• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ATIK WIDIASTUTI 13804241005

N/A
N/A
Fitroh Satrio

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI ATIK WIDIASTUTI 13804241005"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Artinya, setiap peningkatan proporsi penduduk lanjut usia, maka semakin besar pula beban ketergantungan penduduk usia produktif. Secara umum, pendapatan bulanan penduduk lanjut usia pada berbagai jenis pekerjaan lebih rendah dibandingkan penduduk usia kerja.

Tabel 1. Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah,  2012-2015
Tabel 1. Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah, 2012-2015

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

12. gender, wilayah tempat tinggal dan sektor pekerjaan terhadap pendapatan pekerja lanjut usia dan membuka kemungkinan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah perbedaan pendapatan. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber informasi data sekunder bagi peneliti lain dan memberikan masukan berharga kepada masyarakat mengenai pengaruh pendidikan, jumlah jam kerja, pengalaman kerja, gender, wilayah tempat tinggal. dan sektor ketenagakerjaan.

KAJIAN TEORI

Landasan Teori

  • Tenaga Kerja
  • Lanjut Usia
  • Pendidikan
  • Jam Kerja
  • Pengalaman Kerja
  • Pendapatan
  • Teori Human Capital
  • Teori Labor
  • Model Mincerian

Pekerja yang mempunyai pengalaman kerja lebih lama akan mempunyai strategi yang lebih matang dan tepat dalam pekerjaannya. Karena pekerja dengan pengalaman kerja yang lebih lama akan memiliki pengalaman, pengetahuan dan mampu mengambil keputusan dalam situasi dan situasi apapun. Permintaan dan penawaran tenaga kerja pada suatu jenis pekerjaan mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan upah pada suatu jenis pekerjaan.

Dalam pekerjaan dimana terdapat banyak pasokan tenaga kerja namun sedikit permintaan, upah cenderung rendah. Sebaliknya, dalam pekerjaan dimana pasokan tenaga kerja terbatas namun permintaan sangat tinggi, upah cenderung tinggi. Pekerja yang berpendidikan tinggi memperoleh pendapatan lebih tinggi karena pendidikan meningkatkan kemampuan kerja dan kekayaan pekerja meningkatkan produktivitas.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa umur dan investasi pada pendidikan merupakan faktor yang cukup dominan yang dapat mempengaruhi pendapatan angkatan kerja. Oleh karena itu, modal manusia adalah nilai dan/atau kualitas seseorang atau tenaga kerja yang menentukan seberapa besar potensi yang dapat diciptakan oleh orang atau tenaga kerja tersebut dalam perekonomian, khususnya dalam produksi barang dan jasa.

Gambar 1. Keputusan Investasi Pendidikan  Penghasilan (+)
Gambar 1. Keputusan Investasi Pendidikan Penghasilan (+)

Penelitian yang Relevan

Giles, Wang, dan Cai (2011) menyelidiki perilaku partisipasi kerja lansia di Tiongkok dibandingkan dengan Indonesia dan Korea. Di Indonesia, penyakit ini berdampak negatif pada populasi pria dan wanita lanjut usia baik di perkotaan maupun pedesaan, sedangkan di Korea, penyakit ini lebih sering terjadi pada populasi pria lanjut usia di pedesaan. Di Indonesia dan Korea, hal ini juga tidak berdampak besar terhadap partisipasi angkatan kerja penduduk lanjut usia.

Di pedesaan Tiongkok, serta di daerah perkotaan dan pedesaan di Indonesia, partisipasi angkatan kerja penduduk lanjut usia perempuan sangat terkait dengan status partisipasi angkatan kerja pasangannya dibandingkan dengan penduduk lanjut usia laki-laki. Di wilayah pedesaan di Tiongkok, buruknya tingkat kesehatan baik laki-laki maupun perempuan pada penduduk lanjut usia berdampak positif terhadap kemungkinan partisipasi kerja penduduk lanjut usia, sedangkan di Indonesia hanya berdampak pada penduduk laki-laki lanjut usia yang tinggal di perdesaan. . Rentang usia responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi lansia 60 tahun ke atas, sedangkan di Giles, Wang dan Cai menggunakan responden dengan kelompok usia 33 tahun ke atas.

Penelitian yang dilakukan oleh NI Putu Rusmala D, I Ketut Sudibia (2014) dengan judul “Pengaruh Variabel Sosial Demografi dan Sosial Ekonomi Terhadap Partisipasi Angkatan Kerja Lanjut Usia”. Status perkawinan lansia, pendidikan lansia, kesehatan lansia dan pendapatan rumah tangga lansia berpengaruh negatif secara parsial terhadap partisipasi angkatan kerja lansia.

