• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model inkuiri kelompok terhadap keterampilan inkuiri matematis siswa VII. kelas. Gambar tersebut menunjukkan pengaruh model pembelajaran inkuiri kelompok terhadap keterampilan inkuiri matematis siswa VII. kelas.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses yang membantu siswa belajar dengan baik. Model pembelajaran kelompok investigatif merupakan model pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang menuntut dan mendorong siswa untuk terlibat dalam pembelajaran.

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

Deskripsi Konseptual

  • Penelitian Terdahulu

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya kenikmatan siswa terhadap pelajaran, meningkatkan motivasi dalam menyelesaikan tugas, dan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Fungsi model pembelajaran adalah guru dapat membantu siswa untuk mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir dan pengungkapan ide. Model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.

Dikembangkan oleh Sharan pada tahun 1992, kelompok penelitian merupakan model pembelajaran yang membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen yang diminta untuk mendiskusikan materi. Materi tiap kelompok berbeda-beda. Setelah diskusi kelompok, masing-masing kelompok harus mempresentasikan hasilnya. 17 Sedangkan Shoim’s Group Research (GI) merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah kelompok inkuiri. Kelompok inkuiri merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan keaktifan siswa dalam mencari sendiri materi pelajaran (informasional) yang dapat dipelajarinya dari bahan yang tersedia, seperti buku teks dan internet. Menurut Joyce dan Weil, model pembelajaran kelompok investigatif merupakan suatu rencana berdasarkan teori psikologi yang digunakan untuk memandu guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan metode penelitian kelompok kooperatif dan menggunakan program Maple lebih baik dibandingkan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Hasil penelitian Putri Wulandari menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kelompok eksploratif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan metode penelitian kelompok kooperatif lebih baik dibandingkan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hasil penelitian Erik Susant menunjukkan adanya perbedaan kemampuan memecahkan masalah matematika. model pembelajaran kelompok riset. Penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran tim peneliti keterampilan inkuiri matematis pada materi penyajian data kelas VII.

Penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran kelompok eksploratif untuk kemampuan inkuiri matematis pada materi penyajian data kelas VII.

Hipotesis Penelitian

Kerangka Teoritik

Jadi dia berazam untuk belajar tanpa rasa terpaksa dan hasil yang dicapai lebih optimum.

Jenis Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah true eksperimental design dengan jenis posttest-only control design. Kelompok yang pertama mendapat perlakuan disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang tidak mendapat perlakuan disebut kelompok kontrol. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek-objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk diselidiki dan kemudian ditarik kesimpulannya 29 Populasi adalah kelompok yang dipilih dan digunakan oleh peneliti karena kelompok tersebut akan membuahkan hasil.

30 Populasi penelitian adalah keseluruhan (alam semesta) objek penelitian, yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, hubungan kehidupan, dan lain-lain, sehingga objek tersebut dapat menjadi sumber penelitian. data. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII. kelas SMPN 7 Bengkulu Selatan tahun ajaran 2020/2021 berjumlah 185 siswa. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan ciri-ciri yang dimiliki suatu populasi.31 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik group random sampling yang digunakan untuk menentukan sampel dari subjek yang akan diteliti atau sumber datanya sangat luas.

Selanjutnya kelas yang peneliti ambil sebagai sampel penelitian adalah kelas VII.A sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 29 siswa dan kelas VII.B sebagai kelas kontrol yang berjumlah 29 siswa. Dalam penelitian ini variabel kemampuan penelitian matematis digunakan pada materi “penyajian data” melalui model pembelajaran kelompok riset matematika di Kelas VII SMPN 7 Bengkulu Selatan.

Tabel 3.1   Desain Penelitian
Tabel 3.1 Desain Penelitian

Instrumen Pengumpulan Data

Uji Coba Instrumen Penelitian

Setelah menghitung uji validitas instrumen dengan menggunakan rumus product moment, kemudian mencari nilai df dengan menggunakan rumus df, langkah selanjutnya adalah membandingkan rtabel dengan rhitung. Untuk mengetahui apakah soal tes gabungan valid/valid, perlu diuji korelasi antara skor (skor) setiap butir soal dengan jumlah skor butir soal. Selanjutnya untuk mengetahui validitas item nomor 1 kita analisis dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut.

Kemudian untuk mengetahui apakah soal tes diatas dapat dikatakan valid dapat dilanjutkan dengan melihat tabel nilai koefisien “r”. Apabila suatu alat ukur digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut dapat diandalkan. Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama.

Untuk menguji reliabilitas instrumen yang akan digunakan peneliti adalah teknik alpha cronbach.37 Dengan rumus sebagai berikut. Melihat tabel “r” product moment terlihat bahwa dengan df sebesar 27 pada taraf signifikan 5% yaitu 0,381 dan untuk itu 1% adalah 0,87 maka hasil ri yaitu 0,95 lebih besar dari koefisien “r” tabel keduanya pada taraf signifikansi 5% atau 1%, maka diketahui bahwa soal tes ini mempunyai reliabilitas yang tinggi.

Teknik Analisis Data

  • Hipotesis Statistik

Uji t merupakan uji statistik yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan (konklusif) antara dua mean sampel dari dua variabel yang dibandingkan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan uji t normal dengan rumus polled variance sebagai berikut.

