• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "skripsi - etheses UIN Mataram"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI OBJEK WISATA LEMBAH GARDENA, DESA BILEBANTE KECAMATAN

PRINGGARATA KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Oleh:

Dina Andriani NIM.180503114

JURUSAN PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2022

(2)

PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI OBJEK WISATA LEMBAH GARDENA, DESA BILEBANTE KECAMATAN

PRINGGARATA KABUPATEN LOMBOK TENGAH Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram (UIN) Mataram

untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Dina Andriani NIM.180503114

JURUSAN PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM 2022

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki- Nya. Dan hanya kepada- Nya- lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”

(QS. Al- Mulk;15)”

(8)

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk, kedua orang tuaku yang telah mengorbankan segalanya dan selalu mengiringiku doa restu, sahabat- sahabatku yang senantiasa mendukung dan membantuku, dan semua keluargaku, serta almamaterku UIN Mataram”

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin.

Peneliti menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi- tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Ibu Dr. Zulfawati, M.A, selaku pembimbing I dan Bapak H.

Hariono, M.A, selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus- menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban sehingga menjadikan skripsi ini menjadi lebih matang dan cepat selesai.

2. Bapak Muhammad Johari, M.S.I., selaku Ketua Jurusan Pariwisata Syariah, dan Bapak Wahyu Khalik, M.Par., selaku Sekretaris Jurusan Pariwisata Syariah atas kebijaksanaan dan segala upaya dalam mengurus dan memajukan Prodi Pariwisata Syariah.

3. Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dna Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Mataram, atas segala upaya untuk memajukan fakultas secara khusus dan Universitas secara umum.

4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan wadah dan tempat bagi peneliti untuk menuntut ilmu, serta telah memberikan bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama- lama di

(10)

kampus tanpa pernah selesai.

5. Bapak dan Ibu Dosen program studi Pariwisata Syariah, atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan tanpa mengenal lelah. Semoga ilmu yang diberikan memiliki keberkahan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat, nusa, bangsa, dan agama.

6. Semua pengurus dan pihak yang terlibat di Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante yang telah bekerjasama dengan peneliti selama penyusunan skripsi ini.

7. Kedua orang tuaku dan semua keluargaku yang tanpa lelah terus memberikan dukungan moral dan material, atas segala do’a dan pengorbanannya dalam mendampingi perjalanan menuntut ilmu peneliti.

8. Semua sahabat dan teman seperjuangan yang tak bisa kusebutkan satu persatu yang telah ikut berkontribusi dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Aamiin.

Mataram,

_ _ _ _ _ _ _ _ _ 2022 Peneliti

Dina Andriani

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

NOTA DINAS PEMBIMBING iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iv

MOTTO vi

PERSEMBAHAN vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

ABSTRAK xiii

BAB I PENDAHULUAN 15

A. Latar Belakang 15

B. Rumusan Masalah 20

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 20 D. Ruang Lingkup danSettingPenelitian 22

E. Telaah Pustaka 22

F. Kajian Teori 28

1. Pertumbuhan Ekonomi 28

2. Pengertian Pariwisata 31

3. Objek Wisata 32

4. Pengembangan Objek Wisata 35

G. Metode Penelitian 36

1. Pendekatan Penelitian 36

2. Jenis Penelitian 37

3. Waktu dan Tempat Penelitian 37

4. Sumber Data 37

5. Instrumen Penelitian 39

6. Metode Pengumpulan Data 40

7. Teknik Analisis Data 43

8. Pengecekan Keabsahan Data 43

(12)

H. Sistematika Pembahasan 44

BAB II PAPARAN DAN TEMUAN 45

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 45 1. Sejarah Singkat Objek Wisata Lembah Gardena

Bilebante 45

2. Data Jumlah Pedagang di Objek Wisata Lembah

Gardena Bilebante 46

3. Data Jumlah Pekerja Pariwisata di Objek Wisata

Lembah Gardena Bilebante 47

B. Data Temuan 48

1. Pengembangan Potensi Ekonomi Objek Wisata

Lembah Gardena Bilebante 48

2. Peluang dan Tantangan dalam Pengembangan Potensi Ekonomi Objek Wisata Lembah Gardena 58

BAB III PEMBAHASAN 69

A. Analisis Pengembangan Potensi Ekonomi Objek Wisata

Lembah Gardena Bilebante 69

B. Peluang dan Tantangan dalam Pengembangan Potensi Ekonomi Objek Wisata Lembah Gardena 73

BAB IV PENUTUP 79

A. KESIMPULAN 79

B. SARAN 80

DAFTAR PUSTAKA 82

LAMPIRAN- LAMPIRAN 70

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Telaah Pustaka 14

Tabel 2.1 Data Jumlah Pedagang di Objek Wisata Lembah

Gardena 40

Tabel 2.2 Data Pegawai Objek Wisata Lembah Gardena

Bilebante 41

(14)

PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI OBJEK WISATA LEMBAH GARDENA, DESA BILEBANTE KECAMATAN

PRINGGARATA KABUPATEN LOMBOK TENGAH Oleh:

Dina Andriani NIM 180503114

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti tentang pengembangan poteni ekonomi yang ada di sekitar wilayah objek wisata Lembah Gardena yang terletak di Desa Bilebante. Keingintahuan peneliti tersebut semakin tinggi ketika peneliti mengethaui abhawa dulunya Desa Bilebante yang dijadikan sebagai Objek Wisata Lembah Gardena ini merupakan tanah galian pasir, yang kemudian oleh masyarakat setempat yang dibimbing oleh Dinas Pariwisata Lombok Tengah dan pihak desa Bilebante menjadikan tempat tersebut sebagai sebuah objek wisata. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui pengembangan potensi ekonomi objek wisata Lembah Gardena Bilebante, dan (2) untuk mengetahui peluang dan tantangan yang ada di dalam mengembangkan potensi ekonomi Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, data display (penyejian data), dan verifikasi (menarik kesimpulan). Teknik pengecekan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah: (1) Keberhasilan pengembangan potensi ekonomi masyarakat sekitar objek Wisata Lembah Gardena yang terlihat dari pemanfaatan objek wisata sebagai

(15)

tempat mencari nafkah masyarakat setempat dengan menjadi pedagang dan bagian pengelola objek wisata tersebut, dan (2) Peluang konomi yang dihasilkan oleh objek Wisata Lembah Gardena kepada masyarakat setempat adalah dengan memberikan lapangan pekerjaan dan sekaligus menjadi pengelola objek wisata, sedangkan tantangannya adalah berupa sikap pesimis masyarakat akan adanya sebuah objek wisata yang maju di tempat bekas galian pasir.

Kata Kunci: Potensi Ekonomi, Pariwisata, Objek Wisata, Lembah Gardena

(16)
(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia sudah lama dikenal memiliki alam perawan nan mempesona. Deretan destinasi wisata di Indonesia yang tak pernah gagal menarik perhatian wisatawan, salah satunya pulau Lombok. Pulau ini terkenal dengan pulau wisata dan pulau seribu masjid, mayoritas penduduk di pulau ini beragama Islam. Walau sempat terpuruk akibat gempa, pulau dengan julukan “Seribu Masjid” ini sudah mulai bangkit dengan mengembangkan sejumlah destinasi wisata.

