• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

Apa pendapat kyai tentang jual beli patung di Desa Uteran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun? Untuk mengetahui pendapat Kyai tentang jual beli patung di Desa Uteran Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.

Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengkaji data secara langsung baik dengan melakukan wawancara, observasi ke lokasi penelitian dan juga mengunjungi penjual patung serta Kyai setempat yang dijadikan informan di Desa Pagotan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun.

Data dan Sumber Data

Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menanyakan sesuatu kepada peneliti atau informan.14 Artinya dilakukan secara lisan. Kesimpulan yang diberikan didasarkan pada hasil pembahasan mengenai data yang dikumpulkan dalam penelitian.15 Artinya pertanyaan datang dari orang yang diwawancarai, dan orang yang diwawancarai memberikan jawabannya.

Teknik Analisis Data

Pengecekan Dan Keabsahan Data

Sistematika Pembahasan

PENDAHULUAN

KONSEP JUAL BELI DALAM ISLAM

Bab ini menjelaskan pokok bahasan yang meliputi pendapat Kyai Desa Uteran Kecamatan Geger Kabupaten Madiun tentang jual beli patung, dalil-dalil pokok pendapat Kyai mengenai jual beli patung di Desa Pagotan Kecamatan Geger , Kabupaten Madiun.

PENUTUP

Pengertian Jual Beli

Penetapan mabi' adalah penentuan barang yang akan dijual dari barang lain yang tidak untuk dijual, jika ketentuan ini membantu atau menentukan akad, apakah barang tersebut berada di tempat akad pada saat jual beli atau tidak. . Mabi' harus menjadi harta yang bermanfaat. B. Mabi' harus berada dalam kepemilikan penjual. C. Mabis harus mengutamakan harga dalam pesanan beli dan jual. D. Yang bertanggung jawab atas mabi' adalah penjual. e.

Dasar Hukum Jual Beli

Yang dimaksud dengan jual beli mabrur dalam hadis ini adalah jual beli yang menghindari upaya menyesatkan dan merugikan orang lain. Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa jual beli diperbolehkan menurut Al-Qur'an, al-Hadiṡ dan Ijma' Ulama, asalkan dilakukan sesuai dengan petunjuk syariat.

Rukun dan Syarat Jual Beli

Bahwa barang yang menjadi pokok perjanjian jual beli itu harus benar-benar sah menjadi milik penjual. Dengan demikian, jual beli yang dilakukan terhadap barang yang bukan miliknya secara sah adalah batal. Apabila barang tersebut tidak ada manfaatnya, bahkan dapat menimbulkan kerusakan seperti ular dan kalajengking, maka barang tersebut tidak dapat dijadikan sebagai barang jualan.

Artinya penjual (baik sebagai pemilik maupun sebagai kuasanya) dapat menyerahkan barang yang dijadikan obyek jual beli dalam bentuk dan jumlah yang disepakati pada saat penyerahan barang tersebut kepada pembeli43. Artinya, perjanjian yang menjadi pokok perjanjian jual beli harus benar-benar berada di bawah kekuasaan penjual. Jual beli barang milik orang yang tidak memilikinya dalam fiqh mu'a@malah dikenal dengan hukum jual beli fudhu@li.

Macam Macam Jual Beli

Artinya, pada saat terjadinya suatu perjanjian jual beli, maka obyek atau barang yang diperjualbelikan berada dihadapan penjual dan pembeli. Yaitu suatu jual beli yang memenuhi syarat dan ketentuan jual beli serta tidak mengandung unsur-unsur yang menyebabkan batalnya jual beli tersebut. Hal ini juga menunjukkan haramnya jual beli seluruh alat musik dan alat-alat keji lainnya seperti kendang, seruling dan lain sebagainya.

Jual beli air mani hewan seperti mengawinkan domba jantan dengan betina untuk menghasilkan keturunan adalah haram. Jual beli dengan Muna@badzah yaitu jual beli dengan cara melempar, seolah-olah ada yang berkata : “Lemparkan padaku apa yang kamu punya, apa yang kamu punya, maka aku akan membuangnya juga. Seperti jual beli ikan yang masih ada di dalam kolam. 58.k) Jual beli dengan mengecualikan sebagian barang yang dijual.l) Larangan menjual makanan sampai dua kali ukurannya.

