IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AL-QUR’AN MELALUI PROGRAM 3T-ULC (TAHFIDZ UMMI, TAHFIDZ LDS, DAN TAHFIDZ CAMP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL-GHAFFAAR
KECAMATAN DAU MALANG JAWA TIMUR
SKRIPSI
OLEH:
WIRDATUL ISTIQOMAH NPM. 21601013077
UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2020
ii
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AL-QUR’AN MELALUI PROGRAM 3T-ULC (TAHFIDZ UMMI, TAHFIDZ LDS, DAN
TAHFIDZ CAMP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL- GHAFFAAR KECAMATAN DAU MALANG JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh:
Wirdatul Istiqomah NPM. 21601013077
UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2020
vi Abstrak
Istiqomah, Wirda. 2020. Implementasi pembelajaran Al-qur’an melalui program 3T- ULC (tahfidz ummi, tahfidz lds, dan tahfidz camp) di Sekolah Dasar Islam Al-Ghaffaar Kecamatan Dau Malang Jawa Timur. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Malang. Pembimbing 1: H. Khoirul Asfiyak, S.Ag, M.Hi. Pembimbing 2: Muhammad Sulistiono, M.Pd.
Kata Kunci : Implementasi, Pembelajaran Al-Qur’an, Metode Ummi
Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena dimana dalam pelaksanaan metode Ummi di SDI Al-Ghaffaar belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, sekolah ini baru merintis tetapi sudah memiliki program pembelajaran Al-Qur’an seperti program 3T-ULC. Kurangnya tenaga pengajar Al-Qur’an yang memiliki sertifikat Ummi juga terjadi disekolah ini sehingga, tahapan-tahapan pembelajaran yang ada dalam Ummi belum terlaksana sepenuhnya. Prestasi SDI di bidang Al-Qur’an cukup banyak, salah satunya yakni seorang siswi SDI berhasil lolos dan mendapatkan juara 4 dalam bidang tajwid di Hafis Indonesia 2019 RCTI.
Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka terdapat beberapa fokus penelitian yakni pertama, bagaimana kondisi pembelajaran Al-Qur’an melalui program 3T-ULC kedua, faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pembelajaran Al-Qur’an dan ketiga, strategi apa yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an.
Untuk teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik sebagai berikut, pertama, metode observasi, kedua, metode wawancara dan ketiga, metode dokumentasi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan jenis yang digunakan adalah studi kasus.
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut, pertama, penggunaan metode Ummi dalam pembelajaran belum sesuai dengan 9 pilar Ummi, dalam pembelajaran guru belum melaksanakan sesuai tahapan Ummi. Pihak sekolah tidak memaksakan perolehan hafalan, guru selalu memberikan motivasi dan pembiasaan agar peserta didik mudah menghafalkan.
Peserta didik antusias dalam pembelajaran Al-Qur’an. Untuk program tahfidz lds dan camp tidak ada materi khusus, hanya difokuskan menambah dan memperlancar hafalan. Kedua, faktor pendukung pembelajaran Al-Qur’an seperti, antusias peserta
vii
didik, support dari guru dan orang tua, lingkungan sekolah yang mendukung serta waktu yang cukup. Sedangkan faktor penghambatnya yakni, kemampuan individu yang berbeda, kurangnya guru yang memiliki sertifikat Ummi, tidak semua orang tua memberikan perhatian dan support terhadap anak. Ketiga, strategi yang digunakan yakni dengan memilih waktu yang tepat, menyediakan tempat suci dan nyaman serta menggunakan metode pembelajaran kalsikal individual, privat individual, dan klasikal baca simak. Pihak sekolah menjalin hubungan yang erat dengan wali murid, serta mengikutkan guru yang belum meiliki sertifikat untuk mengikuti pelatihan Ummi.
Berdasarkan pembahasan pada paragraf diatas, disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Al-Qur’an sangat ditekankan memilih metode yang sesuai dengan kondisi guru dan siswa, maka akan diperoleh hasil maksimal. Di SDI sudah melaksanakan ke 9 pilar Ummi namun belum optimal. Untuk pembelajaran tahfidz lds dan camp menggunakan metode klasikal baca simak dan klasikan individual, peserta didik lebih difokuskan menambah hafalan dan muroja’ah. Perbaikan program pembelajaran Al-Qur’an perlu dilakukan, sehingga kedepannya SDI memiliki langkah-langkah guna mengembangakan dan memperluas inovasi seluruh program pembelajaran Al-Qur’an agar program pembelajaran Al-Qur’an di SDI Al- Ghaffaar menjadi lebih baik lagi dan dengan menghasilkan lulusan yang unggul.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan adalah hak seluruh warga negara yang harus dipenuhi oleh negara, pendidikan merupakan faktor yang sangat penting. Pendidikan merupakan hal yang pertama dan utama dalam membangun bangsa.
