• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "skripsi - IAIN Repository"

Copied!
225
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

9 Nining Setyowati dkk, “Pemanfaatan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dan Keaktifan Siswa dalam Materi Peluang”, i Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, (Semarang: . Penerbit UNNES dan Jawa Tengah), jilid 6 nr. 1. juni 2016 , h.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian Yang Relevan

Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan kompetensi dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga sempoa dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri Sardonoharjo 2, hal ini sesuai dengan rata-rata ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 65% dan pada siklus II sebesar 100%.11 . Peneliti menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan dan mengkaji lebih dalam tentang penggunaan alat peraga khususnya pada jenjang pendidikan sekolah dasar untuk melakukan penelitian tentang penggunaan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

Perbandingan penelitian yang dilakukan oleh Etika Officialyati dan Hidayati adalah sama-sama menggunakan alat peraga dan menggunakan matematika sebagai mata pelajaran. Pada penelitian yang dilakukan oleh Etika Officialyati di kelas IV, materi bangun datar segitiga, alat peraga KIT Matematika, untuk Hidayati kelas III, materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan hasil tiga digit, alat peraga sempoa sedangkan peneliti di kelas V. bahan bangun ruang, kubus, silinder, prisma, prisma, piramid, kerucut dan alat peraga bangun bola. Perbandingan penelitian tindakan kelas yang akan peneliti lakukan adalah penggunaan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

LANDASAN TEORI

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar menurut Oemar Hamalik adalah perubahan tingkah laku orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Suprijono, hasil belajar adalah model perilaku, nilai, pengertian, sikap, penilaian dan keterampilan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah keterampilan yang dimiliki siswa dari pengalaman proses belajar yang akan mengalami perubahan dalam segala aspek yang mungkin menjadikan siswa lebih baik dari sebelumnya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dengan latihan yang rajin, pekerjaan yang sering diulang, keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh semakin ditaklukkan dan diperdalam. Seseorang tidak akan mau mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika tidak mengetahui arti penting dan manfaat dari hasil yang dicapainya dengan belajar. Ada orang yang keras hati, licik, kuat, rajin dan sebaliknya... sifat-sifat kepribadian ini juga mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.

Semua faktor internal dan eksternal harus menjadi perhatian guru dan siswa jika ingin mencapai hasil belajar yang diinginkan. Alat peraga sendiri merupakan bagian dari alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan diperlukan pada saat guru menjelaskan materi yang bersifat abstrak. Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran mudah tercapai.

Penyediaan sumber belajar akan membuat pembelajaran menjadi lebih bervariasi, yang akan meningkatkan semangat belajar siswa sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Ciri-ciri Hasil Belajar

Dengan menghadirkan alat bantu pembelajaran akan membuat pembelajaran menjadi lebih bervariasi, yang akan meningkatkan semangat belajar siswa, sehingga dapat berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. seperti munculnya semangat belajar, tidak mudah putus asa, tidak merasa terbebani ketika diberi pekerjaan rumah, usaha sendiri dalam memecahkan masalah belajar dan lain-lain. Sedangkan hasil akhir dalam hal perubahan tingkah laku akibat pembelajaran, menurut tujuan pengajaran tertentu, dapat diukur melalui penilaian di akhir pengajaran dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, yang dibuat oleh guru di satuan pendidikan. .

Pembelajaran Matematika

  • Proses Belajar Mengajar Matematika
  • Teori Belajar Matematika

Proses belajar mengajar matematika dapat dipahami dengan mendeskripsikan istilah proses, belajar, mengajar dan matematika. Proses diartikan sebagai interaksi semua komponen atau unsur dalam belajar mengajar yang saling terkait untuk mencapai tujuan. Dalam proses belajar mengajar, matematika mencakup komponen, pendekatan, dan berbagai metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut.

Upaya guru dalam proses ini terutama adalah pengajaran kepada siswa guna mencapai tujuan khusus dan tujuan umum dari proses pembelajaran. Upaya pengembangan strategi belajar mengajar didasarkan pada pengertian bahwa mengajar adalah suatu bentuk usaha untuk menyuruh siswa melakukan kegiatan belajar atau dengan kata lain mengajar siswa sebagaimana tersebut di atas. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran matematika merupakan proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa, dimana perubahan tingkah laku siswa ditujukan untuk memahami konsep matematika yang mengarahkan siswa berpikir secara sistematis, dan guru dalam mengajar hendaknya pandai menemukan pendekatan pembelajaran yang tepat sehingga dapat membantu siswa dalam kegiatan belajarnya.

Burhus Federic Skinner mengatakan bahwa penghargaan atau bala sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Beliau berpendapat bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan oleh guru harus memperhatikan hal-hal seperti penyajian konsep, harus mengutamakan pemahaman, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan kesiapan intelektual siswa dan menentukan suasana kelas agar siswa siap belajar. g) Teori Brownell.

Alat Peraga Bangun Ruang

  • Pengertian Alat Peraga
  • Fungsi Alat Peraga
  • Tujuan Penggunaan Alat Peraga
  • Macam-macam Alat Peraga Bangun Ruang
  • Langkah-langkah Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang dalam

Materi bangun ruang di sekolah dasar diajarkan mulai kelas IV, semester II di kelas dengan materi bangun ruang untuk memahami sifat-sifat setiap bangun ruang. Untuk kelas V, enam bentuk geometri dipelajari, yaitu kubus, prisma siku-siku, limas, silinder, dan kerucut. Bentuk spasial adalah bagian yang dibatasi oleh sekumpulan titik yang terletak di seluruh permukaan gambar.

