PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Untuk dijadikan bahan referensi oleh guru-guru pada umumnya, dan khususnya oleh guru-guru di SD Negeri 66. c. Untuk siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan rujukan pada penelitian-penelitian lainnya, serta diharapkan dapat memperbaiki dan mengembangkan penelitian yang lebih baik lagi.
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Metode picture
Kemampuan Membaca
Bahasa Indonesia
Penelitian yang Relevan
Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Subjek Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini sumber datanya adalah: kepala sekolah, 2 orang guru bahasa Indonesia, 5 orang anak SD Negeri 66 Kota Bengkulu. Wawancara dapat diartikan sebagai “interaksi bahasa yang terjadi antara dua orang dalam keadaan saling berhadapan, salah satunya melakukan wawancara dan meminta keterangan atau mengungkapkannya kepada orang yang diteliti, berpusat pada pendapat dan keyakinannya”. Wawancara hendaknya mempunyai tujuan tertentu agar tidak menjadi percakapan yang tidak sistematis atau observasi yang tidak pernah berakhir.
Wawancara memungkinkan peneliti untuk mengamati perilaku individu dan kelompok dan mencari tahu apa pendapat dan keyakinan mereka serta apa yang berubah seiring dengan kepribadian dan keadaan mereka. Dengan demikian, wawancara dapat membantu menetapkan keabsahan data yang diperoleh peneliti dari sumber lain atau melalui sumber lain. Pengertian observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian guna mencermati kegiatan yang dilakukan.
Ketika peneliti mengumpulkan data untuk tujuan penelitian ilmiah, terkadang mereka harus memperhatikan berbagai fenomena itu sendiri, atau terkadang menggunakan observasi orang lain. Sedangkan observasi ilmiah adalah “perhatian yang terpusat pada gejala-gejala, peristiwa-peristiwa atau sesuatu dengan tujuan untuk menafsirkannya, menggunakan faktor-faktor penyebabnya dan menemukan kaidah-kaidah yang mengaturnya.22.
Teknik Keabsahan Data
Teknik Analisis Data
Fokus penelitian ini adalah penerapan metode gambar untuk meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas 1 SD Negeri 66 Kota Bengkulu. Selama pengamatan saya melihat guru dapat menjelaskan pelajaran bahasa Indonesia dengan metode gambar dan siswa sangat tertarik menggunakan metode tersebut. Banyak siswa yang ingin terus menyusun huruf-hurufnya sehingga menjadi kata yang benar sesuai dengan gambar yang dijelaskan guru dan suasana pembelajaran di kelas. Akan menyenangkan karena banyak siswa yang terlibat aktif dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru'40. Hasil wawancara di atas sesuai dengan pengamatan yang dilihat penulis di lapangan dan dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan membaca memang sering terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di kelas bawah, sehingga biasanya guru mempunyai kesulitan sendiri. bahasa. cara bagi siswa untuk membaca dan guru juga mencari cara untuk membuat pelajaran bahasa Indonesia menyenangkan bagi siswa.
Dibawah ini juga hasil wawancara siswa tentang pembelajaran bahasa indonesia dengan metode gambar, wawancara siswa kelas 1 bernama Muhammad Ragil. Saya melihat banyak siswa yang antusias dan tidak bosan ketika belajar, karena mereka sangat ingin terus mengerjakan tugas bahasa Indonesia, karena dengan metode gambar mereka menjadi aktif dalam mengerjakan soal-soal guru.” Dalam wawancara dengan Alif Al-Nata, seorang siswa kelas 1 siswa, tentang apakah siswa menyukai pelajaran bahasa Indonesia di kelas, Alif Al-Nata menyatakan.
Pembelajaran bahasa Indonesia dalam pelaksanaannya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Kesulitan membaca sering terjadi ketika belajar bahasa Indonesia, terutama di kelas bawah. Oleh karena itu, guru biasanya mempunyai cara tersendiri dalam mengajak siswanya membaca dan guru juga mencari cara agar siswanya menjadi orang Indonesia. Guru juga memberikan contoh dengan menggunakan gambar atau cerita yang telah dijelaskan agar siswa senang belajar bahasa Indonesia dengan metode gambar.
