Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya setuju untuk memberikan kepada Universitas Medan Area hak bebas royalti non-eksklusif atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Pengujian Pupuk Organik Cair dari Limbah Cangkang Telur Ayam Ras Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Terong Ungu Tumbuhan (So/anum me/ongena L.)". Pengujian pupuk organik cair limbah telur ayam ras terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong ungu (Solanum melongena L.) dari cangkang telur memberikan pengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang diamati.
Tesis ini berjudul “Pengujian Pupuk Organik Cair dari Limbah Cangkang Telur Ayam Ras Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.)” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada studi Agroteknologi Det Jordbrugfakultet Medan Area Universitas. Data pengaruh pupuk organik cair cangkang telur terhadap rata-rata jumlah daun (kekuatan) umur 4 minggu setelah tanam.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- TujuanPenelitian
- Hipotesis
- Manfaat Penelitian
Di Indonesia, produksi tanaman terong ungu berdasarkan data BPS pada tahun 2014 sebanyak 557.040 ton pada lahan seluas 50.587 dengan rata-rata produksi per hektar sebesar 10,95 kg. Budidaya tanaman terong ungu masih belum maksimal karena penggunaan pupuk kimia dan petani hanya menanam tanaman terong ungu sebagai usaha sampingan, dengan kata lain petani di Indonesia tidak menanam tanaman terong ungu sebagai tanaman budidaya utama dan berkurangnya produktivitas. lahan pertanian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil produksi dari budidaya terong ungu harus menggunakan teknik budidaya yang tepat, serta penyediaan unsur hara yang tepat yaitu unsur hara organik. Nutrisi organik adalah nutrisi yang berasal dari sumber hewani dan tumbuhan. Nutrisi organik digunakan di sini. merupakan unsur hara yang berasal dari sumber hewani yaitu limbah cangkang telur yang dapat meningkatkan produksi tanaman terong ungu karena.
Limbah cangkang telur dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman terong ungu, karena pupuk organik tidak hanya berbentuk padat saja, namun bisa juga dalam bentuk cair. Penelitian ini akan mengkaji pengaruh pemberian pupuk organik cair dari limbah cangkang telur ayam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong ungu. Bagaimana pengaruh pupuk organik cair sisa cangkang telur terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terong ungu?
Pemberian pupuk organik cair dari limbah cangkang telur sangat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman terong ungu. Sekadar informasi bagi para petani sayuran khususnya petani terong ungu, limbah-limbah yang dapat merusak keindahan lingkungan tersebut dapat dijadikan sebagai pupuk yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dengan modal yang relatif sedikit dan memberikan hasil yang maksimal.
TINJAUAN PUSTAKA
- Sejarah Singkat Tanaman Terung Ungu (Solanum melongenaL.)
- Botani Tanaman Terung
- Tanah
- Pembibitan Tanaman
- Pemupukan Bibit Terung
- Peranan PupukOrganik Cair Cangkang Telur
- Hama dan Penyakit Tanaman Terung Ungu 1. Hama
- Penyakit
Tanaman terong (Solanum melongena L.) merupakan tanaman perdu tahunan dengan percabangan rendah dan tinggi dapat mencapai 1 m. Tanaman terong yang diperbanyak secara generatif sudah mempunyai akar tunggang yang pendek pada awal pertumbuhannya dan disertai dengan akar serabut yang mengelilingi akar tunggang. Perkembangan akar dipengaruhi oleh faktor struktur tanah, air tanah dan drainase dalam tanah. akar tunggang akan menumbuhkan akar, serabut dan akar lateral (Sitompul dan Guritno. 1995). Tanaman terong dapat tumbuh dan menghasilkan produksi yang memuaskan jika ditanam di iklim tropis sehingga memungkinkan petani dapat menghasilkan sayuran sepanjang tahun.
Unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman terong antara lain ketinggian tempat, intensitas cahaya, serta suhu dan kelembaban. Kisaran ketinggian yang cocok untuk tanaman terong adalah antara m di atas permukaan laut. Untuk pertumbuhannya, tanaman ini memerlukan suhu udara 22-30ºC pada siang hari dan 9-12ºC pada malam hari. Pusat Penelitian Terong dan Kakao Indonesia (2004) melaporkan bahwa curah hujan tahunan yang dibutuhkan tanaman terong adalah 1.250 mm.
Dengan curah hujan di bawah 1250 mm per tahun, terong membutuhkan irigasi, karena banyak air yang hilang melalui transpirasi, yang jauh lebih tinggi. Cangkang telur merupakan lapisan terluar telur yang melindungi seluruh bagian telur dari kerusakan (Anonim, 2003). Selain itu juga berpengaruh terhadap penekanan terjadinya keretakan buah pada tanaman tomat (Hadi dan Rugayah, 2004).
