• Tidak ada hasil yang ditemukan

Slide Membiasakan Berfikir Kritis dan Semangat Mencintai IPTEK

N/A
N/A
Tanti Fitriyannna

Academic year: 2023

Membagikan "Slide Membiasakan Berfikir Kritis dan Semangat Mencintai IPTEK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Membiasakan Berfikir Kritis dan Semangat

Mencintai IPTEK

(2)

A.1. Bacaan Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir

Kritis

(3)

A.2. Hukum Bacaan Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir

Kritis

(4)

A.3. Terjemahan Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir Kritis

(5)

A.4. Asbabun-Nuzul Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir Kritis

Al-Kisah dari ‘Aisyah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Wahai ‘Aisyah apakah engkau mengizinkan kanda pada malam ini untuk beribadah kepada Allah Swt sepenuhnya?”. Jawab Aisyah ra: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya menyenangi apa yang Engkau senangi, menyukai apa yang Engkau sukai. Saya izinkan engkau melakukannya.”

Kemudian nabi mengambil qirbah (tempat air yang terbuat dari kulit domba) yang terletak di dalam rumah, lalu beliau berwudlu.

Selanjutnya, beliau mengerjakan shalat. Di waktu salat beliau menangis sampaisampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat AlQuran yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji-muji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah.

Kemudian datanglah Bilal unntuk azan subuh dan melihat Nabi saw

menangis ia bertanya: “Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah

menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang

terdahulu maupun yang akan dating?. Nabi menjawab: “Apakah saya ini

bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah

Swt.? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah Swt

telah menurunkan ayat kepadaku (Q.S. Ali Imran/3 Ayat 190-191)

Selanjutnya beliau berkata: “Alangkah rugi dan celakanya orang-orang

yang membaca ini dan tidak memikirkan dan tidak merenungkan

kandungan artinya”.

(6)

Artinya: “Berpikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah engkau berfikir tentang hakikat penciptanya!” (HR. Abu Nu’aim)

lihat tafsir Hadis itu berbicara tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakannya dari makhluk yang lain. Manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan.

Namun, sejarah juga mencatat bahwa tidak sedikit manusia mengalami kesesatan dan kebinasaan akibat berpikir. Karena itu, Rasulullah Saw. menghendaki kita, kaum muslimin, untuk memiliki budaya tafakur yang akan bisa mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan, keimanan, dan ketundukan kepada Allah Swt.

A.4.1. Hadits Nabi Muhammad Saw. tentang Berpikir Kritis

(7)

A.5. Isi Kandungan Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir

Kritis

(8)

A.5. Isi Kandungan Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191 tentang Berpikir Kritis

Pada Q.S. Ali Imran Ayat 190 dijelaskan bahwa tatanan langit dan bumi serta dalam bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun menunjukkan keagungan Tuhan, kehebatan pengetahuan dan kekuasaan-Nya.  Langit dan bumi dijadikan oleh Allah bertingkat dengan sangat tertib, bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat tampak hidup, semua bergerak menurut orbitnya. Bergantinya malam dan siang, berpengaruh besar pada kehidupan manusia dan segala yang bernyawa. Terkadang malam terasa panjang atau sebaliknya. Musim pun yang berbeda. Musim dingin, panas, gugur, dan semi, juga musim hujan dan panas.

Semua itu menjadi tanda-tanda kebesaran dan keagungan Allah Swt bagi orang yang berpikir. Hal tersebut tidaklah terjadi dengan sendirinya. Pasti ada yang mengaturnya yaitu Allah Swt.

Sementara itu Q.S. Ali Imran Ayat 191 memberikan penjelasan pada orang-orang yang cerdas dan berpikir tajam (Ulul Albab), yaitu orang yang berakal, selalu menggunakan pikirannya, mengambil ibrah, hidayah, dan menggambarkan keagungan Allah. Ia selalu mengingat Allah (berdzikir) di dalam keadaan apapun, baik di waktu ia berdiri, duduk atau berbaring. Ayat ini menjelaskan bahwa ulul albab ialah orang-orang baik lelaki maupun perempuan yang terus menerus mengingat Allah dengan ucapan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa objek dzikir adalah Allah Swt., sedangkan objek pikir ciptaan Allah berupa fenomena alam. Ini berarti pendekatan kepada Allah Swt. lebih banyak didasarkan atas hati. sedang pengenalan alam raya didasarkan pada penggunaan akal, yakni berpikir. Akal memiliki kemerdekaan yang luas untuk memikirkan fenomena alam, tetapi ia memiliki keterbatasan dalam memikirkan atas kekuasaan Allah Swt.

(9)

A.6. Hikmah/Manfaat Berpikir Kritis

1) Memiliki banyak solusi jawaban ide kreatif. Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih siswa memiliki kemampuan untuk berpikir rasional. Berpikir dan bertindak reflektif; secara spontan, memiliki banyak ide-ide cerdas dan inovatif serta out of the box.

2) Mudah memahami pemikiran (memahami sudut pandang) orang lain. Berpikir kritis membuat pikiran lebih fleksibel, tidak kaku dalam mengutarakan pendapat atau pemikiran ide-ide dari yang lain, lebih mudah untuk menerima pendapat orang lain yang memiliki persepsi yang berbeda dengan diri sendiri.

3) Memperbanyak kawan dan rekan sejawat yang baik.

