• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Nur Hikmah Resmiati 14804241003

N/A
N/A
Fitroh Satrio

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi Nur Hikmah Resmiati 14804241003"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

Barkah Lestari, M.Si. Pd., selaku penguji utama yang memberikan saran dan petunjuk guna penyempurnaan skripsi ini. Sahabat Pendidikan Ekonomi 2014 yang telah menjadi penyemangat dan solusi atas kendala dalam menyelesaikan tugas akhir.

Latar Belakang

Keterlibatan perempuan dalam pekerjaan rumah tangga sebagian besar terlihat melalui tingkat partisipasi perempuan di tempat kerja. Sedangkan India merupakan negara dengan TPAK dan rasio angkatan kerja perempuan terhadap laki-laki yang paling rendah.

Tabel 1. Kondisi Partisipasi Kerja Perempuan di Negara Populasi Besar  Tahun 2014
Tabel 1. Kondisi Partisipasi Kerja Perempuan di Negara Populasi Besar Tahun 2014

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kerja perempuan menikah di Indonesia hanya dibatasi pada faktor karakteristik individu (meliputi usia, pendidikan, lokasi tempat tinggal) dan faktor karakteristik rumah tangga (meliputi status pekerjaan pasangan, jumlah anak, keberadaan balita dan pengeluaran rumah tangga). . Bagaimana pengaruh bersama umur, pendidikan, lokasi tempat tinggal, status pekerjaan pasangan, pendapatan pasangan, jumlah anak, keberadaan balita dan pengeluaran rumah tangga terhadap partisipasi kerja wanita menikah Indonesia.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sebagai acuan pertimbangan pemerintah dalam merumuskan kebijakan mengenai partisipasi perempuan menikah dalam bekerja di Indonesia guna meningkatkan kuantitas dan kualitas pemberdayaan perempuan.

Kajian Teori

Teori Ketenagakerjaan

Penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi menganggur dan menganggur untuk sementara waktu. Sebuah pekerjaan. Penduduk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang masih bersekolah, melakukan pekerjaan rumah tangga, atau melakukan kegiatan di luar kegiatan pribadi.

Gambar 3. Kurva Penawaran Tenaga Kerja Individual
Gambar 3. Kurva Penawaran Tenaga Kerja Individual

Partisipasi Kerja Perempuan Menikah

Semakin tinggi tingkat upah di masyarakat maka semakin besar minat anggota keluarga untuk memasuki pasar tenaga kerja atau TPAK meningkat. Pandia dalam Nilakusmawati dan Susilawati (2012) menyatakan bahwa perempuan bekerja adalah perempuan yang bekerja di luar rumah dan menerima uang atau memperoleh penghasilan dari hasil pekerjaannya. Dengan bekerja, perempuan menunjukkan perannya sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah dalam upaya meningkatkan taraf hidup keluarga.

Mereka memberikan kontribusi besar terhadap kelangsungan perekonomian dan kesejahteraan rumah tangga dan masyarakat melalui tambahan penghasilan dari pekerjaannya (Damayanti, 2011). Risiko menghadapi peran ganda dan kecenderungan adanya konflik keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga menghalangi perempuan untuk mengambil keputusan untuk bekerja. Di negara-negara berkembang, faktor sosio-ekonomi yang mempengaruhi keputusan dan kemampuan perempuan untuk terlibat dalam pasar tenaga kerja meliputi tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, dimensi sosial (norma sosial yang mempengaruhi pernikahan, kesuburan dan peran perempuan di luar rumah tangga), akses terhadap kredit dan pendapatan lainnya, hubungan rumah tangga dan perkawinan serta pengaturan kelembagaan (perundang-undangan, perlindungan dan kepentingan) (Verick, 2014).

Noor, Normelani dan Hastuti (2016) membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menjadi faktor internal dan eksternal, antara lain.

