• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - IAIN Repository"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Barang jaminan tetap menjadi milik orang yang menggadaikannya (orang yang berutang), tetapi dikuasai oleh penerima gadai (orang yang berutang). Salah satu praktik gadai yang sering dilakukan masyarakat desa adalah menggadaikan sepeda motor. Namun beberapa praktik gadai dilakukan tanpa memperhatikan rukun dan syarat gadai dalam Islam.

Pertanyaan Penelitian

Keadaan ini mirip dengan yang terjadi di masyarakat dimana biasanya terjadi praktek gadai sepeda motor yang melibatkan tiga pihak, yaitu pihak pertama (rahin), pihak kedua (murtahin) dan pihak ketiga (sewa). Praktek gadai ini dilakukan dengan memberikan jaminan unit sepeda motor kepada murtahin dimana sepeda motor tersebut dibeli secara kredit dan belum dilunasi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam penelitian yang berjudul: “Praktik Gadai Dengan Jaminan Kredit Motor Perspektif Hukum Ekonomi Syariah”.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Persamaan penelitian diatas yang relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang praktik agunan kredit sepeda motor. Penelitian Wilde Awalinde berjudul: “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktek Gadai Kredit Mobil (Studi Kasus di Desa Canggu Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan)”. Persamaan penelitian diatas yang relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang praktek menggadaikan barang yang masih secara kredit.

Metode Penelitian

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Penelitian deskriptif analitis yang dimaksud dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan revisi hukum ekonomi syariah tentang praktik gadai dengan jaminan kredit mobil. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa jaminan kredit motor adalah jaminan atas kredit yang diperoleh dengan mengagunkan motor yang masih dalam masa kredit. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa undang-undang jaminan kredit motor diperbolehkan, tetapi jaminan kredit motor tetap diperbolehkan memenuhi rukun dan syaratnya.

Maka batalnya jaminan kredit motor yang dilakukan oleh orang gila atau anak-anak yang belum memasuki masa tamyiz. Jika akad penjaminan kredit sepeda motor tergantung pada syarat atau berdasarkan masa depan maka akad tersebut menjadi seperti jual beli. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa mengagunkan agunan kredit sepeda motor diperbolehkan menurut kompilasi hukum ekonomi Islam, sepanjang dengan persetujuan pemiliknya.

Praktek menggadaikan mesin kredit berarti menggadaikan barang yang belum menjadi miliknya dan ini melawan hukum. Mesin kredit yang digunakan sebagai agunan dalam harta yang dijaminkan tidak dimiliki secara sah oleh pegadaian, sehingga barang-barang tersebut tidak dapat dijadikan agunan. Berdasarkan analisis yang diuraikan oleh peneliti di atas, praktik gadai dengan jaminan kredit motor tidak sesuai dengan hukum Islam dan hukum ekonomi syariah karena banyak syarat gadai yang tidak.

Kami berharap praktik gadai dengan jaminan kredit sepeda motor sebaiknya dihindari karena praktik ini lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.

LANDASAN TEORI

Gadai (Rahn)

  • Pengertian Gadai (Rahn)
  • Dasar Hukum Gadai (Rahn)
  • Rukun dan Syarat Gadai (Rahn)
  • Tujuan Gadai (Rahn)

Berdasarkan ayat dan hadits tersebut, jelaslah bahwa gadai (rahn) hukumnya boleh, baik bagi orang yang sedang bepergian maupun orang yang tinggal di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa gadai (rahn) tidak terbatas pada perjalanan saja, tetapi juga pada orang yang tinggal di rumah. Perjanjian gadai dianggap sempurna hanya jika benda yang digadaikan secara sah berada di tangan murtahin (pegadai) dan uang yang diminta telah diterima oleh rahin (pegadai).

Menurut Ahmad Wardi Muslich, gadai (rahn) memiliki empat rukun yaitu rahin, murtahin, marhun dan marhun bih. Rahin adalah orang yang menggadaikan, murtahin adalah orang yang menerima gadai, marhun atau rahn adalah gadai yang digadaikan untuk menjamin hutang, dan marhun bih adalah hutang. Namun menurut Syafi'iyah dan Hanabilah, tidak sah menggadaikan harta orang lain tanpa seijin pemilik, karena jual belinya tidak sah dan harta itu tidak dapat dipindahtangankan di kemudian hari. f) Barang yang digadaikan harus kosong yaitu terlepas dari hak rahin.

