• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - IAIN Repository"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

Selama tahun 2017, kinerja Bank Muamalat dikatakan mengalami penurunan terutama dari segi keuntungan dan peningkatan risiko kredit bermasalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan Bank Muamalat Indonesia Tbk tahun 2013 - 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan. Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa rasio NPF PT Bank Muamalat Indonesia Tbk secara umum dapat dikatakan cukup sehat, rasio tertinggi terjadi pada tahun 2015, namun pada tahun 2016-2017 bank menyelesaikan masalah pendanaan bermasalah menjadi dapat diatasi dengan cukup baik, sehingga meskipun masih perlu diperhitungkan, secara umum kinerja PT Bank Muamalat Indonesia Tbk masih cukup baik.

Rasio ROA PT Bank Muamalat Indonesia Tbk selama 5 tahun berturut-turut mengalami perkembangan yang fluktuatif, namun dapat dikatakan cukup sehat yang artinya Bank Muamalat Indonesia mampu mengelola asetnya dengan cukup baik untuk menghasilkan laba.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Namun, kinerja Bank Muamalat diperkirakan akan menurun sepanjang tahun 2017, terutama dari segi keuntungan dan peningkatan risiko kredit bermasalah. Misalnya dari sisi dana, pada Maret 2018 total dana yang dihimpun Bank Muamalat mencapai Rp. Kemudian dari sisi keuntungan, berdasarkan tren laba komprehensif tahun berjalan, Bank Muamalat berhasil memperoleh laba sebesar Rp.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik dengan judul “Analisis Tingkat Kekuatan Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan gambaran di atas, laba Bank Muamalat mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan tahun 2015 kondisi laba mengalami peningkatan, namun tidak tinggi, tentunya hal ini menjadi perhatian khusus bagi Bank Muamalat Indonesia. Analisis horizontal adalah analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.14 Analisis vertikal adalah analisis yang dilakukan hanya untuk 1 periode laporan keuangan.15.

Batasan Masalah

Tujuan dan Manfaat Masalah

Penelitian Relevan

Perbedaan dengan peneliti terletak pada instrumen pengukuran, penelitian sebelumnya menggunakan 4 alat ukur yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital dengan rumus Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA). ). ), Net Interest Margin (NIM), BOPO, Capital Adequacy Ratio (CAR) sedangkan penelitian saat ini hanya menggunakan 3 alat ukur yaitu Risk Profile, Earning, Capital dengan rumus NPF (Non Performing Financing), Return On Assets (ROA) ), Rasio Kecukupan Modal (CAR). Perbedaan selanjutnya terletak pada regulasi yang digunakan, peneliti sebelumnya menggunakan Peraturan Bank Indonesia No. Berdasarkan Net Interest Margin (NIM) 2012-2014, kondisi perbankan secara umum sangat baik atau mayoritas berada pada peringkat 1.

Perbedaan dengan peneliti terletak pada instrumen pengukuran, penelitian sebelumnya menggunakan 4 alat ukur yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital dengan rumus Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On Assets (ROA) ), Net Interest Margin (NIM), Capital Adequacy Ratio (CAR), sedangkan penelitian saat ini hanya menggunakan 3 alat ukur yaitu Risk Profile, Earning, Capital dengan rumus NPF (Non Performing Financing), Return On Assets (ROA), Capital Rasio Cakupan (CAR ).

Bank Umum Syariah

  • Pengertian Bank Umum Syariah
  • Tujuan Bank Umum Syariah
  • Kegiatan Usaha Bank Umum Syariah 5

Penghimpunan dana berupa simpanan dalam bentuk giro, tabungan berdasarkan akad wadi'ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan mudharabah, musyarakah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Penyaluran pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, istishna' atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Mengambil utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak melanggar prinsip syariah.

Tingkat Kesehatan Bank Syariah

  • Pengertian Kesehatan Bank Umum Syariah
  • Penilaian Kesehatan Bank Umum Syariah
  • Peringkat Penilaiaan Kesehatan Bank Umum Syariah

Hal ini mencerminkan kondisi bank yang secara umum sangat sehat sehingga dinilai sangat mampu menghadapi dampak negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Hal ini tercermin dari peringkat faktor penilaian antara lain profil risiko, penerapan prinsip tata kelola perusahaan, profitabilitas dan permodalan yang secara umum sangat baik. Hal ini mencerminkan kondisi bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menahan dampak negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Hal ini tercermin dari pemeringkatan faktor pemeringkat antara lain profil risiko, penerapan tata kelola perusahaan yang baik, rentabilitas dan permodalan yang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan, kelemahan tersebut umumnya cukup signifikan dan apabila tidak dikelola dengan baik oleh manajemen dapat mengganggu kelangsungan operasional bank.

Hal tersebut mencerminkan keadaan bank yang secara umum belum stabil, sehingga dinilai tidak mampu menghadapi dampak negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya, yang tercermin dari peringkat faktor pemeringkat, antara lain profil risiko, penerapan tata kelola perusahaan yang baik. , profitabilitas. , dan modal umum tidak baik. Terdapat kelemahan-kelemahan yang secara umum signifikan dan tidak dapat diatasi secara memadai oleh manajemen dan mengganggu kelangsungan operasional bank. Hal tersebut mencerminkan kondisi bank yang secara umum belum stabil sehingga dinilai tidak mampu menghadapi dampak negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya yang tercermin dari peringkat faktor pemeringkat antara lain profil risiko, penerapan tata kelola perusahaan yang baik. profitabilitas dan permodalan yang secara umum sangat penting, sehingga untuk mengatasinya diperlukan dukungan dana dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain untuk memperkuat kondisi keuangan bank.