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang melaporkan bahwa kalsium dapat mempengaruhi produksi buah tomat, maka pada penelitian ini akan diteliti penggunaan pupuk organik cangkang telur pada tanaman terong ungu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kim et al. 2008) menunjukkan bahwa pencampuran tanah dan tepung cangkang telur dengan komposisi 1:20 mampu menekan penyakit akar gada sebesar 58,5%. Tepung dari limbah cangkang telur disini digunakan sebagai media jamur dan bakteri untuk menekan penyakit akar gada yang disebabkan oleh Plasmodiophora brassicae dan lebih baik dalam mempengaruhi pertumbuhan sawi putih. Dengan adanya penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka perlu adanya kajian lebih lanjut guna memperoleh manfaat atau peranan pemupukan organik cair dari cangkang telur pada tanaman budidaya khususnya tanaman terong ungu.
Cangkang telur merupakan limbah yang kurang mendapat perhatian dan dibuang begitu saja tanpa melalui proses daur ulang. Cangkang telur yang menjadi limbah dan dapat merusak keindahan lingkungan, dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair yang sangat bermanfaat bagi tanaman dan dapat meningkatkan produksi tanaman. Kulit telur mengandung 90% kalsium karbonat, yang merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dengan sehat.
Hasilnya, air rendaman kulit telur mengandung 4 mg kalsium dan kalium, termasuk sejumlah kecil fosfor, magnesium, dan natrium. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Gloeosporium melongena Ell. Gejala buahnya berupa bercak-bercak bulat melengkung yang dapat menyatu menjadi bercak-bercak besar tidak beraturan.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Bahan dan Alat
Metode Penelitian
Jumlah bibit berlubang = 1 bibit Jumlah tanaman/petak = 16 tanaman Jumlah petak = 25 petak Jumlah tanaman = 400 tanaman Jumlah tanaman sampel/petak = 4 tanaman Jumlah tanaman sampel = 100 tanaman.
Metode Analisa
Pelaksanaan Penelitian
- Pembuatan Pupuk Organik Cair Limbah Cangkang Telur
- Pengolahan Lahan
- Pembibitan
- Pemindahan Bibit
- Penyulaman
- Penyiangan
- Penyiraman
- Pengendalian Organisme Penganggu Tanaman ( OPT )
Tahap awal penyemaian bibit atau benih terong ungu direndam dalam air hangat suhu 30-40oC selama 10-15 menit. Setelah direndam, benih langsung ditanam pada media yang telah digemburkan sebelumnya dan ditambah dengan pupuk organik agar unsur hara tanah tercukupi. Pupuk cair ini diberikan pada tanaman terong ungu dengan cara dituangkan ke media tanam di sekitar tempat tanaman tumbuh atau di sekitar batang tanaman terong ungu.
Pemupukan dilakukan 2 MST dan pemupukan selanjutnya dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan pemberian pupuk organik cair dari limbah cangkang telur sebanyak empat kali. Penanaman kembali dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati atau tidak sehat dan terserang hama atau penyakit. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabuti gulma atau dengan mencabuti gulma dengan tujuan menggemburkan tanah dan memberi bumbu pada tanaman terong.
Pencegahan terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan secara preventif yaitu dengan menjaga kebersihan lahan dan gulma serta tanaman yang dapat menjadi inang hama terong ungu. Dan pengendalian hama dilakukan secara manual dengan cara memungut dan membunuh hama tersebut.
Panen
- Jumlah Daun (helai)
- Umur Berbunga (hari)
- Jumlah Cabang Primer (cabang)
- Jumlah Buah per Tanaman Sampel (buah)
- Produksi perTanaman Sampel (g)
- Produksi per Plot (kg)
Tinggi tanaman diukur menggunakan meteran, dimulai dari leher akar sampai titik tumbuh terakhir atau ujung daun tanaman terong ungu (tertinggi). Pengamatan jumlah daun dilakukan mulai 2 minggu setelah tanam dengan interval seminggu sekali, dihitung daun yang terbuka penuh. Hitunglah jumlah cabang utama pada batang tanaman terong ungu pada saat panen pertama tanaman terong ungu.
Dengan menghitung buah yang dipetik yaitu buah sesuai kriteria warna cerah buah, pemanenan dilakukan 3x dengan interval 1x seminggu dengan pemilihan buah yang siap dipanen. Berat buah ditimbang setiap kali panen dengan cara menimbang berat total buah setiap panen untuk tanaman sampel. Pemanfaatan tepung cangkang telur sebagai pengganti kompos kapur dan talas dalam pertumbuhan dan hasil cabai merah pada tanah aluvial.
Pengaruh pupuk pelengkap dan konsentrasi asam giberelat (GA3) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong jepang (Solanum melongena L.) secara hidroponik. Pengaruh pemupukan kalsium dan magnesium terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews) di persemaian.