• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Repository Universitas Perintis Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Repository Universitas Perintis Indonesia"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

Tujuan keseluruhan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penerapan penjaminan mutu internal dengan hasil metode Ziehl-Neelsen pada pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam pada diagnosis tuberkulosis paru di Puskesmas Air Tawar yang dilakukan di Desember 2019-Agustus 2020. Hubungan penerapan penjaminan mutu internal dengan hasil pemeriksaan Mikroskopis basil tahan asam metode Ziehl-Neelsen untuk diagnosis tuberkulosis paru di Puskesmas Air Tawar yang meliputi kualitas dahak sampel, kemurnian spesimen, ketebalan spesimen dan kerataan spesimen tidak mempunyai hubungan yang bermakna, sedangkan pewarnaan sediaan mempunyai korelasi yang bermakna (p-value < 0,005). Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Penerapan Konsolidasi Mutu Internal Dengan Hasil Metode Ziehl-Neelsen Pada Pemeriksaan Mikroskopis Asam- kemangi cepat dalam diagnosa tuberkulosis paru di puskesmas air tawar”.

Latar Belakang

Kapasitas laboratorium TBC pada setiap tingkat berbeda-beda karena fungsi rujukan laboratorium TBC pada program pengendalian TBC (P2TB) sangat penting agar rujukan dapat berjalan, sehingga harus ada jaringan laboratorium yang berfungsi dengan baik. Setiap laboratorium TBC mempunyai fungsi, peranan, tugas dan tanggung jawab yang saling berkaitan sesuai dengan kemampuan dan kedudukannya dalam jaringan laboratorium TBC.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Hubungan Penerapan Konsolidasi Mutu Internal Dengan Hasil Pemeriksaan Mikroskopis Basil Tahan Asam Metode Ziehl-Neelsen Dalam Diagnosis Tuberkulosis Paru Di Komunitas Air Puskesmas manis. .

Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum 1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Untuk mengetahui mutu hasil pemeriksaan mikroskopis penyakit tuberkulosis paru sebagai nilai tingkat kesalahan di Puskesmas Air Tawar. Untuk mengetahui hubungan penerapan penjaminan mutu internal dengan hasil pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam menurut metode Ziehl-Neelsen dalam diagnosis tuberkulosis paru di Puskesmas Air Tawar.

Manfaat Penelitian .1 Bagi Peneliti

Bagi Institusi

Pengetahuan tentang mutu sediaan BTA dengan menilai 6 unsur meliputi mutu sampel dahak, ukuran sediaan, warna, kejernihan, kekentalan dan keseragaman sediaan di Puskesmas Udara Segar.

Bagi Tenaga Teknis Laboratorium

Tinjauan Umum Tentang Tuberkulosis .1 Definisi Tuberkulosis .1 Definisi Tuberkulosis

  • Karakteristik Mycobacterium Tuberculosis
  • Diagnosis Tuberkulosis
  • Patofisiologis Tuberkulosis Paru
  • Alur Pemeriksaan Tuberkulosis

Bakteri M.tuberkulosis, seperti bakteri lain pada umumnya, akan tumbuh subur pada lingkungan dengan kelembapan tinggi. Selain itu, penelitian bakteriologis juga dapat dilakukan dengan melakukan kultur patogen, yaitu pemeriksaan kultur M. tuberkulosis dengan metode konvensional, menggunakan media dasar telur (Lowenstein-Jensen, Ogawa, Kudoh) dan media dasar agar (Middle Brook).

Gambar 2.1 Mycobacterium tuberculosis dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen  (Notoadmojo, 2003)
Gambar 2.1 Mycobacterium tuberculosis dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen (Notoadmojo, 2003)

Kualitas Sediaan BTA

  • Tahap Pra Analitik
  • Tahap Analitik
  • Tahap Pasca Analitik

Fase analitik adalah fase yang memulai persiapan prosedur tetap (protap), pengolahan dan pemeriksaan spesimen air liur sesuai prosedur tetap, pemeliharaan mikroskop, evaluasi sediaan dan penyimpanan sediaan untuk uji silang metode LQAS. Fase pra-analisis merupakan prosedur tetap dalam pengambilan dahak, mempersiapkan pasien, memberikan instruksi kepada pasien tentang cara pengambilan dahak, waktu pengambilan dahak, dan lokasi pengambilan dahak. Pewarnaan BTA yang baik tampak merah cerah dengan latar belakang biru cerah, inti leukosit tampak jernih, dan tidak ada endapan merah atau biru.