Kerangka Pikir

Peningkatan pendapatan seiring bertambahnya pengalaman kerja belum tentu berlaku bagi seluruh pekerja yang bekerja baik pada jenis pekerjaan formal maupun informal. Perbedaan penerimaan pendapatan antar gender sangat mungkin terjadi, karena masih adanya kesenjangan penerimaan pendapatan antara laki-laki dan perempuan. Pekerja laki-laki, yang umumnya merupakan pencari nafkah utama, dipandang lebih berhak memperoleh pendapatan lebih tinggi.

Daerah perkotaan dinilai mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan dengan lapangan kerja yang lebih luas. Seluruh angkatan kerja yang lebih tua akan dianalisis untuk melihat apakah variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap pendapatan pekerja yang lebih tua.

Hipotesis Penelitian

Pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia dipengaruhi oleh variabel pendidikan, jumlah jam kerja, wilayah tempat tinggal, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal dan sektor pekerjaan.

METODE PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel Penelitian
  • Sampel
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
    • Analisis Regresi Linier Berganda
    • Uji Hipotesis

Tingkat pendidikan perguruan tinggi mempunyai tingkat pengembalian pendidikan yang tinggi pada angkatan kerja yang menua. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah jam kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia pada tahun 2015. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengalaman kerja mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan per pekerja. pekerja lanjut usia di Indonesia pada tahun 2015.

Dimana setiap peningkatan 1 tahun potensi pengalaman kerja akan meningkatkan pendapatan pekerja lanjut usia sebesar -1,54%. Gender mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia pada tahun 2015. Daerah tempat tinggal mempunyai pengaruh terhadap tingkat pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia pada tahun 2015.

Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor ketenagakerjaan penting bagi pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia pada tahun 2015. Gender berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia pada tahun 2015.

Tabel 6. Level Pendidikan Responden             No  Level  Pendidikan  Yang
Tabel 6. Level Pendidikan Responden No Level Pendidikan Yang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

  • Pendapatan
  • Pendidikan
  • Jumlah Jam Kerja
  • Pengalaman Kerja
  • Jenis Kelamin
  • Daerah Tempat Tinggal
  • Sektor Lapangan Kerja

Tabel 8 menunjukkan frekuensi pendapatan pekerja lanjut usia kurang dari Rp 400.000. Terdapat 54,3 persen pekerja lanjut usia yang bekerja penuh waktu atau lebih dari 35 jam dalam seminggu terakhir. Namun, setelah perpindahan posisi puncak, persentase pengalaman kerja pekerja yang lebih tua terus menurun.

Namun, jumlah pekerja lanjut usia yang tinggal di pedesaan lebih sedikit dibandingkan pekerja lanjut usia di perkotaan. Gambar 6 juga menunjukkan bahwa semakin tinggi jam kerja pekerja lanjut usia, maka semakin tinggi pula pendapatan pekerja lanjut usia. Di sektor mana pun, pendapatan pekerja berusia lebih tua lebih tinggi dibandingkan pendapatan perempuan berusia lebih tua.

Dan pendapatan pekerja perempuan lanjut usia di sektor apa pun lebih rendah dari pendapatan rata-rata secara keseluruhan. Dan rata-rata pendapatan pekerja lanjut usia yang bekerja di perkotaan berada di atas rata-rata pendapatan di sektor apapun.

Tabel 8. Frekuensi Pendapatan
Tabel 8. Frekuensi Pendapatan

Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian pengaruh pendidikan dasar terhadap pendapatan pekerja yang lebih tua menghasilkan tingkat probabilitas kesalahan yang lebih rendah dari tingkat signifikansi yang diharapkan (0,0%<5%), sehingga pendidikan dasar memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan dibandingkan dengan tidak pernah bersekolah. Menguji pengaruh tingkat pendidikan menengah pertama terhadap pendapatan seluruh pekerja yang lebih tua menghasilkan tingkat probabilitas kesalahan di bawah tingkat signifikansi yang diharapkan (0,0%<5%), yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan menengah pertama mempunyai perbedaan yang signifikan dalam hal pendapatan. tingkat pengaruhnya terhadap pendapatan pekerja lanjut usia tidak pernah bersekolah. Menguji pengaruh pendidikan sekolah menengah atas terhadap pendapatan pekerja yang lebih tua menghasilkan tingkat probabilitas kesalahan di bawah tingkat signifikansi yang diharapkan (0,0% <5%), yang menunjukkan bahwa pendidikan sekolah menengah atas memiliki perbedaan yang signifikan dalam tingkat pengaruh terhadap pendapatan. dibandingkan dia tidak pernah bersekolah.

