• Tidak ada hasil yang ditemukan

Slide Ketentuan Rukhsah Shalat Bagi Musafir

N/A
N/A
Moch. Ali Machrus

Academic year: 2024

Membagikan "Slide Ketentuan Rukhsah Shalat Bagi Musafir"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Ketentuan

Rukhsah Shalat

Bagi Musafir

(2)

Apa yang kamu ketahui tentang musafir?

Musafir adalah orang yang melakukan perjalanan jauh.

Seseorang bisa disebut musafir jika memenuhi tiga

syarat, yaitu: (1) niat, (2) keluar dari daerahnya, (3)

memenuhi jarak tertentu.

(3)

Seorang musafir mendapatkan rukhsah atau keringanan dari Allah SWT dalam pelaksanaan shalat. Rukhsah tersebut sebagai berikut:

1. Mengqashar (Meringkas) Shalat

Mengqashar shalat adalah meringkas shalat yang 4 rakaat menjadi 2 rakaat, yaitu shalat dhuhur, ashar, isya’.

 Syarat Mengqasar shalat

a. Daerah yang dituju harus ditentukan. Hal ini agar bisa diketahui apakah boleh mengqasar shalatnya atau tidak

b. Tujuan perjalanannya bukan untuk bermaksiat

A. Ketentuan Rukhsah Shalat Bagi Musafir

(4)

2. Menjama’ Shalat

Bagi musafir boleh menjama’ (menggabung) antara dua shalat yaitu menggabungkan antara shalat dhuhur dengan ashar atau maghrib dengan isya’ dan dikerjakan dalam waktu salah satunya

 Syarat Mendahulukan (Mentaqdim) shalat

a. Shalat yang pertama harus didahulukan baru setelah itu shalat yang kedua.

b. Harus niat menggabung (jama’) antara shalat pertama dan kedua dan niat dilakukan waktu melakukan shalat pertama.

c. Shalat harus dilakukan secara berturut-turut (tertib). Tidak melakukan shalat sunnah antara kedua shalat.

d. Harus masih dalam keadaan musafir sewaktu melakukan shalat kedua.

(5)

 Syarat Menunda (Menta’khir) shalat

a. Niat menunda (menta’khir) shalat pertama ke dalam shalat kedua di waktu shalat yang pertama, misalnya niat menunda shalat

dhuhur ke waktu shalat ashar (masuknya waktu shalat dhuhur dalam keadaan tidak shalat). Begitu pula niat menunda shalat maghrib ke waktu shalat isya’ (masuknya waktu shalat maghrib dalam keadaan tidak shalat).

b. Harus masih dalam keadaan musafir sewaktu melakukan shalat kedua.

(6)

3. Shalat di Atas Kendaraan

Pada asalnya, shalat wajib tidak boleh ditunaikan di atas kendaraan.

Hendaknya dikerjakan dengan turun dari kendaraan sebagaimana perbuatan nabi SAW. Terkecuali dalam keadaan terpaksa seperti khawatir akan habisnya waktu shalat

 Adapun tata cara shalat di atas kendaraan sebagai berikut:

a. Hendaklah shalat dengan berdiri menghadap kiblat apabila mampu. Jika tidak, maka shalatlah dengan duduk dan berisyarat Ketika ruku’ dan sujud.

b. Berusahalah tetap shalat berjama’ah, apabila dalam kendaraan ada ruang yang bisa digunakan untuk berjama’ah

(7)

4. Tayamum bagi Musafir

Batas mulai diperbolehkan jama’ dan qasar adalah pada saat musafir telah melewati batas desanya. Kalau musafir melakukan jama’ ta’khir dan qasar saat perjalanan pulang, hendaknya melakukannya sebelum masuk batas desanya. Kalau musafir terlanjur masuk desa tersebut, maka tidak lagi berhak atas keringanan seperti jama’ atau qasar.

5. Batas mulai Diperbolehkan Mengambil Rukhsah

Saat bepergian atau di atas kendaraan, untuk melaksanakan shalat terkadang mengalami kendala sulitnya mencari air. Maka pada saat tidak menemukan air untuk berwudlu’ atau ada air namun oleh pemilik air tidak diperbolehkan digunakan berwudlu’. Maka dalam kondisi ini diperbolehkan tayamum, yaitu bersuci dengan debu.

(8)

B. Hikmah Rukhsah Shalat Bagi Musafir

1. Tanda kasih sayang Allah kepada hambaNya

2. Meningkatkan kedekatan diri kepada Allah SWT

3. Meringankan/ memudahkan umat Islam untuk menunaikan shalat dalam perjalanan

4. Shalat fardhu tetap dapat dilaksanakan meskipun dalam perjalanan

(9)

Semoga

Bermanfaat

Referensi

Dokumen terkait