Pulau Lombok merupakan pulau terbesar di gugusan kepulauan NTB, perpaduan pariwisata dan agama membuat Lombok memperoleh penghargaan sebagai “The World’s Best Halal Honeymoon 2015” di Dubai, Uni Emirat Arab.

Pulau pulau kecil yang mengelilingi Lombok disebut dengan Gili. Terdapat 3 Gili yang menjadi favorit wisatawan untuk melakukan aktivitas snorkeling, diving, dan memancing diantaranya Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.1

Pulau Lombok memiliki banyak sekali pesona wisata yang menarik mulai dari alam, budaya, hingga religi. Dunia pariwisata saat ini adalah bisnis terkemuka, beberapa orang akan membutuhkan hiburan untuk memuaskan atau membuat diri mereka bahagia dan untuk menghabiskan waktu luang. Pentingnya peran pariwisata dalam perkembangan perekonomian masyarakat bukan lagi hal baru. Selain itu, dunia pariwisata yang merupakan industri dalam perkembangannya juga mempengaruhi beberapa

1Tempo.co, “Pesona wisata pulau lombok

https://nasional.tempo.co/read/1151655/pesona- wisata- pulau- lombok. Diakses pada 27 Desember 2021, pukul 13.23 WITA.

(18)

sektor lain di sekitarnya.

Dunia pariwisata sebenarnya sudah dimulai sejak peradaban manusia, yang ditandai dengan perpindahan orang- orang yang berziarah ke agama lain. Di Indonesia sendiri, jejak pariwisata dapat ditelusuri kembali ke dekade 1910- an, yang ditandai dengan dibentuknya VTV, sebuah badan pariwisata Belanda, di Batavia (sekarang Jakarta).

Instansi pemerintah ini juga berperan sebagai Tour Operator dan Travel Agent yang gencar mempromosikan Indonesia.

Hal ini mendapat respon yang sangat baik, dengan semakin meningkatnya minat masyarakat Belanda dan Eropa untuk berkunjung ke Indonesia. Seperti disebutkan di atas, NTB merupakan daerah potensial yang terdiri dari 2 pulau besar yaitu pulau Lombok dan pulau Sumbawa serta dikelilingi oleh pulau- pulau kecil lainnya yang memiliki keindahan alam dan budaya yang tidak kalah dengan provinsi lain di Indonesia. Potensi wisata NTB menjadi daya tarik dan diminati oleh wisatawan untuk datang ke NTB, tidak heran jika kunjungan wisatawan di NTB selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke NTB pada tahun 2014 sebanyak 1.629.122 wisatawan. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 1.357.602 wisatawan.2 Sedangkan jumlah kunjungan wisatawan luar negeri ke Indonesia sampai bulan Desember 2021 berjumlah 613.619 kunjungan.

Jumlah tersebut terlihat menurun dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan pada bulan Desember 2020 yang persentasenya mencapai - 0,28%, artinya pada tahun

2Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, https://kemenparekraf.go.id/statistik- wisatawan- mancanegara/Statistik- Kunjungan- Wisatawan- Mananegara- 202. Diakses pada tanggal 19 Agustus 2022, pukul 22:25 WITA.

(19)

2020 kunjungan wisatawan ke Indonesia hanya berjumlah 164.079 kunjungan.

Sektor pariwisata di NTB memiliki potensi yang sangat beragam, seperti wisata bahari, wisata alam, wisata budaya, wisata kuliner dan lain sebagainya. Salah satu penghargaan yang diraih sektor pariwisata di Lombok adalahWorld's Halal Travel 2015 di Abu Dhabi. Dalam ajang tersebut, Lombok berhasil meraih 2 kategori yaitu World's Best Halal Honeymoon Destination dan World's Best Halal Tourism Destination. Nusa Tenggara Barat juga merupakan salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas nasional yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk menjadikan pilihan destinasi wisata halal terbaik di dunia bagi wisatawan muslim khususnya dan menjadi entry pointwisata pelayaran dunia di pulau tersebut. Lombok yang mampu menarik 1 juta wisman di tahun 2019.3

Lombok dikenal dengan keindahan destinasinya, salah satunya adalah Lombok Tengah. Salah satu desa wisata di Lombok Tengah yaitu Desa Wisata Bilebante telah mendapatkan sertifikat CHSE Desa yang juga dikenal sebagai Desa Wisata Hijau Bilebante tersebut menawarkan keindahan pedesaan yang sangat asri, serta jalur pinggir sawah yang cocok dilintasi saat gowes. Dikutip dari suara.com, CHSE merupakan sebuah program Kemenparekraf yang berupa penerapan protocol kesehatan yang berbasis pada Cleaness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environmental

3Kompas.com, Desa Wisata Bilebante Lombok”

https://amp.kompas.com/travel/read/2021/03/27/190700127/desa- wisata - bilebante- lombok- pemuda- sempat- pesimis- daerahnya- sulit- jadi- desa.

Diakses Pada 27 Desember 2021, pukul 15.21 WITA.

(20)

Sustainability(Kelestarian Lingkungan).4

Kendati demikian, ketua Pokdarwis Desa Bilebante Fahrul Azim mengatakan bahwa:

Dulu pihaknya pernah pesimis tempatnya akan menjadi sebuah Desa Wisata. Sebab pada saat itu pemahaman para pengelola desa akan Desa Wisata adalah sebuah desa yang identik dengan pantai, gunung, bukit, air terjun, atau hutan. Di Bilebante kita tidak akan menemukan itu, di Bilebante itu hanya ada hamparan sawah, kemudian ada petani dan lain sebagainya ujarnya”. Kondisi itu disampaikan pada acara bincang

“Talkshow Desa Wisata ikon andalan baru Wonderful Indonesia” setelah dapat pelatihan dari GIZ melalui kerjasama Indonesia- jerman dan bappenas pada 4 april 2015, pihak Fahrul mulai paham tentang Desa Wisata.5 Lembah Gardena biasanya akan ramai pada hari libur/weekend yang biasanya dikunjungi oleh berbagai kalangan. Jenis wisata yang sedang booming- boomingnya untuk wisatawan apalagi sedang masa pandemi yakni wisatawan butuh ketenangan, refreshing dan relaksasi dari masa- masa sulit seperti ini tetapi dengan budget yang relatif murah. Maka dari itu ekowisata adalah pilihan yang tepat untuk para wisatawan yang butuh ketenangan dan membutuhkan kedamaian pemandangan alam yang bagus.

Untuk mengatasi hal tersebut banyak sekali pengelola

4Rifan Aditya, Suara.com,

https://www.suara.com/news/2021/10/21/204809/mengenal- pengertian- chse- yang- jadi- standar- baru- industri- pariwisata. Diakses pada 7 Maret 2022 Pukul 15:09 WITA.

55Fahrul Azim,Wawancara,Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante, 12 Juni 2022.

