PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui, menganalisis dan mengidentifikasi upaya politisi perempuan di Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Ponorogo dalam mewujudkan keluarga sakinah.
Manfaat Penelitian
Telaah Pustaka
10Elmi Farikha, “Pandangan Politisi Perempuan Mengenai Keluarga Sakinah (Studi Kasus Anggota DPRD Kota Malang)”, skripsi (Universitas Islam Negeri Malang, 2008). Oleh karena itu, peneliti secara khusus mengkaji pemahaman perempuan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ponorogo mengenai konsep keluarga sakinah dan upaya yang dilakukan perempuan anggota DPRD Kabupaten Ponorogo dalam menciptakan keluarga sakinah. keluarga sakinah. Data yang diperoleh seperti; Profil perempuan anggota DPRD Kabupaten Ponorogo, serta gambaran umum pemahaman dan upaya perempuan anggota DPRD Kabupaten Ponorogo terhadap keluarga sakinah.
Analisis Konsep Keluarga Sakinah Menurut Pandangan Perempuan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ponorogo. Analisis Upaya Perempuan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ponorogo Membentuk Keluarga Sakinah. Menurut M, upaya yang dilakukan politisi perempuan di DPRD Kabupaten Ponorogo sejalan dengan upaya membentuk keluarga sakinah.
Pandangan politisi perempuan DPRD Kabupaten Ponorogo mengenai konsep keluarga sakinah sesuai dengan indikator keluarga sakinah menurut M. Upaya yang dilakukan politisi perempuan DPRD Kabupaten Ponorogo dalam membentuk keluarga sakinah konsisten dengan upaya pembentukan keluarga sakinah. keluarga sakinah menurut M.
Metodologi Penelitian
Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam bab ini mencakup gambaran umum penelitian yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
KONSEP KELUARGA SAKINAH
Makna Keluarga Sakinah
Dalam pengertian lain, sebagaimana dikemukakan oleh banyak kalangan, keluarga adalah organisasi atau komunitas terkecil dalam suatu masyarakat, yang dibentuk oleh hubungan hukum melalui ikatan perkawinan antara laki-laki dan perempuan, dimana anggota keluarga hidup dengan penuh kasih sayang, toleransi, cinta kasih, tolong menolong dan kebersamaan. bekerja. 21. Yang dimaksud dengan keluarga adalah sanak saudara karena perkawinan atau saudara karena keturunan. Keluarga adalah komunitas terkecil yang terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, yang tercipta melalui perkawinan yang sah, tanpa memandang apakah mereka mempunyai anak atau tidak.
Dari sudut sosiologi, keluarga Soerjono Soekanto adalah dua orang atau lebih yang hidup bersama, mempunyai hubungan darah, perkawinan atau anak angkat. Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya dalam yang demikian itu. sesungguhnya terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berfikir.”23.
Isi ayat tersebut memberikan gambaran bahwa pernikahan dalam Islam idealnya menciptakan hubungan damai (sakinah), cinta dan kasih sayang sebagai ketenangan yang diperlukan dalam Islam, diharapkan dapat menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.24. Kata sakinah diambil dari bahasa Arab yang terdiri dari huruf sin, kaf dan non yang mengandung arti ketenangan atau antonim dari guncangan dan gerak. Ada berbagai bentuk kata yang tersusun dari ketiga huruf tersebut, semuanya mengarah pada makna di atas.
Kriteria Keluarga Sakinah
Pengeluaran tidak melebihi pendapatan, kebutuhan pokok yang harus dipenuhi adalah pangan sehari-hari, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Dalam hal pergaulan, terjalinnya hubungan sosial kekeluargaan yang rukun, hubungan suami istri yang saling menyayangi, saling peduli, saling tolong menolong, menghargai, percaya, terbuka dan saling berkonsultasi ketika mempunyai masalah dan memiliki jiwa pemaaf. memiliki. . Begitu pula dengan hubungan orang tua dan anak, orang tua mampu menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang, memperhatikan, bersikap adil dan mampu menciptakan suasana terbuka, sehingga anak leluasa dalam mengungkapkan permasalahannya.