Prosedur tetap yang harus tersedia di laboratorium mikroskopis TBC adalah prosedur tetap pengumpulan dahak, prosedur tetap penyiapan sediaan, prosedur tetap fiksasi, prosedur tetap pewarnaan, prosedur tetap pembacaan mikroskopis, prosedur tetap pencatatan & pelaporan, dan prosedur tetap. untuk pengolahan sampah. Berikut penilaian terhadap sediaan yang belum diwarnai, Sebelum sediaan diwarnai, dapat dinilai ketebalannya dengan meletakkan sediaan kering 4-5 cm di atas kertas koran. Sampel lendir yang baik sebaiknya berupa lendir mukoid (lendir dan lendir kental), lendir mukoid (lendir kental berwarna kuning kehijauan), lendir bernanah (lendir kental dan lengket).

Sediaan yang terlalu kental dan ada bagian yang terkelupas kemungkinan disebabkan oleh pengikatan sebelum dijemur atau dicuci langsung pada noda. Tahap pasca analisis adalah memastikan pelaksanaan tahap analisis sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu pelaksanaan dekontaminasi peralatan dan bahan infeksius, pengelolaan limbah infeksius dan non infeksius, serta pemeliharaan mikroskop.

Gambar 2.2 Kualitas Spesimen (Bagian Mikrobiologi FK UNHAS, 2017)  Dibutuhkan tiga spesimen sputum untuk menegakkan diagnosis TB secara  mikroskopis
Gambar 2.2 Kualitas Spesimen (Bagian Mikrobiologi FK UNHAS, 2017) Dibutuhkan tiga spesimen sputum untuk menegakkan diagnosis TB secara mikroskopis

Tinjauan Umum Tentang Pemantapan Mutu .1 Pemantapan Mutu Internal .1 Pemantapan Mutu Internal

Akurasi (Ketepatan)

Keakuratannya dapat dinilai dari hasil pemeriksaan bahan kontrol dan dihitung sebagai nilai keakuratan (d%) menurut rumus berikut (Departemen Kesehatan, 2004).

Nilai Akurasi d% = (x-NA) : NA

Presisi (Ketelitian)

Nilai presisi menunjukkan seberapa dekat suatu hasil pengujian bila dilakukan berulang kali dengan sampel yang sama.

Pengendalian Mutu Mikroskopis TB

Upaya pencapaian sasaran mutu harus dilakukan secara sungguh-sungguh sejak proses perencanaan (Quality Planning). Selanjutnya, pada saat laboratorium beroperasi, seluruh aktivitas juga dikendalikan untuk memastikan laboratorium tetap mencapai target mutu (Quality Laboratory Practices-Quality Assurance). Laboratorium harus menetapkan target mutu berikut dan merencanakan program untuk mencapainya (Peningkatan Mutu-Perencanaan Mutu).

Angka Kesalahan Laboratorium (Error Rate)

Seperempat sekali, pada saat surveilans, aparat kabupaten/kota mengambil sampel sediaan dahak yang diperiksa dan disimpan di laboratorium pertama, PRM, PPM, RS, dan lain-lain, termasuk satu sediaan dari setiap pasien positif BTA, untuk pasien negatif BTA, ada 10 diambil secara acak dan satu persiapan diambil untuk setiap pasien yang dipilih. Sediaan tersebut diambil secara acak untuk dilakukan pemeriksaan silang di Balai Laboratorium Kesehatan atau laboratorium rujukan lain yang ditunjuk. Laboratorium rujukan ditunjuk berdasarkan seleksi dan evaluasi, baik dari segi mutu maupun dengan mempertimbangkan kelengkapan bidang ketenagakerjaan dan fasilitas penunjang, serta diawasi secara berkala.

Hasil pemeriksaan yang dihasilkan merupakan barometer perbandingan utama yang diakui Kementerian Kesehatan dalam memantau kualitas pemeriksaan analisis air liur yang dilakukan oleh Puskesmas. Setelah pengambilan sampel untuk pemeriksaan silang, sisa sediaan dapat dibuang sesuai prosedur pembuangan limbah laboratorium (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009).

Kerangka Teori

Pemeriksaan TBC paru dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui gejala-gejala seseorang menderita penyakit TBC, misalnya batuk berdahak lebih dari 3 minggu, mengalami nyeri dada saat bernapas, berkeringat di malam hari, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan. Setelah pasien diduga menderita TBC mempunyai ciri-ciri di atas, maka dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan mikroskopis TBC dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN).

