• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Salah satu mata pelajaran yang menyisipkan karakter siswa atau menekankan karakter religius adalah mata pelajaran Aswaja. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN KARAKTER AGAMA MELALUI MATA PELAJARAN ASWAJA DI MI MA’ARIF POLOREJO”.

Fokus Penelitian

Untuk mencapai tujuan penanaman karakter religius, semua pihak, baik orang tua maupun pihak sekolah, bekerja sama untuk mendidik, membimbing dan mengawasi anak-anaknya dalam penerapan hal-hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Lokasi MI Ma'arif Polorejo sangat strategis yaitu dekat dengan jalan raya yang menghubungkan kota Madiun dan Ponorogo.

Rumusan Masalah

Selain itu, madrasah tersebut merupakan salah satu madrasah yang dekat dengan terminal Seloaji dan cukup sedikit masyarakat yang tinggal disana bekerja mencari nafkah di kawasan ini.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Bagi penulis, merupakan sebuah pengalaman bahwa kelak ketika menjadi seorang pendidik, ia dapat menanamkan karakter religius pada setiap anak didiknya. Pendidik untuk memberikan bimbingan, pengarahan, pengembangan, aktualisasi dan evaluasi kepada anak didiknya dalam pembinaan karakter religius.

Sistematika Pembahasan

Lembaga sekolah, untuk menetapkan kebijakan dan melaksanakan program yang akan dilakukan untuk menanamkan karakter religius siswa. Serta kajian teori, yang terdiri dari beberapa sub bab yaitu, berkaitan dengan pembentukan karakter, penanaman karakter religius dan taqwa.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian ini hampir sama dengan penelitian penulis, yang sama-sama membahas tentang pengembangan karakter religius. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah penanaman karakter religius melalui mata pelajaran Aswaja di MI Ma'arif Polorejo.

Kajian Teori

Kajian Tentang Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter

Akhlak itu bersumber dari Islam, sedangkan akhlak tidak terbatas pada baik atau buruk, tetapi lebih berorientasi pada pendidikan nasional. Pembangunan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional, yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

Penanaman Karakter Religius a. Pengertian Karakter Religius

NU merupakan organisasi terbesar di Indonesia yang didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya dengan tujuan menegakkan ajaran Islam Ahlussunah Wal Jam'ah dan menganut salah satu dari empat madzhab. Dalam hal ini, konsep Aswaja versi NU adalah Aswaja yang dipahami sebagai Manhaj al-Fikr (Metodologi Berpikir). Aswaja) lahir dari perjuangan di era al-khulafa ar-rasyidun, yang dimulai sejak Perang Shiffin yang melibatkan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah. Nabi. Pokok ajaran Ahlussunnah Wal Jam'ah berpedoman pada keteladanan Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam aspek iman, amal lahiriah dan akhlak.

25 Nur Sayyid Santoso Kristeva, Sejarah Teologi Islam dan Akar Pemikiran Ahlussunah Wal Jama'ah (Yogyakarta: Perpustakaan Pelajar. 27 Forum Kajian Ilmiah Institut Ittihadul Mubalighin, Gerbang Pesantren Pengantar Pemahaman Ahlussunah Ajar Jamaah ( Kediri: Lim Lirboyo Press, 2009), 5. Ciri dan jati diri pendidikan Ma'arif NU menekankan pada penerapan penanaman iman, etika, akhlak mulia dan amal saleh dalam kehidupan yang sesuai dengan ajaran Aswaja.

Seluruh konsep identitas pendidikan Ma'arif NU tertuang dalam Keputusan Kebijakan Pendidikan Muktamar XXX NU di Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, 1999/28. Pendidikan Aswaja adalah usaha sadar, terarah dan berkesinambungan untuk mengenalkan dan menanamkan pengertian Aswaja kepada siswa sekolah agar mereka dapat mengenal, meyakini dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

نوُلَمْعَ ت

Kehadiran Peneliti

Lokasi Penelitian

Data dan Sumber Data

Prosedur Pengumpulan Data

Adapun yang peneliti amati, letak geografis MI Ma'arif Polorejo dan upaya penanaman karakter religius melalui mata pelajaran Aswaja di kelas 4, 5 dan 6 MI Ma'arif Polorejo Babadan Ponorogo. Wawancara digunakan dalam teknik pengumpulan data ketika peneliti akan melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui masalah dan ingin mengetahui lebih mendalam dari responden. Kepala sekolah MI Ma'arif Polorejo hendaknya mendapatkan informasi tentang inisiasi mata pelajaran Aswaja yang diterapkan di sekolah, perkembangan mata pelajaran Aswaja sejak pelaksanaannya hingga saat ini, serta visi, misi dan tujuan MI. Ma'arif Polorejo.

