Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru agama Islam dalam membentuk akhlak terpuji (studi kasus di MTs Ats-Tsuur Cianjur). Bagaimana guru agama Islam menerapkan pembentukan akhlak yang baik pada siswa di MTs Ats-Tsuur Cianjur. Apa saja faktor pendukung dan penghambat guru agama Islam dalam pembentukan akhlak terpuji di MTs Ats-Tsuur Cianjur.
Untuk mengetahui implementasi guru agama Islam dalam pembentukan akhlak terpuji di MTs Ats-Tsuur Cianjur.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Fokus dan Subfokus Penelitian
- Perumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Kegunaan Penelitian
- Sistematika Penulisan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini membahas tentang uraian data yang meliputi gambaran umum, latar belakang penelitian, uraian data yang memuat gambaran umum, latar belakang penelitian, temuan penelitian, dan pembahasan penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran, pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran yang merupakan hasil akhir pembahasan dan analisis penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Konseptual Fokus dan Sub Fokus Penelitian
- Strategi Guru
- Guru Agama Islam
- Akhlak Islam
Pengertian ustadz dalam modal selektif pendidikan agama Islam adalah yang menggunakan acuan hasil konferensi internasional tentang pengertian ustadz sebagai murabbi, mualaf, dan muddaih. Makna murabbi adalah guru agama Islam haruslah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat rabbani, yaitu bijaksana, terpelajar dalam bidang ilmu pengetahuan tentang Tuhan. Guru agama Islam adalah orang dewasa yang bertugas membekali peserta didik dengan ilmu agama serta memberikan bimbingan jasmani dan rohani agar mereka mencapai kedewasaan.
Dapat disimpulkan bahwa guru agama Islam adalah seseorang yang memberikan materi ilmu agama Islam kepada murid-muridnya agar menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah. Guru agama Islam berperan sebagai pembimbing yang memberikan bimbingan agar peserta didik dapat berperilaku sesuai prinsip Islam sejak dini dan mengamalkan agama Islam sesuai dengan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. 28 Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam Arah baru pengembangan ilmu dan kepribadian di perguruan tinggi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), cet.
Hasil Penelitian Yang Relevan
Selatan” tahun 2017.33 yang berisi strategi guru pembentukan akhlak terpuji melalui pendekatan individual yaitu dengan mendorong terbentuknya kebiasaan luhur dan kebiasaan baik, belajar menjunjung tinggi akhlak terpuji, belajar berpuas diri, optimis, percaya diri, sungguh-sungguh. beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah serta berkelompok dengan guru menggunakan beberapa cara. Bedanya, penelitian sebelumnya mengkaji tentang strategi guru dalam meningkatkan semangat kerja, sedangkan penelitian yang diteliti terfokus pada siswa di madrasah, bagaimana semua guru terlibat dalam pembentukan semangat kerja terpuji siswa dengan menggunakan metode teoritis yaitu dengan memberi, menanamkan sifat-sifat yang baik, juga. seperti memberi contoh dan menguasainya.psikologi siswa. Bedanya, peneliti sebelumnya fokus pada peran mata pelajaran aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak peserta didik, sedangkan yang diteliti fokus pada strategi guru agama Islam dalam pembentukan akhlak terpuji.
Zainal Hidayat, ‘Upaya Guru Aqidah Moral Dalam Mengembangkan Akhlak Siswa di MTs Ma’arif Sabiilul Hudaa Bogor’ Tahun 2014.34 Upaya guru pendidikan agama Islam di sekolah untuk mengembangkan akhlak sebenarnya tidak lebih dari mengatasi dan menanggulangi serta mencegah dan membentuk orang yang berakhlak mulia. 33 Firman, Tesis: “Peran Topik Akhlak Keimanan Dalam Pembentukan Akhlak Mahasiswa di Gunung Khazanah Kebajikan Ciputat Tangsel” (Jakarta: UIN, 2017). 34 Zainal Hidayat, Tesis: “Upaya Guru Akhlak Aqidah Dalam Membangun Semangat Siswa di MTS Ma'arif Sabiilul Hudaa Bogor” (Jakarta: UIN, 2014).
