• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi IAIN Metro.pdf

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi IAIN Metro.pdf"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

MANAJEMEN LAPANGAN DI DESA TEJO AGUNG (TINJAU HUKUM EKONOMI SYARIAH DAN HUKUM BAGI KEUNTUNGAN NO. 2 TAHUN 1960). Oleh karena itu, perlu dilihat bagaimana tinjauan praktik bagi hasil di desa Tejo Agung ditinjau dari kumpulan undang-undang ekonomi syariah dan undang-undang no. Hukum Ekonomi Syari'ah menjelaskan aturan perjanjian bagi hasil yang sesuai dengan hukum Islam.

Kesepakatan bagi hasil di Kelurahan ini didasarkan pada kepercayaan dan kesepakatan antara pemilik sawah dan petani.

Rumusan Masalah

Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang ekonomi Islam, khususnya tentang muzaraah.

Penelitian Relevan

Rukun dan Syarat Muzaraah

Artinya, pemilik tanah berkata kepada penggarap: "Saya akan menyerahkan tanah ini kepada Anda sebagai al-muzara'ah dengan gaji sebesar itu." Mayoritas ulama yang membolehkan akad penyembelihan menetapkan beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar akad dianggap sah. Pada prinsipnya akad muzareh terjadi setelah adanya kesepakatan atau kesepakatan antara pihak yang menyewakan dengan pihak yang menyewakan (para pihak dalam akad).

Persyaratan tanaman yang mengharuskan penentuan spesies mana yang akan ditanam. Dalam akad muzari hendaknya diperhatikan ketentuan bagi hasil, seperti setengah, tiga, seperempat, kurang lebih.15 Hal ini harus diketahui dengan jelas, begitu pula dengan pembagiannya. Karena permasalahan yang sering muncul ke permukaan dalam dunia serikat pekerja saat ini adalah permasalahan yang berkaitan dengan pembagian keuntungan dan waktu pembagiannya.

Sedangkan syarat muzara menurut kebanyakan ulama ialah yang menyangkut orang yang beriltizam, benih yang akan ditanam. 15 Syeikh Muhammad Yusuf Qardawi, Halal dan Haram dalam Islam, hlm. 384. tanah yang hendak diusahakan, hasil yang akan dituai, dan tentang tempoh sah kontrak. Orang yang membuat akad hendaklah kedua-duanya seorang yang telah baligh dan berakal kerana kedua-dua syarat inilah yang menjadikan seseorang itu dianggap mampu di sisi undang-undang Syarat-syarat benih yang ditanam mestilah jelas supaya benih yang ditanam mengikut adat tanah itu jelas dan akan membuahkan hasil.

Jika tanah tersebut merupakan tanah yang tidak potensial untuk ditanami karena tandus dan kering sehingga tidak memungkinkan untuk dijadikan sebagai tanah pertanian, maka akad Muzara'ah tidak sah. B. Jika pemilik tanah diharuskan ikut serta dalam penggarapan pertanian, maka akad muzara'ah tidak sah.

Bentuk-Bentuk Akad Muzara’ah

Muzara’ah Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES)

Syarat-Syarat Perjanjian Bagi Hasil

Dalam pasal 3 ayat 1 dirumuskan bahwa semua perjanjian bagi hasil harus dibuat oleh pemilik dan penggarap secara tertulis di hadapan penghulu di mana letak tanah yang bersangkutan, disaksikan oleh 2 (dua) orang, masing-masing dari pemilik dan pembudidaya. . Dalam hal ini, alasan pemilik tidak dapat menandatangani sendiri surat perjanjian harus dicantumkan dalam surat perjanjian yang bersangkutan. Apabila penggarap adalah badan hukum, maka sebelum mengadakan perjanjian bagi hasil dengan pemilik Daerah Otonom Tingkat II daerah yang akan dibagi tanahnya, yaitu apabila badan hukumnya berbentuk koperasi pertanian/ koperasi desa.

Namun ada kalanya justru untuk kepentingan umum atau kepentingan desa harus diberikan izin badan hukum untuk menjadi penggarap tanah terlantar di desa. Di daerah-daerah tersebut, sulitnya membuka lahan untuk pertama kali dalam beberapa tahun pertama adalah kerja keras yang biasanya harus dibantu oleh tenaga mekanik seperti traktor dan mobil lainnya. Dalam hal ini, perusahaan pembukaan lahan yang bukan koperasi tetapi yayasan atau perseroan terbatas juga dapat dianggap sebagai penggarap dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

Pemanfaatan tanah tersebut akan sangat menguntungkan bagi pemilik tanah serta bagi pengembangan dan pembukaan lahan yang masih merupakan hutan semak. Namun jika luasnya melebihi 3 ha lahannya tidak banyak (sebagai pedoman kami menetapkan maksimal ½ hektar), maka tidak ada keberatan atas izin yang diberikan. 2 Tahun 1960. Izin hanya dapat diberikan dalam hal adanya paksaan dan hanya mengenai tanah yang biasanya diusahakan oleh pemilik tanah itu sendiri, misalnya jika pemiliknya hendak pergi haji, sakit keras atau sejenisnya dan hanya ingin membuat perjanjian hanya untuk satu tahun, karena biasanya tanah itu digarap sendiri, maka tahun berikutnya tanah itu akan digarap sendiri lagi.

