• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

Konsep pendidikan multikultural dalam Al-Qur'an dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam (Kajian Tafsir Qs al-Hujurat ayat 9-10). Apa Konsep Pendidikan Multikultural Menurut Qs al-Hujhurat ayat 9-10 dalam Al Quran dan Tafsirnya Departemen Agama Republik Indonesia. Apa pentingnya pendidikan multikultural menurut Qs al-Hujhurat ayat 9-10 dalam Al-Qur'an dan Tafsirnya Kementerian Agama Republik Indonesia dengan tujuan pendidikan Islam.

Menjelaskan dan mendeskripsikan konsep pendidikan multikultural menurut ayat Qs al-Hujurat 9-10 dalam Al-Qur'an dan tafsirnya Departemen Agama Republik Indonesia. Untuk menjelaskan dan mendeskripsikan pentingnya pendidikan multikultural menurut ayat Qs al-Hujurat 9-10 dalam Al-Qur'an dan tafsirnya Kementerian Agama Republik Indonesia dengan tujuan pendidikan Islam.

Metode Penelitian

Konsep dasar pendidikan Islam melihat permasalahan manusia atau kelompok dalam masyarakat, yaitu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki manusia agar menjadi manusia seutuhnya (insan kamil) yang mewarisi nilai-nilai toleransi, cinta damai, keadilan. , . keterbukaan dan sebagainya. Jadi konsep pendidikan multikultural H.A.R Tilaar dan konsep pendidikan Islam harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, demokrasi, pluralisme, heterogenitas dan keberagaman dalam segala aspek dan latar belakang masyarakat. 10) Imam Machali, Musthofa, 2004, Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi, Pemikiran mengenai hal ini; Filsafat, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya Yogyakarta: Presma Fak.

Organisasi yaitu penyusunan data sekaligus sistematisasi data yang diperoleh dalam konteks penyajian yang ada. Dengan cara ini, pengumpulan data dilakukan dengan mencari konsep pendidikan multikultural dari sudut pandang Al-Qur’an yang relevan dengan tujuan pendidikan Islam.

Sistematika Pembahasan

Pendidikan Multikultural

Dilihat dari segi etimologisnya, konsep pendidikan Islam sendiri terdiri dari dua kata, yaitu pendidikan dan Islam.55. Para ahli pendidikan Islam jelas berbeda pendapat mengenai penafsiran pendidikan Islam, yaitu dengan mengontraskannya dengan istilah Tarbiyah, Ta’lim dan Ta’dib. Berdasarkan perbedaan pengertian at-tarbiyah, at-ta'lim dan at-ta'dib, para ahli pendidikan mencoba merumuskan hakikat pendidikan Islam seperti ulasan berikut ini: 56. Tujuan pendidikan Islam adalah suatu proses yang dilakukan untuk mewujudkan manusia seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Adapun sebagai makhluk Allah, berarti tujuan pendidikan Islam harus menjamin tersosialisasi dan berkembangnya nilai-nilai keimanan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, yang kemudian diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kaitannya dengan tujuan pendidikan Islam 72 Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah perubahan-perubahan yang diinginkan 73 yang diusahakan dalam proses pendidikan atau upaya pendidikan untuk mencapainya. Abu Ahmad mengatakan tahapan tujuan pendidikan Islam meliputi: (1) tujuan tertinggi/akhir, (2) tujuan umum, (3) tujuan khusus, dan (4) tujuan sementara. 1) Tujuan tertinggi/terakhir.

Pendidikan Islam tidak hanya berfokus pada agama atau kehidupan duniawi, namun pada keduanya. Berangkat dari kondisi tersebut, pendidikan Islam dapat beradaptasi untuk memenuhi prinsip-prinsip dinamis dalam pendidikan dengan lingkungan yang unik. Outlok sebagaimana dikutip Ramayulis, Samsul Nizar menyatakan bahwa tujuan pendidikan harus mencakup empat aspek, yaitu: Aspek tujuan pendidikan Islam mencakup empat hal, yaitu: (1) tujuan jasmani (ahda al jismiyyah), (2) tujuan spiritual (ahda al-ruhiyyah), (3) tujuan rasional (ahda al-aqliyyah), 4 tujuan sosial (andaf al-ijtima'iyah)..setiap aspek dari tujuan tersebut akan dijelaskan di bawah ini.

Jadi tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia muslim yang sehat, kuat jasmani dan mempunyai keterampilan yang tinggi. Tujuan pendidikan ruhani ditujukan pada pembentukan akhlak mulia, yang oleh para pendidik Barat modern dikategorikan sebagai tujuan pendidikan agama, yang mana sebagian besar pemikir pendidikan Islam tidak menyetujui istilah ini karena menimbulkan kesan tidak ada gunanya. tujuan keagamaan dengan pendidikan Islam. Proses intelektualisasi pendidikan Islam menuju tujuan pendidikannya berbeda dengan proses serupa yang dilakukan oleh pendidikan non-Islam, misalnya pendidikan sekuler di Barat.

