PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dahulu hipertensi lebih sering terjadi pada orang dewasa dan jarang terjadi pada remaja, namun kini hipertensi pada remaja sudah umum terjadi. Hipertensi pada remaja menjadi masalah karena dapat menetap hingga dewasa, dengan risiko kesakitan dan kematian yang tinggi. Berdasarkan kriteria diagnostik IDF, batasan hipertensi pada remaja adalah tekanan darah sistolik ≥ 130 dan diastolik ≥ 85 mmHg.
Rumusan Masalah
Peningkatan berat badan berlebih dan obesitas pada anak di seluruh dunia juga meningkatkan prevalensi hipertensi pada anak, yang diketahui menjadi salah satu faktor peningkatan risiko hipertensi pada anak. Berdasarkan data situasi dan paparan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan obesitas dengan tekanan darah pada remaja usia 13-15 tahun di SMP Negeri 33 Makassar. Adakah hubungan obesitas dengan tekanan darah tinggi pada remaja usia 13-15 tahun di SMP Kota Makassar.
Tujuan Penelitian
Ada korelasi kuat antara anak-anak yang kelebihan berat badan dan tekanan darah tinggi. Hipotesis nol (H0): Tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan profil tekanan darah pada remaja usia 13-15 tahun di SMP Negeri 33 Makassar. Hipotesis alternatif (Ha): Terdapat hubungan obesitas dengan profil tekanan darah pada remaja usia 13-15 tahun di SMP Negeri 33 Makassar.
Manfaat Penelian
TINJAUAN PUSTAKA
- Obesitas
- Definisi Obesitas
- Faktor-faktor Penyebab Obesitas
- Patogenesis Obesitas
- Klasifikasi Obesitas
- Tekanan Darah
- Hipertensi pada Anak
- Patogenesis Obesitas dan Peningkatan Tekanan Darah
- Manifestasi Klinik
- Tatalaksana Hipertensi pada Obesitas
- Terapi Non Farmakologis
- Terapi Farmakologi
- Pencegahan
- Kerangka Teori
Anak dengan tekanan darah sistolik dan diastolik antara persentil ke-90 dan ke-95 dikategorikan sebagai prahipertensi. Remaja yang memiliki tekanan darah di atas 120/80 mmHg juga dinyatakan menderita prahipertensi, meski masih di bawah persentil 90. Pada orang dewasa, tekanan darah dan penyakit kardiovaskular jelas berkaitan dan tidak bergantung pada faktor.
Tekanan darah di atas persentil 99+5 mmHg dikategorikan sebagai hipertensi stadium 2 sehingga memerlukan intervensi lebih cepat. Hipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang lebih besar dari persentil ke-95 berdasarkan jenis kelamin, umur, dan tinggi badan apabila diukur sebanyak 3 kali atau lebih. Prehipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan/atau diastolik antara persentil ke-90 dan ke-95.
Remaja dengan status gizi obesitas mempunyai tekanan darah sistolik dan diastolik 5,1 mmHg dan 2,5 mmHg lebih tinggi dibandingkan remaja dengan status gizi normal. Sedangkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada remaja obesitas lebih tinggi 11,3 mmHg dan 6,2 mmHg dibandingkan remaja dengan status gizi normal. Mengontrol berat badan tidak hanya menurunkan tekanan darah, tetapi juga mengurangi sensitivitas tekanan darah terhadap garam, sehingga mengurangi risiko kardiovaskular lainnya seperti dislipidemia dan resistensi insulin.
Jika terdapat kerusakan organ target atau penyakit yang mendasari, tujuan terapi adalah tekanan darah kurang dari persentil ke-90 Angiotensin aktif atau angiotensin II menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga tekanan darah akan meningkat. ACE inhibitor (misalnya kaptopril) akan mencegah aktivasi angiotensin, sehingga pembuluh darah akan melebar dan tekanan darah menurun.
KERANGKA KONSEP
Kerangka Konsep
Definisi Operasional
Cara mengukur tekanan darah adalah dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa dan stetoskop yang keduanya diletakkan pada salah satu tangan di area lengan atas anak yang ingin diperiksa, posisi tangan sejajar. hati dan kaki anak tidak menjuntai.