Faktor Karakteristik Individu

Faridi, Chaudhry, dan Anwar (2009) menunjukkan bahwa usia mempunyai dampak yang bervariasi terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan, terutama jika berkaitan dengan usia sekolah, usia menikah dan memiliki anak, serta saat perempuan mulai menua. Mereka akan kembali aktif dalam kegiatan ekonomi, namun tingkat aktivitasnya akan berkurang ketika anak-anak sudah besar (ILO, 2016). Partisipasi angkatan kerja tinggi ketika perempuan berusia dua puluhan, meningkat ketika mereka berusia tiga puluhan atau empat puluhan, dan menurun setelah usia 50 tahun (Lim, 2002).

Dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh usia perempuan dalam angkatan kerja yaitu 15 tahun ke atas terhadap partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Di sisi penawaran, pendidikan mempunyai pengaruh penting terhadap keputusan seseorang untuk berpartisipasi di pasar tenaga kerja (Verick, 2014). Dampak positif pendidikan terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan dijelaskan oleh alasan bahwa individu yang berpendidikan lebih tinggi dan berketerampilan memiliki potensi penghasilan yang lebih besar karena pendidikan meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan (Hosney, 2016).

Selain pendidikan yang lebih baik, perempuan yang tinggal di perkotaan memiliki akses yang lebih baik terhadap alat kontrasepsi yang akan menurunkan kesuburan dan meningkatkan partisipasi angkatan kerja (Bbaale, 2011).

Faktor Karakteristik Rumah Tangga

Penelitian Putri dan Purwanti (2012) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara pengeluaran rumah tangga terhadap penawaran tenaga kerja pada wanita menikah. Jurnal Reikha Habibah Yusfi dan Achmad Hendra Setiawan (2014) yang meneliti pengaruh gaji, umur, pendapatan suami, umur anak terakhir dan pengeluaran rumah tangga terhadap jumlah jam kerja wanita menikah di kota Magelang. Variabel yang diteliti antara lain upah, umur pekerja perempuan, pendapatan suami, umur anak terakhir dan pengeluaran rumah tangga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upah, usia anak terakhir dan pengeluaran rumah tangga berpengaruh positif terhadap jam kerja wanita menikah di Kota Magelang. Variabel yang digunakan adalah gaji/pendapatan, pendapatan suami, umur, pendidikan, jumlah anak balita dan pengeluaran rumah tangga. Sedangkan faktor karakteristik keluarga meliputi status pekerjaan pasangan, pendapatan pasangan, jumlah anak, keberadaan anak kecil, dan pengeluaran keluarga.

Secara bersama-sama, umur, pendidikan, lokasi tempat tinggal, status pekerjaan pasangan, pendapatan pasangan, jumlah anak, keberadaan balita dan pengeluaran rumah tangga berpengaruh terhadap partisipasi kerja perempuan Indonesia.

Gambar 5. Kerangka Berpikir
Gambar 5. Kerangka Berpikir

Desain Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Populasi dan Sampel Penelitian

Kriteria pengambilan sampel yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah perempuan harus berusia 15 tahun ke atas atau tergolong pekerja, sudah menikah dan berstatus pasangan kepala rumah tangga.

Definisi Operasional Variabel

  • Variabel Dependen
  • Pendidikan
  • Lokasi Tinggal
  • Penghasilan Pasangan
  • Jumlah Anak
  • Keberadaan Balita
  • Pengeluaran Rumah Tangga

Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor karakteristik individu dan karakteristik rumah tangga yang mempengaruhi partisipasi kerja perempuan Indonesia. Data diperoleh dari kuesioner IFLS K Buku 5 bagian Daftar Anggota Rumah Tangga (AR) bagian AR16 dan AR17. 3) Lokasi Tempat Tinggal. Data mengenai lokasi tempat tinggal diperoleh dari Buku K IFLS 5 bagian Sampling information (SC) bagian kuesioner SC05.

