Pernah belajar di Pesantren Darun Nasyi`in Bumi Jawa. Batanghari Nuban Lampung Timur tahun ajaran. INTERNALISASI NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PUASA (Studi di Pesantren Darun Nasyi`in Bumi Jawa, Batanghari. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana internalisasi nilai-nilai karakter melalui puasa pada santri Darun Nasyi`in Bumi Pesantren Jawa Batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2019/2020?.
Tujuan penelitian untuk mengetahui perolehan nilai karakter melalui puasa pada santri Pondok Pesantren Darun Nasyi` di Bumi Jawa Batanghari Nuban Lampung Timur tahun pelajaran 2019/2020. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang pemerolehan nilai-nilai karakter melalui puasa bagi santri di Pesantren Darun Nasyi` di Bumi Jawa, Batanghari Nuban, Lampung Timur. Sumber utama dalam penelitian ini adalah santri Darun Nasyi` di Pondok Pesantren Bumi Jawa Batanghari Nuban.
Observasi bertujuan untuk mengamati perilaku subjek penelitian yaitu santri Pondok Pesantren Darun Nasyi` di Bumi Jawa Batanghari Nuban. Internalisasi nilai-nilai karakter melalui puasa di Pondok Pesantren Darun Nasyi`in Darun Nasyi. Namun, puasa sunnah bagi santri Pondok Pesantren Darun Nasyi merupakan praktik yang biasa dilakukan.
INTERNALISASI NILAI KARAKTER MELALUI PUASA (Studi di Pondok Pesantren Darun Nasyi`in Bumi Jawa. INTERNALISASI NILAI KARAKTER MELALUI PUASA (Studi di Pondok Pesantren Darun Nasyi`in Bumi Jawa Batanghari Nuban.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian Relevan
LANDASAN TEORI
Internalisasi Nilai-nilai Karakter
Bagi Ustadz Pondok Pesantren, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang internalisasi nilai-nilai karakter melalui puasa bagi santri. Faktor-faktor yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai karakter Pembentukan karakter merupakan proses yang melibatkan aspek-aspek.
Puasa
Dengan pemahaman tersebut, maka orang yang berpuasa dengan sengaja menahan diri dari makan dan minum, bukan hanya untuk melaparkan diri, tetapi merupakan bentuk pengendalian nafsunya agar lebih mendekatkan diri kepada Allah. Menurut Muhammad Ghazali, salah satu tujuan puasa adalah menjadi orang yang bertakwa. Karena orang yang berpuasa biasanya memiliki rasa muroqobatullah (perasaan diawasi Allah) yang tinggi.
Orang yang bertakwa akan diberi jalan keluar dari segala kesulitan, diberi rezeki yang banyak (lahir dan batin), dimudahkan segala urusannya, diampuni segala dosanya dan dilipatgandakan pahala ibadahnya dari Allah Taala. 43. Sesungguhnya di dalam syurga itu ada sebuah pintu yang dinamakan ar-Rajjan; pintu itu menjadi pintu masuk orang yang berpuasa. Puasa mempunyai kedudukan yang istimewa dalam syariat Islam, maka orang yang tekun berpuasa diberi kemudahan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sarana untuk mengembangkan rasa kasih sayang, persaudaraan dan kesadaran untuk membantu sesama, terutama mereka yang menderita dan membutuhkan.
Internalisasi Nilai-nilai Karakter melalui Puasa
Puasa merupakan sarana pengajaran dan latihan untuk menerima, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai akhlak yang sesuai dengan kehendak Allah SWT, diantaranya sebagai berikut: 55. Tahap transformasi nilai, yaitu proses yang dilakukan pendidik dalam menginformasikan kebaikan dan nilai buruk. Tahap transaksi nilai, yaitu proses internalisasi nilai melalui komunikasi dua arah antara pendidik dan peserta didik secara timbal balik sehingga terjadi proses interaksi.
Berdasarkan pendapat di atas, dalam upaya menginternalisasi nilai-nilai karakter melalui puasa, pendidik memberikan informasi tentang manfaat dan nilai-nilai puasa. Santri juga dibiasakan menjalankan puasa sunnah dan dimotivasi tentang hikmah dan manfaat puasa. Internalisasi nilai-nilai karakter melalui puasa juga melibatkan proses komunikasi kepribadian yang ditunjukkan oleh pendidik melalui keteladanan, melalui pembiasaan dan melalui proses pembiasaan.