(21)

wisata yang mulai untuk membangun destinasi pariwisata alam yang sudah ada untuk dibuat semenarik mungkin agar wisatawan yang berkunjung betah berlama- lama untuk tinggal bahkan ingin berkunjung kembali ke tempat tersebut.

Lokasi wisata Lembah Gardena yang terletak di Desa Bilebante ini merupakan lokasi yang sangat strategis jika dikembangkan potensinya, maka wilayah ini dapat terus dikembangkan menjadi percontohan dari wisata berkelanjutan yang tersertifikasi. Terletak di dalam pedesaan menjadikan tempat wisata ini menjadi spotwisata tersendiri bagi turis lokan maupun internasional untuk melepas penat dari hiruk- pikuk perkotaan dan kelelahan fisik serta psikis yang disebabkan oleh lelahnya bekerja.

Adapun keunikan dari wisata di Desa Bilebante ini adalah objek wisata yang sangat lengkap mulai dari pemandangan pedesaan yang asri, pemandian, wisata bahari, alam, serta kuliner khas yang disajikan oleh masyarakat sekitar.6

Desa Wisata Bilebante merupakan salah satu tempat wisata yang memiliki banyak pedagang. Para pedagang tersebut merupakan warga sekitar yang menjual beraneka ragam makanan khas Lombok, seperti plecing kangkung, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam menerima kehadiran sebuah objek wisata baru di sekitar tempat tinggal mereka.

Karena kebutuhan ekonomi yang terus berjalan, mereka pun berinisiatif untuk berjualan di sekitar tempat wisata karena menurut mereka itu sangat menguntungkan. Hal tersebut seperti yang dijelaskan oleh salah satu pedagang yang ada di daerah wisata Bilebante yang mengatakan bahwa:

6Observasi, Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante, 21 Desember 2021.

(22)

Semenjak tempat wisata ini dibuka oleh pemerintah setempat, saya dan tetangga- tetangga saya sangat terbantu, karena setelah dibukanya tempat wisata ini, kami ibu- ibu di sini jadi bisa mendapatkan penghasilan sendiri dengan cara berdagang. Begitu juga dengan suami dan anak- anak kami, mereka berkesempatan untuk menjadi guide bagi turis lokal mupun turis- turis bule yang belum tahu jalan ke tempat ini.7

Dari pernyataan tersebut di atas, kemudian peneliti meyakini bahwa adanya potensi ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar wilayah Objek Wisata Lembah Gardena di Bilebante. Potensi ekonomi tersebut terlihat ketika masyarakat mampu mengambil keuntungan dari adanya sebuah tempat wisata baru yang kemudian mereka jadikan sebagai lahan bisnis kecil- kecilan mereka. Maka dari itu untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai peningkatan perkembangan potensi ekonomi masyarakat di desa wisata tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul, “Pengembangan Potensi Ekonomi Objek Wisata Lembah Gardena Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Barat.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka penelitian ini hanya berfokus pada:

1. Bagaimana pengembangan potensi ekonomi objek wisata Lembah Gardena Desa Bilebante Lombok Tengah?

2. Bagaimana peluang dan tantangan dalam pengembangan

7Ibu Marsitah,Wawancara, Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante, 21 Desember 2021.

(23)

potensi ekonomi objek wisata Lembah Gardena Desa Bilebante Lombok Tengah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya:

a) Untuk mengetahui pengembangan potensi ekonomi objek Wisata Lembah Gardena Bilebante.

b) Untuk mengetahui bagaimana peluang dan tantangan apa saja yang ada di dalam mengembangkan potensi ekonomi Wisata Lembah Gardena Bilebante.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis adalah sebagai berikut:

a) Manfaat teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat:

1) Memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan terutama bagi peneliti dalam hal pengembangan potensi ekonomi pada suatu objek wisata.

2) Menambah wawasan masyarakat setempat untuk meningkatkan potensi Wisata Lembah Gardena Bilebante agar kedepannya mampu menjadi daerah wisata yang dilirik masyarakat Internasional.

3) Memberikan informasi yang berguna kepada pemerintah setempat di dalam pengambilan kebijakan pengembangan pariwisata di Wisata

(24)

Lembah Gardena Bilebante.

b) Secara praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan dapat:

1) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu baru tentang pengembangan potensi ekonomi pada suatu objek wisata sebagai bekal peneliti untuk menjadi pengamat wisata di masa depan.

2) Bagi masyarakat sekitar, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi ekonomi yang harus mereka gali sebagai ladang mencari nafkah di Wisata Lembah Gardena Bilebante.

3) Bagi pemerintah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan agar kedepannya mampu

mengembangkan potensi wisata yang berdaya saing internasional.

4) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan mampu sebagai bahan rujukan bagi setiap orang akan meneliti hal yang sama di kemudian hari.

D. Ruang Lingkup dan

Setting

Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada pembahasan tentang pengembangan potensi ekonomi objek wisata Lembah Gardena dan peluang dan tantangan dalam pengembangan potensi Wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

(25)

2. SettingPenelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Adapun penulis memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian karena didasarkan atas beberapa pertimbangan, diantaranya yaitu karena baik dilihat dari segi tenaga, dana maupun dari segi efisiensi dan waktu, pelaksanaan studi di lokasi yang dipilih tidak menimbulkan masalah dalam kaitannya dengan kemampuan dan tenaga peneliti. Selain itu, penelitian yang akan dilakuakn oleh peneliti saat ini juga merupaan satu- satunya penelitian yang membahas tentang potensi potensi ekonomi masyarakat di sekitar daerah wisata Lembah gardena yang kedepannya akan berdampak pada wisata berkelanjutan yang akan mampu membangkitkan perekonomian masyarakt sekitar.

E. Telaah Pustaka

Peneliti menggali informasi dari skripsi dan jurnal terdahulu agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas permasalahan yang serupa maka dari itu peneliti melakukan telaah pustaka mengenai beberapa tema yang diangkat diantaranya adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rani Puspita Anggraeni Mahasiswi Universitas Lampung dengan judul “Dampak Pengembangan Industri Pariwisata Terhadap Kondisi Masyarakat Ekonomi Sekitar”.8 Pada penelitian tersebut,

8Rani Puspita Anggraeni, “Dampak Pengembangan Industri Pariwisata Terhadap Kondisi Masyarakat Ekonomi Sekitar Pada Pantai Embe Desa Merak Belantung Kalianda Lampung Selatan, (Skripsi,Universitas Lampung,

(26)

Rani Puspita Anggraeni lebih membahas tentang dampak pengembangan wisata terhadap kondisi ekonomi masyarakat sekitar di Pantai Embe Desa Merak Belantung Kalianda Lampung Selatan, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, peneliti membahas tentang potensi ekonomi di daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Novie Istoria Hidayah mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul,

“Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta”.9 Pada penelitian tersebut Novie Istoria Hidayah membahas tentang upaya- upaya yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata Jatimulyo serta pemberdayaan masyarakat sekitar, sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan ini, peneliti membahas tentang potensi ekonomi di daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Deviter Harobu, dengan judul, “Pengembangan Potensi Desa Wisata di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta".10Pada penelitian tersebut,

Lampung, 2018).

9Novie Istoria Hidayah, “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Jatimulyo Girimulyo Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta”, (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2017).