Penghasilan isteri adalah jumlah gaji atau upah atau keuntungan bersih yang diperoleh dari pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan selama sebulan terakhir. Data diperoleh dari Buku K IFLS 5 bagian Daftar Anggota Rumah Tangga (AR) dengan menjumlahkan anggota rumah tangga yang berstatus anak kandung dan anak tiri/anak angkat yang berusia di bawah 15 tahun. 4) Kehadiran balita. Data diperoleh dari Buku K IFLS 5 bagian Daftar Anggota Rumah Tangga (AR) dengan menjumlahkan anggota rumah tangga yang berstatus anak kandung dan anak tiri/anak angkat yang berusia di bawah 5 tahun.

Pengeluaran isi rumah ialah jumlah pengeluaran untuk penggunaan makanan, bukan makanan, yuran sekolah dan sewa rumah (apabila rumah itu tidak dimiliki).

Teknik Analisis Data

Model estimasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penyederhanaan dari model yang digunakan pada penelitian Faridi, Chaudhry, dan Anwar (2009). Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Indonesia dengan menggunakan model probit, digunakan program STATA dalam pengolahan datanya. Metode kemungkinan maksimum mencari koefisien regresi sehingga peluang terjadinya variabel terikat setinggi-tingginya atau semaksimal mungkin (Widarjono, 2017).

Pada model probit, pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan melihat nilai Prob > Chi2. Apabila nilai Prob > Chi2 lebih kecil dari nilai alpha (pada signifikansi 5%, 1% atau 10%) maka H0 ditolak yang berarti paling sedikit terdapat satu variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Efek marjinal digunakan untuk mengetahui bagaimana probabilitas variabel terikat berubah ketika nilai variabel bebas berubah.

Deskripsi Data

Persentase yang besar ini juga berlaku pada kelompok perempuan yang sudah menikah, bekerja, dan tidak bekerja. Sebaran perempuan menikah yang bekerja maupun tidak bekerja berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat pada gambar berikut. Sebaran partisipasi kerja perempuan menikah berdasarkan status pekerjaan pasangannya disajikan pada grafik di bawah ini.

Berdasarkan total pendapatan pasangan suami istri, sebaran partisipasi kerja perempuan menikah Indonesia disajikan pada diagram berikut. Selanjutnya, persentase perempuan menikah yang tidak bekerja selalu lebih tinggi dibandingkan persentase yang bekerja pada setiap tingkat jumlah anak. Sebaran partisipasi kerja perempuan menikah berdasarkan pengeluaran rumah tangga menunjukkan bahwa porsi terbesar berada pada kisaran pengeluaran 2-3 juta.

Namun ketika tingkat pengeluaran mencapai 4 juta ke atas, persentase perempuan menikah yang bekerja justru lebih tinggi dibandingkan yang tidak bekerja.

Tabel 3. Statistik Deskriptif
Tabel 3. Statistik Deskriptif

Analisis Model Probit

Faktor Karakteristik Individu yang Mempengaruhi Partisipasi Kerja Perempuan Menikah Indonesia Kerja Perempuan Menikah Indonesia

Jadi, hipotesis pertama penelitian ini yang menyatakan bahwa umur berpengaruh terhadap partisipasi kerja perempuan menikah Indonesia, terbukti. Pengaruh positif usia terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Indonesia berkaitan dengan usia menikah, usia mempunyai anak, dan usia mulai tumbuh kembang anak. Hasil penelitian ini berbeda dengan Falzone (2010) dimana variabel umur yang digunakan mempunyai pengaruh negatif terhadap partisipasi kerja perempuan menikah.

Sedangkan penelitian Putri dan Purwanti (2012) serta Yusfi dan Setiawan (2014) menunjukkan bahwa usia tidak berpengaruh signifikan terhadap ketersediaan tenaga kerja dan jam kerja wanita menikah. Berdasarkan perhitungan probit dan marginal effect model ditemukan bahwa hasil pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Indonesia. Hal ini berbeda dengan temuan penelitian Putri (2012) yang menyatakan bahwa pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap penawaran tenaga kerja pada wanita menikah.