Guru mata pelajaran Aswaja di MI Ma'arif Polorejo membahas tentang pelaksanaan mata pelajaran Aswaja di MI Ma'arif Polorejo serta faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhinya. Seluruh guru di MI Ma'arif Polorejo yang berperan dalam pembentukan karakter yaitu bagaimana mengembangkan. Siswa kelas 4, 5, dan 6 harus mendapatkan informasi tentang penerapan dan manfaat setelah menerapkan mata pelajaran Aswaja di kelas.

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai awal mula mata pelajaran Aswaja diimplementasikan di sekolah dan perkembangan, visi misi dan tujuan MI Ma'arif Polorejo, implementasi mata pelajaran Aswaja di MI Ma'arif. Polorejo dan faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhinya. . Triangulasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dibuat dalam bentuk uraian singkat, diagram, korelasi antar kategori dan sejenisnya. Kesimpulan awal yang akan dibuat masih bersifat sementara dan akan berubah jika tidak ada bukti yang kuat dan mendukung. Karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan dapat berubah sejalan dengan perkembangan di lapangan.

Pengecekan Keabsahan Temuan

Ketekunan dalam pengamatan ini dilakukan oleh peneliti melalui pengamatan yang terus menerus secara cermat dan mendetail terhadap kondisi mahasiswa yang menangani mata pelajaran Aswaja dan mengkajinya secara mendetail, sehingga kajian awal terhadap semua faktor yang diteliti dipahami untuk mendapatkan data yang akurat. . Peneliti biasanya menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara bersamaan. Penelitian ini mewawancarai narasumber untuk mendapatkan data yang relevan, salah satunya dengan mewawancarai kepala sekolah, guru Aswaja, siswa dan guru siswa serta membandingkannya dengan data yang diperoleh untuk mendapatkan data yang akurat.

Tahapan-Tahapan Penelitian

Deskripsi Data Umum

  • Profil Umum MI Ma’arif Polorejo
  • Letak Geografis MI Ma’arif Polorejo
  • Visi dan Misi MI Ma’arif Polorejo a. Visi
  • Tujuan MI Ma’arif Polorejo
  • Struktur Organisasi MI Ma’arif Polorejo
  • Kondisi Siswa MI Ma’arif Polorejo
  • Kondisi guru MI Ma’arif Polorejo
  • Sarana dan Prasarana MI Ma’arif Polorejo

Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi perubahan waktu belajar pada tahun 1957 yang semula mulai mengajar pada sore hari menjadi pagi hari. Dan pada tahun yang sama, madrasah tersebut mendapat pengakuan dari Kementerian Agama Republik Indonesia dengan SK No. Pada tahun 1969 nama madrasah ini disesuaikan dengan nama lembaga pendidikan NU Jawa Timur dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU), dan pada tahun 1970 namanya diubah lagi menjadi nama Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif sesuai dengan namanya sekolah di bawah Lembaga Pendidikan Ma'arif Jawa Timur.46.

Dan pada tahun tersebut, madrasah tersebut juga mendapat piagam dari Kementerian Agama RI dengan piagam no. Lm/3/204/A/1978 tanggal 1 Desember 1978. Pada tahun 1996 madrasah mendapat piagam jenjang akreditasi yang diakui oleh Madrasah Ibtidaiyah Departemen Agama Kabupaten Ponorogo dengan piagam no. Mm.04/05.00/PP Letak geografis MI Ma'arif Polorejo. MI Ma'arif Polorejo terletak kurang lebih 10 km sebelah utara Kota Ponorogo yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan.

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa kondisi siswa MI Ma'arif Polorejo mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Staf pengajar MI Ma'arif Polorejo terdiri dari 20 orang dengan 17 orang staf pengajar, 1 orang asisten perpustakaan dan 1 orang asisten administrasi.