Deskripsi Wilayah Penelitian

I Kelas IX

Deskripsi Data Penelitian

Pretest ini dilakukan sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri kelompok pada Kelas VII.A SMP Negeri 7 Bengkulu Selatan. Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa nilai siswa kelas VII.A pada saat pretest berjumlah 6 siswa pada kelompok atas/tinggi, siswa pada kelompok menengah/menengah (68,97%), dan 3 siswa pada kelompok kelompok bawah/rendah (10,34%). Post test ini dilaksanakan setelah peneliti menerapkan model pembelajaran inkuiri kelompok pada pembelajaran matematika di kelas VII.A.

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi post-test di Kelas VII.A terdapat 3 siswa pada kelompok tinggi/tinggi, siswa pada kelompok sedang/sedang (72,42%), dan siswa pada kelompok sedang/sedang (72,42%), dan 5 siswa pada kelompok bawah/rendah (17,24%). Pre-test di Kelas VII.B (Kelas Kontrol) dilakukan sebagai perbandingan dengan Kelas VII.A (Kelas Eksperimen). Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pre-test siswa Kelas VII.B terdapat 7 siswa pada kelompok tinggi/tinggi, siswa pada kelompok sedang/sedang (72,41%) dan 1 siswa pada kelompok sedang/sedang (72,41%) dan 1 siswa pada kelompok sedang/sedang (72,41%) dan 1 siswa pada kelompok sedang/sedang (72,41%) dan 1 siswa pada kelompok sedang/sedang (72,41%) dan 1 siswa pada kelompok sedang/sedang (72,41%) seorang siswa pada kelompok bawah/rendah (3,45%).

Berdasarkan data di atas diketahui rata-rata (mean) post-test kelas eksperimen (VII.A) lebih besar dibandingkan dengan rata-rata (mean) post-test kelas kontrol (VII.B) yaitu 75,44 > 72,48 . Sedangkan nilai rata-rata (mean) pre-test kelas eksperimen (VII.A) lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata (mean) pre-test kelas kontrol (VII.B), yaitu 61,24 < 67,58. Selain itu, nilai standar deviasi (SD) posttest kelas eksperimen (VII.A) lebih besar dibandingkan nilai standar deviasi (SD) posttest kelas kontrol (VII.B), yaitu 9,61 > 7,89.

Standar deviasi (SD) sebelum tes pada kelas eksperimen (VII.A) lebih kecil dibandingkan dengan standar deviasi (SD) kelas kontrol (VII.B) yaitu 10,35 > 7,67.

Pembahasan Penelitian

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya kenikmatan siswa terhadap pelajaran, mendorong dan meningkatkan motivasi menyelesaikan tugas, memudahkan siswa memahami pelajaran, sehingga siswa dapat mencapai pembelajaran yang lebih baik. . 39 Fungsi model pembelajaran adalah guru dapat membantu siswa memperoleh informasi, gagasan, keterampilan, cara berpikir dan mengemukakan gagasan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar adalah model investigative group, model investigative group merupakan model pembelajaran yang dapat mempengaruhi kemampuan investigasi matematis siswa. Hal ini disebabkan pembelajaran pada model kelompok investigatif menekankan pada partisipasi dan keaktifan siswa untuk menemukan sendiri bahan belajar (informasi), yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku teks dan internet.

Hal ini ditegaskan oleh Shoimin bahwa model pembelajaran inkuiri kelompok (GI) merupakan model pembelajaran yang menekankan pada pilihan dan penguasaan siswa daripada menggunakan teknik mengajar di kelas.41 Sementara itu, Suprijono mengatakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran GI, setiap kelompok akan bekerja keras. dalam melakukan investigasi yang tepat. Di bawah ini adalah contoh respon siswa yang mengerjakan soal posttest yang peneliti berikan baik pada kelas eksperimen maupun kontrol. Jawaban soal posttest kelas eksperimen di atas menunjukkan bahwa siswa telah memahami topik yang diberikan guru dan siswa mampu menyelesaikan soal tes matematika dengan benar.

Inilah salah satu kelebihan model pembelajaran kelompok riset yaitu secara akademis mampu membekali siswa terlatih dengan tanggung jawab atas jawaban yang diberikan, bekerja secara sistematis, mengembangkan dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai bidang, merencanakan dan mengatur pekerjaan, kebenaran jawaban yang diberikan. Saat menjawabnya, selalu pikirkan metode atau strategi yang digunakan agar dapat diperoleh kesimpulan yang dapat diterima secara umum. Jawaban soal kontrol setelah tes di atas menunjukkan bahwa siswa belum sepenuhnya memahami materi yang diajarkan guru dan siswa juga gagal menyelesaikan soal-soal tes matematika dengan benar.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran-saran

Sebaiknya guru menerapkan model pembelajaran inkuiri kelompok dengan lebih baik lagi pada mata pelajaran matematika, karena model pembelajaran berbasis hasil inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa hendaknya lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, baik matematika maupun semua mata pelajaran, agar hasil dan prestasi belajar siswa meningkat. Khoirunisyah, Siti, Efektivitas Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Hasil Belajar IPS, Rembang: Jurnal Kreatif September 2016.

Ningsih, Febria, Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VII MTsN Kabupaten Kerinci Jambi: Jurnal Pendidikan Matematika Agustus 2019.

Gambar

Tabel 3.1   Desain Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Model Eleciting Activities MEAs Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pembelajaran Matematika Kelas