ALASAN PEMILIK TENDA BIRU MEMPERTAHANKAN USAHANYA DI KELURAHAN OLO KOTO MARAPAK PADANG BARAT
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu
YULASMI KARWIZA 10070106
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG 2014
ALASAN PEMILIK TENDA BIRU MEMPERTAHANKAN USAHANYA DI KELURAHAN OLO KOTO MARAPAK PADANG BARAT
Yulasmi Karwiza1’Surya Prahara2’Faishal Yasin3 Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Yulasmi Karwiza, (10,070,106). Reason owners Tenda Biru Maintain His efforts in the Village Olo Marapak Koto Padang West. Thesis. Sociology of Education Studies Program, School of Teacher Training and Education (STKIP) PGRI West Sumatra, Padang, 2014. The background of this research effort with theb lue awningis often held by amunicipal police raidin the village of Olo Koto Padang Marapak West. Associated with the reality on the ground that the owner of a blue tent open blue awning has violated the existing rules, but in fact the owner of the blue awning still retaining their business. This study aimed to describe the reason for the owner of a blue tentin the village of Olo Marapak Koto Padang West.
The theory used in this study is phenomenology by Alfred Schutz, 1998:129.
This type of research is qualitative research. Research informants taken purposive sampling. Data used in this study are primary data and secondary data. Data collection methods used were observation ,interview sarein-depth interviews and documentation. Analysis of the data used by thein teractive model of the Sugiyono Milles and Huberman, 2012:337: (1) data collection, (2) data reduction, (3) presentation of data, (4) conclusion.
The results ofthis study concluded that the reason for the blue awning owners to maintain their business in the village of Olo Marapak Koto Padang West that is 1).
Large revenues, 2).It does not takes kill, 3). The use of are latively short time, 4).Venture capitalis not too large, 5). Sanctions in light of the authorities.
Keyword: Behavior, Maintain tenda biru
1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2010.
2. Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat.
3. Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik positif maupun negatif. Lingkungan adalah suatu media makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih konfleks dan riil (Elly, 2007: 179).
Pada era globalisasi semakin menampakkan kepentingannya takkala pintu otonomi melalui Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah semakin terbuka lebar. Pada keadaan ini semua sektor pemerintahan sangat dibutuhkan dalam hal menciptakan suatu sistem tata kelola pemerintahan yang baik atau apa yang dikenal dengan istilah good governance. Salah satu lembaga yang sangat berperan dalam mendukung terciptanya prinsip pemerintahan yang baik di lingkungan Pemerintahan Daerah adalah Satuan Polisi Pamong Praja (wojowasito dalam Hasibuan,2013:1).
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja memberikan definisi Polisi Pamong Praja yang tidak jauh
berbeda dengan Undang-Undang No.
32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, yaitu aparatur pemerintah daerah yang melaksanakan tugas kepala daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah dan keputusan daerah (Irawan Soejito, 1984:100).
Berkaitan dengan eksistensi Satuan Polisi Pamong Praja dalam penegakkan hukum (represif), sebagai perangkat pemerintah daerah, kontribusi satuan Polisi Pamong Praja sangat diperlukan guna mendukung suksesnya pelaksanaan Otonomi Daerah dalam penegakan peraturan daerah menciptakan pemerintahan yang baik. Dengan demikian aparat Polisi Pamong Praja merupakan garis depan dalam hal motivator dalam menjamin kepastian pelaksanaan peraturan daerah dan upaya menegakkannya di tengah-tengah masyarakat, sekaligus membantu dalam menindak segala bentuk penyelewengan dan penegakan hukum.
Ketertiban adalah suasana yang mengarah kepada peraturan dalam masyarakat menurut norma yang berlaku sehingga menimbulkan motivasi bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
(Dirjen Pemerintahan Umum, Pedoman Prosedur Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja, Departemen dalam Negeri, Jakarta, 2005, hal 9 ).
Dalam menegakkan peraturan dan menindak penyelewengan dari prilaku menyimpang yang melanggar
peraturan dan norma dapat kita lihat rekapitulasi kegiatan penertiban Satuan Polisi Pamong Praja yang ada di kota Padang pada bulan Januari- Desember 2013.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di tenda biru di Kelurahan Olo Koto Marapak Padang Barat antara Satpol PP dengan masyarakat mempunyai prinsip yang berbeda, Satpol PP berprinsip untuk menegakkan peraturan dan hukum ditengah-tengah masyarakat demi terciptanya ketentraman dan ketertiban, sementara masyarakat yang mendirikan tenda biru di pantai Purus mempunyai prinsip dengan mendirikan tenda biru ini untuk kelangsungan kebutuhan ekonomi keluarganya.
