PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Bagi Mahasiswa/Peneliti
- Bagi Institusi
- Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
- Anemia
- Defenisi Anemia
- Klasifikasi Anemia
- Anemia Defisiens Fe
- Penyebab Anemia Defisiensi Fe
- Gejala Khas Defisiensi Fe
- Patogenesis Anemia Defisiensi Fe
- Pemeriksaan Laboratorium Anemia Defisiensi Fe
- Diagnosis Anemia Defisiensi Fe
- Terapi Anemia Defisiensi Fe
- Respon Terhadap Terapi Anemia Defisiensi Fe
- Hemoglobin (Hb)
- Defenisi Hemoglobin
- Masalah Klinis
- Metode Pemeriksaan Hemoglobin
- Nilai Rujukan
- Kerangka Teori
- Hipotesis
Anemia defisiensi besi mungkin disebabkan oleh kehilangan darah atau asupan zat besi yang tidak mencukupi. Pada kedua kasus tersebut, manifestasi morfologi anemia defisiensi besi adalah mikrositik-hipokromik, eritrosit kecil dan defisiensi hemoglobin. Anemia defisiensi besi terjadi karena asupan zat besi yang tidak mencukupi, gangguan penyerapan zat besi, atau kehilangan zat besi yang lebih besar daripada penyerapannya.
Defisiensi zat besi dapat terjadi selama periode peningkatan kebutuhan zat besi, termasuk masa bayi dan anak usia dini, remaja, pertumbuhan, dan kehamilan. Kekurangan zat besi akibat pola makan yang tidak memadai sangat umum terjadi di negara-negara berkembang di seluruh dunia. Penyebab utama kekurangan zat besi pada pria dewasa dan penyebab kedua pada wanita dewasa adalah perdarahan saluran cerna.
Pada pria dewasa dan wanita pascamenopause, defisiensi zat besi harus dicurigai disebabkan oleh perdarahan gastrointestinal yang tersembunyi sampai terbukti disebabkan oleh penyebab lain. Kadar hemoglobin dan indeks eritrosit: Ditemukan anemia hipokromik mikrositik dengan penurunan kadar hemoglobin mulai dari ringan hingga berat. Kadar hemoglobin seringkali turun sangat rendah, tanpa menimbulkan gejala anemia yang nyata, karena anemia terjadi secara perlahan.
Jika terdapat peradangan, serum feritin hingga 60 µg/dl mungkin masih mengindikasikan kekurangan zat besi. Di laboratorium tingkat lanjut, reseptor transferin dapat diperiksa: kadar reseptor transferin meningkat pada defisiensi besi, biasanya pada anemia akibat penyakit kronis dan talasemia. Pewarnaan besi sumsum tulang dengan warna biru Prusia (pewarnaan Perl) menunjukkan cadangan besi negatif (butiran hemosiderin negatif).
Menurut (Bakta, 2003), diagnosis anemia defisiensi besi memerlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh, disertai pemeriksaan laboratorium yang sesuai. Pewarnaan sumsum tulang dengan warna biru Prusia (pewarnaan Perl) menunjukkan cadangan besi negatif (butiran hemosiderin). Dengan pemberian besi sulfat 3 x 200 mg/hari (atau preparat besi lain yang setara) selama 4 minggu, disertai peningkatan kadar hemoglobin lebih dari 2 g/dl.
Ferrous gluconate, ferrous fumarate, ferrous laktat, dan ferrous succinate lebih mahal, namun efektivitas dan efek sampingnya hampir sama. Suplemen zat besi oral sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong, namun efek sampingnya lebih besar dibandingkan bila dikonsumsi setelah makan.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
- Populasi
- Sampel
Kriteria Penelitian
- Kriteria Inklusi
- Kriteria Eklusi
Variabel Penelitian
- Variabel Independen
- Variabel Dependen
Pada layar QC, tekan tombol [Nomor Sampel] untuk memilih nomor file yang diinginkan (tingkat kontrol), lalu tekan tombol [Enter]. Pengumpulan data pada penelitian ini dihasilkan dari data rekam medis pasien anemia defisiensi Fe sebelum dan sesudah 30 hari pengobatan. Berdasarkan hasil penelitian perbedaan kadar hemoglobin anemia defisiensi Fe sebelum dan sesudah 30 hari perawatan di TK III RS Dr.
