• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)SKRIPSI HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KREATININ PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG LEBIH 5 TAHUN DI RSUD Dr

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)SKRIPSI HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KREATININ PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG LEBIH 5 TAHUN DI RSUD Dr"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman dalam bidang kimia klinik khususnya mengenai hubungan kadar glukosa darah puasa dengan kadar kreatinin pada penderita diabetes melitus. Pasien diabetes melitus tipe 2 yang dilakukan pemeriksaan gula darah puasa dan kreatinin selama bulan Januari – Juni 2020. Dari penelitian yang dilakukan mengenai hubungan kadar glukosa darah puasa dengan kadar kreatinin pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang sudah lebih dari lima tahun dirawat di rumah sakit.

Dimana terjadi peningkatan kadar glukosa darah puasa pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 yang berusia lebih dari lima tahun. Berdasarkan hasil tersebut, terdapat hubungan yang bermakna antara kadar gula darah puasa dan kreatinin pada penderita diabetes melitus yang berusia lebih dari lima tahun. Rata-rata hasil gula darah puasa pada penderita diabetes mellitus lebih dari lima tahun adalah mg/dl.

Rata-rata hasil tes kreatinin pada penderita diabetes melitus lebih dari lima tahun adalah mg/dl. Ada hubungan antara kadar glukosa darah puasa dengan kadar kreatinin pada penderita diabetes dalam kurun waktu lima tahun.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peniliti
  • Bagi Institusi
  • Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemeriksaan kreatinin dan glukosa darah pada penderita diabetes.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Diabetes Melitus

Klasifikasi Diabetes Melitus

Diabetes melitus tipe lain dapat berupa DM spesifik yang disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kelainan genetik spesifik (kerusakan genetik sel beta pankreas dan kerja insulin), penyakit pankreas, kelainan endokrin lain, infeksi, penggunaan beberapa obat antihipertensi atau antikolesterol, gangguan kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari dan malnutrisi,20T dan malnutrisi. Diabetes melitus tipe 2 merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler yang merupakan penyebab kematian tersering pada penderita DM tipe 2. Jenis penelitian ini mengumpulkan data variabel bebas dan terikat sekaligus, mengenai Diabetes Mellitus pada pasien diatas 5 tahun yaitu kadar glukosa darah puasa dan kadar kreatinin.

Pengumpulan data kadar gula darah puasa dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh seorang analis yang diperoleh dengan mengambil darah vena median cubiti dari pasien diabetes melitus. Pengumpulan data kadar kreatinin dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu oleh analis yang diambil dengan mengambil darah vena median cubital dengan memisahkan serum dari plasmanya, serum diambil sebagai pemeriksaan pasien diabetes melitus. Penelitian observasional ini menggunakan desain analitik-komparatif dengan pendekatan cross-sectional pada pasien diabetes melitus yang berusia lebih dari lima tahun.

Penelitian difokuskan pada glukosa darah dan kreatinin pada pasien yang menderita diabetes melitus selama lebih dari lima tahun. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Diabetes Mellitus Berusia Lebih Dari Lima Tahun di RS Ahmad Moetar Bukittinggi. Berdasarkan Tabel 4.1 Distribusi Diabetes Mellitus yang lebih dari lima tahun berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari total 30 pasien diabetes mellitus, 12 pasien adalah laki-laki (40,0%) dan 18 adalah perempuan (60,0%).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 pasien diabetes melitus yang diderita selama lebih dari lima tahun. Peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) berarti insulin yang bersirkulasi tidak cukup; kondisi ini dikenal sebagai diabetes melitus. Kadar kreatinin yang tinggi menandakan bahwa fungsi ginjal sudah mulai menurun yang akan berujung pada gagal ginjal dan juga karena penderita diabetes melitus tipe 2 sudah mengalami komplikasi gagal ginjal.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 pasien diabetes melitus yang telah menderita selama lebih dari lima tahun, mereka dipilih dengan cara consecutive sampling yaitu pasien rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nanda Dwi Mahara pada tahun 2016 tentang hubungan antara kadar kreatinin serum dengan glukosa darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang menyatakan bahwa terdapat korelasi antara kadar kreatinin serum dengan kadar glukosa darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2. Bagi penderita diabetes melitus dapat dapat mengatur pola hidup sehat dengan benar.

Perilaku penggunaan insulin pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Poliklinik Endokrinologi RSUP Haji Adam Malik Medan. Hubungan kadar gula darah tidak terkontrol dan lama menderita diabetes melitus dengan fungsi kognitif pada subyek diabetes melitus tipe 2.

Tabel  2.1.    Konsentrasi  Gula  Darah  Sewaktu  Dan  Puasa  Sebagai  Patokan  Penyaring
Tabel 2.1. Konsentrasi Gula Darah Sewaktu Dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring

Patofisiologi Diabetes Melitus

Gejala Diabetes Melitus

Tes Pemeriksaan Diabetes Melitus

Tes ini dilakukan untuk memantau pengobatan diabetes dan untuk menilai keberhasilan diet dan olahraga. Dikatakan kadar gula darah seorang penderita diabetes dapat terkontrol dengan baik jika HbA1c-nya berada di bawah 6,5% (Tandra, 2017).