Jual Beli yang Dilarang dalam Islam

Jual beli dengan Muza@banah iaitu menjual buah basah dengan buah kering seperti menjual beras kering dengan beras basah sedangkan saiznya disukat dalam kilo yang merugikan pemilik beras kering. i) Beli dan jual dengan syarat. j) Jual beli gharar iaitu jual beli yang samar-samar sehingga ada kemungkinan berlaku penipuan. Ulama fiqh bersepakat bahawa jual beli anak kecil (belum mumyyi) adalah haram kecuali dalam perkara yang ringan atau remeh. Jual beli oleh orang buta dikategorikan sebagai sahih menurut majoriti pengkaji sekiranya barangan yang dibeli itu diberi harta (dijelaskan hartanya).

Menurut ulama Hanafi, hukum jual beli orang yang terpaksa, seperti jual beli fudhul (jual beli tanpa izin pemiliknya), adalah ditangguhkan (maukuf). Ulama fiqh telah bersepakat tentang kesahihan jual beli, iaitu berdasarkan kepuasan pihak yang berakad, terdapat keserasian antara ijab dan kabul, berada di satu tempat, tidak dipisahkan oleh pemisah. Ulama fiqh sepakat bahawa jual beli dianggap sah apabila ma'ukud alaih adalah tetap atau bermanfaat, berbentuk, boleh.

Dalil Hukum Jual Beli Patung

ها ىلص

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis

  • Keadaan Penduduk
  • Keadaan Pendidikan
  • Keadaan Sosial Agama
  • Keadaan Sosial Ekonomi

Dahulu Desa Uteran masih didominasi oleh jalan tanah yang selalu bermasalah saat musim hujan, bangunan dan rumah sederhana, serta fasilitas yang sangat terbatas. Iklim Desa Uteran sama seperti desa lainnya di Indonesia yang mempunyai iklim kering dan hujan, hal ini memberikan pengaruh langsung terhadap pola tanam di Desa Uteran Kecamatan Geger dan sampai saat ini tidak ketinggalan dibandingkan dengan kondisi desa lainnya bahkan padahal kondisi penduduk Desa tersebut tergolong miskin/istimewa 65. Rata-rata tingkat pendidikan penduduk Desa Uteran adalah SLTP (Sekolah Dasar) dan juga SMU (Sekolah Menengah Umum), namun ada juga yang berjenjang perguruan tinggi. sudah mencapai

Untuk anak-anak yang duduk di bangku sekolah menengah ke atas, ada yang masih tinggal di Desa Uteran dan ada juga yang berada di daerah lain. Tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Uteran tergolong sejahtera, meskipun masih ada sebagian masyarakat yang masih hidup dalam kategori miskin atau tertinggal. Desa Uteran mempunyai lahan persawahan yang sangat luas dan mempunyai potensi sumber daya manusia petani yang cukup handal.

Jual Beli Patung di Desa Uteran 1. Merintis usaha

  • Promosi penjualan
  • Jenis-jenis patung
  • Proses pembelian kerajinan patung

Cara memesan karya patung ini sederhana dan natural, karena ketika seseorang memesan barang, pembeli sengaja mendatangi penjual (master patung) untuk memesan barang tersebut, kemudian penjual dengan senang hati melayani pelanggan dengan menunjukkan contoh patung. . Setelah pembeli mengutarakan keinginannya untuk memesan barang, seorang penjual (pengrajin) menjelaskan tentang kerajinan patung tersebut atau terkadang penjual memberikan penawaran kepada pembeli mengenai kriteria barang yang dipesan, misalnya bahan dasar, kualitas, bentuk dan pola serta dekorasi dan opsi negosiasi. Saat memesan patung-patung tersebut, pembeli biasanya menentukan waktu penerimaan barang, yang tentunya juga disepakati dengan penjual.

Karena dari hasil observasi penulis menunjukkan bahwa pada hakekatnya proses penentuan harga barang patung-patung tersebut sepenuhnya berada di pihak penjual, hal ini tidak lepas dari sistem negosiasi antara kedua pihak (penjual dan pembeli). Memiliki sistem pembayaran yang jelas dalam setiap transaksi sangat diperlukan dan tidak lepas dari proses pemesanan kerajinan patung tersebut. Mengenai sistem pembayaran terhadap kerajinan patung tersebut, biasanya penjual memerlukan sejumlah uang dari pembeli selaku pemesan barangnya, yang dijadikan sebagai modal produksi barangnya, atau biasa disebut dengan uang muka.