Pendidikan merupakan satu-satunya aset untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Lewat pendidikan yang bermutu, maka suatu bangsa akan mendapatkan nilai yang tinggi dimata dunia serta memiliki martabat yang terhormat.
Menurut Arifin (2013:39) beliau mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan, atau latihan) serta interakksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai manusia seutuhnya (insan kamil). Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari uraian tersebut bahwasannya peran dunia pendidikan sangatlah penting dalam mewujudkan suatu bangsa yang damai serta unggul dalam
segala sektor. Akan tetapi dalam pelaksanannya wajib bagi setiap warga negara untuk mengenyam dunia pendidikan sehinggan nilai-nilai positif yang ada dalam pendidikan dapat melekat kepada setiap warga negara.
Dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadillah ayat 11, Allah berfirman :
َنريِذَّلا َُّللَّا ِعَفررَ ي وُتروُأ َنريِذَّلاَو رمُكرنِماروُ نَم آ
جَرَد َمرلِعرلا ا َا
ت
Artinya :
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. (QS. Al-Mujaddilah:11).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah sangat menyayangi orang- orang yang beriman dan berilmu pegetahuan, bahkan dikatakan dalam ayat tersebut begitu mulia derajat orang yang berilmu. Sekecil apapun manusia belajar, maka akan mendapatkan ilmu pengetahun. Salah satu cara memperoleh ilmu yakni dengan belajar di sekolah, tidak hanya ilmu pendidikan umum yang akan diperoleh tetapi pendidikan agama juga akan diperoleh oleh anak. Ilmu tidak hanya diartikan sempit sebagai ilmu agama saja tertapi ada juga ilmu non- agama. Selain itu, ilmu juga harus bermanfaat bagi kehidupan banyak orang dan diri orang yang menuntut ilmu.
Di dalam lembaga sekolah, pendidikan agama sangat dibutuhkan oleh anak usia sekolah dasar, karena Pendidikan agama sebagai salah satu wadah pembinaan moral bagi anak dan pembentukan sikap sekaligus membentuk kepribadian anak menjadi lebih baik. Jika anak sudah dikenalkan dengan pendidikan agama sejak dini maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang baik dan selalu memegang erat ajaran agama-Nya serta melaksanakan nilai- nilai yang terkandung didalam-Nya. Pendidikan agama dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal dan pendidikan non-formal.
Salah satu fungsi pendidikan keagamaan yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal (20) Ayat (2), yakni berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nila-nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.
Islam merupakan agama wahyu yang diturunkan oleh Allah dengan tujuan untuk menyejahterakan kehidupan manusia baik di dunia dan di akhirat.
Menurut Nata (2011:340) pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan dan membina peserta didik yang dilakukan dengan sadar dan terencana agar membentuk kepribadian yang utama sesuai nilai-nilai ajaran Islam. Pendidikan Islam selalu terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan umat manusia, baik di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun maupun di bidang kerohanian. Salim & Kurniawan (2012:33) menjelaskan bahwa
“terdapat dua sumber pendidikan Islam, yakni Al-Qur’an dan Sunnah”.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pendidikan, maka cara yang dilakukan yakni melalui proses pembelajaran, dalam proses tersebut peserta didik akan mendapatkakan bimbingan, serta arahkan dari orang lain atau biasanya dilakukan oleh guru untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang baru serta pengalaman belajar yang tidak didapatkan sebelumnya. Pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dengan demikian, inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada peserta didik.
Semua sepakat bahwa sumber ajaran Islam yang pertama adalah Al- Qur’an. Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT berupa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia hingga akhir zaman, ditulis dalam mushaf diawali dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, dan yang membaca- Nya termasuk ibadah. Umat manusia diwajibkan untuk mempelajari Al- Qur’an, seperti belajar membaca, menulis, serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, dengan begitu kelak manusia akan mendapatkan rahmat serta pertolongan dari Allah dan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Maka dari itu wajib bagi anak untuk belajar Al-Qur’an sejak dini agar memperoleh pengalaman yang yang baik dan akan dibawah sampai mereka dewasa.
Menurut Mahmud (2007:147) “pembelajaran Al-Qur’an hendaklah dilakukan mulai sejak masa dini atau masa anak-anak karena masa anak-anak adalah masa awal perkembangan kepribadian manusia, apabila kita mengajarkan sesuatu yang baik, maka akan memperoleh hasil yang baik pula”.
