• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Oleh - UMSU REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI Oleh - UMSU REPOSITORY"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

Deskriptor teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi, teori komunikasi interpersonal, opini, masyarakat, program vaksinasi dan Covid 19. Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan rahmat-Nya serta telah memberikan kekuatan. dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “PERNYATAAN MASYARAKAT KABUPATEN BIREUEN TERHADAP PROGRAM VAKSINASI COVID 19”. Indonesia sendiri tidak terlepas dari virus yang menyerang manusia, mulai dari HIV, Demam Berdarah, Herpes Simplex, Rabies, hingga saat ini ada Virus Corona atau biasa dikenal dengan Covid-19.

Tidak ada batasan usia, siapapun bisa tertular Covid-19, namun lansia di atas 60 tahun memiliki risiko lebih besar. Percaya atau tidak, dengan adanya Covid-19, semakin banyak masyarakat Bireuen yang dinyatakan terjangkit virus corona sehingga membuat Bireuen menjadi kawasan zona merah. Adanya penyakit Covid-19 yang semakin parah memaksa masyarakat khususnya pemerintah untuk segera membendung penyakit menular tersebut.

Di masa pandemi Covid-19, pro dan kontra mewarnai program vaksinasi Covid-19 yang sedang berjalan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian dan penulis menulis tesis dengan judul “Pendapat Masyarakat Kabupaten Bireuen Terhadap Program Vaksinasi Covid 19”.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Pembatasan Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Sistematika Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada seluruh pemangku kepentingan dan menambah literatur yang ada di FISIP UMSU khususnya program studi Ilmu Komunikasi. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya di masa pandemi saat ini.

URAIAN TEORITIS

Komunikasi

Teori komunikasi Intrepersonal

Opini

Masyarakat

Kabupaten Bireuen

Program vaksinasi

Covid 19

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Kategorisasi

Informan

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Lokasi dan Waktu Penelitian

Deskripsi Singkat Objek Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penelitian ini melakukan wawancara langsung kepada informan tentang sikap masyarakat Bireuen terhadap program vaksinasi Covid-19 Faktor psikologis: Kelima informan berpendapat bahwa banyak Covid-19 yang merupakan virus berbahaya, seperti yang diungkapkan oleh informan salah satu Nurasyiah (53 tahun) “ Virus yang bisa menyebabkan kematian pada manusia itulah yang saya tahu. Tapi saya kurang paham, karena selama ini saya pribadi belum pernah melihat ada orang yang terkena Covid, saya hanya mendengarnya saja,” imbuh informan kedua, Salsa Taufik (27 tahun). ."

Para informan juga merasakan kehidupan mereka diliputi kecemasan yang mendalam akibat Covid 19. Hal serupa juga diungkapkan oleh empat informan Ridha Maulana (22 tahun): “Banyak hal negatif yang dirasakan, baik bagi pelajar maupun dari segi pendidikan, sulitnya mendapatkan bimbingan. , dampaknya pasti banyak yang merasakan, lebih kepada kesehatan yaitu dari segi sosial, jadi sekarang kita terbatas mau kemana,” tambah informan lima Rizky Saputra (25 tahun), “Kecemasan pasti hadir karena kegiatan sangat terhambat”. Faktor sosiologi politik: Menurut informan upaya pemerintah dalam menangani Covid-19 kurang baik, seperti yang diungkapkan oleh informan 1 Nurasyiah (53 tahun). “Masih perlu adanya perbaikan karena saya mendengar bahwa jumlah orang yang terkena Covid semakin hari semakin bertambah, padahal kenyataannya saya tidak percaya dengan adanya COVID-19. tapi kalau kebijakan pemerintah merugikan masyarakat, misalnya larangan berjualan, menurut saya jelek,” informan dua Salsa Taufik (27 tahun) Saya ingat ada paradoks di media sosial ketika setiap perkataan yang keluar dari pemerintah Disebut teori sebaliknya, misalnya pemerintah meminta masyarakat keluar, namun kenyataannya pemerintah sendiri memperbolehkan warga negara asing masuk ke Indonesia, bahkan yang masuk ke Indonesia adalah penduduk yang merupakan pembawa awal virus covid 19.

Faktor Budaya : Kelima informan berpendapat bahwa vaksin, jika dilihat dari sudut pandang budaya masyarakat Bireuen, masih ada masyarakat Bireuen yang menganggap vaksin tidak halal dan tidak terlalu penting, seperti yang diungkapkan oleh informan dan Nurasyiah (53 tahun)” Kok bisa dibilang budaya kita di sini sangat menjunjung tinggi ilmu agama, masih banyak yang percaya kalau vaksin itu tidak halal” informan dua Salsa Taufik (27 tahun) “Saat saya keluar rumah saya kaget. Informan tiga Hafiz Badri mengatakan “dari segi budaya , masyarakat Bireuen masih 50% bersedia, sisanya takut untuk divaksin." Vaksin juga terlalu rumit menurut masyarakat Bireuen, mereka tidak mau tahu bagaimana proses mendapatkan vaksinasi dan langsung terjun. sampai pada kesimpulan bahwa mendapatkan vaksinasi itu rumit.

