• Tidak ada hasil yang ditemukan

Slide Presentasi Kelompok 5B-2-73-compressed

N/A
N/A
Bella Label

Academic year: 2023

Membagikan "Slide Presentasi Kelompok 5B-2-73-compressed"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Jalan awet dengan biaya yang

efisien Mewujudkan

kenyamanan pengendara Memenuhi

standar dan persyaratan Harus

memenuhi segala

aspek

PENDAHULUAN

Ø Sarana transportasi menjadi salah satu hal yang paling dibutuhkan, dan jalan merupakan prasarana dalam mendukung laju perekonomian serta

berperan sangat besar dalam kemajuan dan perkembangan suatu daerah.

Ø Untuk mengantisipasinya, dibutuhkan perencanaan jalan baru.

X

(2)

1. Bagaimana mengolah data hasil pengukuran lapangan untuk merancang jalan baru?

2. Bagaimana merencanakan dan menghitung geometrik jalan?

3. Bagaimana menghitung tebal perkerasan yang sesuai persyaratan untuk jalan baru?

4. Bagaimana merencanakan dan menghitung drainase jalan?

5. Bagaimana membuat rencana anggaran biaya (RAB) perancangan jalan baru?

RUMUSAN MASALAH

1. Mahasiswa/i mampu mengolah data hasil pengukuran lapangan untuk merancang jalan di daerah Simpang Pasir, Kecamatan Palaran.

2. Mahasiswa/i mampu merencanakan dan menghitung geometrik jalan di daerah Simpang Pasir, Kecamatan Palaran.

3. Mahasiswa/i mampu menghitung tebal perkerasan yang akan dilaksanakan sesuai ketetapan yang berlaku untuk jalan di daerah Simpang Pasir, Kecamatan Palaran.

4. Mahasiswa/i mampu merencanakan dan menghitung drainase jalan di daerah Simpang Pasir, Kecamatan Palaran.

5. Mahasiswa/i mampu membuat rencana anggaran biaya (RAB) jalan yang telah direncanakan di daerah Simpang Pasir, Kecamatan Palaran.

TUJUAN

1. Perencanaan geometrik jalan menggunakan metode Bina Marga dan untuk klasifikasi jalan mengacu pada

2. Ruas jalan yang akan direncanakan sepanjang km, dimulai dari STA sampai STA

3. Menghitung tebal perkerasan jalan dengan metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 (MDPJ-2017).

BATASAN MASALAH

SISTEMATIKA PENULISAN

(3)

adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel

.

!"# DEFINISI JALAN

“Menurut UU RI No. 38 th. 2004”

Fungsi Status

LHR

Spesifikasi prasarana

(4)

- Alinyemen horizontal - Alinyemen vetikal - Galian dan Timbunan

- Perkerasan jalan kaku (rigid pavement) - Perkerasan jalan

lentur (flexible pavement)

- Drainase - Bangunan

pelengkap jalan

- Menghitung total biaya masing-masing sub pekerjaan

- Merekap seluruh hasil perhitungan biaya

Tahapan Perancangan Jalan

1. Persiapan awal 2. Perencanaan

Geometrik 3. Perencanaan

Perkerasan 4. Perencanaan

drainase 5. Perhitungan RAB

- Menghitung koordinat dari data survei - Memplot data

koordinat pada LD - Menarik alternatif as

jalan

(5)

METODOLOGI PENELITIAN

Deskripsi Proyek

- Lokasi jalan: Palaran, Samarinda Seberang

- Sifat pekerjaan: Perencanaan jalan baru

- Panjang jalan: ± 2 km

- Rencana tipe jalan: 2 lajur 2 arah - Lebar jalan: 7 m

- Jenis perkerasan: Perkerasan Lentur

- Fungsi jalan: Kolektor - Kelas jalan: IIA

- Daerah medan: Datar

Lokasi Proyek

- Simpang Pasir, Kecamatan

Palaran, Samarinda Seberang

(6)

1 2

3

4

Data Survei Lapangan

Survei lapangan dilaksanakan dengan melakukan pengukuran topografi menggunakan alat-alat berupa total station, waterpass, dan rambu ukur.

Data Lalu Lintas (LHR) Jumlah dari banyaknya kendaraan yang lewat dalam satu hari.

CBR Tanah Dasar Data CBR (California Bearing Ratio) tanah pada lokasi proyek dari hasil pengujian DCP (Dynamic Cone Penetrometer).

Data Curah Hujan Tingginya curah hujan (dalam mm) per tahun, yang mana data

tersebut digunakan

dalam perencanaan

drainase.

