Dilihat dari PDRB Provinsi Bengkulu, sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan perekonomian di Provinsi Bengkulu, khususnya pada sektor tanaman pangan. Namun jika dilihat dari setiap kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu, produksi pertanian yaitu padi masih belum sempurna dalam meningkatkan hasil pertanian. Salah satunya adalah tidak terlaksananya program yang diberikan pemerintah kepada petani di Provinsi Bengkulu.
Dalam penelitian ini permasalahan yang diangkat adalah pengaruh kredit pertanian, subsidi pupuk dan bantuan benih di provinsi Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh kredit pertanian, subsidi pupuk dan bantuan benih di provinsi Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kredit pertanian, subsidi pupuk dan bantuan benih di provinsi Bengkulu berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di provinsi Bengkulu.
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,726131. Hal ini menunjukkan bahwa kredit pertanian, subsidi pupuk dan bantuan benih dapat menjelaskan variasi naik turunnya produksi padi di Provinsi Bengkulu sebesar 72,61%, sedangkan sisanya sebesar 27,39%. Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya, Taufiq, Hidayah dan Inayah, penulis terus diberikan berbagai nikmat yang tak ternilai harganya hingga saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya dengan baik. judul “Analisis Dampak Kredit Pertanian, Subsidi Pupuk dan Bantuan Benih Terhadap Produksi Padi di Provinsi Bengkulu”. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program studi Sarjana (S1) Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bengkulu.
Para dosen atau staf yang membantu penulis dalam menyelesaikan disertasi ini (Ibu Nita, Ayuk Lili, Kak Putra, Kak Ipul, dll).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dapat kita simpulkan bahwa permasalahan utama dalam penguatan ketahanan pangan di Indonesia adalah ketersediaan pangan dan akses pangan bagi seluruh penduduk. Sektor pertanian di Provinsi Bengkulu sebagian besar merupakan pertanian skala kecil dengan lahan pertanian yang terbatas dan tersebar. Faktor penghambat lain yang berperan penting dalam pengembangan pertanian di Provinsi Bengkulu adalah terbatasnya sumber daya keuangan dan kemampuan teknis petani.
Kedudukan sektor pertanian sebagai sektor unggulan perekonomian Provinsi Bengkulu masih sulit tergeser oleh sektor lain. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi peran sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Bengkulu atas dasar harga konstan dibandingkan dengan sektor lainnya. Dalam perekonomian Provinsi Bengkulu, peranan subsektor pangan dalam pembentukan produk domestik bruto (PDRB) cukup penting.
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa peran sektor pertanian memberikan kontribusi yang cukup tinggi dibandingkan sektor lainnya yang berjumlah jutaan pada tahun 2012. Sektor pertanian terdiri dari tanaman pangan dan non pangan yang memberikan pendapatan daerah bagi provinsi Bengkulu. Selain sektor pertanian yang merupakan sektor andalan, sektor pertambangan dan penggalian juga merupakan sektor dengan jumlah jutaan yang juga memberikan kontribusi terhadap pembangunan Provinsi Bengkulu, disusul oleh sektor lainnya antara lain: perdagangan, perhotelan dan.
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Kegunaan Penelitian
Provinsi Bengkulu merupakan daerah pertanian yang mempunyai bahan makanan yang beragam, dari satu daerah ke daerah lain. Selain padi, Provinsi Bengkulu juga mempunyai potensi aneka umbi-umbian sebagai sumber bahan pangan substitusi dan pendamping seperti: jagung, singkong, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, produksi padi di Provinsi Bengkulu dapat dikatakan cukup baik meskipun belum mampu memenuhi kebutuhan pangan di Provinsi Bengkulu.
Berdasarkan Tabel 1.3 menjelaskan bahwa total produksi padi tertinggi pada tahun 2012 sebesar 581.910 ton, sedangkan produksi padi tertinggi di Kabupaten Bengkulu Utara sebesar 115.979 ton pada tahun 2008, rata-rata produksi tahun 208-2012 sebesar 88.318,2 ton. Sedangkan produksi terendah pada tahun 2008-2012 terdapat di kota Bengkulu dengan rata-rata 107,25,8 ton. Penyebab menurunnya produksi padi di suatu daerah khususnya kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah menurunnya kualitas tanah yang menyebabkan struktur tanah menjadi kurang layak untuk ditanami kembali dan adanya kemungkinan penyempitan lahan sawah.
Berdasarkan Tabel 1.4 dari Bank Indonesia, Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu dan PT Pusri Cabang Provinsi Bengkulu. Alokasi pupuk bersubsidi oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu berfluktuasi sesuai dengan kebijakan pemerintah di wilayah tersebut. Sedangkan bantuan benih padi hibrida dan benih padi non hibrida berdasarkan Tabel 1.4 menjelaskan juga mengalami fluktuasi selama tahun 2008-2012 sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan pemerintah pusat untuk daerah.
Pada tahun 2012, bantuan benih yang dialokasikan ke Provinsi Bengkulu berjumlah 51.000 ton. Angka tersebut merupakan angka yang cukup besar, karena pada tahun 2011 sebesar 42.470 ton, sedangkan selisihnya sebesar 8.530 ton. Total bantuan benih pada tahun 2008 hingga 2012 sebanyak 199.179 ton yang diharapkan dapat membantu petani meningkatkan produksi pertaniannya karena benih merupakan aset penting untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya dapat meningkatkan produksi padi. Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Apa pengaruh kredit pertanian, subsidi pupuk dan bantuan benih terhadap produksi padi di provinsi Bengkulu tahun 2003-2012”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kredit pertanian, subsidi pupuk, dan subsidi benih terhadap produksi padi di Provinsi Bengkulu tahun 2003–2012. Penerapan penelitian ini menjadi pertimbangan pemerintah daerah khususnya di Provinsi Bengkulu dalam menyikapi produksi padi di Provinsi Bengkulu tahun 2003-2012. Ruang lingkup penelitian ini hanya berfokus pada dampak kredit pertanian, subsidi pupuk dan subsidi benih terhadap produksi padi di provinsi Bengkulu tahun 2003-2012.
KAJIAN PUSTAKA
- Landasan Teori .1 Teori Produksi
- Fungsi Produksi
- Hasil Produksi
- Elastisitas Produksi
- Pengeluaran Pemerintah
- Keterkaitan Bantuan Benih Terhadap Produksi Padi
- Penelitian Terdahulu
- Kerangka Analisis
- Hipotesa Penelitian
Oleh karena itu, salah satu faktor dalam produksi padi adalah harga pupuk, selain harga produksi padi itu sendiri. Faktor produksi terdiri dari tanah, modal, tenaga kerja, dan manajemen, sedangkan sarana produksi terdiri dari tanah, benih, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja. Salah satu cara untuk menganalisis fungsi produksi adalah dengan menggunakan tipe fungsi produksi Cobb Douglas.
Menurut Sukirno, fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan antara faktor-faktor produksi dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor produksi disebut juga dengan input dan jumlah produksi selalu disebut juga dengan output. Fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara output dengan tingkat penggunaan input, seperti yang dikemukakan oleh (Bishop dan Taussiant) bahwa fungsi produksi adalah hubungan matematis yang menggambarkan suatu cara bergantung pada kuantitas hasil produksi tertentu.
Dalam teori ini, produksi diasumsikan mempunyai dua faktor produksi yang dapat diubah kuantitasnya, yaitu tenaga kerja dan modal yang dapat diubah kuantitasnya. Bentuk hubungan antara masukan dan keluaran digambarkan dalam suatu fungsi yang disebut fungsi produksi. Menurut Mubyarto, fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi secara fisik (output) dan faktor produksi (input).
Fungsi produksi Cobb Douglas adalah fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih. Menurut Gujarati (2006), menjelaskan bahwa dalam analisis regresi yaitu dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas, koefisien regresi merupakan elastisitas produksi dari variabel input. Jumlah koefisien elastisitas produksi input variabel dalam fungsi produksi biasanya menggambarkan kondisi skala hasil masing-masing.
Jika jumlah koefisien elastisitasnya sama dengan satu, berarti fungsi produksi selalu kembali ke skala (∑bi=1), artinya persentase kenaikan jumlah input variabel akan menghasilkan persentase kenaikan yang lebih besar. keluaran. Jika jumlah koefisien elastisitasnya lebih besar dari satu, berarti fungsi produksi tersebut kemungkinan besar mempunyai skala hasil yang meningkat (∑bi>1), yang berarti persentase penambahan input variabel akan menghasilkan persentase peningkatan output yang lebih besar. . Jika angka elastisitasnya kurang dari satu berarti fungsi produksi kemungkinan besar berada dalam keadaan skala hasil yang semakin berkurang (∑bi<1), yang berarti persentase penambahan input variabel akan menghasilkan persentase pendapatan yang lebih kecil. keluaran.
Elastisitas faktor produksi (elastisitas faktor) berkaitan dengan perubahan dimana hanya satu faktor yang berubah dan faktor lainnya dianggap konstan, sedangkan koefisien fungsi (elastisitas produksi total) berkaitan dengan keadaan bahwa semua faktor dapat bervariasi dalam proporsi yang tetap. MPP merupakan tambahan produksi akibat bertambahnya satu input yang digunakan, pada tahap ini faktor-faktor produksi akan menghasilkan output yang lebih besar, karena produksi akan terus meningkat jika dilakukan penambahan input.
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Metode Pengumpulan Data
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinearitas
- Uji Autokorelasi
- Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen dalam model ini terhadap variabel dependen, melihat dan mengetahui seberapa besar pengaruh kredit pertanian, subsidi pupuk, bantuan benih terhadap produksi padi di Provinsi Bengkulu. Ho : b1 = b2 = b3 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh antara variabel kredit pertanian, subsidi pupuk, bantuan benih terhadap produksi padi di provinsi Bengkulu. Jika F score ≤ F tabel atau Prob ≥ α maka Ho diterima yang berarti variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Jika F hitung > F tabel maka Ho atau Prob < α ditolak, hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel terikat terhadap variabel bebas secara individu dengan menguji hipotesis sebagai berikut. Ho : bi = 0 ; Diantara variabel tersebut kredit pertanian, subsidi pupuk, bantuan benih tidak berpengaruh terhadap produksi padi di provinsi Bengkulu.
Ha : dua ≠ 0 ; Terdapat pengaruh antara variabel kredit pertanian, subsidi pupuk, bantuan benih terhadap produksi padi di Provinsi Bengkulu. Jika t tel ≤ t tabel atau Prob ≥ α maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jika t hitung > t tabel atau Prob < α maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal ini penggunaan kata multikolinearitas dimaksudkan untuk menunjukkan adanya tingkat kolinearitas yang tinggi antar variabel independen. Jika variabel kredit pertanian, subsidi pupuk, bantuan benih berkorelasi sempurna maka metode kuadrat terkecil tidak dapat digunakan.
Nilai akhir R2 sangat tinggi, namun variabel independen secara individu tidak mempengaruhi variabel secara signifikan. Sedangkan salah satu asumsi penting adalah tidak ada hubungan antara variabel gangguan yang satu dengan variabel gangguan yang lain. Jika nilai probabilitas chi square > α, maka Ho diterima yang berarti model estimasi tidak mengandung autokorelasi.