Kelima informan juga sepakat bahwa budaya cuci tangan yang baik sesuai aturan protokol kesehatan di Bireuen belum berjalan dengan baik, seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan Nurasyiah (53 tahun) “Belum. Faktor media massa: sikap informan terhadap berita vaksinasi yang beredar di media berbeda-beda, seperti yang diungkapkan informan Nurasyiah (53 tahun) “Ini menurut saya, saya tidak tahu bagaimana perasaan orang lain terhadap saya. Dua informan, Salsa Taufik, juga menyatakan: “Kalau sebagian masyarakat Facebook ya, karena pengguna dominannya adalah orang-orang berusia lanjut, yang tidak percaya vaksin dan masih disibukkan dengan banyak berita bohong, bedanya rata-rata Tiktok dan pengguna Instagram berasal dari kota-kota besar, dan generasi muda pasti lebih pro vaksin.”

Seperti yang diungkapkan oleh empat informan Ridha Maulana (22 tahun) “baik, karena pada hakikatnya itu adalah program pemerintah yang disalurkan kepada masyarakat luas dimana Bireuen adalah salah satu Aceh, dimana Aceh sendiri berada. Semua masyarakat bisa divaksin kalau vaksinnya gratis”, informan tiga Hafiz Badri (32 tahun) juga menambahkan “Saya merasa nyaman di Bireuen, petugas rumah sakit juga melayani dengan baik”. Meskipun para informan merasa vaksin belum tentu efektif melawan virus Covid 19, namun mereka bersedia untuk divaksin, dan keempat informan mengikuti program vaksinasi yang berbeda dengan Nurasiyah (53 tahun) yang menyatakan tidak bersedia. menjadi. divaksinasi

Pembahasan

PENUTUP

Simpulan

Ketiga, untuk faktor budaya, pandangan informan terhadap vaksinasi tidak semuanya positif, dan informan melihat masih ada sebagian masyarakat di Bireuen yang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik. Keempat: mengenai faktor media massa, para informan berpendapat bahwa tidak semua berita yang beredar di media menyajikan berita positif tentang vaksin dan juga berita negatif, semua tergantung lagi bagaimana kita menyaring berita tersebut. Gejala-gejala Covid 19 seperti batuk, pilek, tenggorokan kering, serta hilangnya indra penciuman dan perasa sudah cukup dipahami masyarakat.

Saran

11 Februari 2021. https://kesehatan.kontan.co.id/news/apa-itu-vaksin-dan-how-how-works?page=allArifin. Bagaimana menurut Anda, sudahkah masyarakat Bireuen menerapkan budaya cuci tangan yang baik sesuai aturan protokol kesehatan? Bagaimana pendapat Anda tentang vaksin seperti yang diberitakan media, apakah Anda percaya dengan vaksinasi.

Tapi saya kurang begitu paham karena selama ini saya belum pernah melihat ada orang yang terkena dampak langsung dari Covid, saya hanya mendengarnya saja. Jawaban : Masih perlu diperbaiki karena saya dengar dari hari ke hari jumlah orang yang terkena Covid semakin bertambah padahal saya tidak begitu percaya dengan adanya Covid namun jika kebijakan pemerintah merugikan masyarakat seperti Tidak boleh berjualan , menurutku itu tidak bagus. Jawaban: Bagi sebagian orang di Facebook, iya, karena mayoritas penggunanya adalah orang tua, mereka yang tidak percaya dengan vaksin dan masih termakan berbagai berita hoax.

Bagaimana pendapat anda mengenai vaksin yang disampaikan melalui media massa, apakah membuat anda percaya terhadap vaksin. Cuma begini, di media juga diberitakan ada yang lumpuh karena vaksin, menurut saya masyarakat jangan langsung menyalahkan vaksin, lihat dulu proses di baliknya, kita belum tahu kan. dan reaksinya seperti ini. Jawaban: Cukup bagus, makanya saya setuju dari awal, yang membuat saya kaget adalah sebelum vaksin ada, warga minta diadakan.

Jawaban: Berdasarkan analisa ilmiah yang cukup baik, saya mempunyai saudara laki-laki dalam keluarga beranggotakan 4 orang, 3 diantaranya sudah divaksin dan tidak positif Covid, bahkan yang tidak divaksin positif Covid seperti saya. Yang saya tahu adalah meskipun orang yang sudah divaksinasi tertular COVID, biasanya mereka akan pulih lebih cepat. Jawaban: Kalau pengobatannya cukup baik, apalagi ada PPKM dan ada vaksin serta protokol kesehatan di beberapa daerah di Indonesia sudah baik. Jawaban: Kalau melihat vaksin dari segi budaya, masyarakat Bireuen masih 50% yang bersedia, sisanya takut untuk divaksin.

Jawaban: Saat ini vaksin sedang dijadikan syarat untuk beberapa keperluan, salah satunya untuk bepergian, yang saya baca di media, dan menurut saya sah. Jawab: Kalau di Bireuen yang menurut saya bagus, petugas rumah sakitnya juga melayani dengan baik. Jawaban: Efektif dan tidak efektifnya tergantung ya, karena ada yang divaksin, bisa juga kena Covid 19, jadi saya rasa hanya 80%.

Jawaban: Menurut saya, masih banyak masyarakat Bireuen yang menganggap vaksin tidak terlalu penting. Saya rasa masih banyak masyarakat awam di Bireuen yang masih belum begitu paham. A: Saya sebagai orang yang sudah divaksin berpendapat bahwa vaksin itu penting dan pemberitaan media tentang vaksin bisa menimbulkan beberapa efek samping, itu benar.

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Kategorisasi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

LEMBAR I HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH JURNAL ILMIAH INTERNATIONAL Judul Karya Ilmiah Artikel : Analysis of Factors of Utilizing Dental Patient