Pengujian model probit dan marginal effect menunjukkan bahwa tempat tinggal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi kerja perempuan menikah di Indonesia.

Faktor Karakteristik Rumah Tangga yang Mempengaruhi Partisipasi Kerja Perempuan Menikah Indonesia

Sementara itu, pengaruh negatif status pekerjaan pasangan terhadap partisipasi kerja perempuan menikah kemungkinan disebabkan oleh dua hal. Berdasarkan perhitungan probit dan marginal effect model, diperoleh hasil bahwa jumlah anak berpengaruh signifikan terhadap partisipasi kerja wanita menikah Indonesia. Dengan demikian, hipotesis keenam yang menyatakan jumlah anak berpengaruh terhadap partisipasi kerja wanita menikah Indonesia dapat diterima.

Dampak negatif jumlah anak terhadap partisipasi kerja perempuan Indonesia yang menikah mungkin berkaitan dengan peran perempuan menikah sebagai ibu. Hasil analisis probit dan marginal effect menunjukkan bahwa kehadiran anak kecil berpengaruh signifikan terhadap partisipasi kerja perempuan Indonesia menikah dengan arah negatif. Jadi, dapat diartikan bahwa pengeluaran rumah tangga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi kerja perempuan menikah Indonesia dengan arah yang positif.

Hasil penelitian Yusfi dan Setiawan (2014) juga menunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga berpengaruh terhadap jumlah jam kerja wanita menikah.

Kesimpulan

Jumlah anak juga mempunyai dampak negatif, dimana probabilitas perempuan menikah untuk bekerja menurun sebesar 2,2% untuk setiap peningkatan jumlah anak. Perempuan yang memiliki anak kecil dalam rumah tangganya memiliki kemungkinan 13,3% lebih kecil untuk bekerja dibandingkan mereka yang tidak memiliki anak kecil. Sementara itu, pengeluaran rumah tangga menunjukkan arah positif dalam mempengaruhi partisipasi kerja perempuan menikah di Indonesia.

Saran

  • SMP (SLP/SLTP) UMUM
  • SMP (SLP/SLTP) KEJURUAN
  • AKADEMI (D1, D2,
  • UNIVERSITAS (S1) 62. UNIVERSITAS (S2)
  • TAMAN KANAK- KANAK
  • TIDAK TAHU 95. LAINNYA

Salah satu cara perempuan menikah dapat bekerja tanpa meninggalkan tanggung jawabnya adalah dengan memulai usaha di rumah atau memulai industri rumahan dengan jam kerja yang lebih fleksibel. Selain itu, berwirausaha dapat membantu perempuan menikah untuk berbagi beban pengeluaran rumah tangga jika pendapatan pasangannya tidak mencukupi. Untuk penelitian selanjutnya, variabel dependen yaitu partisipasi kerja wanita menikah terlihat dalam kaitannya dengan jumlah jam kerja.

Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Menikah dan Peran Sumber Daya Manusia Bukti dari Amerika Serikat. Pengaruh upah, umur, pendapatan suami, umur anak terakhir dan pengeluaran rumah tangga terhadap jam kerja wanita menikah di Kota Magelang. Kira-kira berapa biaya perlengkapan sekolah (misalnya seragam sekolah, perlengkapan sekolah, dll) selama 1 tahun terakhir.

Berapa banyak sewa makan/kamar (termasuk biaya makanan) yang dihabiskan untuk [..] selama setahun terakhir.

Gambar

Tabel 1. Kondisi Partisipasi Kerja Perempuan di Negara Populasi Besar  Tahun 2014
Tabel 2. Kondisi Partisipasi Kerja Perempuan di ASEAN Tahun 2014  Negara  Tenaga Kerja
Gambar 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Indonesia  Menurut World Bank Tahun 2010-2014
Gambar 3. Kurva Penawaran Tenaga Kerja Individual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku warga dalam partisipasi ; jenis kelamin, lama tinggal, status dalam keluarga, status kependudukan, pendidikan, jenis pekerjaan,