Oleh karena itu, tidak ada gunanya mengikrarkan kurma yang sudah berbuah tanpa menyertakan buahnya. .. g) Barang yang digadaikan harus bersama-sama dengan pokok (lainnya). Jadi, menggadaikan buah sendiri tanpa pohonnya adalah haram hukumnya, karena tidak mungkin memiliki buah tanpa menguasai pohonnya. h) Barang yang digadaikan harus terpisah dari hak orang lain, yaitu bukan milik bersama. Hanya saja ada pengecualian yaitu pada barang yang mengandung gharar (menipu) karena tidak jelas, seperti janin dalam perut ibunya.

Dalam hal demikian, meskipun barang tersebut tidak diperdagangkan secara sah, barang tersebut diperbolehkan untuk digadaikan.19 4) Syarat Marhun bih. Menurut Ahmad Wardi Muslich, Marhun bih adalah hak yang barangnya diagunkan sebagai jaminan rahin. Menurut Adrian Suteti, gadai pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepada orang yang berutang sebagai usaha untuk memudahkan orang yang kesulitan terhadap sesuatu, sedangkan orang yang berutang mempunyai barang berharga (barang yang dapat digadaikan).

Jaminan Motor Kredit

  • Dasar Hukum Jaminan Motor Kredit
  • Rukun dan Syarat Jaminan Motor Kredit
  • Tujuan Jaminan Motor Kredit

Ulama dari empat mazhab, Syafiyyah, Hanafiyyah, Malikiyyah, Hanabile, Zayd bin Ali dan kebanyakan ulama membenarkan pinjaman, ini sudah tentu termasuk insurans motor pinjaman itu, jika harga barang yang menjadi objek transaksi. adalah sama dengan harga tunai atau lebih. Namun, mereka memerlukan kejelasan kontrak iaitu wujud persefahaman antara penjual dan pembeli bahawa penjualan itu benar-benar dengan sistem kredit. Menurut Hanafiyah, jaminan tinggi (gadai janji) termasuk jaminan enjin pinjaman tidak boleh digantung dengan syarat dan tidak boleh disokong pada masa hadapan.

Para fuqaha sepakat bahwa cara penerimaan (kabdh) untuk sepeda motor dengan pinjaman tetap ('akar) adalah dengan menyerahkannya secara langsung atau dengan mengosongkannya (tekhliyah), yaitu dengan menghilangkan hal-hal yang menghalangi penerimaan (kabdh) atau ada kemungkinan menunjuk otoritas atas barang dengan menghilangkan hambatan. 3) syarat-syarat penerimaan (kabdh). Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa pada dasarnya rukun dan syarat jaminan kredit sepeda motor sama dengan rukun dan syarat gadai, hanya saja jaminan kredit gadai sepeda motor dikhususkan untuk kredit sepeda motor. Jaminan kredit sepeda motor pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepada orang yang terlilit hutang sebagai upaya untuk memudahkan mereka yang sedang bergumul dengan sesuatu sedangkan orang yang terlilit hutang memiliki kredit sepeda motor yang sah.

Tujuan dari penjaminan kredit motor adalah untuk menjadikan kredit motor sebagai jaminan utang, dimana utang dari kredit motor (jaminan) dapat dilunasi (lunas) pada saat pelunasan mengalami kesulitan. Penjaminan kredit mobil dirancang untuk membantu seseorang yang membutuhkan uang mendesak tetapi orang tersebut memiliki mesin kredit yang dapat dijadikan jaminan. Orang tersebut dipaksa untuk meminjam uang dengan mesin kredit sebagai jaminan dan bimbingan jika uang yang dipinjam tidak dapat dikembalikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan dari penjaminan kredit motor adalah untuk membantu seseorang yang memiliki barang berupa kredit motor ketika sedang terlilit hutang dimana kredit motor tersebut dapat dijadikan jaminan dan sebagai pegangan. menjadi jika uang pinjaman tidak dapat dilunasi.

Praktik Gadai Jaminan Motor Kredit Menurut Hukum

  • Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
  • Menurut Ulama

Demikian juga dengan ulama Malikiyyah, mereka mengatakan bahwa jika peminjam melanggar syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemberi pinjaman (yang memiliki harta), maka barang tersebut rusak atau dicuri atau berkurang, maka peminjam harus menanggung denda karena telah melakukan pelanggaran. . Sekalipun barang itu tidak rusak, pemberi pinjaman dapat menolaknya dan akad i'arah (pinjaman) yang ada dibatalkan. Kredit motor merupakan salah satu benda yang biasanya dijadikan jaminan pada kreditur.