Pembelajaran Al-Qur’an pada masa usia dini berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar pada kepada anak, tetapi lebih penting berfungsi untuk perkembangan otak, dalam pembelajaran ini dapat berlangsung kapan saja dan dimana saja, seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya. Dengan demikian jika terjadi proses pembelajaran Al-Qur’an pada anak maka akan terjadi perubahan tingkah laku yang positif dari anak, karena sesungguh-Nya dalam proses belajar anak akan mengamati, melakukan memikirkan dan merefleksikan pengalam tersebut dalam kehidupannya.
Mengajarkan Al-Qur’an sejak dini merupakan prioritas utama, karena jika anak-anak tidak diajarkan Al-Qur’an sejak dini maka mereka akan mendapatkan pengaruh negatif dari luar, jadi sebaiknya anak-anak sudah mengenal Al-Qur’an sejak dini sehingga mereka tidak dikuasai oleh hawa nafsu dan dinodai oleh kemaksiatan karena ajaran-ajaran nilai yang terkandung dala Al-Qur’an sudah melekat kedalam hati anak. Oleh karena itu pembelajaran Al-Qur’an sangat penting diajarkakan di sekolah atau madrasah karena banyak sekali manfaat yang akan diperoleh oleh peserta didik bagi kehidupan mereka baik di dunia maupun di akhirat.
Salah satu sekolah dasar yang memiliki beberapa program pembelajaran Al-Qur’an adalah Sekolah Dasar Islam Al-Ghaffaar. Sekolah Dasar Islam Al-Ghaffaar berada di Desa Mulyo Agung Kecamatan Dau Sengkaling Malang. Sekolah tersebut merupakan sekolah yang dinaungi oleh lembaga yayasan Al-Ghaffaar dan baru berdiri tahun 2012 tepatnya bulan Februari. Sekolah tersebut bisa dikatan baru merintis tetapi sudah memiliki prestasi di bidang Al-Qur’an. Beberapa prestasi SDI Al-Ghaffaar di bidang Al-Qur’an pada tahun 2019, juara 1 MTQ se-Kec. Dau, juara 3 MHQ Juz 30 se-Kec. Dau, juara 3 Tahfidz Juz 30 se-Kec. Dau, juara harapan 2 Qiro’ah Sab’ah MTQ se-Jawa Timur, juara harapan 2 MTQ se-Kec Dau, juara 4 Hafidz RCTI kategori tajwid terbaik, dan juara 1 Purti Cilik Jawa Timur 2020. Pendiri sekolah tersebut salah satunya adalah Bapak Uus Chafiidz Nawawi yang sekarang menjabat sebagai kepala sekolah.
Sekolah Dasar Islam Al-Ghaaffar memiliki slogan “sekolah sak ngajine”, slogan tersebut bertujuan agar sekolah ini dikenal dimasyarakat dan
menjawab kebutuhan masyarakat. Karena slogan itulah SDI Al-Ghaffaar sangat bersemangat dalam mendidik generasi muda guna memiliki jiwa qur’ani sehingga sekolah tersebut mendirikan beberapa program unggulan pembelajaran Al-Qur’an agar dikenal di masyarakat. Beberapa program unggulan tersebut yakni Program 3T-ULC (tahfidz ummi, tahfidz lds, dan tahfidz camp). Program-program tersebut tidak termasuk dalam kurikulum, karena kurikulum di Sekolah Dasar Islam Al-Ghaffaar masih menggunakan kurikulum muatan lokal yang sama dengan lembaga lainnya. Pelaksanaa proses pendidikan di sekolah ini sama seperti lembaga lain yakni sesuai dengan kurikulum muatan lokal sekolah, dan dilengkapi dengan sumber belajar yakni buku, hanya saja sarana dan prasarana di sekolah tersebut belum memadai.
Yang membedakan sekolah ini dengan sekolah lain serta menjadi ciri khas tersendiri adalah program unggulan pembelajaran Al-Qur’an.
Program 3T-ULC merupakan singkatan dari program Tahfidz Ummi, Tahfidz Long day school, dan Tahfidz Camp. Tahfidz Ummi merupakan salah satu program yang dilaksanakan di pagi hari sebelum seluruh peserta didik melaksanakan kegiatan pembelajaran umum, seluruh peserta didik wajib mengikuti kelas Tahfidz Ummi. Terdapat 10 kelas Ummi yakni mulai jilid 1 sampai 6, dan kelas tahfidz. Kegiatan pembelajaran Al-Qur’an menggunakan metode Ummi memiliki ciri khas tersendiri yakni cara membaca Al-Qur’an dengan menyenangkan, dan menyentuh hati serta memiliki sistem pembelajaran yang tidak dimiliki oleh metode lain, kegiatan tahfidz Ummi dilaksanakan satu minggu empat kali yakni mulai hari senin, selasa, rabu, kamis dan setiap kelas memiliki satu guru tetap. Guru yang mengajar Ummi di
setiap kelas merupakan hasil seleksi dari beberapa guru di sekolah tersebut hanya saja baru dua guru yang sudah memiliki sertiifikat Ummi, jadi dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an metode Ummi belum bisa sepenuhnya menerapkan Ummi, dan juga untuk ujian akhir kelas Ummi, seluruh peserta didik diajak untuk ujian di HTQ Uin Maulana Malik Ibrahim Malang.