Dalam hal ini, siswa menangkap pesan moral dari kepribadian guru dan orang-orang di lingkungannya, sehingga mendorong mereka untuk meniru perilaku yang dilihatnya.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sifat Penelitian
Sumber Data
Sumber sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah pengurus dan ustadz Pondok Pesantren Darun Nasyi`in Bumi Jawa Batanghari Nuban. Data yang dicari dari sumber sekunder merupakan data pendukung sebagai pembanding dari data yang dihasilkan dari sumber primer.
Metode Pengumpulan Data
Wawancara diartikan sebagai “dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari narasumber”67. Wawancara dilakukan dengan sumber data primer yaitu ustadz dan santri Pondok Pesantren Darun Nasyi` di Bumi Jawa, Batanghari Nuban. Dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, sedangkan dalam observasi nonpartisipatif pengamat tidak ikut dalam kegiatan, ia hanya berperan sebagai pengamat kegiatan.
Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif, karena kegiatan peneliti sehari-hari.
Teknik Penjamin Keabasahan Data
Metode triangulasi digunakan dalam penelitian ini untuk membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan ustadz dan santri dengan data yang diperoleh melalui observasi, sehingga diketahui relevansi data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan fakta di lapangan. . Triangulasi sumber untuk validasi data dilakukan dengan cara memverifikasi data yang telah diperoleh dari berbagai sumber. Data yang diperoleh dideskripsikan, dikategorisasikan, sehingga diketahui pandangan yang sama dan berbeda serta data yang konkrit dari sumbernya.
Data yang dianalisis hingga menghasilkan suatu kesimpulan kemudian dimintakan persetujuan terhadap sumber data. Peneliti menggunakan triangulasi sumber dengan cara membandingkan data hasil wawancara dengan ustadz, dengan data hasil wawancara dengan santri. Peneliti bermaksud menguji data yang diperoleh dari satu sumber untuk dibandingkan dengan data dari sumber lain, agar data yang diperoleh konsisten, dan peneliti mendapatkan gambaran yang lebih memadai tentang gejala yang diteliti.
Teknik Analisis Data
Dengan harapan Asrama Darun Nasyi'in dapat menjadi tempat andalan bagi penindas generasi penerus. Santri Pondok Pesantren Darun Nasyi'in berasal dari berbagai daerah di Provinsi Lampung dan umumnya berasal dari Kabupaten Lampung Timur. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah santri dan rombongan belajar Pondok Pesantren Santri Darun Nasyi'in dalam lima tahun terakhir.
Arifin, salah seorang santri di Pesantren Darun Nasyi`in, mengaku sering menjalankan puasa sunnah, terutama pada bulan Rajab. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Aulia Ramadhani, seorang santri di Pesantren Darun Nasyi`in, yang mengatakan bahwa dia sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis, meskipun dia tidak selalu melakukannya setiap saat. Arifin, santri Pesantren Darun Nasyi`in, mengaku lebih rajin beribadah, seperti salat tepat waktu dan berjamaah, saat puasa.
Arifin, siswa Sekolah Gizi Islam Darun Nasyi`in, merasakan manfaat puasa yang menurutnya membuat dirinya lebih sabar dan merasa tenang. Syaikhoni, santri Pesantren Darun Nasyi`in mengatakan, saat berpuasa ia lebih bisa menjaga diri dan bersabar dibandingkan saat tidak berpuasa. Menurut Aulia Ramadhani, salah seorang santri di Pesantren Darun Nasyi`in, puasa membuatnya lebih mudah mengendalikan emosi dan hawa nafsu sehingga ibadah terasa lebih nyaman.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Wilayah Penelitian
- Struktur Organisasi Pondok Pesantren Darun Nasyi‟in
 - Keadaan Santri Pondok Pesantren Darun Nasyi‟in
 - Keadaan Ustadz Pondok Pesantren Darun Nasyi‟in
 
Pesantren Darun Nasyi`in merupakan lembaga pendidikan Islam yang terletak di desa Bumi Jawa Batanghari Nuban, Lampung Timur. Latar belakang berdirinya pondok pesantren adalah kebutuhan masyarakat Desa Bumi Jawa akan adanya lembaga pendidikan agama yang dapat memberikan pendidikan kepada putra putri masyarakat desa setempat. Asrama pertama didirikan pada tahun 2002 dengan modal kayu dari masyarakat sekitar yang antusias dengan berdirinya pondok pesantren tersebut.