Anak dituntut untuk menghormati, taat dan menunjukkan kasih sayang dan pengabdian kepada orang tuanya serta selalu mendoakannya. Sementara itu, upaya yang dilakukan untuk menjaga keharmonisan hubungan dengan tetangga adalah dengan cara saling membantu, menghargai, percaya dan bisa berbagi kebahagiaan tetangga, tidak saling bermusuhan dan bisa saling memaafkan. Keluarga sakinah akan terwujud jika anggota keluarga dapat menunaikan kewajibannya kepada Allah SWT dan terhadap dirinya sendiri.
Indikator Keluarga Sakinah
Kesimpulan yang dapat diambil adalah keluarga sakinah adalah keluarga yang didalamnya terdapat kedamaian dan kebahagiaan yang dirasakan seluruh anggota keluarga. Keluarga Sakinah yang menjadi objek akad nikah justru dimaknai berbeda oleh politisi perempuan anggota DPRD Kabupaten Ponorogo. Keluarga sakinah adalah keluarga yang tenteram, dalam hidup ini harus mengurus dan akhirnya menikah.
Menurut Binti Rahmawati, keluarga sakinah diartikan sebagai perintah Allah SWT yang harus diwujudkan dalam sebuah keluarga untuk memperoleh kemaslahatan. Menurut Eka Rekno Setyani tentang keluarga sakinah yang dimaksud keluarga sakinah adalah keluarga bahagia. Dari pernyataan Evi Dwitasari terlihat bahwa ia mengartikan keluarga sakinah adalah keluarga yang saling percaya, saling menghargai, saling menghargai serta dapat terpenuhi hak dan kewajiban setiap anggota keluarga.
Keluarga sakinah merupakan keluarga yang dapat saling mendukung, tentunya ayah (suami) dan ibu (istri) adalah setara dan anak-anak boleh mengutarakan pendapatnya, tentunya dengan batasan-batasan tertentu. Ia berpendapat bahwa keluarga sakinah adalah keluarga yang saling mendukung, suami istri mempunyai kedudukan yang setara dan mempunyai kebebasan berpikir antar anggota keluarga dalam batas-batas tertentu. Christine Hery Purnawaty berpendapat, keluarga sakinah sebelum menikah dapat direncanakan dengan cara memperbaiki diri dan ketika menikah dapat dicapai dengan saling mendoakan, saling terbuka, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan memiliki waktu yang khusus. untuk keluarga.
Evi Dwitasari diketahui berupaya mewujudkan keluarga sakinah dengan komunikasi yang baik dan waktu khusus untuk mendengarkan keinginan setiap anggota keluarga. Eka Rekno Setyani memilih gotong royong antara suami istri dan pengurangan aktivitas di luar rumah di akhir pekan sebagai upaya mewujudkan keluarga sakinah. Dari empat indikator keluarga sakinah yang disajikan pada bab 2, para politisi perempuan DPRD Kabupaten Ponorogo mempunyai pandangan tersendiri mengenai hal tersebut.
Indikator keluarga sakinah lainnya adalah menepati janji, dalam hal ini politikus DPRD Kabupaten Ponorogo ini mempunyai pandangan tersendiri seperti Christina Hery Purnawatyia yang memaknai janji sebagai akad nikah yang harus ditepati dan dipertanggungjawabkan kepada Allah. Indikator utamanya adalah menghormati agama, Eka Rekno Setyani berarti mengetahui batasan agama dan mewujudkan keluarga sakinah semaksimal mungkin dengan mengikuti ajaran agama. Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa konsep keluarga sakinah yang disampaikan oleh politisi perempuan DPRD Kabupaten Ponorogo sudah sesuai dengan indikator keluarga sakinah menurut M.
Upaya membentuk keluarga sakinah selanjutnya adalah dengan menghargai dan menghormati hak setiap anggota keluarga. Upaya politisi perempuan membentuk keluarga sakinah dapat tercapai karena mendapat dukungan dan kerjasama dari suaminya. Keluarga Sakinah dapat diwujudkan dalam setiap rumah tangga, baik rumah tangga beranggotakan perempuan profesional maupun tidak, dengan keimanan yang kuat dan ketaatan pada ajaran Islam bagi perempuan, laki-laki, dan anak.
Upaya para politisi dalam mewujudkan keluarga sakinah dapat terwujud karena mendapat dukungan dan kerjasama dari suami.