Selanjutnya yakni program Tahfidz Long day school, program ini dilaksanakan ketika selesai belajar di sekolah yakni mulai pukul 12:30 dan durasi waktu sekitar satu jam setengah. Program ini wajib diikuti oleh seluruh peserta didik mulai dari kelas 3 sampai kelas 6. Peserta didik diajak untuk belajar bersama-sama membaca Al-Qur’an secara fasih dan benar kemudian peserta didik diberi waktu sekitar 15-30 menit untuk menghafalkan beberapa ayat setelah itu peserta didik menyetorkan hafalan tersebut kepada pembimbing. Program ini dilaksanakan satu minggu sekali secara bergiliran.
Ustadz yang mengajar hanya satu yakni bapak kepala sekolah. Dan yang terakhir yakni program tahfidz Camp, program tersebut merupakan kegiatan ekstrakurikuler sekolah, di mana peserta didik tidak diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Program ini terbuka untuk masyarakat umum, siapapun boleh mengikuti program ini. Dalam pembelajarannya peserta didik diajak untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid, kemudia peserta didik diberi waktu untuk menghafalkan setelah itu menyetorkan hafalan ke ustadz. Kegiatan tahfidz camp hampir sama dengan Tahfidz long day school hanya saja khusus untuk program ini bersifat umum dan boleh diikuti oleh siapa saja. Dan masalahnya juga sama yakni minimnya pengajar Al-Qur’an. Peserta tahfidz camp yakni
berjumlah 25 anak, setiap kali tatap muka banyak peserta didik yang tidak masuk. Dalam program ini ustadz dan ustadzanya hanya dua yakni bapak kepala sekolah dan istrinya. Pelaksanaan program ini yakni satu minggu dua kali, hari selasa dan jum’at mulai ba’da ashar.
Dengan adanya program-program unggulan mengenai pembelajaran Al-Qur’an di Sekolah Dasar Islam Al-Ghaffaar, bertujuan agar peserta didik di sekolah tersebut memiliki kemampuan membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada, dan kuat menjaga hafalannya, mampu hafal jus 30, sekaligus memiliki akhlaq yang mulia sehingga menjadi generasi muda yang berjiwa qur’ani dan memegang erat nilai-nilai yang ada dalam Al-Qur’an. Tetapi pada kenyataannya, tujuan yang hendak dicapai memiliki beberapa kendala yang mengakibatkan tujuan- tujuan tersebut belum tercapai dan terlaksana dengan maksimal.
Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa, pelaksanaan program 3T- ULC (tahfidz ummi, tahfidz lds, dan tahfidz camp) masing-masing memiliki kendala yang sama, yakni mulai dari guru yang minim, sehingga mengakibatkan kurang efektif pada saat kegiatan pembelajaran Al-qur’an, dengan begitu hasil yang didapatkan juga kurang maksimal, sebab motivasi belajar peserta didik rendah karena bosan berinteraksi dengan guru yang sama mulai dari pagi sampai sore hari. Tidak hanya itu saja, dari 10 ustadz/ustadzah baru 1 ustadz dan 1 ustadzah yang memiliki sertifikat Ummi, dengan begitu mengakibatkan hasil yang diperoleh setiap peserta didik pada pembelajaran Al-Qur’an di sekolah tersebut kurang maksimal dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Minimnya ustadz/ustadzah juga mengakibatkan hak dan kewajiban peserta didik untuk belajar Al-Qur’an tidak diperoleh, karena jika ustadz/ustadzah tersebut berhalangan hadir makan otomatis pembelajaran Al- Qur’an kosong dan diliburkan seperti pada saat kegiatan Tahfidz long day school dan Tahfidz Camp. Tempat belajar tahfidz long day school dan tahfidz camp berada di samping jalan raya dan terbuka, karena Sekolah Dasar Islam Al-Ghaffaar berada disampin jalan raya, sehingga mengakibatkan kegiatan pembelajaran sedikit terganggu karena terdengan suara berisik dari jalan raya, hal ini mengakibatkan konsentrasi hafalan peserta didik tidak sempurna sekaligus menyebabkan peserta didik sulit membuat hafalan Al-Qur’an di tempat belajar. Sampai saat ini kegiatan belajar Tahfidz long day school dan Tahfidz Camp berada ditempat yang sama yakni aula serbaguna.