Bedanya, penelitian terdahulu menitikberatkan pada upaya guru berkeyakinan akhlak untuk membina peserta didik, mengatasi dan menangani serta mencegah kenakalan remaja, serta membentuk individu yang berakhlak mulia, sedangkan yang diteliti terfokus pada strategi guru agama Islam dalam membentuk siswa. ' moralitas yang terpuji. Syahlefi, “Strategi Guru Pai dalam Pembinaan Akhlak Siswa di SMP Islam Plus Baitul Maal Pondok Aren”35 Hasil penelitian ini, mengkaji tesis: Langkah-langkah memberikan bimbingan intensif kepada siswa yang belum memahami mata pelajaran, mengumpulkan orang tua atau orang tua orang lain untuk memotivasi anak-anaknya, menambah waktu belajar. Bedanya, penelitian sebelumnya fokus pada strategi guru PAI dalam mengembangkan akhlak siswa dengan memberikan bimbingan intensif, sedangkan penelitiannya fokus pada strategi guru agama Islam dalam membentuk akhlak terpuji siswa.
35 Syahlefi, Tesis: “Strategi Guru Dalam Membangun Semangat Siswa di SMP Plus Baitul Maal Pondok Aren” (Jakarta: UIN, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk lebih menekankan pada strategi apa yang sebaiknya digunakan oleh guru agama Islam dalam menciptakan akhlak terpuji pada diri siswanya di madrasah.
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Latar Penelitian
Metode dan Prosedur Penelitian
Data dan Sumber Data
Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Validitas Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Latar Penelitian (Profil MTs Ats-Tsuur Cianjur)
Secara geografis MTs Ats-Tsuur Cianjur sangat strategis, terletak di Jalan Lingkar Selatan dekat dengan kota Cianjur. Pengembangan Kurikulum MTs Ats-Tsuur Cianjur berdasarkan standar nasional pendidikan untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sejak tahun ajaran 2015/2016, MTs Ats-Tsuur Cianjur telah menerapkan kurikulum 2013 di semua kelas, yang sejalan dengan visi, misi dan tujuan madrasah.
Berdasarkan data pada Tabel 4.1, MTs Ats-Tsuur Cianjur mempunyai 25 orang guru dengan kualitas pendidikan baik. Berdasarkan data pada Tabel 4.2, MTs Ats-Tsuur Cianjur mempunyai sepuluh pegawai pada pendidikan administrasi. Kebutuhan administrasi MTs Ats-Tsuur Cianjur tidak dikelola atau diatur oleh satu orang saja, namun sudah terdapat pembagian tugas untuk masing-masing pengelola administrasi.
Sehingga kebutuhan pelayanan dan administrasi MTs Ats-Tsuur Cianjur dapat terpenuhi dengan baik. Berdasarkan data pada Tabel 4.4, MTs Ats-Tsuur Cianjur mempunyai beberapa ruang kelas, ruang pimpinan madrasah, ruang guru, perpustakaan, laboratorium, musala, auditorium dan fasilitas lainnya dalam kondisi baik. Komponen tersebut merupakan sarana untuk menunjang terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang baik sehingga dapat memberikan kenyamanan siswa dalam belajar dan meningkatkan mutu pembelajaran di MTs Ats-Tsuur Cianjur.
Berdasarkan data pada Tabel 4.5, MTs Ats-Tsuur Cianjur memiliki beberapa infrastruktur antara lain jaringan listrik, jaringan telepon, instalasi air, internet dan akses jalan dalam kondisi baik. Prasarana ini disediakan MTs Ats-Tsuur Cianjur sebagai fasilitas untuk menunjang terciptanya suasana belajar yang nyaman dan terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang baik.
Temuan Penelitian
Terlihat pada tabel 4.8 hasil pernyataan siswa yang melanggar peraturan sekolah harus dipertanggungjawabkan adalah 17 responden (56,7%) yang sangat setuju, dan 13 responden (43,3%) yang setuju. Pada tabel 4.10, pernyataan siswa tentang akhlak yang buruk mungkin juga mencerminkan kepribadian yang buruk. Dari hasil analisis pada tabel 4.12 akan ditentukan pernyataan siswa tentang hubungan baik ketika bertemu teman di sekolah.
Pelajar menjawab bahawa 5 orang responden sangat setuju (16.7%), 24 orang responden setuju (80%) dan 1 orang responden (3.3%) tidak setuju sama sekali. Berdasarkan keputusan dalam Jadual 4.14, penyataan pelajar tersebut ialah dia sanggup memaafkan apabila rakannya mengecamnya. Sebanyak 4 orang responden (13.3%) menjawab setuju sepenuhnya, 21 responden (70%) menjawab setuju, dan seramai 5 orang responden (16.7%) tidak setuju langsung.