Ketika menguji pengaruh tingkat pendidikan diploma terhadap pendapatan pekerja yang lebih tua, ditemukan bahwa probabilitas tingkat kesalahan lebih kecil dari tingkat signifikansi yang diharapkan (0,0% < 5%), yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan diploma mempunyai perbedaan yang signifikan. menunjukkan. dalam tingkat pengaruhnya terhadap pendapatan dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah bersekolah. Ketika menguji pengaruh tingkat pendidikan universitas terhadap pendapatan pekerja yang lebih tua, ditemukan bahwa kemungkinan tingkat kesalahan lebih kecil dari tingkat signifikansi yang diharapkan (0,0%<5%), yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan universitas menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam hal pendapatan. tingkat pengaruhnya terhadap pendapatan dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah bersekolah. Menguji pengaruh sektor pertambangan terhadap pendapatan pekerja yang lebih tua menghasilkan tingkat kesalahan probabilitas yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang diharapkan (0,0% < 5%), sehingga sektor pertambangan memiliki pengaruh diferensial yang signifikan terhadap pendapatan sektor pertanian.

Pengujian pengaruh sektor jasa terhadap pendapatan pekerja lanjut usia menghasilkan tingkat kesalahan probabilitas yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang diharapkan (0,0%<5%), sehingga sektor jasa mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan. Pengujian pengaruh sektor manufaktur terhadap pendapatan pekerja lanjut usia menghasilkan tingkat probabilitas kesalahan yang lebih kecil dari tingkat signifikansi yang diharapkan (0,0%<5%), sehingga sektor manufaktur mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan sektor pertanian. .

Tabel 15. Ikhtisar Hasil Regresi Linier Berganda
Tabel 15. Ikhtisar Hasil Regresi Linier Berganda

Pembahasan

  • Pengaruh Pendidikan terhadap Pendapatan Tenaga Kerja Lanjut Usia
  • Pengaruh Jumlah Jam Kerja terhadap Pendapatan Tenaga Kerja Lanjut
  • Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Pendapatan Tenaga Kerja Lanjut
  • Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Pendapatan Tenaga Kerja Lanjut Usia
  • Pengaruh Daerah Tempat Tinggal terhadap Pendapatan Tenaga Kerja
  • Pengaruh Sektor Lapangan Kerja terhadap Pendapatan Tenaga Kerja

Karena probabilitas tingkat kesalahan lebih kecil dari tingkat signifikansi yang diharapkan (0,0%<5%), maka hipotesis yang diajukan adalah “Sektor ketenagakerjaan mempunyai signifikansi terhadap tingkat pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia pada tahun 2015”. Dalam penelitian ini dilakukan analisis pengaruh pendidikan, jumlah jam kerja dan pengalaman kerja terhadap pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia dengan menggunakan data Sakerna tahun 2015. sekolah, diploma dan universitas mempunyai dampak yang signifikan terhadap pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia.

Jumlah jam kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia pada tahun 2015 yang berarti setiap penambahan 1 jam kerja maka akan meningkatkan pendapatan sebesar 1,34%. Pengalaman kerja mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia pada tahun 2015 yang berarti setiap peningkatan 1 tahun pengalaman kerja maka akan meningkatkan pendapatan sebesar -1,54%. Daerah tempat tinggal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia tahun 2015, yang mana besarnya pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia tahun 2015 sebesar 7,45%.

Tingkat pendidikan, jam kerja, pengalaman kerja, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal dan sektor pekerjaan secara bersama-sama mempengaruhi pendapatan pekerja lanjut usia di Indonesia pada tahun 2015. Perubahan yang terjadi pada pendapatan pekerja lanjut usia dijelaskan oleh variabel independen yang diteliti adalah sebesar 28,51%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Data ini menunjukkan bahwa pekerja lanjut usia dengan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi memiliki pendapatan 102% lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak pernah bersekolah. Artinya, jumlah angkatan kerja lanjut usia yang tinggal di perkotaan 7,45% lebih tinggi dibandingkan angkatan kerja lanjut usia di perdesaan. Koefisien regresi sektoral penyerapan tenaga kerja terbesar diperoleh pada sektor pertambangan yang mempengaruhi pendapatan sebesar 31,98% dari sektor pertanian.