Pendapat Para Kyai Tentang Jual Beli Patung dan Dasar Argumentasi yang Dijadikan Pegangan para KyaiTerhadap Praktek Jual Beli Patung

Pendapat Kyai tentang jual beli patung dan dasar dalil yang digunakan Kyai mengenai praktek jual beli patung. Dengan cara demikian ia mendewakan senjata.Dalam kasus jual beli patung Kyai Ahmad Chubaib Surya, tujuan patung itu hanya untuk seni saja, meskipun dilihat dari syarat-syarat barang yang diperjanjikan terpenuhi. . Berdasarkan al-qawa’id al ushul al fiqh dan ayat ini, jual beli patung tidak diperbolehkan karena tidak ada keuntungan dalam jual beli patung.

Menurut Pak Hari, seorang penjual patung di Desa Uteran, jual beli patung diperbolehkan karena menurutnya itu adalah seni yang perlu dikembangkan. dapat diekspresikan dalam berbagai jenis patung, misalnya patung berbentuk patung legenda, patung hewan berbentuk kuda, dan ada juga patung yang menyerupai bentuk manusia. Selain itu, menurut Pak. Sebagai pembeli, Irawana menilai jual beli patung tersebut merugikan karena barang yang dibeli tidak sesuai dengan harapan pembeli karena barang tersebut mengalami cacat berupa retakan pada bagian bawah patung. Selain itu, menurut pelanggan lain bernama Tn. Jito menganggap jual beli patung sah karena Pak. Jito sangat diuntungkan dengan membeli patung untuk hiasan rumah.

Pendapat Kyai Tentang Patung Sebagai Objek Jual Beli Desa Uteran Kecamatan Geger Kabupaten Madiun

Dalam praktek jual beli patung di Desa Uteran Kecamatan Geger Kabupaten Madiun benda atau patung tersebut merupakan suatu benda yang sakral, namun menurut Kyai H. Kesimpulan tentang obyek jual beli yang terjadi dalam praktek jual beli . dan penjualan patung di Desa Uteran Kecamatan Geger Kabupaten Madiun bertentangan dengan syariat Islam karena tidak memenuhi syarat tiang penyangga benda yang dapat diperjualbelikan. Jual beli patung yang terjadi di desa Uteran Geger Madiun terdiri dari dua pihak yaitu penjual patung dan pembeli patung.

Dengan demikian pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian jual beli patung telah memenuhi syarat-syarat dan syarat-syarat jual beli yang berkaitan dengan subjeknya (penjual dan pembeli). Oleh karena itu, penulis menyarankan untuk menghindari jual beli patung karena merupakan jual beli yang sia-sia. Dalil-dalil Kyai tersebut menjadi landasan yang mendasari pendapat Kyai mengenai jual beli patung di Desa Uteran.

Argumentasi Para Kyai Mengenai Dasar yang Melandasi Pendapat Kyai Tentang Jual Beli Patung Di Desa Uteran

Dan nilai seni akan habis jika menegakkan hukum Allah. Beliau merujuk pada al-qawa’id al ushul al fiqh sebagai berikut: Berdasarkan al-qawa’id al ushul al fiqh dan ayatnya, jual beli gambar tidak diperbolehkan, karena tidak ada manfaat dalam jual beli gambar. Menurutnya, gambar berarti hasil ekspresi jiwa manusia dengan menciptakan bentuk visual melalui media tiga dimensi untuk tujuan keindahan.

Maka jika dilihat dari barangnya juga disakralkan maka menjual patung tersebut diperbolehkan.Menjual patung diperbolehkan dalam keadaan terdesak untuk memenuhi kebutuhan atau terpaksa karena orang tersebut sudah tidak mempunyai harta benda. atau kalaupun tidak menjual kerajinan patung, bisa-bisa nyawa seseorang terancam, jadi diperbolehkan. Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu hanya bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang (kemudian) disembelih (disebutkan suatu nama) untuk selain Allah. qawa' id al ushul al fiqh di atas, dapat disimpulkan bahwa kyai tidak membolehkan jual beli patung karena jual beli patung tidak ada manfaatnya.

Kesimpulan

Saran

Menurut kyai, jual beli patung di Desa Uteran, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun tidak diperbolehkan karena masih ada barang yang tidak sesuai dengan syarat jual beli. Syarat-syarat jual beli tersebut harus menguntungkan bagi pemakainya, namun masih belum memadai karena tidak ada syarat patung kemaslahatan bagi pemakainya. Fiqh muamalah dan Implementasinya di lembaga keuangan syariah: dilengkapi kamus istilah perbankan syariah.

Referensi

Dokumen terkait