Kredit adalah pembelian yang dilakukan terhadap suatu produk, dimana pembayaran atas harga produk tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan pembayaran yang disepakati kedua belah pihak (pembeli dan penjual). Disebut garansi motor kredit karena motor yang dijadikan jaminan adalah motor kredit atau masih dalam pembayaran cicilan. Karena kebutuhan yang mendesak maka praktek ini menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat dan karena ingin meminjam dengan cepat maka untuk meyakinkan pemberi pinjaman diberikan kredit motor sebagai jaminan.

Masyarakat belum mengetahui istilah lain dari kredit mobil adalah sewa beli, sewa beli adalah sewa dengan opsi pengalihan kepemilikan atas objek yang disewakan kepada penyewa pada saat berakhirnya masa sewa atau pada akhir jangka waktu. . Hak tanggungan tentu saja berurusan dengan masalah kepemilikan dan yang dimaksud dengan kepemilikan di sini adalah hak penuh untuk menggunakan benda-benda yang dimilikinya. Namun biasanya faktor gadai sepeda motor adalah butuh biaya mendesak karena ada kebutuhan.

Kredit motor yang dijadikan jaminan masih dalam masa cicilan atau kredit yang artinya pembayaran belum lunas. Berdasarkan keterangan di atas, dijelaskan bahwa sepeda motor tersebut bukan milik pegadaian secara sah, sehingga barang tersebut tidak dapat dijadikan jaminan. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa praktek gadai dengan jaminan kredit sepeda motor tidak sesuai dengan hukum Islam dan hukum ekonomi syariah, karena syarat gadai banyak yang tidak terpenuhi dan kerugiannya juga banyak. banyak bagi semua pihak daripada manfaat yang diperoleh.

PEMBAHASAN DAN DAN ANALISIS

Pembahasan

Analisis

Istilah lain untuk barang secara kredit (motosikal) ialah sewa beli, dan sewa beli ialah perjanjian sewa-sewa yang disertakan dengan pilihan untuk memindahkan pemilikan barang yang dipajak kepada pemajak selepas tamat tempoh pajakan. Pemilikan sesuatu (raqabah) dan kegunaannya ialah pemilikan yang sempurna, manakala pemilikan sesuatu benda atau kegunaannya sahaja adalah harta yang tidak sempurna. 10. Pemilik mempunyai kebebasan untuk menggunakan, mengumpul pendapatan dan melakukan tindakan ke atas hartanya, mengikut kehendaknya.

Pemilikan kerana ini berlaku apabila intipati sesuatu milik seseorang manakala faedahnya adalah milik orang lain. Pemilikan faedah benda dalam sifat materialnya, atau hak material fokus pada sifat materialnya, tanpa mengambil kira faktor manusia. Walaupun maklumat di atas membenarkan, ia tidak boleh menjadi tabiat mutlak dalam keadaan terpaksa.

Dari uraian di atas, pemberi gadai tidak boleh memindahkan barang kepada pihak lain sehingga pembayarannya selesai atau mendapat izin dari pihak yang menyewakan, karena hal ini sesuai dengan kesepakatan antara pemberi gadai dan pihak yang menyewakan, tetapi pada hakikatnya pemberi gadai tidak dapat memperolehnya. kebenaran daripada pihak pemajakan, kerana bentuk ikrar ini dijalankan tanpa pengetahuan pihak pemajakan. Bagi orang yang ingin mencagarkan barangnya, sekiranya barang tersebut masih dalam kredit, diharapkan orang ramai menunaikan kewajipannya kepada pihak yang menyewakan agar tidak timbul masalah terhadap penerima gadaian. Pelaksanaan ikrar hendaklah sentiasa didaftarkan dan ditulis dengan dilekatkan meterai supaya perjanjian itu mempunyai kuasa undang-undang yang kuat.

Kajian Hukum Islam Tentang Praktek Janji Studi Kasus Kredit Mobil di Desa Canggu Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan pada http://repository.radenintan.ac.id/3174.

PENUTUP

Kesimpulan

Penggadai tetap bertanggungjawab kepada penyewa untuk membayar untuk mendapatkan hak milik penuh terhadap benda tersebut, seperti dalam syarat gadaian yang sah berkaitan dengan benda yang dijadikan jaminan, salah satu benda tersebut harus sah dan dimiliki sepenuhnya oleh penggadai dan tidak. terikat dengan hak orang lain.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Zeynab Saeidian Assistant Professor College: Faculty of Mathematics Department: Applied Mathematics Education Degree Graduated in Major University BSc 2008 Applied Mathematics

World Health Organization, Western Pacific Regional Office http:// www.wpro.who.int/topics/influenza_h1n1_2009/en, accessed on 9 November 2010.. Global Alert and Response, World Health