Jadi guru punya caranya sendiri untuk membuat siswanya membaca, dan guru juga mencari cara agar siswanya suka belajar bahasa Indonesia.
HASIL PENELITIAN
Profil Sekolah Dasar Negeri 66 Kota Bengkulu
SD Negeri 66 Kota Bengkulu merupakan salah satu sekolah dibawah binaan Kementerian Pendidikan Nasional yang terletak di Jalan Pancur Ma II, Kelurahan Sukarami, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu. SD Negeri 66 merupakan sekolah pindahan dari Tanjung Agung pada tahun 1984, kemudian menetap di Jalan Pancur Mas, Desa Sukarami, Kecamatan Selebar pada tahun 1994. Kepala sekolah pertama di SDN 66 adalah Bapak. Kamsa, Ny. Nurhayati Siregar, Ny. Zetlawati, S., Ny. Meri Yanti, S.Pd, Ny. Nurmala Gulto, S, Pd, dan sampai saat ini Ny. Kusnayati, S.Pd.
Letak Geografis Lokasi Penelitian
Kepala sekolah pertama di SDN 66 adalah Bapak. Kamsa, Ny. Nurhayati Siregar, Ny. Zetlawati, S.P.D., Ibu Meri Yanti, S.P.D., Ibu. Nurmala Gulto, S.P.D., dan sampai saat ini Ny. Kusnayati, S.Pdt. Adapun tanah tempat dibangunnya gedung SDN 66 merupakan tanah kecamatan yang dibeli pemerintah dengan luas 5000 m26.
Daftar Nama Guru dan Karyawan
Jumlah Kelas dan Keseluruhan Siswa
Keadaan Sarana dan Prasarana
Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, keluhuran budi dan keterampilan untuk hidup mandiri dan berpartisipasi dalam pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional, visi dan misi SD Negeri 66 Kota Bengkulu, tujuan pendidikan di SD Negeri 66 Kota Bengkulu adalah.
Data Hasil Penelitian
Permasalahan atau kendala dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bermacam-macam, antara lain siswa tidak antusias atau tidak berminat dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif (tidak aktif), tidak ada niat dalam diri siswa untuk ikut serta dalam pembelajaran bahasa Indonesia, ada Tidak ada semangat dan keseriusan pada diri siswa. Untuk mengatasi permasalahan siswa yang tidak antusias atau tidak tertarik dengan pelajaran bahasa Indonesia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu guru hendaknya mengkaji kembali apa yang menyebabkan siswa tidak antusias belajar bahasa Indonesia, hal tersebut karena pembelajarannya monoton, tidak bervariasi sehingga membuat anak bosan dan bosan setelah pembelajaran. Untuk pembelajaran bahasa Indonesia kesulitannya adalah ada beberapa anak yang kurang pandai membaca, masih mengeja dan kurang memahami materi yang diajarkan karena kendalanya adalah belum lancar membaca, namun untuk anak yang sudah lancar tidak ada kendala. ".
Mengajarkan bahasa Indonesia pasti akan sulit, apalagi anak-anak baru masuk sekolah, karena ada anak yang belum bisa membaca bahkan mengeja, namun ada juga anak yang baru masuk sekolah sudah bisa membaca”. Saya senang belajar bahasa Indonesia dengan Metode Gambar dan pembelajarannya juga menyenangkan dan saya juga sering bertanya kepada guru jika ada pembahasan yang kurang jelas.” 57 Dari observasi dan wawancara di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa siswa puas dengan metode gambar. karena pembelajaran tidak membosankan dan suasana kelas menjadi menyenangkan, banyak siswa yang ingin mengerjakan tugas di papan tulis, ada pula yang ingin maju dua kali, namun guru memberikan kesempatan kepada anak yang tidak maju terlebih dahulu. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta mampu mengapresiasi bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diharapkan dapat membantu siswa mempelajari diri sendiri, budayanya, dan budaya orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam komunitas pengguna bahasa tersebut, serta menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pendidikan bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik dan akurat dalam bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra manusia Indonesia. Saya kurang suka bahasa Indonesia karena membosankan, tapi saat guru mengajar menggunakan gambar, saya senang karena selama pembelajaran kita tidak bosan, kita disuruh fokus mencari susunan kata yang tepat sesuai gambar yang guru tempelkan di depan kelas untuk membuat kalimat sesuai gambar. 63.