Dari survei awal peneliti di pantai Purus di Kelurahan Olo Koto Marapak Padang Barat, ada 13 tenda biru. Tenda ini dibuka masyarakat pada sore hari sampai malam hari dari pukul 17.30-21.30 WIB yang disediakan pada umumnya untuk para kalangan remaja yang berpacaran mengunjungi tempat tersebut. Dari observasi peneliti pada tanggal 7-13 April 2014 terdapat 13 tenda biru di Kelurahan Olo Koto Marapak Kecamatan Padang Barat.
Bardasarkan hasil wawancara dengan salah satu pemilik tenda biru yaitu ibu Nomi menyatakan bahwa Satpol PP datang razia ke tenda biru ini memang ada, hanya 2 kali di tahun 2014 pada tanggal 15 Mei. Tapi razia ini waktu dan tanggalnya tidak ditentukan oleh Satpol PP. Apabila
saat Satpol PP razia pemilik tenda biru juga ikut panik dan pelanggan yang ada dalam tenda biru langsung di kasih aba-aba untuk keluar meninggalkan tenda biru tersebut supaya remaja yang ada di dalam tenda tidak terjaring razia pekat oleh Satpol PP. Apabila pelanggannya terjaring razia maka pemilik tenda biru akan kehilangan pelanggan tetapnya, sehingga razia pekat yang dilakukan oleh Satpol PP ini sangat merugikan pemilik tenda biru. Bertitik tolak dari latar belakang di atas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul:
Alasan Pemilik Tenda Biru Mempertahankan Usahanya Di Kelurahan Olo Koto Marapak Padang Barat.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan alasan pemilik tenda biru mempertahankan usahanya di Kelurahan Olo Koto Marapak Padang Barat ?
BAHAN DAN METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang bermaksud melakukan kajian teoritis yang kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
Jelas bahwa penelitian kualitatif dengan penelitian yang bernuansa kuantitatif yang menonjolkan bahwa usaha kuantifikasi apapun tidak perlu
digunakan pada penelitian kualitatif (Moleong, 2007:6). Informan dalan penelitian ini adalah pemilik tenda biru sebanyak 13 orang diantaranya 4 perempuan dan 9 laki-laki yang membuka usaha di Kelurahan Olo Koto Marapak Padang Barat.
Pemilihan informan pada penelitian ini mengunakan teknik purposive sampling (yusuf, 2005:205).
jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian (Lufri, 2007: 98). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Unit analisis adalah individu. Analisis data digunakan mencakup empat tahap yaitu:1) Pengumpuan data, 2) Reduksi data, 3) Penyajian data, 4) Penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2012:337).
HASIL PENELITIAN
1. Alasan Pemilik Tenda Biru Mempertahankan Usahanya.
1. Pendapatan Besar
Pada dasarnya tingakat kehidupan seseorang tingkat kehidupan ekonominya seseorang atau masyarakat ditentukan oleh kesempatannya memperoleh sumber pendapatan dan kesempatan berusaha. Sehingga setiap orang selalu melakukan berbagai macam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Usaha yang dilakukannya bermacam-macam, seperti berdagang, nelayan, jasa dan sebagainya. Dengan adanya usaha yang dilakukan, sesorang mengharapkan agar mendapatkan penghasilan yaitu
berupa uang. Begitu juga dengan pemilik tenda biru yang berada di Kelurahan Olo yang berdagang membuka usaha tenda biru yang setiap malammya malakukan aktivitas berdagang agar mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya demi kesejahteraan keluarga.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilik tenda biru dalam mempertahankan usahanya karena pendapatan yang didapatkan setiap malam merupakan pendapatannya sangat besar. Namun setiap hari pendapatan yang didapatkan pasti tetap ada walaupun kadang cuaca yang tidak baik seperti hari hujan. Maka hal inilah yang membuat pemilik tenda biru mempertahankan usahanya selama ini.
