Untuk mengetahui proses penerapan Standar Keterampilan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MTsN Paron Ngawi. Dalam penelitian ini kasus yang dimaksud adalah manajemen penerapan Standar Keterampilan dan Akhlakul Karimah Ubudiyah (SKUA) di MTsN Paron Ngawi.
Sistematika Pembahasan
Bab Tiga : Temuan Penelitian, bab ini memuat hasil penelitian di lapangan yang meliputi data umum mengenai paparan data dan lokasi penelitian, paparan data gambaran umum MTsN Paron Ngawi periode 2015/2016 dan data khusus mengenai manajemen pelaksanaan Standar Keterampilan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah di MTs Negeri Paron Ngawi. Bab ini berisi tentang manajemen penerapan standar keterampilan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MTsN Paron Ngawi.
Kajian Teori
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) a. Pengertian Pembelajaran
24 Aminudin, Aliaras Wahid dan Muhammad Rofiq, Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), 1. Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar pendidik untuk mempersiapkan peserta didik agar beriman, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) a. Pengertian Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah
Guru keterampilan dan akhlak ubudiyah, serta penguji di setiap kelas sesuai dengan keputusan yang dilaksanakan oleh kepala Madrasah. Uji keterampilan dilakukan paling lambat sebelum ujian semester dan penilaian hasil tes diberikan pada rapor khusus Standar Keterampilan dan Akhlakul Karimah Ubudiyah (SKUA). Landasan penerapan standar keterampilan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) adalah: . 1) UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2) PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
43http://www.google.co.id isi buku standar keterampilan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA). com, diakses 31 Maret 2016. Selain itu, kegiatan SKUA penting dilihat dari dua unsur yaitu ubudiyah dan akhlakul karimah. Jadi standar kemahiran Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) mencakup tiga jenis mata pelajaran agama Islam yaitu Al-Qur'an, Aqideh Akhlak dan Fikih... 1) Mata Pelajaran Al-Qur'an.
Jadi, kegiatan keterampilan standar ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) mencakup berbagai jenis pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang kegiatannya saling mendukung antara teori yang disajikan di kelas dan praktik yang dilakukan.
Telaah Pustaka
Sehingga siswa tidak hanya dapat mempelajari Islam secara teori saja, namun secara praktek juga dapat diimplementasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) serta relevansinya dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Fiqh Angkatan Madiun tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Latar belakang adanya kegiatan standar ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) adalah karena kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa pengetahuan santri dalam beribadah, akhlak dan baca tulis Al-Quran masih kurang, dan keinginan madrasah untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas sesuai visi dan misi madrasah, serta surat edaran kepala kantor wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur nomor:. 2) Standar kegiatan keterampilan ubudiyah dan akhlakul karimah (SKUA) ini relevan dengan standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran fiqih kelas X MAN Dolopo Madiun, yaitu.
Pendidikan Agama Islam Tahun 2013 yang berjudul “Upaya peningkatan kompetensi individu peserta didik melalui keterampilan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah”, dengan rumusan masalah (1) bagaimana keterampilan keagamaan individu peserta didik dalam menghafal kitab persyaratan keterampilan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah. 2) bagaimana penerapan persyaratan Keterampilan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah di MAN 2 Madiun. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: (1) kemampuan menghafal ayat-ayat agama siswa cukup baik, padahal sebelum kegiatan ini pasti ada siswa yang masih belum lancar membaca Al-Quran, masih ada siswa yang masih malas dalam menghafal. Dan dengan adanya program kegiatan billing keagamaan ini, pihak sekolah berharap agar para siswa MAN 2 Madiun menjadi manusia yang benar-benar bertaqwa, bertakwa, cerdas, cakap, berakhlak mulia dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. .
Program kegiatan billing keagamaan ini juga menjadi syarat bagi siswa untuk mengikuti ulangan semester dan ujian sekolah. Siswa yang menyelesaikan seluruh hafalannya pada setiap semester akan mendapat sertifikat dan nilai resmi dari sekolah.