Peserta didik di Sekolah Dasar Islam Al-Ghaffaar tidak istiqomah dalam mengikuti program-program pembelajaran Al-Qur’an. Motivasi belajar Al-Qur’an pada diri peserta didik sangat rendah, hal ini mengakibatkbatkan beberapa peserta didik kurang semangat dan antusias belajar Al-Qur’an sehingga banyak peserta didik yang tidak fokus di kelas, sering tidak masuk, tidak disiplin bahkan sedikit menyetorkan hafalan pada guru. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi yang diberikan oleh orang-tua pada anak, serta pembelajarannya kurang menarik sekaligus kurangnya waktu yang diberikan oleh ustadz pada saat peserta didik membuat hafalan Al-Qur’an.
Berangkat dari persoalan tersebut, maka penting untuk diteliti agar mendapatkan solusi yang terbaik tentang bagaimana kondisi pembelajaran Al- Qur’an, serta faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat, dan
bagaimana strategi pembelajaran Al-Qur’an yang baik sehingga dapat memberikan sumbangan ide yang membangun agar program tersebut dapat berkembang lebih baik lagi. Dengan begitu, mengangkat dari konteks permasalah diatsa maka menarik untuk diteliti dengan mengambil judul sebagai berikut “Implementasi Pembelajaran Al-Qur’an Melalui Program 3T-ULC (tahfidz ummi, tahfidz lds, dan tahfidz camp) Di Sekolah Dasar Islam Al-Ghaffaar Kecamatan Dau Malang Jawa Timur”.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana kondisi pembelajaran Al-Qur’an melalui Program 3T-ULC (Tahfidz Ummi, Tahfidz Lds, dan Tahfidz Camp) di SDI Al-Ghaffaar Kecamatan Dau Malang Jawa Timur ?
2. Apa saja faktor yang menjadi pendukung dan penghambat pembelajaran Al-Qur’an melalui Program 3T-ULC (Tahfidz Ummi, Tahfidz Lds, dan Tahfidz Camp) di SDI Al-Ghaffaar Kecamatan Dau Malang Jawa Timur?
3. Bagaimana Strategi Pembelajaran Al-Qur’an di SDI Al-Ghaffaar Kecamatan Dau Malang Jawa Timur ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan kondisi pembelajaran Al-Qur’an melalui Program 3T-ULC (Tahfidz Ummi, Tahfidz Lds, dan Tahfidz Camp) di SDI Al- Ghaffaar Kecamatan Dau Malang Jawa Timur
2. Untuk menjelaskan faktor yang menjadi pendukung dan penghambat Program 3T-ULC (Tahfidz Ummi, Tahfidz Lds, dan Tahfidz Camp) di SDI Al-Ghaffaar Kecamatan Dau Malang Jawa Timur
3. Untuk menjelaskan Strategi Pembelajaran Al-Qur’an di SDI Al- Ghaffaar Kecamatan Dau Malang Jawa Timur
D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yan hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoretis
a. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan menghafalkan Al-Qur’an seluruh peserta didik.
b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu pendidikan Al-Qur’an, yakni membuat inovasi pembelajaran Al-Qur’an melalui pogram 3T- ULC (Tahfidz Ummi, Tahfidz Lds, dan Tahfidz Camp)
c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pembelajaran Al-Qur’an di Sekolah Dasar atau di lembaga Taman Pendidikan Al-Qur’an di Masyarakat.
2. Secara Praktis a. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung serta memperkaya ilmu pengetahuan tentang pembelajaran Al-Qur’an.
Dan juga sebagai syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Malang.
b. Bagi pendidik dan calon pendidik.
Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang pembelajaran Al-Qur’an melalui metode 3T-ULC (Tahfidz Ummi, Tahfidz Lds, dan Tahfidz Camp)
c. Bagi peserta didik
Peserta didik memperoleh pengalaman langsung mengenai pembelajaran Al-Qur’an, serta dapat meningkatkan ketertarikan dan mempermuda peserta didik terhadap pembelajaran Al-Qur’an melaui program 3T-ULC (Tahfidz Ummi, Tahfidz Lds, dan Tahfidz Camp) d. Bagi sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan program-program pembelajaran Al-Qur’an, serta dapat memperbaiki kualitas pembelajaran Al-qur’an dan sekaligus sebagai bahan evaluasi untuk pembelajaran Al-Qur’an yang lebih baik lagi.