Tabel 4.3  Data Jumlah Siswa  Tahun
Tabel 4.3 Data Jumlah Siswa Tahun

Deskripsi Data Khusus

  • Implementasi Mata Pembelajaran Aswaja di MI Ma’arif Polorejo Mata pelajara Aswaja adalah salah satu kurikulum muatan lokal yang
  • Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menanamkan Karakter Religius pada Mata Pelajaran Aswaja

MI Ma’arif Polorejo sudah lama memasukkan mata pelajaran Asvaja ke dalam kurikulum muatan lokal khususnya untuk kelas atas yaitu kelas 4, 5 dan 6. Salah satu tujuan pengajaran mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan karakter religius yang terkandung dalam mata pelajaran Asvaja . itu sendiri.. Dari informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran Aswaja dan pendidikan karakter memiliki hubungan yang sangat erat.

Selain itu, subjek ini juga memiliki jangkauan yang luas dan memiliki hubungan dengan Cakupan mata pelajaran Aswaja sangat luas yang meliputi IPS, Aqidah Akhlak, Qur'an Hadits, PKN, dll. Setelah mengetahui hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas 5 terlihat adanya masih banyak siswa yang belum memahami apa itu mata pelajaran Aswaja.

Dari berbagai peran tersebut, orang-orang tersebut harus saling berkolaborasi dan berkesinambungan dalam mewujudkan pendidikan karakter di MI Ma'arif Polorejo. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Karakter Keagamaan Pada Mata Pelajaran Aswaja Keagamaan Pada Mata Pelajaran Aswaja.

PEMBAHASAN

Upaya yang Dilakukan dalam Menanamkan Karakter Religius Melalui Mata Pelajaran Aswaja di MI Ma’arif Polorejo

Dalam buku LKS Aswaja dan NU yang diterbitkan oleh tim pengembangan dan peningkatan mutu MI Ma'arif NU cabang Ponorogo, telah ditetapkan beberapa kurikulum berupa standar kompetensi untuk MI kelas 4, 5 dan 6 untuk satu semester penuh sesuai dengan penjelasannya. di atas. Ciri dan identitas pendidikan Ma'arif NU menekankan pada penerapan penanaman iman, akhlak, akhlak mulia dan amal saleh dalam kehidupan yang sesuai dengan ajaran Aswaj. Penting bagi sekolah untuk menanamkan karakter ini agar dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah.

65 Tim Pengembangan dan Peningkatan Mutu MI Ma'arif NU Cabang Ponorogo, LKS Aswaja dan Ke NU Kurikulum Kelas V Tahun 2013 (Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta, 2019), iv. Sikap tasamuh merupakan sikap toleransi terhadap perbedaan baik masalah agama maupun masalah sosial budaya. Amr bi al-Ma'ruf wa Nahy'an al-Munkar adalah sikap yang selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan baik, menolak atau mencegah segala hal yang dapat menenggelamkan dan merendahkan nilai kehidupan.

MI Ma'arif Polorejo diposisikan sebagai sekolah asal Nahdlatul Ulama dan telah menerapkan pendidikan karakter berdasarkan karakter Aswaja menurut Nahdlatul Ulama'. Jadi pelaksanaan mata pelajaran Asvaja di MI Ma'arif Polorejo merupakan kegiatan dan adaptasi NU yang sudah menjadi program dan agenda madrasah yang kemungkinan akan dikembangkan setiap tahun sesuai kebutuhan.

Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menanamkan Karakter Religius pada Mata Pelajaran Aswaja

Faktor terpenting yang mempengaruhi pembentukan karakter siswa MI Ma'arif Polorejo adalah letak geografis sekolah yang berdekatan dengan terminal Seloaji dan jalan raya Ponorogo-Madiun. Dengan demikian, keadaan geografis sekolah yang menjadi ciri khas MI Ma'arif Polorejo merupakan faktor penghambat terpenting yang dapat mengakibatkan melemahnya karakter religius yang tertanam dalam diri siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Fadillah, Muhammad og Lilif Mualifatu Khorida, Early Childhood Character Education, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Gambar

Tabel 4.3  Data Jumlah Siswa  Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Volume 3, Number 1, February 2022, pages 12-21 E-ISSN 2721-1916 Improving Students’ Intensive Reading Ability by Using Survey- Question-Read-Review-Recite-Reflect Method Ryu Chun