Sosok spasial adalah bentuk tiga dimensi yang merupakan jenis objek spasial beraturan yang memiliki sisi, tepi, dan simpul. 40 Sukayati dan Agus Suharjana, Pemanfaatan Alat Peraga Matematika dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Pendidikan Kemendiknas, 2009), h. Merupakan bangun geometri yang memiliki 3 sisi dengan alas dan lingkaran di atasnya, tidak memiliki titik sudut dan memiliki 2 sisi lengkung.

Ini adalah bentuk geometris yang dibatasi oleh 2 bidang yang sama dan sejajar dengan wajah, serta bidang lain yang berpotongan menurut tepi sejajar. Alat peraga yang dapat dilihat dan diraba siswa dalam mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan dapat memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep bangun ruang. langkah-langkah penggunaan alat bantu visual untuk menciptakan ruang dalam pembelajaran pembelajaran.

Materi Matematika

Kerangka Berpikir

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

  • Operasional Variabel
  • Lokasi Penelitian
  • Subjek dan Objek Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Gunung Katun.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

Pak Gustam Efendi yang saat itu menjabat sebagai kepala desa mendukung SD Negeri 2 Gunung Katun. Seiring dengan berjalannya waktu, SD Negeri 2 Gunung Katun mengalami perubahan kepemimpinan hingga saat ini sebagai berikut. Visi SD Negeri 2 Gunung Katun adalah berbudi pekerti luhur, unggul dalam bidang akademik dan non akademik serta berwawasan global.

SD Negeri 2 Gunung Katun memiliki 15 tenaga pendidik atau guru, sebagaimana dapat dilihat pada tabel. Kondisi sarana dan prasarana SD Negeri 2 Gunung Katun SD Negeri 2 Gunung Katun memiliki sarana dan prasarana yang baik dan cukup lengkap serta gedung sekolah yang memadai.

Tabel 2. Keadaan Guru SD Negeri 2 Gunung Katun
Tabel 2. Keadaan Guru SD Negeri 2 Gunung Katun

Deskripsi Data Hasil Penelitian

Guru menjelaskan sifat-sifat kubus, prisma, limas, silinder, dan kerucut dengan menggunakan penyangga seperti pada Gambar 17 sebagai berikut. Setelah siswa memahami materi geometri yang disampaikan, guru menginstruksikan siswa untuk mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang. Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan lembar kerja kelompok dan mengidentifikasi ciri-ciri keruangan kemudian diperoleh untuk dipresentasikan di depan kelas secara bergiliran.

Setelah siswa memahami materi yang diberikan untuk kisi-kisi geometri, guru menugaskan siswa untuk membuat dan menggambar kisi-kisi dari bangun geometri (lihat pada Gambar 18). Setiap kelompok harus mengerjakan lembar kerja kelompok dan membuat kisi-kisi spasial, yang kemudian secara bergiliran mempresentasikannya di depan kelas. Setelah siswa memahami materi yang diberikan, guru menugaskan mereka untuk memecahkan beberapa masalah yang berkaitan dengan bentuk geometri.

Selanjutnya, guru dan siswa mereview lembar kerja kelompok yang telah dikerjakan siswa pada soal-soal yang berkaitan dengan bangun ruang, tabung, dan prisma. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga ruang guru pada Siklus I mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga geometri mengalami peningkatan pada Siklus I dari sesi pertama hingga sesi ketiga.

Kemudian, guru dan siswa mereview lembar kerja kelompok yang telah dibuat siswa mengenai soal-soal yang berkaitan dengan bangun ruang kubik, tabung, dan prismatik. Kemudian guru dan siswa membahas lembar kerja kelompok yang telah dibuat oleh siswa mengenai soal-soal yang berkaitan dengan limas dan kerucut. Setelah siswa memahami materi jaring-jaring geometri yang telah diberikan, guru menugaskan siswa untuk membuat dan menggambar jaring-jaring berdasarkan bentuk geometri (dapat dilihat pada Gambar 22).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga untuk ruang guru kelas II. siklus meningkat dari pertemuan pertama sampai ketiga. Aktivitas guru di II. siklus dari I. ke III. pertemuan dalam proses pembelajaran ketika menggunakan alat bantu visual dalam proses pembelajaran disertakan. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga geometri pada kelas II. siklus meningkat dari pertemuan pertama sampai ketiga.

Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I  No  Aspek yang diamati  Skor Pertemuan
Tabel 9. Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I No Aspek yang diamati Skor Pertemuan

Pembahasan

  • Pembahasan Setiap Siklus
  • Analisis Hasil Penelitian

Guru menjelaskan sifat-sifat materi limas segitiga, limas segi empat, dan kerucut dengan menggunakan alat peraga.

PENUTUP

Saran

Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk kubik, silinder, prisma segitiga dan persegi panjang. 3 Menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan bentuk kubik, silinder, prisma segitiga dan persegi panjang.

10. Gambar dibawah ini termasuk gambar dari bangun ruang…..
10. Gambar dibawah ini termasuk gambar dari bangun ruang…..

Gambar

Gambar 7.jaring-jaring kubus  2)  Jaring-jaring tabung
Gambar 9.jaring-jaring prisma tegak segitiga  4)  Jaring-jaring prisma limas segitiga
Gambar 8.jaring-jaring tabung  3)  Jaring-jaring prisma tegak segitiga
Gambar 10.jaring-jaring limas segitiga  5)  Jaring-jaring limas segiempat
+7

Referensi

Dokumen terkait

The indicators often used to measure the financial performance of local governments are the acquisition of Own-source Revenue (in Indonesia, it’s called

Sugar factory production activities include sugar cane cultivation, nursery, land management, planting, maintenance, logging and transportation, sugar production process, and waste