Ciri pendidikan yang dilaksanakan pendidikan Islam adalah terus menanamkan (menginternalisasikan) dan mentransformasikan nilai-nilai Islam seperti keimanan, akhlak dan ubudiyah serta mu’amalah dalam diri manusia peserta didik. 85..4). Tujuan sosial (ahda al-ijtimajeh) . Pendidikan menekankan pada pengembangan karakter yang khas agar manusia mampu menyesuaikan diri dengan standar masyarakat beserta cita-cita yang ada dalam dirinya.Keselarasan seperti inilah yang menjadi ciri pertama yang diperlukan dalam tujuan pendidikan Islam.87.

Sekilas Tentang Al- Qur’an dan Tafsirnya Departemen Agama RI

Minat masyarakat untuk memahami kitab suci melalui Al-Qur'an dan terjemahannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Oleh karena itu, Kementerian Agama melalui Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an bekerjasama dengan Yayasan Iman Jama untuk penyempurnaan Al-Qur'an dan terjemahannya. Selain itu ada aspek lain yang tidak kalah penting yaitu mukodima dan catatan kaki yang ingin kita minimalkan (kurangi), Dari segi format, mushaf Al-Qur'an dan terjemahannya oleh Departemen Agama tahun 1990 sangat tebal yaitu 1294 halaman dengan 1610 catatan kaki, 172 halaman pertama berupa kata pengantar, pada edisi 2002 ini kata pengantar tidak dicantumkan, karena isinya merupakan bagian dari ulumul quran, jadi bagi yang ingin untuk mempelajarinya dipersilahkan membaca kitab-kitab ulumul Al-Qur'an. Terjemahan ayatnya juga diusahakan lebih singkat dan ringkas, sedangkan bagi yang ingin mempelajarinya lebih dalam dipersilakan mempelajarinya dari kitab-kitab tersebut. tafsir, termasuk Tafsir Al-Qur'an Departemen Agama Demikian Al-Qur'an dan Terjemahannya Departemen Agama Edisi 2002 Tampil dalam format yang lebih ramping yaitu 924 halaman (berkurang 370 halaman) sebanyak 930 catatan kaki (dikurangi 680), sehingga lebih praktis, mudah dibawa dan ringan.

Bagi mempersembahkan al-Quran dan Tafsirnya, Menteri Agama pada tahun 1972 telah membentuk satu pasukan penganjur yang dinamakan Majlis Pentafsir Al-Quran yang dikenali oleh Prof. Kehadiran tafsir Al-Quran Kementerian Agama pada mulanya tidak lengkap dalam 30 juz, tetapi secara beransur-ansur. Kemudian, dalam edisi kemudian, penambahbaikan dilakukan secara berperingkat-peringkat di sana-sini, yang dilaksanakan oleh Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur'an Badan Penyelidikan Agama dan Pendidikan Agama.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pemahaman Al-Qur'an, Kementerian Agama berupaya menyempurnakan tafsir Al-Qur'an secara komprehensif. Kegiatan ini diawali dengan Musyawarah Kerja Ulama Al-Qur'an pada tanggal 28 s/d 30 April 2003 yang menghasilkan rekomendasi perlunya penyempurnaan Al-Qur'an dan Tafsirnya oleh Kementerian Agama dan merumuskan pedoman perbaikan tafsir, yang kemudian menjadi acuan kerja tim interpretasi dalam pelaksanaan tugas, termasuk jadwalnya. Teks ayat Al-Qur'an menggunakan bahasa Usmani, diambil dari salinan Al-Qur'an standar yang ditranskrip.

Pada tahun 2007, tim penafsiran menyelesaikan kajian dan pembahasan Bab 1 sampai dengan 30, yang hasilnya dipublikasikan tahap demi tahap. Untuk memperoleh masukan dari para ulama dan ahli mengenai penafsiran Al-Qur'an, diadakan rapat kerja Ulama Al-Qur'an oleh Departemen Agama yang berlangsung pada tanggal 16-18 Mei 2005 di Palembang, mulai tanggal 5 September. sd 7 2005. di Surabaya, pada tanggal 8 sd 10 Mei 2005 di Yogyakarta, 21 sd 13 Mei 2007 di Gorontalo, dan 21 sd 24 Mei 2008 dalam rangka memperoleh saran dan masukan mengenai hasil peninjauan. Pada tahun 2007, revisi Tafsir Kementerian Agama selesai dan hasilnya dicetak pada tahun 2008.90.

Qs Hujurat Ayat 9 dan 10 dan Terjemah

Pada tahun 2007, revisi Tafsir oleh Kementerian Agama selesai dan hasilnya dicetak pada tahun 2008.90. Jujur.