Diagnosis Diabetes Melitus

Komplikasi Diabetes Melitus

DUG adalah penyakit kaki penderita diabetes dengan ciri neuropati sensorik, motorik, otonom dan/atau gangguan pada pembuluh darah kaki. Bisul, infeksi, gangren, amputasi, dan kematian merupakan komplikasi serius dan membutuhkan perawatan jangka panjang. Nefropati diabetik adalah penyakit vaskular degeneratif pada ginjal yang berhubungan dengan gangguan metabolisme karbohidrat atau intoleransi gula (diabetes melitus).

Faktor terjadinya nefropati diabetik adalah kadar gula darah puasa yang tidak terkontrol > 140-160 mg/dL, kelainan genetik, kelainan hemodinamik (peningkatan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus, peningkatan tekanan intraglomerulus), hipertensi sistemik, sindrom resistensi insulin pada sindrom metabolik, sindrom resistensi insulin dan perubahan pembuluh darah. s, peningkatan produksi sitokin (Rivandi, 2015).

Metabolisme Karbohidrat

  • Glukosa Darah
  • Sumber Glukosa Darah
  • Hormon Yang Mempengaruhi Glukos Darah

Intinya, glukoneogenesis adalah sintesis glukosa dari senyawa non-karbohidrat, seperti asam laktat dan asam amino tertentu. Hormon insulin diproduksi di pankreas oleh sel beta pulau Langerhans, dimana hormon ini dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara meningkatkan penyimpanan glukosa sebagai glikogen atau dengan mengubah menjadi asam lemak dan meningkatkan masuknya glukosa ke dalam sel (Sacher, 2012). Sekresi insulin pada orang sehat dapat menyeimbangkan jumlah asupan makanan, namun disisi lain penderita diabetes melitus tidak mampu mensekresi insulin yang cukup untuk mempertahankan tubuh, akibatnya kadar glukosa meningkat sebagai respon terhadap makanan (Price & Wilson, 2005).

Hormon tiroid berhubungan dengan oksidasi glukosa, mengatur metabolisme, meningkatkan sintesis protein dan berpengaruh meningkatkan kadar glukosa (Saryono, 2009). Hormon pertumbuhan adalah hormon yang terbentuk di kelenjar hipofisis anterior yang memiliki efek metabolik terhadap aksi insulin. Hormon glukagon diproduksi di pankreas oleh sel alfa pulau Langerhans, dimana hormon ini dapat menaikkan kadar glukosa darah dengan cara meningkatkan pelepasan glukosa dari glikogen (Sacher, 2012).

Hormon epinefrin disekresikan oleh medula adrenal akibat adanya rangsangan yang menimbulkan stres dan menginduksi glikogenesis di hati dan otot, dimana hormon ini dapat meningkatkan kadar glukosa darah (Murray, 2005). Hormon ini diproduksi di sel D pankreas dimana hormon somatostatin dapat meningkatkan kadar glukosa darah (Sacher, 2012). Hormon kortisol disekresikan oleh korteks adrenal, dan dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan mensintesis glukosa dari asam amino (Sacher, 2012).

Kreatinin

  • Pengertian Kreatinin
  • Metabolisme Kreatinin
  • Faktor Mempengaruhi Kadar Kreatinin
  • Hubungan Diabetes Melitus dengan Kreatinin

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang telah berobat lebih dari 5 tahun oleh dokter penderita diabetes melitus di RSUD Dr. Data sekunder merupakan gambaran data, nama, umur, jenis kelamin dan data rekam medis pasien, serta penyakit yang menjadi kriteria inklusi pasien Diabetes Mellitus tipe II di RSUD.Dr. Berdasarkan tabel 4.2 distribusi penderita diabetes melitus yang berusia lebih dari lima tahun yang paling banyak terindikasi adalah usia 51-60 tahun (46%), angka tersebut berarti pasien diabetes melitus di RS Ahmad Mochtar Bukittinggi umumnya berusia 51-60 tahun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Farsyi Novelia Dalawa Billy Kepel dan Hannel (2013) menunjukkan sebagian besar penderita diabetes melitus tipe 2 adalah perempuan. Berdasarkan 30 sampel penderita Diabetes Mellitus yang telah menderita penyakit Diabetes Mellitus lebih dari lima tahun, didapatkan bahwa pada kelompok umur 40-50 tahun terdapat 3 orang dengan persentase (10%), pada kelompok umur 51-60 tahun dengan persentase 14 orang (46,0%), pada kelompok umur 61-70 dengan persentase 11 orang (36,7%) dan pasien diatas 70 tahun yang menderita diabetes melitus, 2 orang (6,7%). Menurut International Diabetes Federation (2015), jumlah penderita diabetes melitus semakin meningkat di setiap negara dengan kelompok usia terbanyak antara 40-59 tahun.