Kesepakatan yang disetujui Camat diumumkan oleh kepala desa pada rapat desa berikutnya. 2 Tahun 1960, bahwa yang terkena ketentuan undang-undang ini adalah tanah yang biasa digunakan untuk menanam tanaman pangan, tanpa mempersoalkan jenis haknya.

Bentuk Perjanjian Bagi Hasil

Sehingga bidang-bidang tanah tersebut ditempelkan saja, bidang-bidang tanah tersebut seolah-olah hanya merupakan suatu keterikatan kepada klien, seperti perjanjian bagi hasil, sewa, kontrak gabungan, kuasi kontrak atau tanah sebagai keterikatan. Namun yang ditanam di tanah belum tentu makanan setiap tahun, tetapi bisa juga ditanami tanaman lain jika tanaman tersebut berumur pendek. Di zaman dunia modern, alat bukti tertulis merupakan alat bukti yang kuat, meskipun bisa saja pihak yang lemah dirugikan oleh peraturan yang dianut tanpa sekedar memeriksa dan menandatanganinya, dan disini tentunya peran kepala desa sebagai pengayom sangat besar. penting agar pekebun tidak dirugikan, paling tidak akad tidak menyimpang dari peraturan yang ada dan tidak membebani penyewa dengan biaya atau kewajiban yang menyimpang.

Isi Perjanjian Bagi Hasil

Isi perjanjian adalah apa yang dinyatakan secara tegas oleh kedua belah pihak dalam perjanjian. Isi perjanjian dalam KUH Perdata mencakup banyak hal karena harus diatur dalam ketentuan Pasal 1321 KUH Perdata yaitu tidak boleh ada kesalahan atau diperoleh dengan paksaan atau penipuan. Isi perjanjian bagi hasil ini meliputi hak dan kewajiban masing-masing pihak, risiko, jangka waktu, bagi hasil, bentuk bagi hasil dan sebagainya.

Dalam masyarakat yang masih sederhana, terlihat jelas bahwa pemilik tanah sebagai ekonomi yang kuat akan selalu membantu penggarap di saat kelaparan, baik dari segi kemanusiaan maupun bisnis. Terkadang para pembudidaya selalu merugi karena dibebani bunga atau kewajiban berat yang tidak dapat mereka penuhi. Pemilik tanah sering menyediakan perumahan sederhana atau memberikan pakaian bekas untuk penggarap dan hadiah lainnya untuk meringankan atau membantu penyewa.

2 Tahun 1960, yang secara tegas diatur dalam pasal 4 ayat 1, dari mana tampaknya perjanjian bagi hasil diadakan untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian tersebut dalam § 3, dengan. Dalam perjanjian sewa, risiko komersial ditanggung oleh penyewa sendiri, sedangkan dalam perjanjian bagi hasil risiko ditanggung atau dibagi antara penanam dan pemilik tanah. Menurut common law, pembagian keuntungan ditentukan oleh kesepakatan kedua belah pihak, yang pada umumnya tidak menguntungkan penyewa.

Di semua wilayah, kondisi tanah, kepadatan penduduk dan faktor ekonomi lainnya yang sebenarnya menentukan besaran bagian antara pemilik dan penggarap tidaklah sama. Namun undang-undang ini memberikan pedoman pembagian keuntungan antara pemilik dan petani 1:1, yaitu untuk padi yang ditanam di sawah dan untuk tanaman di sawah dan untuk tanaman di lahan kering bagian petani adalah 2/3 dan bagian pemilik adalah 1/3,43.

Sifat dan Jenis Penelitian

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Wawancara

Agung Kota Metro yaitu letak geografis, jumlah penduduk dan kondisi sosial penduduk yang berkaitan dengan penelitian.