Munasabah

Asbabul Nuzul

Tafsir

رمع نب ها دبع نع يراخبلا اور

يأ نع ملسم اور

ءادردل

  • Pendidikan MultikulturalQs Hujurat Ayat 9-10
  • Relevansi Konsep Pendidikan Multikultural Perdamaian Pada Qs-Hujurat Ayat 9-10 Terhadap Tujuan Pendidikan Islam
  • Relevansi Konsep Pendidikan Multikultural Keadilan Pada Qs-Hujurat Ayat 9-10 Terhadap Tujuan Pendidikan Islam
  • Relevansi Konsep Pendidikan Multikultural Persaudaraan Pada Qs-Hujurat Ayat 9-10 TerhadapTujuanPendidikan Islam

Dari situ dapat dipahami bahwa konsep pendidikan multikultural harus mengedepankan perdamaian karena perdamaian merupakan dasar terwujudnya pendidikan multikultural, jika tidak ada perdamaian dalam pendidikan multikultural maka akan timbul perpecahan, kekerasan. Untuk mewujudkan konsep perdamaian dalam pendidikan multikultural di lingkungan atau masyarakat pendidikan, diperlukan suatu orientasi hidup yang menekankan pada kekuatan perdamaian bagi komunitas pendidikan, karena itulah titik orientasi pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural menentang perpecahan, kekerasan, perang, terorisme dan radikalisme dalam pendidikan karena dapat merusak nilai-nilai kemanusiaan, karena orientasi pendidikan multikultural berorientasi pada perdamaian.

Keadilan dalam pendidikan multikultural harus ditegakkan secara bijaksana agar tidak timbul permasalahan seperti diskriminasi. Setelah menekankan adanya perdamaian dan terpeliharanya keadilan dalam pendidikan multikultural, hal ketiga yang ditekankan adalah persaudaraan. Dari situlah persaudaraan harus diperkuat dalam pendidikan multikultural, karena tanpa persaudaraan tidak akan ada perdamaian.

Peneliti telah menjelaskan konsep pendidikan multikultural dalam surat Al-Qur'an Hujurat ayat 9-10 seperti pada bab sebelumnya. Pendidikan multikultural dengan penekanan pada perdamaian bertujuan untuk memecahkan permasalahan dalam dunia pendidikan. Pendidikan multikultural yang menghormati keadilan bertujuan untuk mencegah munculnya permasalahan seperti diskriminasi pendidikan, dominasi pendidikan dan permasalahan lain yang berkaitan dengan keadilan dalam pendidikan.

Pendidikan multikultural dengan persaudaraan yang erat dalam negeri demi mewujudkan perdamaian dalam pendidikan, tanpa adanya persaudaraan erat dalam pendidikan maka perdamaian tidak akan terjadi. Dari sini dapat dikatakan bahwa ciri-ciri persaudaraan dalam pendidikan multikultural dapat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan Islam. Konsep pendidikan persaudaraan multikultural juga penting untuk tujuan umum pendidikan Islam yang dikemukakan oleh El-Abrasy96 dalam kajiannya tentang pendidikan Islam, yaitu bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk akhlak yang mulia.

PENUTUP

Kesimpulan

Perdamaian, konsep perdamaian sesuai dengan konsep tujuan pendidikan Islam, tujuan pendidikan adalah untuk menjaga urusan duniawi, perdamaian merupakan urusan duniawi bagi manusia, yang harus benar-benar ditekankan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Konsep perdamaian dapat membentuk manusia bertakwa dan mewujudkan manusia utuh yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Keadilan, konsep keadilan ini sejalan dengan tujuan jangka pendek yang dikemukakan oleh Al-Gazali, keadilan merupakan permasalahan duniawi yang dihadapi manusia.

Keadilan harus diamalkan manusia dalam kehidupan di muka bumi dengan tujuan untuk menciptakan manusia yang sempurna, karena keberadaannya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Konsep persaudaraan penting bagi tujuan pendidikan, yaitu pendidikan Islam harus memandu pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Persaudaraan dapat meningkatkan akhlak mulia yaitu sesuai dengan aspek tujuan spiritual dan sosial.

Saran

Agama dan Multikultural, 2008, Departemen Penelitian dan Pengembangan Agama, Pusat Penelitian dan Pengembangan Keagamaan Jakarta. Al-Qur'an dan Tafsirnya Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur'an dan Terjemahannya, 1969, Jakarta: Jamunu. Aly, Abdullah, 2011, Pendidikan Multikultural di Pondok Pesantren Kajian Kurikulum Pondok Pesantren Kontemporer Assalaam Surakarta, Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa.

Imam Machali, Musthofa, 2004, Pendidikan Islam dan Tantangan Globalisasi, Pemikiran tentang; Filsafat, Politik, Ekonomi, Masyarakat dan Budaya Yogyakarta: Presma Fak.

Referensi

Dokumen terkait