Reksodiwiryo terdapat 20 pasien anemia defisiensi Fe yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai responden penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer yaitu kadar hemoglobin penderita anemia defisiensi Fe sebelum dan sesudah pengobatan, dan data sekunder diperoleh dari rekam medis penderita anemia defisiensi Fe di TK III RS Dr. Berdasarkan tabel 4.1 terlihat mayoritas penderita anemia defisiensi Fe berdasarkan jenis kelamin sebanyak 13 pasien (65%) berjenis kelamin perempuan, sedangkan laki-laki sebanyak 7 pasien (35%).
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh kadar hemoglobin sebelum perlakuan dengan nilai mean 6,7 dan standar deviasi ±0,90, sedangkan kadar hemoglobin setelah perlakuan memiliki nilai mean 8,1 dan standar deviasi. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah 30 hari pengobatan pada pasien anemia defisiensi Fe. Anemia defisiensi besi terjadi ketika kekurangan zat besi cukup parah sehingga mengganggu eritropoiesis dan menyebabkan anemia.
Hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas penderita anemia defisiensi besi berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 13 pasien (65%), sedangkan laki-laki sebanyak 7 pasien (35%). Menurut hasil penelitian (Priyanto, 2018), anemia defisiensi besi lebih sering terjadi pada remaja perempuan dibandingkan remaja laki-laki. Kebiasaan remaja putri yang ingin tampil langsing menyebabkan para remaja tersebut membatasi asupan makanan sehari-hari sehingga membuat remaja putri rentan mengalami anemia defisiensi besi.
Pada penelitian ini diperoleh hasil yang menunjukkan adanya perubahan bermakna kadar hemoglobin sebelum dan sesudah 30 hari pengobatan pada pasien anemia defisiensi Fe, masing-masing kadar hemoglobin setelah 30 hari pengobatan meningkat. Menurut jurnal (Abdulsalam & Daniel, 2002), dalam waktu 4-30 hari setelah pengobatan, kadar hemoglobin meningkat dan simpanan zat besi terisi kembali 1-3 bulan setelah pengobatan. Menurut (Gunadi, Mewo, & Tiho, 2016) Kadar hemoglobin dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia dan jenis kelamin, aktivitas fisik sehari-hari dan latihan fisik atau olah raga yang dilakukan seseorang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin.
Setelah melakukan penelitian untuk memeriksa kadar hemoglobin sebelum dan sesudah 30 hari perawatan di TK III Dr. RSUD. Lampiran 1 Hasil Penelitian Data penelitian kadar hemoglobin pada pasien anemia defisiensi di RS TK.
Defenisi Operasional
Bahan dan Alat Penelitian
- Bahan
- Alat
Prosedur Penelitian
- Prosedur Pengambilan Darah Vena
- Prosedur Pengoperasian Sysmex KX-21
Setelah hasilnya ditampilkan di layar, tekan tombol [1] untuk menyimpan hasil pemeriksaan atau tekan [2] untuk menolak hasil pemeriksaan. Jika sistem tidak dalam mode Darah Utuh, tekan tombol [Mode] untuk mengubah mode analisis dan gunakan tombol [Kiri]/[Kanan] untuk memilih “Darah Utuh (WB)”, lalu tekan tombol [Enter].
Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data
- Pengumpulan Data
- Jenis Data
- Pengolahan Data dan Analisis Data
Kerangka Operasional
Berdasarkan hasil penelitian terkumpul dua puluh data, kemudian dilakukan uji normalitas data dengan metode Shapiro Wilk, diperoleh hasil signifikan lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Permasalahan anemia timbul karena kurangnya pengetahuan tentang gizi yang kurang, asupan tablet Fe yang kurang dan pola konsumsi yang lebih banyak mengkonsumsi makanan yang relatif sedikit mengandung zat besi yaitu makanan nabati dibandingkan makanan hewani, sehingga kebutuhan zat besi tidak berkurang. Bertemu. Hal ini disebabkan remaja putri kehilangan zat besi (Fe) saat menstruasi sehingga membutuhkan lebih banyak zat besi (Fe).
Perilaku remaja putri yang lebih banyak mengonsumsi makanan nabati mengakibatkan asupan zat besi tidak memenuhi kebutuhan zat besi (Fe) harian. Penderita anemia defisiensi besi mengubah pola makan seimbang dan harus mengonsumsi makanan hewani agar kebutuhan zat besinya tidak tercukupi.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Umum Subyek Penelitian
Hasil Uji t Dependent
PEMBAHASAN
Karakteristik Umum Subyek Penelitian
Respon terapeutik terhadap pemberian preparat besi dapat dilihat secara klinis dan uji laboratorium seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Hasil Penelitian
Permohonan Izin Penelitian
Surat Balasan Penelitian
Surat Telah Melakukan Penelitian
Hasil SPSS Uji t Dependen