Pada tahun yang sama asrama puteri direnovasi menjadi lantai 2 2. Darun Nasyi'in Darun Nasyi'in Pesantren Darun Nasyi'in Visi, Misi dan Tujuan a). Mengembangkan wawasan aswaja ke dalam pola pikir dan tindakan sehari-hari santri, baik di dalam maupun di luar pondok pesantren. Keadaan santri Pondok Pesantren Darun Nasyi'in sejak berdirinya hingga saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dan meningkat dari tahun ke tahun.
Pesantren Darun Nasyi'in dalam upaya mewujudkan visi dan misi sebuah lembaga pendidikan Islam didukung oleh guru yang membimbing dan mengarahkan santri dalam proses pembelajaran.
Internalisasi Nilai-Nilai Karakter melalui Puasa di Pondok
Berdasarkan hasil wawancara di atas, santri Pondok Pesantren Darun Nasyi diajarkan untuk melakukan puasa sunnah, seperti puasa senin kamis, puasa Rajab, puasa ejamul bidh dan puasa sunnah lainnya. Menurut Aulia Ramadhani, salah seorang santri di Pesantren Darun Nasyi, puasa sangat membantu dalam mendorong ibadah yang lebih sungguh-sungguh, seperti membaca Alquran dan berdzikir. Fathurrohman Ustadz Darun Nasyi dari pihak Pesantren mengatakan santri yang memahami hakikat dan manfaat puasa akan lebih berhati-hati dalam berbicara dan berperilaku.
Arifin, santri Pondok Pesantren Darun Nasyi`in, berusaha membatasi diri untuk tidak bersosialisasi atau membuat lelucon yang tidak perlu selama puasa, karena khawatir perkataannya akan membatalkan pahala puasa. Menurut Aulia Ramadhani, salah seorang santri Pesantren Darun Nasyi`in, dari penjelasan yang diterimanya saat mengaji, bisa kehilangan pahala puasa jika berbicara tidak ikhlas atau gosip. Aulia Ramadhani, salah seorang santri di Pesantren Darun Nasyi`in, berbagi informasi yang sama bahwa manfaat puasa yang dirasakannya mengurangi keinginan buruk dan memudahkan untuk memenuhi peraturan pesantren.
Internalisasi nilai-nilai karakter melalui puasa bagi santri Darun Nasyi`in Bumi Jawa, Batanghari Nuban, Lampung Timur dilakukan melalui pembiasaan puasa, seperti puasa senin sampai kamis, puasa bulan Rajab, puasa ayyamul bidh dan puasa sunnah lainnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Kebiasaan puasa itu sifatnya anjuran atau himbauan kepada santri, bukan perintah wajib. Santri terlihat lebih rajin beribadah dan membatasi diri dengan kegiatan bermain di pesantren sehingga memiliki waktu lebih banyak untuk belajar dan mengaji. Dengan berpuasa, perilaku santri dapat lebih terkontrol, yang terlihat dari kesantunan saat bertamu, baik dengan sesama santri maupun dengan pengurus atau ustadz.
Selain itu, mahasiswa yang berpuasa lebih sabar dan mampu mengendalikan emosinya, sehingga sosialisasi dan interaksi mahasiswa di asrama lebih baik.
Saran
BIBLIOGRAFI . Abdulloh Hamid, Student and Santri Islamic Boarding School-Based Character Education in the Era of IT and Cyber Culture) Surabaya: IMTIYAZ, 2017. Ahmad Zubaidi, Answering Problems of Fiqh of Worship, Jakarta: AMP Press, 2016 Arifin, Islamisk uddannelse, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Halid Hanafi, La Adu og Muzakkir, lærerprofessionel i ledelse af læringsaktiviteter i skoler, Yogyakarta: Deepublish, 2019 Hasbiyallah, Fiqh og Ushul Fiqh, Jakarta: Rsodakarya Youth, 2015.
Herdiansyah Achmad, Menggapai Surga dengan Puasa, Jakarta: Puspa Swara, Heri Gunawan 2017, Pendidikan Karakter, Konsep dan Implementasi, Bandung. Rudi Ahmad Suryadi, Pendidikan Islam, Yogyakarta: Depublish, 2018 Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Pendekatan Praktis Jakarta: Bumi. Apakah puasa membuat Anda lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan aktivitas Anda di pesantren?
Apakah puasa membuat santri lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas dan kegiatannya di pondok pesantren?