Dari hasil tabel 4.16 terlihat siswa selalu gembira, menyapa dan berjabat tangan ketika bertemu dengan guru. Hasil yang dijelaskan pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa pernyataan siswa ketika ada guru yang sakit adalah selalu bersedia menjenguknya. Pernyataan hasil analisis pada tabel 4.20 adalah siswa selalu mengerjakan pekerjaan rumah (PR) jika diberikan guru, mayoritas siswa menjawab sangat setuju sebanyak 3 responden (10%), setuju sebanyak 22 responden (73,3%) , dan 5 responden (16,7%) tidak setuju.
Hasil analisis pada tabel 4.24 menunjukkan bahwa siswa bersedia mengajak temannya untuk menghormati guru atau orang tua. Kesimpulan pada Tabel 4.25 adalah siswa bersedia mengajak temannya untuk melakukan tekzia bila ada guru/wali meninggal dunia.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hal ini merupakan kebijakan sekolah dalam pembentukan akhlak terpuji siswa, karena mempelajari Al-Quran merupakan bagian dari akhlak terpuji dan siswa yang mempelajari Al-Quran serta mengamalkan isinya akan mempunyai sifat akhlak terpuji. Hasil tabel tersebut menunjukkan bahwa perhatian siswa terhadap guru dalam menyampaikan bahan ajar di madrasah mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemajuan siswa khususnya dalam pembentukan akhlak terpuji. Kedua, siswa memperhatikan dan kooperatif dalam mengikuti petunjuk guru, sehingga terbentuk kebiasaan baik dan akhlak yang baik dalam diri siswa, seperti menjenguk orang sakit, mengucap syukur dan turut serta ketika ada yang tertimpa musibah di atas meja.
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa siswa MTS Ats-Tsuur Cianjur merupakan siswa yang penuh perhatian dan kooperatif dalam mengikuti petunjuk guru dalam pembentukan akhlak, hal ini berdampak positif terhadap proses pembentukan akhlak terpuji pada siswanya. Anak nakal merupakan faktor dalam proses pembentukan akhlak yang baik pada siswa, persahabatan dengan anak nakal merupakan faktor penghambat terbentuknya akhlak. Lingkungan luar sekolah atau tempat siswa bermain dan bersosialisasi mempengaruhi baik moral siswa sehingga sulit terbentuk.
Strategi madrasah dalam menciptakan akhlak yang baik terlihat dari banyaknya siswa yang mengetahui tata tertib madrasah dan mendengarkan nasehat yang selalu diberikan oleh para guru. Implementasi guru agama Islam dalam membentuk akhlak terpuji adalah dengan mengenalkan siswa pada sholat fardhu, sholat sunnah, doa dan membaca Asmaul Husna secara bersama-sama agar siswa selalu mengingat Allah yang telah memberikan perintah untuk memiliki akhlak terpuji baik di madrasah maupun lingkungan dan di luar madrasah. . Selain untuk menciptakan akhlak terpuji pada diri siswa juga dapat dilakukan di luar kelas seperti kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan kerohanian, pramuka, paskibra dan lain sebagainya yang mempunyai nilai positif bagi mereka.
Faktor pendukung guru agama Islam dalam pembentukan akhlak terpuji pada siswanya adalah guru merupakan teladan yang sangat baik dan memberikan perhatian kepada siswanya, serta guru kelas juga sangat aktif dalam memperhatikan akhlak siswanya. Membentuk akhlak terpuji pada siswa bukanlah sebuah strategi yang mudah, perlu kesabaran dan ketekunan yang maksimal untuk mencapai siswa yang memiliki karakter religius tersebut, maka jadilah guru yang sabar dalam menjalankan amanah tersebut.
PENUTUP
Kesimpulan
Ada pula beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu: memberikan pengawasan terhadap pembinaan akhlak peserta didik agar akhlak yang buruk segera diperbaiki. Kegiatan ini tentunya dapat bermanfaat dalam membentuk siswa mempunyai akhlak yang baik. Jika ada siswa yang akhlaknya kurang baik, guru bekerjasama dengan pihak bimbingan madrasah atau orang tua siswa untuk memperbaiki siswa yang akhlaknya kurang baik.
Serta perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, buku paket, e-book, Al-Quran dan buku-buku pelengkap yang menunjang kegiatan pembelajaran. Sedangkan faktor penghambatnya ada empat yaitu perpindahan siswa yang bermasalah di madrasah sebelumnya, kurangnya batasan dalam bersosialisasi dengan lingkungan luar madrasah, kurangnya buku pelajaran dan rendahnya tingkat pemahaman siswa dalam bersosialisasi. dari kegiatan pembelajaran.
Saran
Peran Topik Akhlak Iman Dalam Membentuk Akhlak Siswa di Gunung Khazanah Kebajikan Ciputat Tangsel. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mempromosikan Akhlak Siswa di MTS Swasta Al-ulum Medan.