Saran Penelitian

Adanya kondisi dimana hampir separuh penduduk lanjut usia di Indonesia masih aktif bekerja mencerminkan relatif besarnya kebutuhan ekonomi atau tekanan ekonomi yang dihadapi penduduk lanjut usia di Indonesia. Perlu adanya perbaikan dan peningkatan kualitas sistem jaminan sosial dan pensiun bagi pekerja lanjut usia yang lebih komprehensif, sehingga pertumbuhan penduduk lanjut usia dan pekerja lanjut usia di Indonesia dapat memberikan pengaruh positif terhadap keberhasilan pembangunan negara. Jadi bukan hanya lansia yang mendapat jaminan sosial dari tempat kerjanya.

Namun, jaminan sosial dapat menjangkau dan melindungi kelompok masyarakat rentan, seperti lansia dengan lebih baik.

Keterbatasan Penelitian

  • Persentase Lansia Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2012-2015
  • Proporsi Lanjut Usia Bekerja Menurut Pendapatan Dalam Sebulan, Tipe
  • Rata-rata Besarnya Pendapatan Dari Penduduk 15 Tahun Keatas Yang
  • Rata-rata Besarnya Pendapatan Dari Penduduk 15 Tahun Keatas Yang
  • Level Pendidikan Reponden
  • Hasil Analisis Statistik Deskriptif
  • Frekuensi Pendapatan
  • Frekuensi Level Pendidikan
  • Frekuensi Jumlah Jam Kerja
  • Pengalaman Kerja
  • Frekuensi Jenis Kelamin
  • Frekuensi Daerah Tempat Tinggal
  • Frekunsi Sektor Lapangan Kerja
  • Ikhtisar Hasil Regresi Linier Beganda
  • Kurva Investasi Pendidikan
  • Kurva Indefferen
  • Perbedaan Antara Bekerja dan Waktu Senggang
  • Kerangka Pikir Penelitian
  • Rata-Rata Pendapatan Berdasarkan Level Pendidikan Dan Jenis Kelamin . 56
  • Rata-Rata Pendapatan Berdasarkan Potensi Jumlah Jam Kerja Dan Jenis
  • Rata-Rata Pendapatan Berdasarkan Jumlah Jam Kerja Dan Daerah Tempat
  • Rata-Rata Pendapatan Berdasarkan Pengalaman Kerja Dan Jenis Kelamin 59
  • Rata-Rata Pendapatan Berdasarkan Sektor Lapangan Kerja Dan Jenis
  • Rata-Rata Pendapatan Berdasarkan Sektor Lapangan Kerja Dan Sektor

Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan penduduk lanjut usia untuk bekerja (Jurnal Ekonomi Terapan Indonesia). Tren ketenagakerjaan dan sosial di Indonesia 203: Memperkuat peran pekerjaan layak dalam pertumbuhan yang adil/International Labour Office. Analisis pengaruh pendidikan, upah, jenis kelamin, umur dan pengalaman kerja terhadap produktivitas tenaga kerja (Studi pada Industri Kecil Tempe Kota Semarang).

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 144).

Gambar

Tabel 1. Rasio Ketergantungan Penduduk Lansia Menurut Tipe Daerah,  2012-2015
Tabel 2. Persentase Lansia Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, 2012-  2015
Tabel 3. Proporsi Lanjut Usia Bekerja Menurut Pendapatan  Dalam Sebulan, Tipe Daerah Dan Jenis Kelamin  2014
Tabel 4. Rata-Rata Besarnya Pendapatan (Ribuan Rupiah) Dari Penduduk 15  Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Kelompok Umur, 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan tingkat upah di sektor industri berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor jasa, sehingga jika terjadi stimulus perubahan pada upah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh modal, jumlah tenaga kerja, jam kerja, dan lama usaha terhadap pendapatan pedagang Kampoeng Batik

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel modal kerja, tenaga kerja, pengalaman melaut, teknologi, dan curah jam kerja baik secara parsial maupun simultan serta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh secara simultan dan parsial faktor usia, pelatihan, pengalaman kerja, jumlah tanggungan dan curahan jam kerja

Hasil pengujian model secara parsial menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, harga jual berpengaruh signifikan tehadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh modal, jumlah tenaga kerja, jam kerja, dan lama usaha terhadap pendapatan pedagang Kampoeng Batik

sektor pariwisata atau variabel pendapatan Per kapita berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penerimaan sektor pariwisata, ini terlihat dari hasil

Pengaruh jenis Kelamin, usia, jenis pekerjaan, lapangan usaha, jam kerja dan lokasi terhadap pendapatan tenaga kerja Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Jenis Pendapatan Dalam variabel