JENIS TEMPAT UNTUK MENINGKATKAN KEGIATAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PKN 2 SDN 2 KARYAMUKTI TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 2 Karyamukti tahun ajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD N 2 Karyamukti tahun pelajaran 2015/2016.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Hal ini terjadi karena guru salah memasukkan kode bidang sertifikasi saat mengisi data PLPG. Hal ini terlihat ketika guru mengajukan pertanyaan tentang materi, hanya satu siswa yang menjawab pertanyaan tersebut sedangkan siswa yang lain diam saja. Hal ini dibuktikan dengan nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) mata pelajaran IPS yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan, yaitu 60.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SD N 2 Karyamukti Tahun Pelajaran”.
Identifikasi masalah
Model pembelajaran kooperatif adalah metode yang digunakan guru untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara berkelompok dengan teman sebayanya. Sejalan dengan itu, Vygotsky berpendapat bahwa pengetahuan dikonstruksikan secara sosial, dalam arti bahwa partisipan yang terlibat dalam suatu interaksi sosial akan berkontribusi dan bersama-sama membangun makna dari suatu pengetahuan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SD N 2 Karyamukti Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Proses pembelajaran belum optimal, sehingga diperlukan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Apakah penggunaan model pembelajaran kolaboratif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD N 2 Karyamukti tahun ajaran 2015/2016?
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Memberikan kontribusi positif bagi kemajuan sekolah yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional guru, perbaikan proses dalam hasil belajar siswa.
Penelitian yang Relevan
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Begitu juga dengan hasil belajar siswa, terjadi peningkatan pada siklus I sebesar 64% dan siklus II sebesar 84%. Kesamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian ini terletak pada variabel terikat yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa, sedangkan perbedaannya terletak pada mata pelajaran, kelas dan lokasi penelitian.
Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada variabel terikatnya yaitu hasil belajar dan kelas.
Konsep Teori Variabel Penelitian
- Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
- Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
- Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain
- Aktivitas Belajar Siswa
- Hasil Belajar
- Hakikat Pembelajaran di SD/MI
Guru mengevaluasi hasil pembelajaran dengan memberikan kuis tentang materi yang dipelajari dan juga menilai presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Dari pernyataan di atas, hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku secara menyeluruh yang meliputi aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan psikomotorik (keterampilan) yang merupakan hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar disusun dari tingkat yang paling rendah dan paling sederhana sampai dengan yang paling tinggi dan paling kompleks.
Dari ketiga ranah hasil belajar tersebut, dalam penelitian hasil belajar yang dipilih adalah hasil belajar ranah kognitif.
Hipotesis Tindakan
Bukti globalisasi di masyarakat antara lain terjadi di bidang periklanan, pariwisata, migrasi dan telekomunikasi. d) Dampak positif dan negatif globalisasi. Dampak positif globalisasi antara lain: pengayaan unsur budaya, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan kesejahteraan bersama. Dampak negatif globalisasi antara lain: terjadinya pergeseran budaya, yang kuat akan menguasai yang lemah.
Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Bebas (Independent)
- Variabel Terikat (Dependent)
Guru memberikan lembar kerja sebagai pedoman kerja kelompok agar semua anggota memiliki dan masing-masing berkontribusi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa siswa secara individu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam memahami materi pembelajaran. Variabel dependen adalah faktor-faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui ada atau tidaknya variabel independen, yaitu faktor-faktor yang muncul atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh peneliti.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Karyamukti Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur dengan penerapan model kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPS.
Setting Penelitian
Subjek Penelitian
Prosedur Penelitian
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Pengamatan (Observasi)
- Refleksi
Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan kegiatan yaitu tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan utama dalam kegiatan ini adalah pembuatan gugatan class action yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi inti berdasarkan pengembangan kurikulum dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe STAD yang membuat suasana belajar siswa aktif dan tidak membosankan.