10Deviter Harobu, “Pengembangan Potensi Desa Wisata di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”, (Skripsi, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa,

(27)

Deviter Harobu membahas tentang pengembangan potensi desa wisata di Desa Wonokerto, sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan ini, peneliti membahas tentang potensi ekonomi di daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Arif Wahyu Isnaini, dengan judul, “Studi Potensi Ekonomi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tulungagung”.11 Pada penelitian tersebut, Arif Wahyu Isnaini membahas tentang pengaruh ekonomi dari sektor pariwisata yang terdiri dari jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, dan pendapatan per kapita terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tulungagung, sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan ini, peneliti membahas tentang peneliti membahas tentang potensi ekonomi di daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Putu Agus Valguna, dkk., yang berjudul, “Dampak Perkembangan Pariwisata Pulau Lombok terhadap Pengembangan Bandar Udara Internasional Lombok.”12 Pada penelitian Putu Agus Valguna, dkk. tersebut membahas tentang

“AMPD”, Yogyakarta, 2020).

11Dedek Albasir, “Pengembangan Objek Wisata Bukit Pangonan dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Desa Pajaresuk Pringsewu Lampung)”, (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, Lampung, 2019).

12Putu Agus valguna, dkk., “Dampak Perkembangan Pariwisata Pulau Lombok terhadap Pengembangan Bandar Udara Internasional Lombok”, Jurnal Managemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, Departemen Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Vol.4, No. 3, 2020.

(28)

perkembangan pariwisata pulau Lombok terhadap pengembangan Bandar Udara Internasional Lombok, sedangkan dalam penelitian yang akan peneliti lakukan ini, peneliti membahas tentang peneliti membahas tentang potensi ekonomi di daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

Untuk lebih jelasnya, peneliti akan merincikan penelitian terdahulu dalam bentuk tabel di bawah ini:

Table 1.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Penulis Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Rani

Puspita Anggraen i

Dampak Pengembangan Industri

Pariwisata Terhadap Kondisi Masyarakat Ekonomi Sekitar

Membahas tentang pengembang an industri pariwisata

Pada penelitian tersebut, Rani Puspita Anggraeni lebih membahas tentang dampak pengembangan wisata terhadap kondisi ekonomi masyarakat sekitar di Pantai Embe Desa Merak Belantung Kalianda Lampung Selatan, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, peneliti membahas tentang potensi ekonomi di daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

2 Novie Pemberdayaan Membahas Pada penelitian tersebut

(29)

No Nama

Penulis Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Istoria

Hidayah Masyarakat Dalam

Pengembangan Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta

tentang pengembang an obyek pariwisata

Novie Istoria Hidayah membahas tentang upaya - upaya yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata Jatimulyo serta pemberdayaan

masyarakat sekitar, sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan ini, peneliti membahas tentang potensi ekonomi di daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

3 Deviter

Harobu Pengembangan Potensi Desa Wisata di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman,

Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta

Membahas tentang objek wisata pada sebuah desa.

Pada penelitian tersebut,

Deviter Harobu

membahas tentang pengembangan potensi desa wisata di Desa Wonokerto, sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan ini, peneliti membahas tentang potensi ekonomi di daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

(30)

No Nama

Penulis Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 4 Arif

Wahyu Isnaini

Studi Potensi Ekonomi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Tulungagung

Membahas tentang objek wisata

Pada penelitian tersebut, Arif Wahyu Isnaini membahas tentang pengaruh ekonomi dari sektor pariwisata yang terdiri dari jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan, tingkat hunian hotel, dan pendapatan per kapita terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tulungagung, sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan ini, peneliti membahas tentang peneliti membahas tentang potensi ekonomi di daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

5 Putu AgusValguna, dkk.

Dampak Perkembangan Pariwisata Pulau Lombok terhadap

Pengembangan Bandar Udara Internasional Lombok

Membahas tentang perkembana gn

pariwisata di daerah Lombok

Pada penelitian Putu Agus Valguna, dkk.

tersebut membahas tentang perkembangan pariwisata pulau Lombok terhadap pengembangan

Bandar Udara

Internasional Lombok, sedangkan dalam penelitian yang akan peneliti lakukan ini,

(31)

No Nama

Penulis Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

peneliti membahas tentang peneliti membahas tentang potensi ekonomi di daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

F. Kajian Teori

Kajian teori yang terdapat pada skripsi penelitian ini merupakan miniatur dari landasan teori yang digunakan untuk isi laporan penelitian atau skripsi. Karena itu, pemahaman tentang teori ini merupakan hal yang sangat penting dalam merancang sebuah penelitian. Teori dalam penelitian ini harus valid dan otentik sehingga tidak boleh hanya berdasarkan perkiraan atau asumsi. Teori ini menjadi pijakan utama dalam melaksanakan penelitian guna menjawab pertanyaan- pertanyaan sebagaimana yang sudah dikemukakan dalam rumusan masalah penelitian.

Ada beberapa teori yang sesuai dengan penelitian ini diantaranya adalah:

1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan nasional yang signifikan (dengan peningkatan pendapatan per kapita) dalam periode tertentu. Menurut Simon Kuznet, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara (wilayah) untuk menyediakan lebih banyak

(32)

barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini meningkat dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan.13

Adapun pengertian lain yang dikemukakan oleh Simon Kuznet tersebut memiliki tiga komponen, yaitu:

a. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari peningkatan pasokan barang secara terus menerus.

b. Teknologi maju merupakan faktor pertumbuhan kemampuan menyediakan berbagai jenis barang kepada penduduk.

c. Penggunaan teknologi yang meluas dan efisien memerlukan penyesuaian dalam bidang kelembagaan dan ideologis agar inovasi- inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan manusia dapat dimanfaatkan dengan baik..14

Adapun menurut Kuznets, ciri- ciri pertumbuhan ekonomi modern adalah sebagai berikut:

a. Laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita, dimana bahwa jika jumlah suatu penduduk meningkat maka harus juga dibarengi dengan bertambahnya jumlah pendapatan perkapita.

b. Peningkatan produktivitas, dimana pertumbuhan ekonomi yang meningkat nampak pada produk perkapita khususnya terjadi perbaikan kualitas input yang meningkatkan efisiensi dan produktivitas per unit input.

c. Laju perubahan struktural, dimana perubahan ini mencakup perubahan dari kegiatan pertanian ke non-

13Jhingan, ML, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm., 57.

14Ibid.

(33)

pertanian, dari industri ke jasa, dari perusahaan perorangan menjadi perusahaan berbadan hukum serta perubahan pada status kerja buruh.

d. Urbanisasi, dimana pertumbuhan ini ditandai dengan semakin banyaknya penduduk di negara maju yang berpindah dari daerah pedesaan ke perkotaan.

e. Ekspansi Negara Maju, dimana pertumbuhan ini ditandai dengan ilmu dan pengetahuan modern yang mulai berkembang, dan revolusi industri yang tadinya terjadi di Inggris sekarang telah bergeser dan menyebar ke wilayah Eropa dan Jepang.