DESKRIPSI DATA
Deskripsi Data Umum MTs Negeri Paron Ngawi 1. Sejarah Berdirinya MTs Negeri Paron Ngawi
- Identitas Madrasah Tsanawiyah Negeri Paron Ngawi
- Visi, Misi, dan Tujuan
- Struktur Organisasi MTsN Paron
- Keadaan Staf Pegawai di MTsN Paron Ngawi
- Keadaan Siswa di MTsN Paron Ngawi
- Sarana dan Prasarana MTsN Paron Ngawi
Struktur kepengurusan di MTsN Paron Ngawi berasal dari komite sekolah yang terdiri dari tokoh masyarakat setempat yang membina dunia pendidikan di MTsN Paron Ngawi, yang dikelola oleh kepala madrasah bersama seluruh tenaga pendidik dan kependidikan yaitu kepala kurikulum. , penanggung jawab kesiswaan, penanggung jawab hubungan masyarakat, penanggung jawab sarana dan prasarana, serta guru. Jumlah personel Madrasah Negeri Paron Ngawi sebanyak 63 orang, terdiri dari guru 46 orang, kepala urusan TU 1 orang, pegawai tata usaha 3 orang, kesiswaan 1 orang, bendahara pembantu 1 orang, pegawai umum 1 orang, pegawai perpustakaan 1 orang, koperasi 1 orang petugas, 1 petugas UKS/perawat, 2 petugas jaga malam, 3 petugas kebersihan, 2 petugas keamanan. Di MTsN Paron Ngawi terdapat 46 guru, yaitu 18 guru laki-laki dan 28 guru perempuan.
Tenaga pengajar di MTsN Paron Ngawi terdiri dari 1 orang Kepala Urusan TU, 3 orang Petugas Tata Usaha, 1 orang Pejabat Kemahasiswaan, 1 orang Pembantu Bendahara, 1 orang Panitera Umum, 1 orang Petugas Perpustakaan, 1 orang Panitera Koperasi, 1 orang Panitera/Perawat UKS, 2 orang Penjaga Malam, 3 sandal, 2 penjaga keamanan.69. Untuk tahun ajaran 2015-2016, populasi siswa di MTsN Paron Ngawi berjumlah 1070 siswa, berikut informasi siswa di MTsN Paron Ngawi : 70. Gedung MTsN Paron Ngawi dalam kondisi baik, fasilitas penunjang proses belajar mengajar kegiatannya teori/ruang kelas, lab IPA kondisi rusak ringan, lab bahasa kondisi baik, lab komputer rusak ringan. kondisi rusak.
Ruang ibadah di MTsN Paron merupakan mushola yang digunakan siswa untuk melaksanakan sholat dhuha sehari-hari dan digunakan untuk kegiatan amalan keagamaan.
Deskripsi Data Khusus
- Manajemen Pelaksanaan Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MTsN Paron Ngawi
Dengan berkembangnya kegiatan SKUA ini, pasti ada beberapa tujuan yang ingin dicapai MTsN Paron. Dalam pelaksanaan kegiatan SKUA tentunya terdapat beberapa prosedur atau program yang telah ditetapkan oleh MTsN Paron. Sebab kegiatan SKUA meliputi bidang Hadits Al-Qur'an, Aqidah Akhlak, dan juga Fiqih.
Sasaran kegiatan SKUA ini adalah seluruh siswa di MTsN Paron, termasuk siswa kelas VII, VIII, IX. Pelaksana kegiatan SKUA ini adalah seluruh siswa MTsN Paron tanpa terkecuali, karena kegiatan SKUA sangat diperlukan. Waktu pelaksanaan kegiatan SKUA tiap kelas berbeda-beda sesuai jadwal yang ditentukan pihak sekolah.
Oleh karena itu, alat yang menunjang pelaksanaan kegiatan SKUA tidak hanya panduan yang dihasilkan oleh MTsN Paron saja.
ANALISIS DATA
Perencanaan Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MTsN Paron Ngawi
Oleh karena itu, MTsN Paron telah memikirkan secara matang bagaimana setiap pelaksanaan kegiatan SKUA dapat berjalan lancar sesuai materi yang telah ditetapkan. Namun ketika saya mengamati Paron di MTsN, pada kenyataannya pelaksanaannya saya dapat mengatakan bahwa pelaksanaannya kurang ideal. Padahal, jauh sebelum adanya kegiatan SKUA ini, MTsN Paron Ngawi telah melaksanakan kegiatan yang hampir serupa untuk menunjang kualitas siswanya, yaitu dengan menyelenggarakan kegiatan membaca dan menghafal surat-surat pendek serta menghafal doa-doa sehari-hari.