Membuat alat observasi yang terdiri dari lembar observasi, catatan lapangan (temuan pembelajaran yang tidak sesuai) dan dokumentasi. Pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan sesuai dengan skenario yang direncanakan model pembelajaran kooperatif tipe CITY. Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh siswa/guru dengan model kooperatif tipe STAD, untuk mengetahui sejauh mana peran siswa dalam pembelajaran siklus I, sehingga peneliti dapat memperoleh referensi yang lebih baik dan maksimal. untuk meningkatkan proses pembelajaran aktif pada Siklus II.
Refleksi merupakan tahapan kegiatan untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dilakukan sehingga diperoleh informasi tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil ini kemudian dianalisis dan difinalisasi dengan pengamat/guru untuk menentukan apakah tindakan yang dilakukan berhasil. Oleh karena itu, hasil observasi dijadikan sebagai bahan refleksi, dan hasil refleksi pada siklus I akan dijadikan acuan untuk perbaikan pada siklus II.
Jika proses pembelajaran pada siklus I kurang memuaskan maka akan dilakukan perbaikan terhadap kelemahan siklus I pada siklus II.
Teknik Pengumpulan Data
- Observasi
- Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber atau dokumen tertulis, baik berupa buku, jurnal, peraturan, risalah rapat, catatan harian dan sebagainya. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa gambar dan video yang digunakan untuk menggambarkan secara visual kondisi yang terjadi selama proses pembelajaran dan untuk melihat secara detail peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama proses pembelajaran pada penerapan kooperatif tipe STAD. model pembelajaran untuk mata pelajaran IPS. Selain foto dan video, dokumentasi dalam penelitian ini berupa data sekolah, visi misi sekolah, data guru dan data siswa untuk memperoleh informasi.
Instrumen Penelitian
3 Guru menyampaikan materi pelajaran dimana guru dalam proses pembelajaran dibantu dengan media, demonstrasi, pertanyaan atau permasalahan nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 4 Guru memberikan LKS sebagai pedoman kerja kelompok, agar semua anggota menguasai dan semua berkontribusi. Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa berupa soal tes pilihan ganda dan esai.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan tipe objektif untuk menentukan skor peningkatan hasil individu. Jadwal soal tes siklus II dan siklus II dapat dilihat pada tabel 7 dan lampiran 5.
Teknik Analisis Data
- Menghitung Peningkatan Hasil Belajar
- Menentukan Interprestasi Skala Aktivitas Belajar
- Menghitung Presentase Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
44 Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal.
Indikator Keberhasilan
Profil Lokasi Penelitian
- Sejarah Singkat Berdirinya SDN 2 Karyamukti
- Visi dan Misi SDN 2 Karyamukti a. Visi SDN 2 Karyamukti
- Identitas Sekolah
- Sarana dan Prasarana SDN 2 Karyamukti
- Data Guru dan Siswa SDN 2 Karyamukti
- Denah Lokasi SDN 2 Karyamukti
- Struktur Organisasi SDN 2 Karyamukti
Visi SDN 2 Karyamukti adalah terwujudnya peserta didik yang cerdas, cakap, berilmu dan berbudi luhur sehingga berkompeten berdasarkan iman dan taqwa. b.. a) Menanamkan keimanan dan membiasakan diri dengan pengalaman ajaran agama.
Hasil Penelitian
- Kondisi Awal
- Siklus I
- Pertemuan I
- Pertemuan II (Kedua)
- Hasil pengamatan atau observasi aktivitas belajar siswa
- Hasil observasi dalam proses pembelajaran
- Hasil Belajar Siswa
- Siklus II
- Pertemuan Pertama
- Pertemuan Kedua
- Hasil observasi aktivitas belajar siswa
Pada pertemuan pertama, guru memberikan pre-test untuk membagi siswa menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat kinerja. Pada pertemuan kedua ini, siswa mulai berani dan tidak malu menuliskan hasil kerja kelompok untuk kelasnya. Pada pertemuan kedua, setelah guru menjelaskan materi dampak positif dan negatif globalisasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe CITY, sama bermanfaatnya dengan pertemuan pertama.