E. Definisi Operasional 1. Implementasi
Proses penerapan suatu kegiatan yang sudah didirencanakan dan di rancang sebelumnya guna mencapai tujuan kegiatan yang diinginkan.
2. Pembelajaran Al-Qur’an
Perubahan tingkah laku peserta didik melalui proses belajar, mengajar, membimbing, mengarahkan dan melatih peserta didik untuk belajar membaca, menulis, Al-Qur’an dengan fasih dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid, sehingga peserta didik terbiasa
melaksanakan kegiatan membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan-sehari-hari.
3. Program
Program merupakan rancangan satu kesatuan yang berkesinambungan dan berisi harapan dari beberapa tujuan yang saling bergantung dan saling terkait untuk mencapai suatu sasaran yang sama serta saling melengkapi. Dalam pelaksanaan-Nya suatu program harus dilaksanakan secara berurutan, dan melibatkan sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. 3T-ULC (Tahfidz Ummi, Tahfidz Lds, dan Tahfidz Camp)
3T ULC merupakan nama lain dari program Tahfid Ummi, Tahfidz Long day school, dan Tahfidz Camp.
a. Tahfidz Ummi
Tahfidz Ummi adalah salah satu program pembelajaran Al-Qur’an menggunakan metode Ummi. Metode Ummi menggunakan alat peraga berupa buku jilid dan buku peraga.
b. Tahfidz long day school
Tahfidz long day school berasal dari kata “long” panjang, “day”
hari, “school” sekolah. Tahfidz long day school adalah suatu kegiatan pembelajaran Al-Qur’an yang dilaksanakan setelah kegiatan belajar di sekolah selesai. Peserta didik mulai kelas 3 sekolah dasar wajib mengikuti program kegiatan Tahfidz long day school. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut peserta didik belajar mebaca Al-Qur’an secara fasih dan benar kemudian membuat
hafalan, setelah itu menyetorkan hafalan kepada Ustadz/pembimbing Al-Qur’an.
c. Tahfidz Camp
Merupakan program kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran Al- Qur’an, kegiatan tersebut tidak wajib diikuti oleh peserta didik, kegiatan Tahfidz Camp bersifat umum boleh diikuti oleh masyarakat. Dalam Tahfidz Camp peserta didik diajarkan tentang belajar membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang benar setelah itu peserta didik diajak untuk mengfalkan Al-Qur’an.
104 BAB VI PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan rumusan masalah yang dilakukan oleh peneliti, sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kondisi pembelajaran Al-Qur’an menggunakan metode Ummi di SDI Al-Ghaffaar belum berjalan dengan baik, karena di sekolah ini belum sepenuhnya melaksanakan 9 pilar sistem Ummi, seperti goodwill managemen, sertifikasi guru, tahapan yang baik dan benar, target jelas dan terukur, mastery learning yang konsisten, waktu yang memadai, quality control yang intensif, rasio guru dan siswa yang proposional, progress report setiap siswa. Sedangkan pada pembelajaran tahfidz plus tidak ada materi khusus, hanya saja lebih ditekankan dalam proses menambah hafalan, dan metode yang digunakan yakni klasikal individual, sedangkan pembelajaran Al-Qur’an di tahfidz camp yakni difokuskan agar santri-santri dapat memperbaiki bacaan Al-Qur’an serta menambah hafalan dan selalu murojaah, metode yang digunakan yakni klasikal individual dan klasikal baca simak. Ketiga program tersebut mempunyai tujuan yang sama yakni dapat membantu anak menghafal Al-Qur’an hanya saja dalam pelaksanaannya yang berbeda.
2. Dari keseluruhan program pembelajaran Al-Qur’an di SDI Al-Ghaffaar, faktor pendukung dalam pembelajaran Al-Qur’an yang ada dalam setiap program hampir sama, seperti waktu pembelajaran Al-Qur’an yang
memadai, dukungan dan motivasi dari guru dan orang tua, antusias peseta didik, dan lingkungan sekolah yang mendukung pembelajaran Al-Qur’an serta proses menghafalkan. Begitu juga dengan faktor penghambat pembelajaran Al-Qur’an, seperti kurangnya tenaga pengajar Al-qur’an bersertifikat Ummi, kemampuan individu yang berbeda-beda, kurangngya dukungan dan perhatian orang tua terhapap anak, dan kondisi lingkungan sekolah yang dekat dengan jalan raya mengganggu proses menghafal.
3. Strategi yang dilakukan SDI Al-Ghaffaar dalam memperbaiki program pembelajaran Al-Qur’an, tahfidz Ummi, Plus, camp yakni, memilih waktu yang tepat dalam proses pembelajaran, serta menggunakan sistem sorogan/individual, klasikal individual, dan klasikal baca simak. Pihak sekolah juga mengikutkan pelatihan Ummi kepada seluruh pengajar Al- Qur’an yang belum memiliki sertikat Ummi secara bergiliran, mendisiplinkan peserta didik yang ramai dikelas dan memberikan hukuman yang mendidik, dan sekolah terus aktif berkomunikasi dengan wali murid dan memberikan laporan kemampuan, dan hafalan yang diperoleh setiap peserta didik, sehingga usaha yang dilakukan orang tua sejalan dengan guru, dan memberikan hasil yang baik kepada peserta didik.
B. SARAN
Kegiatan pembelajaran Al-Qur’an melalui program pembelajaran Al- Qur’an di SDI Al-Ghaffaar sudah berjalan dengan baik, hanya saja terdapat beberapa kekurangan sehiingga mengambat perkembangan program
pembelajaran tersebut. Maka dari itu, sebagai peneliti tentunya dapat memberikan sumbangan pemikiran dan saran sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengembangan proses pembelajaran Al-Qur’an, uakni sebagai berikut :
1. Bagi lembaga SDI Al-Ghaffaar, hendaknya menyediakan tenaga pengajar Al-Qur’an yang berkualitas dan dianggap mampu, serta memiliki waktu yang cukup, sehingga dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran Al- Qur’an dengan totalitas tanpa ada halangan apapun.
2. Bagi guru/pengajar Al-Qur’an di SDI Al-Ghaffaar untuk senantiasa istiqomah dan telaten serta memberikan motivasi-motivasi yang membangun kepada peserta didik, agar mereka selalu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar Al-Qur’an dan semangat dalam menghafalkan Al-Qur’an.
3. Bagi siswa di SDI Al-Ghaffaar diharapkan untuk ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran Al-Qur’an dikelas dan diharapkan siswa mampu bekerjasama dengan guru sehingga proses pembelajaran selesai tepat waktu dan sesuai target.
4. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat menjadi pemicu dalam penelitian berikutnya, guna memperbaiki program pembelajaran Al- Qur’an SDI Al-Ghaffaar, sehinggan program tersebut dapat berkembang dan menghasilkan output yang berkualitas.
107
DAFTAR RUJUKAN
Alsa Asmadi. (2003). Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Al-Qattan Manna’ Khalil. 2016. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Bogor: Litera Antarnusa. Cet.17
Azwar, Saifuddin. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Aisyiyyah, Artarni Vitri. (2017). Implementasi Pembelajaran AL-Qur’an di Kelas Tajwid Ummi Siswa Kelas V dan VI Mimamba’ul Huda Al-Islamiyah Ngabar.
Ponorogo:IAIN Ponorogo. Skripsi tidak diterbitkan.
Ali, Muhammad. (2017). Kebijakan Pendidikan Menengah dalam Prespektif Governance di Indonesia. Malang:UB Press.
Agustiono, Leo. (2006). Politik Kebijakan Publik. Bandung:UNPAD, AIPI dan Puslit KP2W.
Agindawati, Nuriya Isye. (2019). Implementasi Kebijakan Publik dari Prespektif Penyelenggaraan Pengawasan. Jurnal Inspirasi. Vol. 19 (1), 101.
Anwar Rosihon. 2007. Ulum Al-Qur’an. Bandung: CV Pustaka Setia.
Abdul Haris & Asep Jihad. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Multi Pressindo.
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pebelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Arifin, Zainal. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Basrowi & Suwandi. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Bachri, S Bachtiar. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Jurnal Edukasi. Vol. 10 (1). 57.
https://scholar.google.co.id/citations?user=ZhJ08JkAAAAJ&hl=en
Baraah Taib Muhammad. (2017). Kompetensi Siswa dalam Membaca Al-Qur’an Berbasis Latar Belakang Pendidikan di Man 2 Banda Aceh. Banda Aceh:UIN Ar-Raniry. Thesis tidak diterbitkan.
Channa Liliek. 2010. Ulum Al-Qur’an dan Pembelajarannya. Surabaya: Kopertais IV Press.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Darmansyah. (2012). Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor.
Jakarta: Bumi Aksara. Ed. 1. Cet. 3
Firdianti, Arinda. (2018). Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Yogyakarta: Green Publishing.