1 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang sangat memadai terkait dengan profil risikonya, disertai pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakteristik, ukuran dan kompleksitas kegiatan bank. 2 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang memadai terkait dengan profil risikonya, disertai pengelolaan permodalan yang kuat sesuai dengan karakteristik, ukuran dan kompleksitas kegiatan bank. 3 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang memadai terkait dengan profil risiko yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang cukup kuat sesuai dengan karakteristik, ukuran dan kompleksitas kegiatan bank.

4 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang tidak memadai terkait dengan profil risiko yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang kurang baik terkait dengan karakteristik, ruang lingkup dan kompleksitas kegiatan operasional bank. 5 Bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang tidak memadai terkait dengan profil risikonya, yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat buruk terkait dengan karakteristik, ruang lingkup dan kompleksitas kegiatan operasional bank.

Rasio Keuangan Bank Umum Syariah

Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Dari Horne, rasio keuangan adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.

Hasil key figure digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode, apakah mencapai target yang telah ditetapkan atau sebaliknya. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank umum syariah dalam penelitian ini adalah rasio NPF (Non Performing Financing), ROA (Return On Assets) dan CAR (Capital Adequacy Ratio). Semakin tinggi rasio NPF, semakin buruk kualitas pembiayaan bank syariah relatif terhadap pembiayaan yang dihadapi bank tersebut.

15 Sri Rokhlinasari, Evi Eriyaanti, “Analisis Tingkat Solidness Bank Umum Syariah di Indonesia Menggunakan Metode Risk Based Rating di Jurnal Al Amwal”, Vol. 4 Tidak Sehat Untung rendah atau kecenderungan rugi (ROA negatif, rasio berkisar antara 0% sampai 0,5%). 5 Bank cacat mengalami kerugian besar (ROA negatif, rasio dibawah 0%) Sumber: Kodifikasi penilaian tingkat kesehatan bank.

Dalam menghitung modal Bank Umum Syariah mengacu pada ketentuan yang berlaku mengenai kewajiban penyediaan modal minimum Bank Umum Syariah. Dalam menilai kecukupan modal, Bank Umum Syariah juga harus menghubungkan kecukupan modal dengan profil risiko.

نوُمَل ۡظُت َ

أ ُسوُءُر٢٧٩

Kerangka Konseptual Penelitian

Jenis dan Sifat Penelitian

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Dari interpretasi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif menganalisis data dalam laporan keuangan untuk mengetahui bagaimana kekuatan Bank Muamalat Indonesia Tbk 2013-2017 berdasarkan profil risiko, laba dan modal). Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan, laporan keuangan pada website www.bankmuamalat.co.id, informasi mengenai Bank Muamalat Indonesia dan buku-buku yang diperoleh dari perpustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini.

Teknis Analisis Data

  • Struktur Organisasi PT Muamalat Indonesia Tbk
  • Analisis Earnings (Rentabilitas)
  • Analisis Capital (Permodalan)

NPF adalah rasio untuk mengukur tingkat pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang dihadapi Bank Muamalat Indonesia. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2013 NPF diperoleh dari pembiayaan macet sebesar Rp. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa NPF pada tahun 2014 diperoleh dari pembiayaan macet sebesar Rp.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa NPF tahun 2015 diperoleh dari pembiayaan bermasalah sebesar Rp. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa NPF tahun 2016 diperoleh dari pembiayaan bermasalah sebesar Rp. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa NPF tahun 2017 diperoleh dari non performing financing sebesar triliun rupiah terhadap total pembiayaan sebesar triliun rupiah sehingga menghasilkan rasio NPF sebesar 4,43% dengan kategori 2 (sehat).

Penurunan solvabilitas kuota NPF tahun 2015 disebabkan oleh peningkatan pembiayaan bermasalah dari tahun 2013 ke tahun 2015 yang dapat dilihat dari jumlah pembiayaan. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rasio NPF Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2015 sangat tinggi yaitu sebesar 6,74%, hal ini melebihi batas maksimal yang ditetapkan oleh OJK yaitu sebesar 5%.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Periode yang digunakan dalam penelitian ini hanya dari 12.000 tahun. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperbaharui periode penelitian tingkat kesehatan bank dan memperluas cakupan penelitian analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan indikator rasio keuangan lainnya dalam mengukur tingkat kesehatan bank dengan metode terbaru sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Kajian permodalan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank pada bank umum yang terdaftar di BEI periode 2012-2014”. Analisis kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah dengan menggunakan kajian pendekatan RGEC di PT.

Analisis tingkat keberlanjutan bank umum syariah di Indonesia menggunakan metode risk based assessment tahun 2014-2016. Analisis Komparatif Keberlanjutan Bank Berdasarkan Metode RGEC Studi kasus PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk di EMBA.

Referensi