2. Tidak Membutuhkan Skill Skill adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya spesifik, fokus namun dinamis yang membutuhkan waktu tertentu untuk mempelajarinya dan dapat dibuktikan.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dilapangan bahwa alasan pemilik tenda biru mempertahankan usahanya adalah tidak membutuhkan skill maksudnya disini pemilik tenda biru tidak harus mempunyai kemampuan atau tidak perlu belajar kejenjang pendidikan yang lebih tinggi namun pemilik tenda biru hanya menggunakan kemampuan yang ada.
Dari hasil penelitian dapat peneliti simpulkan dimana mereka membuka usaha ini mereka tidak perlu mengunakan skill karena pekerjaan
yang mereka miliki tidak berat, mereka harus pandai menarik pelanggan untuk singgah ke tenda biru tersebut dengan mempunyai cara-cara masing-masing, skill yang digunakan cukup menyusun kursi-kursi, memasang terval, spanduk untuk dijadikan pembatas bilik-bilik tenda dan mengantarkan minuman kepada pengunjung yang berada didalam tenda biru tersebut.
3. Penggunaan Waktu Yang Relatif Singkat
Waktu adalah besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa berlangsung. Aktivitas pemilik tenda biru dalam membuka usahanya dimulai dari jam 18.30-21.30 WIB. Pada jam 18.30 WIB, aktivitas diawali dengan memasang tenda dan menyiapkan meja dan kursi, membersihkan lokasi tenda bitu yang ditempati pemilik tenda tersebut. Sedangkan jam 21.30 WIB pemilik tenda biru bersiap-siap untuk membersihkan tempat dan barang- barang dagangan untuk dibawa pulang kerumah dan istirahat.
4. Pemberian Sanksi Ringan Dari Pihak Yang Berwajib.
Sanksi diberikan kepada orang yang melanggar suatu aturan yang telah dibuat. Pemilik tenda biru yang membuka usahanya telah sering di berikan sanksi dan ganjaran oleh Satpol PP, sanksi nya itu berupa denda yang berupa uang. Sanksi ini di sebut juga dengan tindak pidana ( tindak pidana ringan), dan uang yang biberikan pemilik tenda biru itu diberikan kpada khas Negara, uang ini tidak untuk anggota Satpol PP.
Pemberian sanksi hanya dianggap
sepele bagi pemilik tenda karena sanksi yang diberikan satpol PP dianggap ringan bagi pemilik tenda biru. Denda yaitu uang sebanyak Rp.100.000, bagi pemilik tenda biru sehingga pemilik tenda biru menganggap sanksi yang diberikan Satpol PP itu hal yang sepele yang bisa dibayar begitu saja.
KESIMPULAN
1. Alasan pemilik tenda biru mempertahankan usahanya di Kelurahan Olo Koto marapak Padang Barat yaitu:
1. Pendapatan besar dimana pemilik tenda biru mendapatkan uang dalam satu malam cukup besar, penghasilan yang didapatkan bukan sekedar puluhan ribu tetapi mencapai ratusan ribu.
2. Tidak butuh Skill karena pemilik tenda biru dalam membuka usahanya hanya bekerja memasang tenda seperti memasang terval, menyusun minuman, makanan serta duduk-duduk saja serta Skill yang digunakan hanya berupa pengalaman yang ada oleh pemilik tenda biru.
3. Penggunaan waktu yang relatif singkat karena pada dasarnya waktu yang digunakan oleh pemilik tenda biru tidak lama paling lama hanya 4 jam dan tidak perlu menggunakan waktu seharian
4. Modal usaha tidak terlalu besar karena pemilik tenda biru dalam membeli barang dagangannya hanya mengeluarkan modal yang kecil,
76
5. Pemberiaan sanksi ringan dari pihak yang berwajib, pihak yang berwajib disini yaitu Satpol PP dimana Satpol PP hanya memberikan denda berupa uang sebanyak Rp 100.000 setiap Satpol PP mengadakan razia.
Maka dari itu denda yang diberikan Satpol PP di anggap ringan bagi pemilik tenda biru.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Pemerintahan Umum, Pedoman Prosedur Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja, Departemen Dalam Negeri, Jakarta, 2005.
Irawan, Soejito. 1984. Sejarah Daerah Indonesia. Jakarta:
Pradanya Paramita.
Dirjen Pemerintahan Umum, Pedoman Prosedur Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja, Departemen Dalam Negeri, Jakarta, 2005.
Setiadi. M, Elly. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung:
Predana Media Group.
Lufri.2007. Kiat Memahami &
Melakukan Penelitian. Padang:
UNP Press.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja.
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan uantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Yusuf, Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.