Dari Tabel 13 di atas diketahui bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 meningkat. Keaktifan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru pada pertemuan pertama adalah 61,90%, pada pertemuan kedua 66,67% dengan rata – rata mencapai 64,29%. Aktivitas siswa 57,14% menanggapi penjelasan guru pada pertemuan pertama dan 71,42% pada pertemuan kedua dengan rata-rata 64,29%. Aktivitas siswa mengemukakan pendapat saat hasil diskusi dipaparkan di depan kelas pada pertemuan pertama 23,81% dan pada pertemuan kedua 52,38% dengan rata-rata 38,10%.
Keaktifan pertemuan pertama mencapai rata-rata 51,19%, pertemuan kedua 65,48%, pertemuan pertama ke pertemuan kedua meningkat 0,28%, dan rata-rata keaktifan 58,33%. Pada pertemuan pertama pada siklus II, proses pembelajaran berlangsung setelah waktu yang telah ditentukan. Seperti pada pertemuan sebelumnya, siswa duduk dari kelompok yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya.
Data rata-rata aktivitas kegiatan pembelajaran siklus II. berpikir ketika menjelaskan hasil diskusi di depan kelas. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, aktivitas siswa pada siklus II meningkat dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Keaktifan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru pada pertemuan pertama pertemuan mencapai 76,19%, pertemuan kedua 85,71%. dengan peningkatan sebesar 0,12% dan rata-rata sebesar 80,95%. Kegiatan kedua yaitu respon siswa terhadap penjelasan guru pada pertemuan pertama mencapai 80,85% dan pada pertemuan kedua 90,47% dengan peningkatan 0,12% dan rata-rata 85,66%.
Namun rata-rata aktivitas guru pada Siklus II sudah menunjukkan angka sangat baik yaitu 82,5%.
Pembahasan
- Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD Siklus I dan
- Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD Siklus I dan
- Analisis Data Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD Siklus I dan II
Tabel 20 dan Gambar 4 di atas menunjukkan rata-rata persentase belajar pada siklus I sebesar 66,25% dan pada siklus II sebesar 78,75%. Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran dari Siklus I ke Siklus II. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data penskoran Hasil Belajar Matematika dengan menggunakan metode demonstrasi pada Siklus I dan Siklus II seperti pada Tabel 20 berikut.
Untuk melihat lebih jelas perbandingan pemahaman peserta didik pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan Tabel 20 dan Gambar 5 di atas terlihat bahwa aktivitas belajar peserta didik mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II. Aktivitas siswa saat guru menjelaskan materi pelajaran pada siklus I hanya mencapai 64,29%, pada siklus II mencapai 80,95%.
Analisis data hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD Siklus Tipe I dan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siklus II Tipe I dan II. Data hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata hasil pretest sebesar 50,62 dengan tingkat ketuntasan 33,33% (7 siswa tuntas) dan hasil posttest dengan rata-rata 60,48 dengan tingkat ketuntasan siswa penuh). Pada pendidikan kewarganegaraan dengan penerapan model pembelajaran kolaboratif tipe STAD terjadi peningkatan hasil belajar.
Hal ini tercermin dari peningkatan aktivitas belajar siswa berkolaborasi dalam diskusi pada Siklus I sebesar 83,33% dan Siklus II sebesar 86,90% dengan peningkatan sebesar 1,30%. Pada proses pembelajaran pada siklus I pertemuan I Rendi hanya melakukan dua kegiatan yaitu menanggapi penjelasan guru dan berkolaborasi dalam diskusi, sedangkan pada pertemuan terakhir Siklus II Rendi melakukan 4 kegiatan pembelajaran yaitu memperhatikan penjelasan guru. , menanggapi penjelasan guru, bekerja sama dalam diskusi dan berani mengemukakan pendapat saat menjelaskan hasil diskusi di depan kelas.
Kesimpulan
Saran