Hipotesis
Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui hubungan obesitas dengan profil tekanan darah pada remaja usia 13–15 tahun di SMPN 33 Makassar. Data hasil penelitian ini akan dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2010 dan Stratisfied Product and Service Solution (SPSS) untuk mengetahui apakah ada hubungan antara obesitas dengan profil tekanan darah pada remaja usia 13-15 tahun di SMP di Makassar. . Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji analisis chi-square untuk mengetahui hubungan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh anak dengan tekanan darah.
Berdasarkan data di atas, didapatkan 35 anak dengan indeks massa tubuh normal, 24 anak (85,7%) memiliki tekanan darah normal, 11 anak (32,4%) memiliki tekanan darah tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diatas diperoleh analisis hubungan indeks massa tubuh anak dengan tekanan darah, berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square diperoleh nilai p = 0,000 < (a = 0,05), yang berarti hipotesis nol (Ho) ditolak dan Ha diterima, terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas dengan tekanan darah tinggi. Dimana anak dengan kategori indeks massa tubuh (BMI) normal mempunyai odds rasio 12,54 atau 13 kali lipat untuk tidak mengalami peningkatan tekanan darah.
Sedangkan anak dengan indeks massa tubuh (BMI) kategori obesitas hanya berpeluang 0,369 atau 0,3 kali lebih kecil untuk memiliki tekanan darah normal atau sebaliknya. Namun terdapat perbedaan pada hasil penelitian Batara, Deviwanti, dkk yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara obesitas dan tekanan darah. Bagi anak yang mengalami obesitas dan memiliki tekanan darah tinggi diharapkan dapat mengontrol tekanan darahnya sejak kecil dan melakukan proses penurunan berat badan.
Pedoman pengukuran dan evaluasi tekanan darah pada anak dan remaja, sumber: http://idai.or.id; 2010 (diakses 6 November 2016).
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana orang-orang yang dipilih peneliti dipilih berdasarkan ciri-ciri khusus sampel yang berkaitan erat dengan ciri-ciri atau populasi yang diketahui.
Pengolahan dan Penyajian Data
Pada tahap ini dilakukan proses pembersihan data atau review terhadap data yang ada untuk mengidentifikasi dan menghindari kesalahan sebelum data dianalisis.
Teknik Analisis Data
Alur Penelitian
Etika Penelitian
Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi masing-masing variabel yang diteliti yaitu variabel status gizi, obesitas berdasarkan, Indeks Massa Tubuh Berdasarkan Usia (IMT/U) dengan tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah. Hasil statistik tekanan darah anak menunjukkan dari 62 anak, jumlah anak yang tekanan darahnya normal sebanyak 28 anak dan 34 anak mengalami tekanan darah tinggi. Berdasarkan hasil penelitian uji statistik dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh (BMI) dengan tekanan darah dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p < 0,050).
Faktor risiko terjadinya peningkatan tekanan darah pada remaja obesitas menurut hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah 0,369 atau 0,3 kali lebih kecil dibandingkan tekanan darah normal, yang berarti remaja obesitas mempunyai kecenderungan tinggi untuk mengalami hipertensi. pada remaja dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) obesitas. Sebaliknya remaja dengan indeks massa tubuh (BMI) dalam kategori normal memiliki faktor risiko sebesar 12,54 atau 13 kali untuk tidak mengalami peningkatan tekanan darah, dimana kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah cukup kecil pada remaja yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) pada kategori normal. postur tubuh yang tidak gemuk. Hal inilah yang harus diwaspadai oleh setiap orang tua yang memiliki anak remaja saat ini, karena saat ini kita sering mengalami obesitas dan akan berdampak pada usia dewasa, salah satu dampaknya adalah peningkatan tekanan darah yang dapat mengganggu sistem jantung dan ginjal dalam tubuh. .
Pada obesitas cenderung terjadi hal yang sama, peningkatan volume plasma akan meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah, sedangkan pada obesitas resistensi pembuluh darah sistemik umumnya normal dan tidak berperan dalam peningkatan tekanan darah. Selain itu, hal kedua yang menjadi kendala dalam pendataan adalah ruangan atau suasana yang tidak kondusif pada saat pemeriksaan sehingga mempengaruhi nilai tekanan darah yang diperoleh. Pemeriksaan yang hanya dilakukan satu kali juga menjadi kelemahan penelitian ini, dimana seharusnya dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebanyak dua atau tiga kali untuk melihat tekanan darah responden yang sebenarnya.