Jika terjadi peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), berarti insulin tidak cukup dalam sirkulasi; kondisi ini dikenal sebagai diabetes melitus. Kadar gula darah puasa yang mencapai > 125 mg/dL biasanya merupakan tanda diabetes, dan untuk memastikan gula darah hanya mencapai kadar normal, tes gula darah postprandial atau tes toleransi glukosa harus dilakukan. Segala sesuatu yang Anda harus tahu tentang diabetes. Panduan lengkap untuk mengidentifikasi dan mengatasinya dengan cepat dan mudah.

Tabel 2.3.  Nilai Rujukan Kadar Kreatinin Serum
Tabel 2.3. Nilai Rujukan Kadar Kreatinin Serum

Kerangka Konsep

Hipotesis

Waktu dan Tempat Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian

  • Populasi
  • Sampel Penelitian
  • Besar Sampel
  • Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu 30 sampel diambil secara acak (random sampling).

Variabel Penelitian

  • Variabel Independent
  • Variabel Dependent

Definisi Operasional

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan kadar glukosa darah puasa dengan kadar kreatinin menggunakan uji statistik. Menurut Gusti dan Erna (2014), usia tua mempengaruhi diabetes melitus karena penurunan fungsi fisiologis tubuh dan penurunan sekresi atau resistensi insulin, sehingga kemampuan tubuh untuk mengontrol glukosa darah yang tinggi menjadi kurang optimal. Kelainan yang terjadi pada ginjal penderita diabetes melitus diawali dengan adanya mikroalbuminuria kemudian secara klinis berkembang menjadi proteinuria, dilanjutkan dengan penurunan fungsi ginjal yang memerlukan penanganan dengan pengobatan substitusi (Waspadji, 2009).

Bahan dan Alat

  • Bahan
  • Alat

Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data

  • Pengumpulan Data
    • Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
  • Pengolahan Data
  • Analisa Data

Prosedur Penelitian

  • Persiapan Pemeriksaan
  • Prosedur Pengambilan darah vena
  • Prosedur pemeriksaan gula darah
  • Prosedur Pemeriksaan Kreatinin

Minta pasien untuk meluruskan lengan, pilih tangan yang banyak beraktivitas lalu minta pasien untuk menggenggam tangan, pasang tourniquet sekitar 10 cm di atas lipatan siku, pilih vena kubitalis median Lakukan palpasi untuk memastikan posisi vena. Vena teraba seperti tabung kecil, elastis dan berdinding tebal, bersihkan kulit bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70% dan biarkan mengering, asalkan kulit dibersihkan. Lampu halogen sebagai sumber cahaya merupakan cahaya polikromatik yang memiliki panjang gelombang 400-800 nm yang memancarkan cahaya yang masuk ke monokromator.

Monokromator disini adalah alat untuk menggambarkan spektrum warna cahaya, cahaya polikromatik dipecah menjadi monokromatik, sehingga dari monokromator cahaya masuk ke dalam filter. Filter ini berfungsi memilih atau melewatkan hanya 1 spektrum cahaya sesuai dengan elemen yang akan diukur.

Kerangka operasional

HASIL PENILITIAN

Hasil Penilitian

Analisa Data Dengan Uji Korealsi Pearson

PEMBAHASAN

Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 18 perempuan (60%) dan 12 laki-laki (40%).

Distribusi Berdasarkan Usia

Kadar Glukosa Darah Puasa

Insulin diperlukan untuk permeabilitas membran sel terhadap glukosa dan untuk pengangkutan glukosa ke dalam sel. Tanpa insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel.

Kadar Kreatinin

Analisa Bivariat

  • Hubungan Glukosa Darah Puasa Dengan Kreatinin

Penurunan kadar gula darah (hipoglikemia terjadi karena asupan makanan yang tidak mencukupi atau darah yang mengandung terlalu banyak insulin.

KESIMPULAN DAN SARAN

  • Saran
  • Hasil Penelitian
  • Analisa Data
  • Surat Penelitian Kampus
  • Surat Selesai Penilitian
  • Foto Penelitian

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Kefarmasian Peduli Diabetes Mellitus, Ditjen Farmasi dan Alat Kesehatan, Jakarta.

Gambar

Tabel  2.1.    Konsentrasi  Gula  Darah  Sewaktu  Dan  Puasa  Sebagai  Patokan  Penyaring
Tabel 2.3.  Nilai Rujukan Kadar Kreatinin Serum
Tabel  4.2  Distribusi  Berdasarkan  Usia  Pada  Pasien  Diabetes  Melitus  Tipe  Yang Lebih Lima Tahun
Tabel  4.4  Hubungan  Kadar  Glukosa  Darah  Puasa  Dengan  Kadar  Kreatinin  Pada Pasien Diabetes Melitus Yang Lebih Lima Tahun

Referensi

Dokumen terkait

Assessment of organ dysfunction/failure in children uses several scoring systems, including Pediatric Multiple Organ Dysfunction Score (P-MODS), Pediatric Logistic Organ