Hipotesis Penelitian

Jenis dan Desain Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel .1 Populasi .1 Populasi

  • Sampel
  • Besar Sampel
  • Kriteria Inklusi dan Eklusi .1 Kriteria Inklusi .1 Kriteria Inklusi
    • Kriteria Ekslusi

Sampel penelitian ini adalah kaca objek pemeriksaan silang mikroskopis BTA dari Puskesmas Udara Segar yang diambil secara acak (random sampling). Jadi dari total populasi sebanyak 46 slide cross check yang terdiri dari 4 slide BTA positif, 0 slide BTA minim dan 42 slide BTA negatif, untuk batas toleransi kesalahan (e) sebesar 5%, diambil 30 sampel secara acak (random sampling). . Hasil pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam dengan metode Ziehl-Neelsen yang memenuhi syarat 6 unsur yang meliputi (mutu spesimen, ukuran sediaan, warna sediaan, ketebalan sediaan, kemerataan sediaan dan kebersihan sediaan) bernilai baik.

Hasil pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam menurut metode Ziehl-Neelsen memenuhi persyaratan lain yaitu uji mutu reagen dan uji mutu mikroskop.

Variabel Penelitian .1 Variabel Independen .1 Variabel Independen

  • Variabel Dependen

Ordinal Baik : jika sampel tidak tercampur air liur Buruk : jika sampel tercampur air liur/busa. Pewarnaan Secara mikroskopis, BTA tampak berwarna merah terang dengan latar belakang biru muda, inti leukosit terlihat jelas, dan tidak terdapat endapan berwarna merah atau biru. Ordinal Baik: jika BTA tampak merah terang dengan latar belakang biru muda, inti leukosit tampak jelas. Buruk: jika BTA tampak terlalu merah atau tampak pucat.

Ordinal Baik : apabila tulisan masih terlihat samar-samar pada kertas koran. Buruk: jika spesimen terlalu tebal atau terlalu tipis.

  • Lembar Pemeriksaan Sediaan

Prosedur Penelitian .1 Persiapan Penelitian .1 Persiapan Penelitian

  • Pelaksanaan Penelitian
  • Jenis Data dan Cara Pengumpulan a) Data Primer a) Data Primer
  • Pengolahan Data a) Coding a) Coding
  • Analisa Data

Data diperoleh dari sumber data yang telah diperiksa kelengkapannya, diberi kode sebelum diolah di SPSS. Hal ini dilakukan untuk memastikan data yang diterima bersih, artinya data tersebut lengkap, konsisten, relevan, dan dapat dibaca. Kualitas sediaan akan dievaluasi berdasarkan total 6 kriteria, dimana setiap evaluasi menentukan hanya baik atau buruk yang diperoleh dengan membaca formulir TB.

Analisis data dilakukan untuk mengolah dan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan untuk menguji hubungan antar variabel penelitian secara statistik. Uji statistik ini digunakan untuk menguji perbedaan proporsi dua kelompok sampel dengan cara membandingkan frekuensi data observasi dengan frekuensi data ekspektasi menggunakan SPSS versi 16.0 for Windows. Kriteria penilaiannya adalah jika nilai sig < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pelaksanaan pengendalian mutu internal dengan hasil pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam dengan metode Ziehl-Neelsen dalam diagnosis penyakit. tuberkulosis paru di Puskesmas Air Tawar Jika nilai sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pelaksanaan penjaminan mutu internal dengan hasil pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam metode Ziehl-Neelsen di Puskesmas Air Tawar. tuberkulosis paru-paru. diagnosis di Puskesmas Air Tawar.

Kualitas Sediaan Hasil Pemeriksaan Mikroskopis BTA

Pewarnaan Sediaan

Kebersihan Sediaan

Ketebalan Sediaan

Ukuran Sediaan

Kerataan Sediaan

  • Kualitas Hasil Pemeriksaan BTA Sebagai Nilai Error Rate
  • Hubungan Kualitas Sediaan dengan Hasil Pemeriksaan BTA

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden, 24 orang (80%) mempunyai sediaan pewarna yang baik dan 6 orang (20%) mempunyai sediaan pewarna yang buruk. Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden, 27 (90%) memiliki kemurnian sediaan yang baik dan 3 (10%) memiliki pewarnaan yang buruk. Tabel 4.1.4 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden, 27 orang (90%) memiliki ketebalan sediaan yang baik dan 3 orang (10%) memiliki ketebalan sediaan yang buruk.