Setelah mendapat penjelasan maksud dan tujuan serta menyadari manfaat dari penelitian yang berjudul “HUBUNGAN OBESITAS DAN PROFIL TEKANAN DARAH PADA REMAJA ANAK USIA 13-15 TAHUN DI SMP NEGERI 33 MAKASSAR” Saya bersedia mengikuti penelitian diatas dengan catatan apabila terjadi akibat atau sewaktu-waktu anda merasa dirugikan, anda berhak mengakhiri kontrak ini dan berhak menarik diri.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambaran Umum Populasi dan Sampel
Deskripsi Karakteristik Responden
Analisis Variabel
- Analisis Univariat
- Analisis Bivariat
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa dari 62 orang anak diperoleh indeks massa tubuh anak yang dihitung menggunakan antropometri dengan interpretasi menggunakan z-score, sehingga diperoleh anak dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang mengalami obesitas dan sisa anak dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) pada kategori Obesitas. Obesitas dan kelebihan berat badan merupakan masalah kesehatan yang tidak hanya menimpa orang dewasa saja, namun juga remaja. Kalangie dkk pada anak usia 12 hingga 14 tahun di sekolah menengah di kecamatan Pineleng, kota Manado, pada bulan Januari 2016.
Mengonsumsi lebih banyak makanan sehat dibandingkan fast food juga menjadi faktor pendukung agar remaja masa kini tidak mengalami kelebihan berat badan. Berdasarkan hasil penelitian diatas ditemukan banyak remaja yang mengalami overweight atau mempunyai berat badan diatas batas normal dalam hal ini overweight. Prevalensi obesitas pada remaja usia 13-15 tahun di wilayah SMP Negeri 33 Makassar pada tahun 2017 cukup tinggi berdasarkan data yang diperoleh.
Setelah dilakukan analisis, ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada remaja usia 13-15 tahun. Responden khususnya remaja dan orang tua perlu mengetahui faktor risiko obesitas sehingga dapat mencegah penyakit kronis terkait obesitas di masa dewasa. Hubungan Pola Makan dengan Terjadinya Obesitas pada Anak Usia 8-10 Tahun di SD Katolik 03 Saudara Don Bosco Manado.
Prevalensi obesitas dan hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi dan proteinuria pada anak usia 12-14 tahun di SMA Swasta Kota Denpasar.
PEMBAHASAN
TINJAUAN ISLAM
Mereka yang mengalami obesitas diketahui sering makan, memiliki tubuh tidak sehat, kurang beraktivitas, kurang aktivitas, dan mudah sakit. Dilihat dari sudut pandang Islam, permasalahan terkait gizi disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, asupan energi lebih besar dibandingkan pengeluaran energi. Hal ini tentu berkaitan dengan pola makan berlebihan yang mengakibatkan penumpukan cadangan energi dalam tubuh.
Jika ruhnya menguasainya, maka sepertiganya untuk makanan, sepertiganya untuk minum, dan sepertiganya lagi untuk bernapas.” Hadits ini menjelaskan bahwa batasan makan dan minum manusia harus sesuai dengan kaidah, sebab jika makan terlalu banyak akan berdampak buruk bagi tubuh. Dalam ayat ini Allah juga menunjukkan kepada kita bagaimana cara makan dan minum yang baik agar kita bisa hidup sehat dan kuat.
Allah SWT juga melarang kita makan dan minum terlalu banyak dan melebihi batas dalam kedua hal tersebut.3. Perubahan fisik yang terjadi pada seseorang, terutama yang mengalami kelebihan berat badan, berdampak besar terhadap perkembangan psikologisnya dan akan berdampak besar pula pada body image-nya. Terkadang kita sebagai manusia selalu merasa tidak puas dengan apa yang telah Tuhan berikan kepada kita sebagai makhluk-Nya.
Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, tetapi fitrah manusia tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran