• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

Kepemimpinan dalam pengembangan program pembentukan karakter santri di Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan. Judul Skripsi: Kepemimpinan dalam Pengembangan Program Pembentukan Karakter Santri di Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan.

Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kami berharap penelitian ini dapat menjadi referensi mengenai kepemimpinan Kepala Madrasah sebagai lembaga informal untuk meningkatkan mutu pendidikan agar lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pendidikan karakter bagi peserta didiknya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi teoritis dan praktis bagi peneliti dan masyarakat pada umumnya dalam penerapan pendidikan karakter yang baik.

Sistematika Pembahasan

Data umum meliputi lokasi, sejarah, profil, visi dan misi, status guru, status siswa, status prasarana. Sedangkan data tersendiri berisi jawaban atas rumusan masalah yaitu kaitannya dengan teori kepemimpinan Kepala Madrasah Dinijeh, teori gaya Madrasah Dinijeh dan data hasil kepemimpinan Madrasah Dinijeh.

Kajian Teori

Teori tentang Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu dalam situasi sasaran. Kepemimpinan merupakan suatu proses yang mempengaruhi kehidupan bermasyarakat dimana pemimpin mengupayakan peran anggotanya untuk mencapai tujuan kelompoknya, sehingga dapat dikatakan kepemimpinan sangat berpengaruh bagi almamater besar kelompoknya.15.

Teori Strategi Kepemimpinan Pendidikan

27 Endang Palupi, Bukman Lian, Artanti Puspita Sari, Strategi manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan mutu guru, 51-56. 28Endang Palupi, Bukman Lian, Artanti Puspita Sari, Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Guru, Jurnal Idaraah, Vol. 29I Wayan Aryawan, Magister Strategi Manajemen di Era Revolusi Industri 4.0 Berdasarkan Konsep Lima Ikhtiar Sandhi, Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, Vol.

30I Wayan Aryawan, Skoleleder Leadership Strategy in the Era of Industrial Revolution 4.0 Baseret på Five Efforts Sandhi Concept, Scientific Journal of Social Sciences, Vol. 31Endang Palupi, Bukman Lian, Artanti Puspita Sari, Skoleleder Leadership Strategies in Improving Teacher Quality, Jurnal Cahaya Pendidikan, Vol. 32Endang Palupi, Bukman Lian, Artanti Puspita Sari, Skoleleder Leadership Strategies in Improving Teacher Quality, Scientific Journal of Social Sciences, Vol.

Teori Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan mempunyai dua perbedaan yaitu gaya kepemimpinan positif dan negatif, hal ini terlihat dari cara mereka memotivasi karyawan dalam bekerja. Gaya manajemen yang digunakan kepala sekolah sebagai pedoman akan berkaitan dengan hasil dan kinerja kepala sekolah dalam mengelola dan melaksanakan proses pendidikan di sekolah. Gaya kepemimpinan instruksional adalah cara seseorang memimpin suatu organisasi dalam memimpin, membimbing dan mengarahkan anggotanya agar dapat menyelesaikan tugas secara bersama-sama.

Hubungan antara gaya kepemimpinan berorientasi tugas dan gaya kepemimpinan berorientasi hubungan adalah sebagai berikut: Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang efektif dan efisien adalah gaya yang dapat mengoptimalkan produktivitas, kepuasan kerja, dan pertumbuhan serta mudah beradaptasi dalam segala situasi. Kolaborasi serta visi dan misi untuk mencapai tujuan bersama dapat dicapai dengan gaya kepemimpinan.

Teori tentang Character Building

Istilah karakter dikaitkan dengan istilah etika, moral, dan/atau nilai serta berkaitan dengan kekuatan moral yang positif. 45 Oleh karena itu, pendidikan karakter dapat diartikan lebih luas sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada peserta didik. bahwa mereka mempunyai nilai dan karakter. sebagai pribadi yang menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Salah satu upaya yang dapat segera dilakukan adalah dengan melakukan penyempurnaan kurikulum pada sistem pendidikan nasional yang menitikberatkan pada pendidikan karakter yang sesungguhnya. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan karakter sebenarnya menempati kedudukan.

Namun proses pembelajaran selama ini hanya terfokus pada kemampuan kognitif anak, sehingga ranah pendidikan karakter yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional masih sedikit atau bahkan tidak tersentuh sama sekali. Oleh karena itu, Madrasah Diniyah sebagai lembaga pendidikan nonformal harus mampu mengatasi permasalahan pendidikan karakter di Indonesia. Hakikat pendidikan karakter adalah proses membimbing peserta didik untuk mewujudkan perubahan tingkah laku, sikap dan budaya yang pada akhirnya akan mewujudkan masyarakat yang beradab.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Pondok Pesantren Keterampilan Al Ikhlas penguatan pendidikan karakter (PPK) berbasis teori taklifi seperti Ulil Amri mudah diterapkan bagi civitas akademika Madrasah Diniyah karena kebijakan kepala Madrasah yang ringan dan mudah dilaksanakan. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang.50 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IV di SDN 2 Kalosi, Kecamatan Alla Kabupaten Enrakeng. 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi pendidikan karakter pada pendidikan kewarganegaraan kelas IV di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrakeng. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan karakter di SDN 2 Kolasi Kecamatan Alla Kabupaten Enrakeng dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

50Julianti Usman, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SDN 2 Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang (Skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar, 2020), 5. Pertama mengenai perbedaannya, (a) Kedudukan ketiga penelitian tersebut. lebih fokus pada aspek penguatan dan pembentukan karakter sebagai pelengkap pendidikan dasar, sedangkan penelitian penulis lebih fokus pada aspek gaya kepemimpinan Kepala Madrasah dalam program pendidikan karakter. Kedua, dari segi persamaannya sama-sama membahas tentang pendidikan karakter peserta didik sebagai objek program lembaga pendidikan.

Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Jenis Penelitian

Pendekatan Penelitian

Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan dalam program pendidikan karakter, yang erat kaitannya dengan upaya mengetahui dan menganalisis;

Kehadiran Peneliti

Lokasi Penelitian

Data dan Sumber Data

Prosedur Pengumpulan Data

Panduan wawancara tidak terstruktur, yaitu panduan wawancara yang hanya memuat garis besar tentang apa yang akan ditanyakan. Pewawancara hanya perlu memberi tanda √ (tanda centang) pada angka yang benar. 3 Teknik pengumpulan data dalam wawancara hendaknya bersifat terbuka, terstruktur, atau kombinasi dari ketiga hal tersebut. 4 Wawancara pertama dilakukan secara terstruktur dengan tujuan untuk memperoleh informasi secara detail dan mendalam atau informasi mengenai pandangan responden terhadap kepemimpinan dalam pengembangan program pembentukan karakter santri di Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan. Wawancara ini dilakukan kepada pimpinan Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan, sejumlah ustadz dan ustadzah, santri, tokoh masyarakat dan pengurus yayasan Al-Huda Magetan.

Wawancara juga digunakan untuk memperoleh data mengenai berbagai faktor yang menghambat pelaksanaan program pendidikan karakter siswa Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan. Segala gejala yang akan atau mungkin terjadi pada subjek yang diselidiki disusun secermat mungkin sesuai dengan masalah yang diselidiki, dan disediakan pula kolom kendali yang dapat digunakan pada saat observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi.7 Dua alat penting dalam teknik dokumentasi adalah: (a) Pedoman dokumentasi yang memberikan garis besar atau kategori data yang akan dicari. b) Checklist yaitu daftar variabel yang datanya akan dikumpulkan.

Teknik Analisis Data

Pengecekan Keabsahan Temuan

Gambaran Umum Latar Penelitian

Dari data di atas Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan cukup kondusif untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kriteria tenaga pengajar Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan adalah diutamakan lulusan pesantren dan harus memiliki ijazah An-Nahdliyah. Dari data Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan diketahui di madrasah ini terdapat 3 ustadz dan 7 ustadzah.

Kondisi peserta didik Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan baik secara kualitas maupun kuantitas. Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan merupakan lembaga pendidikan nonformal yang mampu mempertahankan eksistensinya selama 30 tahun. Prasarana di Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan telah disediakan sesuai kebutuhan.

Tabel 4.1 Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4.1 Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Paparan Data

Pelaksanaan Strategi Kepemimpinan Madrasah Diniyah

Yang dimaksud dengan program character building adalah sarana pembentukan karakter peserta didik berdasarkan Al-Qur’an dan hadis.” 1. Dijelaskannya bahwa program character building merupakan salah satu program Madrasah Islam Al-Huda yang bertujuan untuk membentuk karakter siswa sebagaimana diteladani oleh Rasulullah Kedua pendapat tersebut ditegaskan oleh wali santri Ibu Lasmini bahwa program pembentukan karakter ini merupakan program pembentukan karakter siswa yang sesuai dengan ilmu agama Islam.

“Kami sangat senang dengan program pendidikan karakter ini. Di madrasah kami tidak hanya belajar ilmu agama tetapi juga menanamkan akhlak yang baik melalui keteladanan ustadz.”3. Dengan demikian, program pengembangan karakter pada peserta didik dikemas lebih modern melalui program pembentukan karakter. Strategi perencanaan kepala Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan dalam program pendidikan karakter adalah dengan segera memberikan keteladanan kepada peserta didik, dimulai dari sampai dengan baik.

Gaya Kepala Madrasah Diniyah

Gaya kepemimpinan kepala Madrasah mengutamakan nilai-nilai moral yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Gaya kepala Madrasah adalah segera melaksanakan apa yang benar agar peserta didik mempunyai teladan yang patut ditiru. Kami sebagai wali santri sadar bahwa kami belum mampu memberikan contoh akhlak yang baik dan kami yakin sepenuhnya bahwa Madrasah Diniyah akan mendidik putra-putri kami.'9 Kepala Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan adalah teladan yang dituntut untuk berperilaku sempurna di depan siswa.

Namun dalam praktiknya kepala Madrasah tetap menjadi sosok yang penuh kasih sayang, seperti Rasulullah yang menyayangi anak kecil. Tindak lanjut dari gaya kepemimpinan kepala Madrasah dalam pengembangan program pembentukan karakter adalah penerapan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan mampu meneladani akhlak Nabi melalui Al-Qur’an dan hadis, melalui keteladanan yang diberikan oleh kepala Madrasah dan ustadz-ustadzah.” 11.

Hasil Kepemimpinan Kepala Madrasah Diniyah

Dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan Kepala Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan efektif karena berdasarkan hasil observasi penulis diketahui bahwa Kepala Madrasah menggunakan enam gaya kepemimpinan yaitu partisipatif, persuasif. , menindas, memotivasi, mendidik, inovatif. Dari pelanggaran tersebut kita dapat mencari solusi bagaimana memberikan nasehat dan efek jera kepada siswa yang melakukan pelanggaran. Hasil kepemimpinan Kepala Madrasah dapat dirasakan oleh siswa, guru agama, orang tua, wali siswa dan masyarakat sekitar.

Hal ini terlihat dari kepala madrasah yang selalu menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil atau bahasa Indonesia. Madrasah berupaya keras untuk menjaga akhlak terpuji peserta didik mulai dari kepala Madrasah hingga ustadzustadzah. Jadi ini tetap menjadi bahan evaluasi bagi ustadz dalam berperilaku khususnya di hadapan para santri.” 16.

Pembahasan

Dapat disimpulkan bahwa hasil implementasi strategi manajemen kepala Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan terlaksana secara realistis. Dengan demikian, hal ini dapat menjadi pedoman bagi kepala Madrasah dalam pelaksanaan program pembentukan karakter siswa. Gaya kepemimpinan kepala Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan dalam program pembentukan karakter sangat mengedepankan keteladanan yang berakhlak terpuji.

Kepala Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan telah mendedikasikan segala upayanya untuk mensukseskan program pendidikan karakter ini. Gaya kepemimpinan represif kepala Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan juga memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar aturan. Kepala Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan Magetan dalam menerapkan gaya kepemimpinan pendidikan selalu mengingatkan dan dalam setiap kesempatan.

Kesimpulan

Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang membungkukkan badan ketika berpapasan dengan guru, serta cara berjabat tangan dengan mencium tangan. Kedua, ustadz-ustadza dapat merasakan kepemimpinan pimpinan madrasah dalam mengembangkan program pembentukan karakter yaitu perilakunya menjadi lebih terkontrol karena dalam kehidupan sehari-hari di madrasah dituntut untuk berperilaku sempurna, demikianlah hasil dari kepemimpinan madrasah. dapat dirasakan tidak hanya oleh para santri saja, namun juga ustadz – ustadzah.

Saran

Disarankan agar siswa Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan terus semangat dan aktif dalam mengikuti kegiatan di madrasah tersebut. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar penelitian ini dapat dijadikan inspirasi dan menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi atau sumber acuan dalam penelitian selanjutnya. Hal menarik yang dapat dijadikan objek penelitian selanjutnya adalah bagaimana manajemen dan pimpinan mempertahankan eksistensi Madrasah Diniyah Al-Huda Karangrejo Kawedanan yang telah berjalan selama 30 tahun sejak tahun 1991.

“Strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan kinerja tenaga kependidikan selama Sfh (belajar dari rumah) di masa pandemi Covid-19”. Palupi, Endang, Bukman Lian, Artanti Puspita Sari, “Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Guru”, Jurnal Cahaya Pendidikan, Vol. Siagian, Tomy Sun, Hazmanan Khair, “Dampak Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening”.

Referensi

Dokumen terkait