Adapun menurut Rostow, pertumbuhan ekonomi terbagi dalam lima tahapan sebagai berikut:

a. Tahapan masyarakat tradisional (the traditional Society)

b. Tahapan prasyarat lepas landas (the precondition for take off)

c. Tahapan lepas landas(the take off)

d. Tahapan gerak menuju kematangan (the drive of maturity)

e. Tahapan Konsumsi masa tinggi (the age of high mass consumption)

Pendapat lain mengenai pertumbuhan ekonomi dikemukakan oleh Sjafrizal yang membedakan pertumbuhan yang terdapat dalam teori makro, pertumbuhan ekonomi ini lebih menekankan perhatiannya pada pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah tertentu saja dan bukan pada suatu negara seperti biasanya dalam analisis ekonomi makro. Selain itu, pertumbuhan ekonomi daerah mengandung unsur lokasi dan penataan ruang secara eksplisit ke dalam

(34)

analisisnya.15

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik dapat dibedakan menjadi:

a. Pendekatan produksi, artinya PDRB adalah besarnya nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Nilai tambah adalah hasil pengurangan output dengan input perantara. Unit produksi dikelompokkan menjadi 17 sektor, diantaranya: (1) pertanian, kehutanan, dan perikanan, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) listrik dan gas, (5) penyediaan air, pengolahan limbah, sampah dan daur ulang, (6) konstruksi, (7) perdagangan, (8) transportasi dan pergudangan, (9) akomodasi, (10) informasi, (11) jasa keuangan, (12) real estat, (13) jasa perusahaan, ( 14) administrasi pemerintahan, (15) pelayanan pendidikan, (16) pelayanan kesehatan, dan (17) pelayanan lainnya.

b. Pendekatan Pendapatan, artinya PDRB adalah besarnya imbalan yang diterima oleh faktor- faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Imbalan faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji (remunerasi tenaga kerja), sewa tanah (remunerasi

15Sjafrizal, Ekonomi Wilayah dan Perkotaan, (Jakarta: PT Raja Grafido Persada, 2014), hlm., 88.

(35)

tanah), bunga modal (remunerasi modal) dan keuntungan (remunerasi wirausaha), semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.

c. Pendekatan Pengeluaran, artinya PDRB adalah seluruh komponen permintaan akhir yang terdiri dari:

(1) pengeluaran konsumsi rumah tangga, (2) konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal tetap domestik bruto, (4) perubahan stok, dan (5) ekspor.

bersih (ekspor dikurangi impor).

2. Pengertian Pariwisata

Industri pariwisata telah menjadi industri terbesar dan menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. Pariwisata modern saat ini juga sedang dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menimbulkan interkoneksi antar bidang, antar bangsa, dan antar individu yang hidup di dunia. Perkembangan teknologi informasi turut mempercepat dinamika globalisasi dunia, termasuk perkembangan dunia hiburan, rekreasi dan pariwisata.16

Industri pariwisata harus dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan bahwa:

1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu pembangunan ekonomi nasional dan internasional.

2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi, transportasi, akomodasi, dan jasa lainnya.

3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya, nilai- nilai sosial sehingga memiliki nilai ekonomi.

4) Pemerataan kesejahteraan yang disebabkan oleh

16Janianton Demanik, dkk, Membangun Pariwisata dari Bawah, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2018), hlm., 7.

(36)

konsumsi wisatawan di suatu destinasi.

5) Penghasil devisa

6) Pemicu perdagangan internasional.

7) Memicu tumbuh dan berkembangnya lembaga dan lembaga pendidikan profesi pariwisata yang secara khusus membentuk jiwa perhotelan yang handal dan santun.

8) Pangsa pasar produk lokal sehingga ragam produk terus bertambah.17

3. Objek Wisata

1) Pengertian objek wisata

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu tertentu. Menurut Peraturan Pemerintah No.24/1979 yang mendefinisikan objek wisata sebagai sebuah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.18

Jika suatu daerah ingin menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang baik, maka harus mengembangkan tiga hal agar daerah tersebut menarik untuk dikunjungi, yaitu:

17Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, M.A., Pengantar Industri Pariwisata, (Tantangan dan Peluang Bisnis Kreatif), ( Yogyakarta : Deepublish, 2016), hlm., 2.

18Peraturan Pemerintah No.24/1979 Tentang Penyerahan Urusan Pemerintahan dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat I, Bab I Pasal I (c) yang berbunyi, “Objek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk wisatawan.”

(37)

a. Ada sesuatu yang dapat dilihat (something to see), artinya ada sesuatu yang menarik untuk dilihat, dalam hal ini daya tarik wisata yang berbeda dengan tempat lain (memiliki keunikan tersendiri). Selain itu juga perlu memperhatikan atraksi yang dapat dijadikan sebagai hiburan saat masyarakat berkunjung nanti.

b. Ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy), yaitu ada sesuatu yang menarik yang unik untuk dibeli, dalam hal ini digunakan sebagai oleh- oleh untuk dibawa pulang ke tempat masing- masing sehingga di daerah tersebut pasti ada. fasilitas untuk dapat berbelanja oleh- oleh dan kerajinan tangan lainnya.

dan juga harus didukung oleh fasilitas lain seperti money changer dan bank.

c. Ada sesuatu yang dapat dilakukan (something to do), yaitu sesuatu yang dapat dilakukan di tempat itu yang dapat membuat orang yang berkunjung betah di tempat itu.19

2) Peran Objek Wisata

Peran pariwisata saat ini meliputi dua peran, yaitu:

a. Peran ekonomi

Peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah berasal dari pengeluaran dan biaya yang dikeluarkan wisatawan selama perjalanan dan persinggahannya seperti untuk hotel, makan dan minum, oleh- oleh, transportasi dan lain sebagainya. Selain itu, mendorong peningkatan dan pertumbuhan pembangunan di sektor lain.

Salah satu ciri kepariwisataan adalah

19Okta A Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung: Angkasa, 1996), hlm., 42.

(38)

ketergantungan dan keterkaitannya dengan sektor pembangunan lainnya. Pengembangan pariwisata berpengaruh positif terhadap perluasan kesempatan usaha dan lapangan kerja.

b. Peran sosial

Sarana dan prasarana seperti hotel, restoran, dan perusahaan perjalanan merupakan usaha padat karya. Untuk menjalankan usaha ini membutuhkan tenaga kerja dan semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang tercipta. Di Indonesia penyerapan tenaga kerja langsung di bidang perhotelan, biro perjalanan wisata, pemandu wisata, dinas pariwisata pemerintah yang membutuhkan tenaga terampil. Pariwisata juga menciptakan lapangan kerja di bidang yang tidak berhubungan langsung, seperti konstruksi dan jalan.20

c. Peran budaya

Indonesia memiliki keanekaragaman adat, kesenian, peninggalan sejarah yang selain menjadi daya tarik wisata juga menjadi modal utama untuk mengembangkan pariwisata. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata harus diupayakan agar modal utama tetap terjaga, terpelihara dan berkembang.

3) Jenis- jenis Objek Wisata

Objek wisata dapat dibedakan menjadi:

a. Wisata alam, yang terdiri dari wisata pantai, wisata

20Unggul Priyadi, Pariwisata Syariah Prospek dan Perkembangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2016). hlm., 52.

(39)

etnik, wisata cagar alam, wisata buru, dan wisata agro.

b. Wisata sosial budaya, yang terdiri dari.

peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, museum dan fasilitas budaya lainnya.21

4. Pengembangan Objek Wisata

Menurut instruksi Presiden No. 9 Tahun 1969 dikatakan dalam Pasal 2 bahwa tujuan pengembangan kepariwisataan adalah:

a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan Negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan industri- industri penunjang dan industri- industri sampingan lainnya.

b. Memperkenalkan dan memberdayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.

c. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan Nasional maupun Internasional.22

Pengembangan sebuah desa yang memiliki potensi wisata baik dari bentangan alamnya, produk local maupun keunikan adat dan budaya di dalamnya tentu saja salah satunya didasarkan pada peningkatan kesejahteraan rakyat dalam bidang ekonomi. Ada tiga dampak positif yang mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat:

1) Lapangan kerja baru.

2) Peningkatan penjualan produk lokal.

21Ibid.,hlm., 33

22Oka A Yoeti,Perencanaan Dan Pengembangan Pariwisatam, (Jakarta:

PT Balai Pustaka, 2016), hlm., 80.

(40)

3) Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Desa.23 G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut Hennink24 penelitian kualitatif merupakan sebuah pendekatan yang mengizinkan peneliti untuk mengamati pengalaman secara mendetail, dengan menggunakan metode yang spesifik seperti wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), observasi (pengamatan), analisis isi, metode virtual dan sejarah hidup atau biografi. Dalam pendapat lain, penelitian kualitatif diartikan sebagai tradisi dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara mendasar bergantung kepada penglihatan manusia dalam wilayahnya sendiri serta berkaitan dengan orang- orang tersebut dalam pembahasannya.

Penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk identifikasi isu dari perspektif peneliti dan memahami makna dan interpretasi yang dilakukan terhadap perilaku, peristiwa atau objek. Dalam praktiknya, penelitian kualitatif meneliti manusia dalam setting natural keseharian, sehingga bisa mengidentifikasi bagaimana pengalaman dan perilaku mereka yang tidak bisa dilepaskan dari konteks kehidupan mereka, seperti:

konteks sosial, ekonomi, budaya maupun psikologi.

Dengan kata lain seorang peneliti kualitatif mempelajari sesuatu dalam setting natural, berusaha untuk masuk

23Cosmas Gatot Haryono, “Ragam Metode Penelitian Kualitatif Komunikasi”, (Jakarta: Jejak Publisher, 2020), hlm., 36.

24Cosmas Gatot Haryono, “Ragam Metode Penelitian Kualitatif Komunikasi”, (Jakarta: Jejak Publisher, 2020), hlm., 36.

(41)

akal atau melakukan interpretasi terhadap fenomena dalam arti makna yang dibawa orang kepada mereka.25 2. Jenis Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah kualitatif deskriptif.

Penelitian kualitatif deskriptif ini peneliti turun ke lapangan secara langsung dengan memberikan wawancara berupa beberapa pertanyaan kepada pedagang di ekowisata tersebut. Melakukan observasi secara terbuka dan melakukan dokumentasi terhadap Ekowisata Lembah Gardena.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat proses penelitian digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah selama penelitian berlangsung.26 Untuk memilih lokasi penelitian harus berdasarkan perencanaan yang matang agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai ekspektasi.

Karena itu, Untuk itu, lokasi penelitian harus benar- benar di pertimbangkan lagi apakah tempat tersebut dapat diteliti atau tidak secara lebih mendalam.27 Dan penting juga halnya dipikirkan secara lebih baik lagi apakah tempat penelitian tersebut dapat menguntungkan bagi peneliti untuk memberi peluang dikasih lebih mendalam lagi ataukah sebaliknya. Penelitian ini bertempat di kawasan Desa Wisata Lembah Gardena yang bertempat

25Cosmas Gatot Haryono, “Ragam ...hlm., 37.

26Bhader Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, (Bandung : Mandar Maju, 2008) hlm. 126.

27Ahmad Tanzeh,Pengantar Metodologi Penelitian I(Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 100.

(42)

di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

4. Sumber Data

Data adalah sekelompok bukti atau fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan tertentu.28 Sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh.

Jadi sumber data ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Jenis data dibedakan menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui sumber yang diteliti, dilihat lebih mendalam, dan dicatat untuk pertama kali. Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak dikumpulkan oleh peneliti sendiri. Melihat dari peneliti diatas, maka peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan, mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana permasalahan tersebut secara lebih rinci dengan maksud untuk dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan yang ada.29

Berikut merupakan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan melalui sumber pertama yang terdapat di lapangan.30 Dibawah ini merupakan yang termasuk di dalam data primer :

28Moh. Pabundu Tika, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),

hlm., 57.

29Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Prakteknya(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm.53.

30Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Sosial: Format 2 Kuantitatif Dan Kualitatif,(Surabaya: Airlangga University Press, 2005) hlm., 128.

(43)

a. Person, adalah sumber data yang dapat memberikan keterangan berupa jawaban secara lisan yang dilakukan melewati wawancara, atau istilahnya dalam penelitian ini disebut dengan informan.

b. Place, adalah sebuah data yang menggambarkan bagaimana kondisi dan situasi yang ada di lapangan secara langsung dan berhubungan dengan masalah yang ada di dalam penelitian.

c. Paper, adalah sumber data yang menyediakan simbol- simbol berupa abjad, angka, gambar dan lain sebagainya.31

Adapun sumber data primer yang akan digali oleh peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Pengelola Objek Wisata Lembah Gardena Desa Bilebante

b. Masyarakat di sekitar Objek Wisata Lembah Gardena Desa Bilebante

c. Pengunjung Objek Wisata Lembah Gardena Desa Bilebante

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bacaan- bacaan buku atau lainnya seperti tulisan ilmiah yang digunakan dalam penelitian skripsi ini.

Adapun data skunder yang dalam penelitian ini adalah berupa dokumentasi dan data tertulis maupun tidak tertulis disekitar Objek Wisata Lembah Gardena Desa Bilebante seperti sejarah ditemukannya objek wisata tersebut, pengurus- pengurus tempat wisata, batas-

31Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hlm., 129.

(44)

batas wilayah Desa wisata Bilebante, dan semua hal yang menunjang penelitian ini.

5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen serta pengumpil data. Yang termasuk instrumen selain dari manusia seperti pedomen, wawancara, angket dan lain sebagainya bisa juga digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti. Oleh sebab itu kehadiran seorang peneliti yang terjun langsung ke lapangan adalah wajib, karena harus berinteraksi secara langsung dengan lingkungan.

Instrumen penelitian merupakan pedoman yang tertulis tentang wawancara dan pengamatan secara langsung serta daftar pertanyaan yang sudah disiapkan dan digunakan untuk mendapatkan informasi. Instrument tersebut disebut dengan pedoman pengamatan atau pedoman wawancara dan lainnya sesuai dengan metode yang digunakan. Instrumen merupakan alat yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data supaya pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, dan kuesioner. Wawancara dilakukan secara langsung kepada pemilik objek wisata Lembah Gardena Bilebante, pedagang, pegawai selaku pengelola yang terdapat di objek wisata Lembah Gardena Bilebante, serta beberapa wisatawan yang berkunjung.

6. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara (interview) adalah salah satu kaedah

(45)

pengumpulan data yang paling bisa digunakan dalam penelitian sosial. Kaedah ini digunakan ketika subjek kajian (responden) dan peneliti secara langsung bertatap muka dalam proses mendapatkan informasi bagi keperluan data primer. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan fakta, kepercayaan, perasaan, keinginan dan sebagainya yang di perlukan untuk memenuhi tujuan penelitian. Wawancara mengharuskan kedua pihak baik itu peneliti maupun subjek kajian bertemu dan berinteraksi langsung dan aktif agar dapat mencapai tujuan dan data yang di dapatkan baik dan akurat.32

Dalam metode penelitian, wawancara dibagi menjadi dua yaitu:

1) Wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan peneliti dengan menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang juga telah disiapkan alternatif jawaban.

2) Wawancara tidak terstruktur atau sering disebut dengan wawancara bebas, yaitu wawancara yang dilakukan oleh peneliti dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman wawancara hanya garis besar masalah yang akan ditanyakan.33

Dari kedua jenis wawancara di atas, dalam penelitian ini peneliti hanya melakukan wawancara

32Mita Rosaliza, “Wawancara, Sebuah Interaksi Komunikasi Dalam Penelitian Kualitatif”, Jurnal Ilmu Budaya,Vol 11, No 2, Februari tahun 2015, hlm., 71.

33Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).., hlm., 229 dan 232.

(46)

tidak terstruktur. Adapun narasumber yang diwawancarai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pemilik sekaligus pengelola objek wisata Lembah Gardena Bilebante, pedagang dan pegawai serta para wisatawan di sekitar daerah objek Wisata Lembah Gardena Bilebante.

b. Observasi

Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan pengamatan secara teliti dan pencatatan dengan sistematis.34 Jika dilihat dari segi pelaksanaannya, observasi terbagi menjadi dua macam yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan. Untuk jelasnya, maka peneliti akan paparkan pengertian kedua bentuk partisipan tersebut sebagai berikut:

1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan secara langsung oleh peneliti yang di mana peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan yang sedang atau akan diteliti tersebut.

2) Observasi non partisipan, yaitu observasi yang tidak melibatkan peneliti, dalam kata lain peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang sedang diteliti melainkan peneliti menjadi peneliti independen.35

Dalam penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non partisipan. Adapun hal yang menjadi bahan observasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah rute menuju wisata Lembah Gardena dan letak geografis

34Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik,(Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2015), cet ke- 3, hlm., 143.

35Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D)…, hlm., 239.

(47)

daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sebuah sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian yang bisa berupa data tertulis, film, gambar yang berupa foto, ataupun karya- karya monumental yang dapat memberikan informasi bagi peneliti selama melakukan penelitian.36Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan melalui dokumentasi berupa foto sarana dan prasarana yang ada di wisata Lembah Gardena dan letak geografis daerah wisata Lembah Gardena di Desa Bilebante Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah.

7. Teknik Analisis Data

Muhadjir (dalam Rijali) mengemukakan pengertian analisis data sebagai upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa teknik analisis data merupakan sebuah cara untuk mencari dan menata hasil pengumpulan data yang dihasilkan dari penelitian.37 8. Pengecekan Keabsahan Data

36Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik,(Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2015), cet. ke- 3, hlm., 178.

37Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif”, Jurnal Alhadharah,Vol 17, No 23, Januari- Juni 2018, hlm., 84.

(48)

Setelah data dianalisis kemudian dilakukan pengecekan keabsahan data atau atau validitas data.

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Keabsahan data di sini bertujuan untuk membuktikan bahwa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang diberikan tentang kenyataan dan sesuai dengan kebenaran yang terjadi.

Maka dari itu, pengecekan keabsahan data atau validitas merupakan pembuktian data yang diperoleh oleh peneliti sesuai dengan apa yang diberikan tentang kenyataan dan sesuai dengan kebenaran yang terjadi.38

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan penyusunan secara garis besar tugas skripsi. Pada bagian ini terdapat deskripsi dari hubungan antar bab dan rasionalitas isi.

Penyusun membagi menjadi satu bagian sistematik dan logis dalam penyusunan skripsi ini dalam rangka sebagai berikut:

1. Bagian awal, terdiri dari halaman sampul, halaman judul, persetujuan pembimbing, nota dinas pembimbing, halaman pernyataan keaslian skripsi, halaman pengesahan, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak.

2. Bagian isi yang terdiri dari:

1) Bab I, yang berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

38Ibid.

(49)

penelitian, telaah pustaka dan kajian teori. Metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan keabsahan data.

2) Bab II, yang berisi tentang paparan data dan hasil temuan.

3) Bab III, yang berisi tentang pembahasan.

4) Bab IV, yang berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir, yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran- lampiran.

(50)

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante

Desa Wisata Bilebante telah mendapatkan sertifikat CHSE. Desa yang juga dikenal sebagai Desa Wisata Hijau Bilebante tersebut menawarkan keindahan pedesaan yang sangat asri, serta jalur pinggir sawah yang cocok dilintasi saat gowes. CHSE merupakan sebuah program Kemenparekraf yang berupa penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleaness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environmental Sustainability(Kelestarian Lingkungan).

Seiring perkembangan zaman dan perkembangan objek wisata, Desa Bilebante yang dulunya dikenal dengan sebutan desa galian karena mayoritas penduduknya hanya menggantungan hidup mereka dengan menggali pasir, akhirnya pada tahun 2010 Desa tersebut berinovasi menjadi Desa Wisata. Ada tiga objek wisata yang terkenal dan menjadi primadona wisatawan di Desa Bilebante, yaitu D’Gonggres, Pasar Pancingan, dan Lembah Gardena.39

Objek Wisata Lembah Gardena di buka untuk umum pada tahun 2016 yang menjadi cikal bakal terbentuknya objek wisata di Desa Bilebante. Lembah Gardena merupakan objek wisata yang menyediakan kolam pemandian, serta wisata alam yang berupa panorama berbagai macam bunga yang menyejukkan mata bagi para pengunjung terutama kaum hawa untuk mengambil

39Observasi,Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante, 22 Mei 2022.

(51)

swafoto disekitar tempat wisata tersebut. Selain itu, Lembah Gardena juga merupakan objek wisata yang menyediakan berbagai macam kuliner khas Lombok seperti plecing kangkung, sate dan lain sebagainya.

Sehingga objek wisata ini sangat cocok sebagai pilihan berlibur bagi keluarga maupun muda- mudi baik untuk wisatawan lokal maupun internasional.

Pada awalnya berada dalam satu kawasan yang sama dengan Pasar Pancingan. Oleh sebab itu, peresmian kedua objek wisata ini dilakukan pada waktu dan tempat yang sama, meskipun pada saat itu Pasar Pancingan dipegang oleh GENPI. Akan tetapi, setahun kemudian, Pasar Pancingan dialihkan ke lokasi yang berbeda sehingga pada tahun 2017 Lembah Gardena berbenah sendiri.40

Orang yang pertama kali mempelopori dibangunnya Lembah Gardena sebagai sebuah objek wisata adalah Bapak M. Saleh Hambali. Adapun alasan mengapa objek wisata yang ada di Desa Bilebante seperti D’Gonggres, Pasar Pancingan, dan Lembah Gardena tidak disatukan adalah karena masing- masing objek wisata berada di lokasi yang berbeda. Selain itu, setiap objek wisata juga merupakan milik pribadi dan manajemen yang berbeda.

Lembah Gardena juga merupakan salah satu objek wisata yang kepemilikannya meruakan milik objek wisata milik pribadi, bukan pemerintah. Berbeda dengan D’Gonggres yang dimana tanahnya merupakan tanah pribadi masyarakat, akan tetapi objek wisatanya merupakan milik investor. Sedangkan oleh Pasar Pancingan merupakan objek wisata milik Pemerintah yang dikelola oleh pihak

40Observasi,Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante, 22 Mei 2022.

(52)

Desa yang disebut dengan Pokdarwis.41

2. Data Jumlah Pedagang di Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante

Seiring berjalannya waktu dan semakin majunya objek wisata Lemabah Gardena, maka peluang ekonomi masayrakat sekitarpun semakin bertambah. Oleh karena itu, yang awalnya masyarakat pesimis tentang keberadaan objek wisata Lembah Gardena, akhirnya mereka dapat merasakan manfaat dengan mencarai nafkah di lahan objek wisaa tersebut. Mereka mencari nafkah dengan cara berjualan masakan khas Lombok seperti jajanan tradisional, sate, dan lain sebagainya.

Untuk lebih jelasnya peneliti akan memaparkan jumlah pedagang dan jenis dagangannya dalam bentuk tabel di bawah ini.42

Tabel 2.1

Data Jumlah Pedagang di Objek Wisata Lembah Gardena.43

No Nama Jenis Dagangan

1 Marsitah Nasi Campur

2 Andi Sate

3 Rasiani Soto

4 Uyun Bakso dan Rumput Laut

5 Rohmah Es Kelapa Muda

6 Sukmawati Aneka Jajanan Tradisional

7 Sri Aneka Olahan Ubi

8 Sudianah Nasi Bakar

41Observasi,Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante, 22 Mei 2022.

42Observasi,Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante, 22 Mei 2022.

43Dokumentasi,Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante, 22 Mei 2022.

(53)

3. Data Jumlah Pekerja Pariwisata di Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante

Selain sebagai pedagang, masyarakat sekitar Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante juga memanfaatkan leluang ekonomi yang ada di objek wisata tersebut dengan menjadi penjaga loket tiket, satpam hingga pembersih kolam di area Lembah Gardena. Adapun data pegawai yang telah peneliti dapatkan dari hasil penelitian akan peneliti paparkan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 2.2

Data Pegawai Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante.44

No Nama Profesi

1 Supriadi Tenaga Kebersihan 2 Muhammad Andre Tenaga Kebersihan

3 Ma’ruf Tenaga Kebersihan

4 Marya Arsinta Penjaga Loket

5 Suparman Tukang Parkir

6 Ahmad Wirdas Tenaga Keamanan

7 Musleh Tenaga Keamanan

B. Data Temuan

1. Pengembangan Potensi Ekonomi Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante

a. Pengembangan Potensi Alam

Seiring dengan perkembangan zaman, ada banyak

44Dokumentasi,Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante, 22 Mei 2022.

(54)

tempat terpencil dan bahkan yang dulunya merupakan hutan belantara kemudian disulap oleh masyarakat sekitar menjadi sebuah objek wisata yang bisa mendatangkan pundi- pundi rupiah. Sama halnya dengan salah satu tempat wisata yang terletak di Desa Bilebante Kecamatan Lombok Tengah. Tempat wisata tersebut dinamakan Lembah Gardena Bilebante. Tempat wisata ini merupakan salah satu dari tiga objek wisata yang ada di Bilebante, diantaranya yaitu Pasar Pancingan, D’Gonggres dan Lembah Gardena.

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang telah peneliti lakukan di tempat tersebut, pengembangan potensi ekonomi yang ada di daerah wisata tersebut dikatakan lebih maju dikarenakan semenjak tempat wisata tersebut dibuka untuk umum.

Meskipun potensi alam yang dimiliki oleh objek Wisata Lembah Gardena kebanyakan merupakan potensi alam buatan, akan tetapi tidak sedikit diantara pengunjung merasa betah nyaman berkunjung ke tempat tersebut.45

Hal tersebut sesuai dengan penuturan pemilik sekaligus pengurus objek wisata Lembah Gardena, Bapak Cecep M. Nanang Solehudin A.t.R.S.Hub.Int., yang mengatakan bahwa:

Potensi alam yang disediakan di sini memang bukan seutuhnya petonsi alam alami, seperti pantai, air terjun, atau ekowisata lainnya. Akan tetapi di sini kita leih menyajikan potensi alam buatan seperti kolam renang. Kalo potensi alam

45Observasi,Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante, 22 Mei 2022.

(55)

yang alami yang ini udara yang sejuk dengan pohon rindang yang kita tanam, kemudian hamparan bunga- bunga yang menjadi spot terfavorit di sini terutama bagi cewek- cewek kayak mbak dan temannya ini.46

Pengembangan potensi alam yang ada di Lembah Gardena pun terus digarap oleh pemilik dan semua pengurus obbjek wisata dengan cara menanam beberapa jenis tumbuhan seperti pohon pinus kemudian merenovasi beberapa kolam renang dan menambah fasilitas seperti berugak dan lain sebagainya untuk menunjang perkembangan Objek Wisata itu sendiri. Hal tersebut juga di jelaskan oleh salah satu pengurus objek wisata Bapak Abdul Khalik, A.Md., Par yang mengatakan bahwa:

Mengenai pengembangan potensi alam yang kita miliki di sini, kita terus berinovasi dengan cara menambah tanaman- tanaman hias yang memiliki daya tarik tersendiri kepada pengunjung yang menginginkan ketenangan dan kesejukan.

Kemudian kita juga tetap menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan kolam renang, kebersihan berugak dan fasilitas lainnya. Karena kita juga merupakan salah satu wisata alam ya mbak, jadi suasana dingin dan sejuk itulah yang utama dengan pohon- pohon rindang, suara kicauan burung.47

46Cecep M. Nanang Solehudin A.t.R.S.Hub.Int., Wawancara, Objek Wisata Lembah Gardena Bilebante,22 Mei 2022.

47Abdul Khalik, A.Md., Par., Wawancara,Objek Wisata Lembah Gardena

Gambar

Tabel 1.1 Telaah Pustaka 14
Table 1.1 Penelitian Terdahulu

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

6B In respect of the number of units of benefits for which a member of the Police Force is required to contribute pursuant to sub- section 1, or subsections 1 and 2, of this section,