Tabel 4.1.5 diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden terdapat ukuran stok yang baik dan 5 (16,7%) ukuran stok yang buruk. Kerataan sediaan dikatakan baik jika mukus makroskopis tersebar pada permukaan kaca objek dan secara mikroskopis terlihat seragam (tidak ada area kosong). Tabel 4.1.6 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden, 22 orang (73%) memiliki persediaan yang baik dan 8 orang (27%) memiliki persediaan yang buruk.

Dari Tabel 4.3 diatas nilai error rate sebesar 0% karena tidak ada error (false positif dan false negative). Hubungan mutu spesimen dengan hasil pemeriksaan mikroskopis BTA dengan penilaian 6 unsur yang meliputi mutu sampel dahak, kemurnian spesimen, warna spesimen, ketebalan spesimen, ukuran spesimen dan kerataan spesimen (Departemen Kesehatan, 2006) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel  4.4  Hubungan  Kualitas  Sediaan  dengan  Hasil  Pemeriksaan    Mikroskopis Basil Tahan Asam (BTA) Metode Ziehl-Neelsen  No  Kualitas Sediaan  Hasil Pemeriksaan
Tabel 4.4 Hubungan Kualitas Sediaan dengan Hasil Pemeriksaan Mikroskopis Basil Tahan Asam (BTA) Metode Ziehl-Neelsen No Kualitas Sediaan Hasil Pemeriksaan
  • Kualitas Sediaan Hasil Pemeriksaan Mikroskopis BTA
  • Kualitas Hasil Pemeriksaan Mikroskopis BTA Sebagai Nilai Error Rate Nilai error rate kualitas hasil pemeriksaan mikroskopis BTA merupakan
  • Hubungan 6 Unsur Kualitas Sediaan dengan Hasil Pemeriksaan BTA Kualitas sediaan dahak dilakukan penilaian terhadap 6 unsur yang meliputi
  • Kesimpulan
  • Saran

Dari hasil uji statistik menggunakan Fisher Exact diperoleh nilai p = 0,193 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kemurnian sediaan dengan hasil pemeriksaan mikroskopis BTA (p < 0,05). Dari tabel 4.4 diatas, hasil analisis menunjukkan bahwa 25 dari 27 sediaan (92,5%) dengan ketebalan baik dan hasil pemeriksaan mikroskopis baik adalah BTA. Dari hasil uji statistik menggunakan Fisher Exact diperoleh nilai p = 1,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara ketebalan sediaan dengan hasil pemeriksaan mikroskopis BTA (p < 0,05).

Dari tabel 4.4 diatas, hasil analisis menunjukkan terdapat 23 dari 25 slide (92%) dengan ukuran slide baik dan hasil pemeriksaan mikroskopis BTA baik. Dari tabel 4.4 diatas, hasil analisa menunjukkan terdapat 20 dari 22 slide (91%) dengan kerataan slide baik dan hasil pemeriksaan mikroskopis BTA baik. Dari hasil uji statistik menggunakan Fidher Exact diperoleh nilai p = 1,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kemerataan sediaan dengan hasil pemeriksaan mikroskopis BTA ( p < 0,05) bukan. .

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Atik Martsiningsih (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pewarnaan sediaan dengan hasil pemeriksaan mikroskopis BTA. Menurut penelitian Zaidar Rahmi (2013), terdapat hubungan yang signifikan antara pewarnaan dengan tingkat kesalahan pada hasil mikroskop BTA.

Kualitas Spesimen

Gambar

Gambar 2.1 Mycobacterium tuberculosis dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen  (Notoadmojo, 2003)
Gambar 2.2 Kualitas Spesimen (Bagian Mikrobiologi FK UNHAS, 2017)  Dibutuhkan tiga spesimen sputum untuk menegakkan diagnosis TB secara  mikroskopis
Gambar 2.3 Ketebalan sediaan (slide) BTA (Depkes, 2006)
Gambar 2.5 Kerataan sediaan (Slide) BTA (Depkes, 2006)  Sediaan  yang  baik  adalah  sediaan  yang  rata  dan  tidak  terlihat  daerah  kosong
+7

Referensi

Dokumen terkait

Barriers and Solutions Implementation Actors Traffic Accident Investigation Minors Police In Kebumen Based on the interview with Chief Unit Kebumen Resort Police obtained information