4) Mampu berpendapat secara mandiri, artinya tidak harus selalu mengistimewakan orang lain. Pada saat dihadapkan pada situasi yang rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, orang yang berpikir kritis tidak perlu menunggu orang lain yang mampu menyelesaikan masalah. Dengan memiliki pikiran yang kritis, seseorang akan dapat memunculkan ide-ide, gagasan, serta solusi penyelesaian masalah yang baik, melatih berfikir tajam, cerdas, serta inovatif.

5) Menemukan peluang dan kesempatan baru dalam segala hal, bisa dalam pendidikan, pekerjaan atau bisnis atau usaha. Tentu saja hal ini akan berdampak pada kewaspadaan diri sendiri. Untuk menemukan peluang dibutuhkan pikiran yang tajam serta mampu menganalisa peluang yang ada pada suatu keadaan

(10)

1. Tidak mudah menerima informasi tanpa ditelusuri kebenaran (isi, asal, tujuan, …) 2. Melakukan tabayyun (cek dan ricek) atas

suatu informasi

3. Mengedepankan substnasi (yang lebih penting) daripada gaya bahasanya, mengutamakan isi daripada cover-nya 4. Menguasai dan mampu

mempertanggungjawabkan atas informasi yang diberikan kepada orang lain

5. Mengembangkan, mencari alternative solusi atas suatu permasalahan

6. Tidak berjalan di tempat (stagnan) pada zona nyaman, melainkan mempunya inisiatif dan kreativitas

A.7. Menerapkan Perilaku Berpikir Kritis

(11)

B.1. Bacaan Q.S. Ar-Rahman/55: 33 tentang Mencintai IPTEK

(12)

B.2. Hukum Bacaan Q.S. Ar-Rahman/55: 33 tentang Mencintai

IPTEK

(13)

B.3. Terjemahan Q.S. Ar-Rahman/55: 33 tentang Mencintai IPTEK

(14)

B.4. Isi Kandungan Q.S. Ar-Rahman/55: 33 tentang Mencintai IPTEK

(15)

1) Allah Swt. menundukkan langit dan bumi beserta isinya untuk manusia agar dapat diambil manfaatnya

2) Manusia dan Jin diberi kesempatan untuk meneliti, mengambil pelajaran dari segala apa yang Allah Swt. telah ciptakan

3) Manusia ataupun Jin dapat mencapai penjuru langit dan bumi hanya dengan kekuatan dan izin Allah Swt. walaupun terbatas

4) Potensi yang Allah Swt. berikan kepada manusia ataupun Jin dapat dijadikan modal dalam membaca, mempelajari dan memahami kekuasaan dan kebesaran Allah Swt. yang terbentang di langit dan bumi

5) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan bagian dari kekuatan manusia untuk dapat menjangkau penjuru langit dan bumi sebatas kemampuannya

6) Kemajuan IPTEK merupakan bagian dari rahasia Allah Swt. yang dianugerahkan kepada manusia

B.4. Isi Kandungan Q.S. Ar-Rahman/55: 33 tentang Mencintai

IPTEK

(16)

B.5. Hadits Nabi Muhammad saw. tentang Mencintai IPTEK

(17)

B.5. Arti Hadits Nabi Muhammad saw. tentang Mencintai IPTEK

“Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar bin ‘Ash r.a. : “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya, Allah tidak mencabut ilmu dengan melenyapkannya dari dada manusia, tetapi dengan mewafatkan ulama, sehingga setelah tidak ada seorang pun ulama, mereka manusia mengangkat orang-orang bodoh menjadi pemimpin.

Mereka ditanya, tetapi mereka (pemimpin-pemimpin yang bodoh itu) memberikan petunjuk tanpa ilmu, kemudian tersesatlah mereka, dan menyesatkan orang lain pula.” (HR. Muslim).

Hadis ini membicarakan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan yang terkumpul dalam diri pada ulama. Menjadi ulama bukan hal mudah, seperti terlihat dari kisah para ulama saat menuntut ilmu, misalnya Imam al-Ghazali, Imam al-Bukhari, Imam an-Nawawi, dan Buya Hamka setelah mencurahkan segala tenaga, pikiran, waktu dan meghadapi pelbagai cobaan dan rintangan dalam menutut ilmu.

Mereka semua menjadi ulama yang produktif dalam berkarya, sehingga

karyakarya mereka menginspirasi dan dapat dibaca, diteliti dan

ditelusuri isi kandungannya, sehingga generasi saat ini, bahkan

generasi mendatang masih dapat mengambil manfaatnya

(18)

Rajin membaca, meneliti dan menuntut ilmu

dengan berlandaskan nama Allah Swt

Menggali, mengasah potensi yang di

anugrahkan Allah Swt Kepada Manusia Membaca, meneliti dan menuntut ilmu

menggunakan sarana, media (Qalam) daslam memperolehnya

Menyaring, menyelekasi informasi yang

diterima Melakukan

pengulangan dalam membaca, meneliti dan menuntut ilmu

(tekun, ulet dan tidak jemu- jemu/bosan

B.6. Menerapkan Perilaku Mencintai IPTEK

Hanya mengambil kebaikan dari ilmu,

informasi yang diperoleh yang tidak

baik ditinggalkan

(19)

Thank you

Any question ???

Referensi

Dokumen terkait