Pembelajaran gambar merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang menggunakan gambar-gambar yang dihubungkan atau diurutkan secara sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, memperlihatkan gambar dengan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran siswa agar lebih kreatif untuk mencapai tujuan akhir siswa. proses pembelajaran sehingga standar kompetensi dan kompetensi dasar dari aspek menulis dapat tercapai ketika pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan perkembangan keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa sebagai alat penyampaian pesan atau makna untuk berbagai keperluan bahasa, termasuk aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Senang sekali karena saat belajar ada gambarnya, guru juga menceritakan apa yang ada di gambar tersebut, seperti pada gambar diatas, ada seorang anak yang membantu ibunya menyapu, mengepel dan bekerjasama di sekolah, sehingga kami senang belajar bahasa indonesia. pelajari karena penjelasannya tidak membosankan dan sangat bagus.” 66 Dari wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa guru tidak hanya mengajar saja, tetapi guru dapat memberikan contoh melalui gambar atau cerita yang telah dijelaskan.
Pembahasan
- Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
- Daftar Nama Guru dan Karyawan
- Jumlah Kelas dan Keseluruhan Siswa
- Data Sarana dan Prasarana
Dalam kegiatan belajar mengajar, kegiatan membaca yang harus diperhatikan siswa adalah kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam membaca, misalnya tidak mengenal huruf kecil atau kapital, tidak menguasai bunyi-bunyi bahasa. Oleh karena itu yang perlu diperhatikan adalah peningkatan proses pembelajaran dalam hal ini aktivitas belajar siswa dan guru, sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk memprediksi rendahnya kemampuan membaca pada siswa. Dengan metode gambar siswa menjadi aktif karena pembelajaran tidak membosankan dan suasana kelas menyenangkan. Banyak siswa yang ingin mengerjakan tugas di papan tulis. Ada yang ingin maju dua kali, namun guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum mahir sebelumnya. agar semua siswa dapat menanyakan semua pertanyaan.
Cara seorang guru mengatasi kondisi siswa yang merasa bosan saat belajar adalah dengan cara guru mempunyai beberapa teknik agar siswa tidak merasa bosan saat belajar di kelas, salah satunya dengan mengajak siswa belajar sambil bermain. Adapun cara guru membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan, guru mempunyai berbagai cara untuk menjadikan pembelajaran menjadi menyenangkan. Guru menggunakan metode bergambar pada anak yang mempunyai kendala membaca, karena dengan menggunakan metode bergambar siswa lebih tertarik belajar dan suasana belajar menjadi lebih aktif.
Guru sekolah dasar hendaknya menggunakan metode visual dalam belajar mengajar agar siswa yang selama ini pasif dalam kegiatan pembelajaran dapat mengalami peningkatan. Sebaliknya mereka yang melakukan praktik pembelajaran dengan metode visual harus memikirkan materi yang cocok untuk pembelajaran tersebut dan harus mempersiapkannya dengan matang agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Menggunakan metode gambar-gambar untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi pada kelas VIII. kepada siswa SMA Al Ihsan dan SMA Tashfia Kota Bekasi, Adimas.
Penerapan Metode Pembelajaran Gambar dan Gambar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran Jilid 3 Edisi 3.