan dengan ONU yang dipasang di rumah pengguna jaringan FTTH. Perhitungan kabel optik dimulai dari OLT di STO, kemudian disambungkan ke ODC di lokasi Sungai Saddang, kemudian disambungkan ke ODP di lokasi ODP, yang langsung dihubungkan dengan ONU yang dipasang di rumah pengguna jaringan FTTH. .
Perhitungan kabel optik dimulai dari OLT di STO, kemudian disambungkan ke ODC di lokasi Taman Sudiang, kemudian disambungkan ke ODP di lokasi ODP, yang langsung dihubungkan dengan ONU yang terpasang di rumah pengguna FTTH. kami mengambil rumah salah satu klien sebagai bahan penelitian. Dari tabel diatas terlihat bahwa secara umum besarnya redaman total dipengaruhi oleh panjang kabel serat optik. Faktor yang mempengaruhi besarnya redaman pada suatu lokasi adalah jarak atau jumlah sambungan pada kabel fiber optik yang melewati kawasan Taman Sudiang, sehingga mempengaruhi besarnya total redaman per kilometer setiap kabel.
Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi besarnya redaman total adalah dengan mengganti kabel yang memiliki redaman sebesar 0,22dB/km, maka yang terjadi adalah. Setelah dilakukan perhitungan total redaman pada area taman Sudiang menggunakan kabel dengan redaman sebesar 0,22 dB terlihat adanya perbedaan nilai total redaman. Dari total redaman sebesar 35,43 dB jika menggunakan kabel dengan redaman 0,35 dB/km menjadi 28 dB jika menggunakan kabel dengan redaman 0,22 dB.
Terkait pemeliharaan kabel fiber optik pada jaringan FTTH, yang perlu dilakukan adalah pengecekan berkala untuk memastikan adanya degradasi serat. Penyebab meningkatnya nilai atenuasi pada kabel serat optik antara lain banyaknya jumlah sambungan/sambungan pada setiap kabel, dan terjadinya pembengkokan kabel diatas 45°. Di site Taman Sudiang total hasil redaman sebesar 35,45 dB sudah melampaui batas wajar yang ditetapkan sebesar 15-28 dB.
Jadi, untuk mencapai redaman total yang sesuai dengan standar batas wajar redaman total, maka kabel serat optik harus diubah dari kabel serat optik dengan redaman 0,35 dB menjadi kabel serat optik dengan redaman 0,22 dB.
TINJAUAN PUSTAKA
FTTX
- Fiber To The Zone (FTTZ)
- Fiber To The Crub (FTTC)
Fiber To The Home (FTTH)
Padahal dengan infrastruktur FTTH ini perlu dicari layanan baru untuk diusung melalui FTTH masing-masing, adapun segmen supply di jaringan FTTH seperti terlihat pada Gambar 2.2. Selain itu, dalam percobaan hubungan antara suhu dan dispersi kromatik, mereka menemukan bahwa salah satu penyebab penurunan kualitas sinyal pada jaringan serat optik adalah fluktuasi dispersi kromatik yang dipengaruhi oleh suhu kabel optik. Dispersi kromatik dapat diatasi dengan melakukan dispensasi kromatik dengan membuat semacam reel atau kumparan serat optik untuk mengkompensasi kesalahan pada sinyal yang dikirimkan.
Dalam serat optik sempurna, sinyal yang melewati kedua mode ini bergerak dengan kecepatan yang sama, namun pada kenyataannya cacat produksi membuat sinyal menjadi asimetris dan dapat menyebabkan mode tersebut memiliki kecepatan propagasi yang berbeda. Kerusakan pada Sealed dan Jacket Fiber seiring bertambahnya usia Sealed fiber dan Jacket Fiber, misalnya mengeras kemudian pecah, sehingga serat optik tidak terlindungi dari suhu dan kelembaban. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data secara langsung pada lokasi yang dipasang jaringan FTTH PT Telkom Makassar.
Hasil nilai atenuasi dan panjang kabel untuk masing-masing inti pada situs-situs di jaringan FTTH. Dengan menggunakan metode monitoring ambang batas yang wajar tingkat redaman diduga menjadi penyebab terjadinya interferensi pada jaringan FTTH. Namun ada faktor lain yang mempengaruhi besarnya redaman total, yaitu jumlah link dan besarnya redaman per kilometer untuk setiap kabel.
Hasil perhitungan total redaman pada setiap lokasi yang disurvei di wilayah Makassar seperti situs Karunrung diperoleh total redaman sebesar 21,23 dB, pada lokasi Sungai Saddang diperoleh total redaman sebesar 24,74 dB dan pada lokasi Taman diperoleh total redaman sebesar 24,74 dB. Lokasi Sudiang diperoleh total redaman sebesar 35,45 dB. Mahasiswa sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut mengenai interferensi pada jaringan FTTH di PT Telkom. Analisis atenuasi pada jaringan FTTH (Fiber To Home) dengan teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) di PT MNC Kabel Mediacom Universitas Negeri Jakarta.
Gigabite Passive Optical Network (GPON)
- Prinsip Kerja GPON
- Komponen GPON
Redaman Fiber Optik
Hal ini untuk memastikan mahasiswa atau profesional telekomunikasi bersedia berpartisipasi dalam pengembangan jaringan FTTH khusus di Indonesia.
Faktor Gnagguan Yang Memperngaruhi Redaman
OTDR (Optical Time Domain Reflection)
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat portabel, OTDR, Patch core dan alat pendukung lainnya seperti kalkulator.
Variabel penelitian
Metode penelitian
- Teknik pengambilan sampel
- Data yang dibutuhkan
- Teknik Pengolahan data
- Teknik Pengumpulan data
- Alur Penelitain
Diperlukan perhitungan atenuasi pada jaringan ini, karena dengan diperolehnya atenuasi yang sesuai dengan batas wajar yang telah ditentukan yaitu 15-28 dB maka jaringan dapat dikatakan baik atau tidak terjadi gangguan teknis pada transmisinya. Untuk perhitungan ini diperlukan analisa terhadap penentuan separator, karena penyusutan yang dihasilkan dari separator sangat mempengaruhi perhitungan penyusutan ini. Perhitungan mitigasi pada penelitian ini mengambil 3 lokasi sampel, masing-masing lokasi menggunakan pembagian ODC 1:8 dan pembagian ODP 1:4.
Memastikan kehilangan link, kehilangan konektor dan kehilangan akibat tekukan atau regangan pada kabel dan perawatan yaitu pengecekan secara berkala untuk memastikan tidak terjadi degradasi serat yang mempengaruhi peningkatan nilai atenuasi pada jaringan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan Redaman
Hasil pengamatan redaman tiap site
PENUTUP
Saran