Kegiatan SKUA ini baru dilaksanakan di MTsN Paron Ngawi yaitu sekitar 4 tahun yang lalu, sehingga kegiatannya dimulai pada tahun 2012. Oleh karena itu, perencanaan yang dilakukan MTsN Paron Ngawi setelah adanya surat edaran pemerintah adalah mengadakan pertemuan bersama khususnya guru PAI dan menetapkan standar penilaian. Oleh karena itu, pada tahun ini MTsN Paron Ngawi mempunyai program tahfidz (hafal Al-Quran) bagi siswa yang berminat untuk mengikuti program ini dapat mengikuti secara langsung dan dibimbing oleh guru khusus.
Oleh karena itu MTsN Paron Ngawi berusaha mengembangkan kegiatan dan program dari tahun ke tahun untuk menunjang kualitas siswanya.
Penerapan Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MTsN Paron Ngawi
Perangkat yang menunjang pelaksanaan kegiatan SKUA tidak hanya buku panduan yang dibuat oleh MTsN Paron. Dan juga buku titipan yang wajib dibawa oleh mahasiswa setiap kali berlangsungnya kegiatan SKUA, untuk dinilai oleh dosen pembimbing setelah selesai menyetor atau berlatih. Bentuk materi dalam kegiatan SKUA ini berupa hafalan dalam lingkup Al-Qur'an Hadits serta doa dan dzikir, tes lisan atau tes kognitif dalam lingkup akhlak, dan terakhir latihan dalam lingkup fiqih.
Amalan yang dilakukan dalam kegiatan SKUA di bidang fikih adalah salat Jumat, salat jenazah, khutbah, salat berjamaah, salat qashar, salat sakit, salat kendaraan. Setiap selesai kegiatan SKUA, setiap mahasiswa wajib membawa kartu simpanan SKUA khusus atau kartu penilaian untuk memberikan hasil evaluasi. Oleh karena itu, siswa harus bijak dalam membagi waktu di madrasah agar aktivitas lain tidak mengganggu aktivitas SKUA dan sebaliknya.
Berbeda dengan mata pelajaran lainnya, kegiatan SKUA ini tidak memiliki buku ajar maupun Lembar Kerja Siswa (LKS), hanya buku panduan hafalan.
Evaluasi Kegiatan Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah (SKUA) di MTsN Paron Ngawi
Dalam melaksanakan kegiatan SKUA khususnya bidang Al-Qur'an, bagi siswa yang hafalannya masih kurang lancar atau nilainya belum mencapai KKM, teknik penilaiannya adalah dengan memberikan waktu sendiri atau siswa bertemu dengan pembimbing. guru secara langsung untuk memaksakan lebih banyak hafalan hingga lancar, dan teknik ini juga digunakan untuk menghafal dzikir dan doa serta aqidah moral. Penilaian hasil kegiatan SKUA ini sama dengan ujian semester yaitu nilai-nilainya diikutsertakan dalam ujian. Dan guru fiqh juga mendapatkan keuntungan karena siswa lebih semangat dalam melakukan praktek karena dituntut mampu dan termotivasi untuk melakukan kegiatan SKUA.
SKUA ini tidak mempunyai ujian tertulis seperti pelajaran lainnya, hanya penilaian yang menggunakan non tes. Dan dengan dilakukannya kegiatan SKUA ini banyak manfaat yang dirasakan baik oleh guru maupun siswa itu sendiri. Dengan dilakukannya kegiatan SKUA ini, siswa yang berkencan semakin berkurang dan pikirannya tidak lagi berpetualang, lebih fokus belajar dan menghafal.
Dengan adanya kegiatan SKUA ini, pendidikan agama Islam tidak hanya bersifat teoritis atau ilmiah saja, namun juga praktis, sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dapat terhubung dengan baik satu sama lain.
PENUTUP
Kesimpulan
Evaluasi kegiatan SKUA pada materi Al-Qur'an Hadits, Doa dan Dzikir bagi siswa yang hafalannya masih kurang lancar atau nilainya belum mencapai KKM. Teknik evaluasinya adalah dengan memberikan waktu sendiri, atau siswa menemui langsung guru pembimbing untuk menyetorkan hafalannya lagi sampai lancar dan hal ini juga berlaku pada materi tentang keyakinan moral. Kemudian teknik evaluasi amalan fiqh adalah siswa yang belum mengamalkannya dengan benar dikelompokkan dan mengulangi amalannya hingga benar dan benar pada hari yang sama.
Saran
Hasil wawancara dengan Ibu Hidayati Suharsih (Wakil Kepala Kurikulum) MtsN Paron Ngawi, 15 Februari 2016 pukul 10.00 WIB di Kantor Guru MTsN Paron Ngawi.