Hendra dan Nurchalis. (2019). Strategi Pembelajaran Al-Qur’an Di Ma’had Al- Jami’ah UIN AR-RANIRY Banda Aceh. Jurnal Edukasi. Vol. 17 (1). Hal 73, 74.
https://media.neliti.com/media/publications/294490
Hamzah B. Uno. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, Belia Sri. (2017). Penerapan Metode Ummi dan Dampaknya Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa. Malang: Pascasarjana UIN Maliki.
Thesis tidak diterbitkan.
Hidayah, Nurul. (2016). Strategi Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Lembaga Pendidikan. Jurnal Ta’allum. Vol. 04 (01). 71-75.
http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id/index.php/taalum/article/view/366 Hafidhuddin D & Hakim Lukmanul. (2019). Perbandingan Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an Metode Sedayu dan Metode Iqra’ Pada Usia Anak-anak.
Jurnal Ta’dibuna Pendidikan Islam. Vol. 8 (1). 122-123.
https://www.researchgate.net/publication/332964319
https://kbbi.web.id/implementasi.html diakses pada tanggan 02 januari 2019 pukul 10;42
Irfan, Muhammad. (2010). Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Al-Qur’an Hadits. Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah.
Keswara Indra. (2017). Pengelolaan Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Al-Husain Magelang. Jurnal Hanata Widya. Vol. 6 (2). Hal 67.
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/fipmp/article/view/7222
Kafabih, Habibi Muhammad. (2014). Penerapan Metode Ummi dalam Pembelajaran Al-Qur’an pada Orang Dewasa di Lembaga qur’an Training Cebtre Malang. Malang:UIN MALIKI. Skripsi tidak diterbitkan.
Maulida, Ali. (2017). Kedudukan Ilmu, Adab Ilmuan dan Kompetensi Keilmuan Pendidik. Jurnal Edukasi Islam. Vol. 06 (11). Hal 119.
https://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ei/article/view/98
Muawanah, Siti. (2017). Optimalisasi Pembelajaran Al-Qur’an Metode Ummi.
Tulungagung: Program Magister IAIN Tulungagung. Tesis tidak diterbitkan.
Meleong, Lexy J. (2017). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Meleong, Lexy J. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Ma’mun, A Muhammad. (2018). Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.
Jurnal Pendidikan islam. Vol. 4 (1). 56.
https://doi.org/10.37286/ojs.v4i1.31
Mahmud Al-Khalawi. (2007). Mendidik anak dengan Cerdas. Sukoharjo:Insan Kamil.
Muawanah, Siti. (2017). Optimalisasi Pembelajaran Al-Qur’an Melalui Metode Ummi Studi Multikasus di MIT Al-Ifadah kaliwung dan SDIT Darussalam Tulungagung. Tulungagung:IAIN Tulungagung. Tesis tidak diterbitkan.
Nata, Abudin. (2011). Metodelogi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Press.
Nurdin & Usman. (2011). Implementasi Pembelajaran. Yogyakarta:Rajawali Pres.
Prihatsanti, Suryanto, & Hendrianti. (2018). Menggunakan Studi Kasus Sebagai Metode Ilmiah Dalam Psikolog. Buletin Psikologi. Alsa, 2003:55. Vol. 26 (2), Hal 128.
https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/view/38895/pdf
Sunhaji. (2008). Strategi Pembelajaran:Konsep dan Aplikasinya. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. Vol. 13 (3). Hlm. 3.
http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/holistik/article/view/628
Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Srijatun. (2017). Iplementasi Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dengan Metode Iqro’ Pada Anak Usia Dini di RA Perwanida Slawi Kabupaten Tegal. Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 11 (1), 27.
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nadwa/article/view/Pembelajaran%
20BTA
Sukiman, S. Purwaka. (2017). Evektivitas Pembelajaran Al-Qur’an di MI Negeri Yogyakarta II dan SDIT Al-Khairat Yogyakarta.Jurnal Pedidikan Islam. Vol.
XIV (2).
https://doi.org/10.14421/jpai.2017.142-06
Suardi. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: CV Budi Utama. Cet. 1.
Salim H & Kurniawan S. (2012). Studi Ilmu Pendidikan Islam. Yoogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Sanjana, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sugiyono. (2107). Metode Penelitian Pendidikan (Penelitian Kuantitatif, Kalitatif, dan R&D). Bandung:Alfabeta, CV.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Undang-undang No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
http://lldikti3.ristekdikti.go.id/html/wp-content/uploads/2011/04/sisdiknas.pdf Wijaya. (2018). Analisis Data Kualitatif, Ilmu Pendidikan Teologi. Sulawesi
Selatan: Sekolah Tinggi Theologia Saffray.
Yogi, Ferilasa. (2015). Pemanfaatan Tanaman Sambiloto di Desa Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Jawa Timur. Malang:UMM. Skripsi tidak diterbitkan.