Dokumentasi

Teknis Analisa Data

Dalam analisis data peneliti menggunakan metode berpikir induktif Yang dimaksud dengan metode berpikir induktif adalah berangkat dari faktor-faktor terutama peristiwa-peristiwa konkrit, kemudian ditarik generalisasi dari faktor dan peristiwa konkrit tersebut. Maksudnya adalah menarik kesimpulan dari fakta atau individu yang bersifat khusus, kemudian peneliti sampai pada kesimpulan tersebut menjadi kesimpulan umum.11 Data yang diperoleh dari pemilik sawah dan pengelola sawah di Desa Tejo Agung, Metro Timur kemudian didokumentasikan.

Gambaran Kelurahan Tejo Agung Iringmulyo Metro Timur 1. Sejarah Kelurahan Tejo Agung

Sejarah Pembentukan Pemerintahan

Sejarah kampung Tejo Agung terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25 Tahun 2000 tanggal 16 Desember 2000 dan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Metro Nomor DPRD-KM/2000 tanggal 16 Desember 2000 dan. Maka ditunjuklah seorang Pejabat Lurah Tejo Agung untuk menjalankan tugas Lurah tersebut, yaitu Edi Saputra sebagai Pj Lurah Tejo Agung yang pertama. Selanjutnya pada tanggal 17 Maret 2001 sebagai Pj Walikota Desa Tejo Agung diangkat Sekretaris Desa Tejo Agung dengan Surat Keputusan Camat Metro Timur tanggal 19 Maret 2001 dan pada tanggal 5 November 2001 Plt.

Maka pada tanggal 1 November 2006, sesuai dengan SK Wali Kota Metro Nomor B-3 Tahun 2006, dilantik Lurah baru hingga saat ini yaitu Bunangin.

Data Potensi Alam

Kondisi produktivitas lahan cukup (N2) cocok untuk ditanami: 1) Tanaman pangan.. 3) Sayuran dataran rendah 4) Kelapa untuk tanaman tahunan.13 f. Bentuk permukaan tanah dataran tinggi yang relatif datar, dengan rawa dan sungai , kondisi Tejo Agung terletak kurang lebih 60 m di atas permukaan laut. Kondisi tanahnya cukup berair, hal ini terkadang menjelang musim kemarau kandungan airnya berkurang karena Tejo Agung merupakan dataran yang cukup tinggi, hal ini terlihat dari kedalaman 10 hingga 16 meter.

Penduduk

Praktek Bagi Hasil antara Pemilik Sawah dan Pengelola Sawah di Desa Tejo Agung (Review Himpunan Hukum Ekonomi Syariah.

Praktek Bagi Hasil Antara Pemilik Sawah Dan Pengelola Sawah Di Kelurahan Tejo Agung (Tinjauan Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah

Umumnya, hasil panen dari operasi bisnis bagi hasil dibagi dua antara penggarap dan pemilik tanah. Sedangkan untuk perjanjian bagi hasil, dimana seluruh biaya ditanggung oleh penggarap, pembagian dilakukan dengan membagi hasil panen menjadi tujuh bagian. Sedangkan jika pemilik tanah meninggal dunia secara mendadak dalam perjanjian bagi hasil, ahli waris pemilik tanah akan mengambil alih kedudukan almarhum sebagai pemilik tanah.

Pelaksanaan kesepakatan bagi hasil antara pemilik lahan dan penggarap di desa Tejo Agung tidak dilakukan secara tertulis. Berdasarkan hal tersebut pelaksanaan perjanjian bagi hasil yang dilakukan antara pemilik dan penggarap sawah tidak sesuai dengan ketentuan. Kewajiban pemilik sawah dalam perjanjian bagi hasil adalah memberikan izin dan menyerahkan sawahnya kepada penggarap serta membayar hutang tanah.

Hak pemilik sawah adalah memperoleh bagian hasil panen dari sawah yang diusahakan oleh penanam sesuai dengan perjanjian dan menerima kembali tanah itu pada saat perjanjian bagi hasil diakhiri. Jadi, ketika perjanjian berakhir, pemilik tanah berhak untuk memperpanjang perjanjian bagi hasil atau tidak. Keuntungan dari perjanjian bagi hasil bagi pemilik tanah adalah pemilik tanah mendapatkan hasil panen dari tanahnya tanpa harus bersusah payah mengolah tanahnya sendiri.

Bagi pengolah yang tidak memiliki tenaga kerja tetap, perjanjian bagi hasil ini akan meningkatkan pendapatan mereka. Berdasarkan kesepakatan bagi hasil antara pemilik lahan dan penggarap, keduanya merasakan hasil kesepakatan tersebut.

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Animal studies have demonstrated the role of NSAIDs/COX-2 inhibitors in fracture healing impairment or delay. 2 Clinical studies involving human exhibited the absence

Tahapan kedua adalah deteksi anemia sel sabit untuk mengidentifikasi anemia sel sabit, menggunakan algoritma k-nearest neighbor.Proses identifikasi terdiri dari