(7)

Contoh hasil bacaan

pengukuran theodolite

(8)

Jumlah kendaraan yang lewat dalam sehari

No Jenis Kendaraan Lalu Lintas Harian

1 Sepeda motor, sekuter 1025

2 Sedan, Jeep, dan Station wagon 2053

3 Opelet, Suburbun, Combi 209

4 Pick up, Mobil hantaran, dan Box 412

5 Bis kecil 26

6 Bis besar 37

7 Truck ringan 2 sumbu 238

8 Truck sedang 2 sumbu 369

9 Truck 3 sumbu 24

10 Truck gandeng 18

11 Truck semi trailer 21

12 Kendaraan tidak bermotor, Sepeda 0

Total 4432

(9)

Contoh hasil uji CBR pada

salah satu titik

(10)

Oleh Badan Metodorologi

(11)

1. Pengolahan data hasil survei lapangan 2. Perhitungan geometrik jalan

3. Perhitungan perkerasan kaku metode MDPJ-2017 4. Perhitungan perkerasan lentur metode MDPJ-2017 5. Perhitungan perencanaan drainase

6. Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) sesuai pedoman pada AHS versi 5

1 2 3 4 5 6

(12)

Mulai

Pengumpulan data:

- Data survei lapangan - Data Lalu Lintas (LHR) - CBR tanah dasar - Data curah hujan

Pengolahan data hasil survei lapangan

Perhitungan geometrik jalan - Alinyemen horisontal

- Alinyemen vertikal

- Pekerjaan tanah (galian dan timbunan)

Perhitungan perkerasan kaku metode MDPJ-2017

Perhitungan perkerasan lentur metode MDPJ-2017

Perhitungan perencanaan drainase

Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sesuai pedoman AHS versi 5

- RAB perkerasan kaku - RAB perkerasan lentur - RAB drainase - Rekap keseluruhan

1 2 3 4 5 6

(13)

• Tinggi alat = 1,480 m

• Bacaan rambu : BA= 2,730 BT= 2,688 BB= 2,646

• Selisih benang = BA – BB

= 0,084

• Ketinggian x

1

= 100,000

• Ketinggian x

2

= 98,621

• Sudut vertikal = 91˚ 10’ 10”

• Sudut horizontal = 50˚ 20’ 12”

Titik ukur P153 menembak ke backside P152, bacaan sudut horizontal adalah 106˚ 17’ 32”

dan bacaan sudut azimuth pada titik backside sebelumnya

184,56. Sudut azimuth :

• Azimuth= {Sudut

pengukukuran pada titik yang bersangkutan + sudut jurusan sebelumnya} + 180˚

=[((106+17)/60 + (32/3600))] + 184,56}

– 180˚

Perhitungan pada titik ukur STA 8+000 yang menembak ke titik KR, diperoleh selisih bacaan antara benang atas dan bawah sebesar 0,084.

• Jarak optis = M S sin²q

= 100 . (-1,379) . sin²91˚10’10”

= 8,397 m

PENGOLAHAN DATA HASIL SURVEI

Data-data yang diketahui: 1. Sudut Azimuth 2. Jarak Optis

Sebagai contoh pada titik pertama yakni STA 8+000 dengan backside KR.

(14)

Perhitungan pada titik ukur STA 8+000 yang menembak ke titik KR, dapat dicari beda tingginya setelah memperoleh jarak optis sebesar 8,397 m.

• !"#$ %&'((& = *. $,$% + .$/$0 #$%$/

234 51

− !*

= 1,480 + (8,397 . (1/tan

91˚10;10”)) – 2,688

= -1,379

Perhitungan pada titik ukur STA 8+000 yang menembak ke titik KR, telah diperoleh besarnya jarak optis 8,397 m dan sudut azimuth 50˚20’12”.

• Ordinat X, ∆X = jarak optis . sin azimuth pada titik

bersangkutan = 8,397 m . sin 50˚20’12” = 6,464

• Ordinat Y, ∆Y = jarak optis . cos azimuth pada titik

bersangkutan = 8,397 m . cos 50˚20’12” = 5,359

Perhitungan pada titik ukur STA 8+000 yang menembak ke titik KR, dengan asumsi koordinat awal X dan Y sebesar 1500 m.

• Koordinat X = koordinat X pada titik sebelumnya + ∆X

= 1500 m + 6,464 = 1506,464

• Koordinat Y = koordinat Y pada titik sebelumnya + ∆Y

= 1500 m + 5,359= 1505,359

PENGOLAHAN DATA HASIL SURVEI

3. Beda Tinggi 4. Ordinat 5. Koordinat

Sebagai contoh pada titik pertama yakni STA 8+000 dengan backside KR.

(15)

PENGOLAHAN DATA HASIL SURVEI

3. Beda Tinggi Rekap hasil perhitungan data survei (STA 8+000 s/d STA 8+050) 4. Ordinat

Sebagai contoh pada titik pertama yakni STA 8+000 dengan backside KR.

(16)

PENGOLAHAN DATA HASIL SURVEI

3. Beda Tinggi

Input sudut azimuth, nilai ordinat, dan koordinat ke dalam program Land Development.

Diperoleh bentuk kontur yang selanjutnya direncanakan as trase jalan, dengan mempertimbangkan

beberapa faktor seperti: besarnya pekerjaan tanah (galian/timbunan), adanya pemukiman, dll.

(17)

PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

1

• Data tikungan 1 (STA 0,00 + 365,57)

• Diketahui:

Kelas jalan = IIA Medan = Datar

△ = 24,015°

Vr = 80 km/jam

e

max

= 10%

• Jenis tikungan dicoba dengan Tipe SCS (Spiral-Circle-Spiral)

• Direncanakan dengan kecepatan rata- rata dibawah 80 km/jam

- menghitung jari-jari minimum (R

min

) Dimana, f

max

= -0,000065.Vr + 0,192

= -0,000065(80) + 0,192

= 0,1868 - mencari nilai R

min

Dimana, R

min

=

"#$

%&' ()*+,-.*+,)

=

01$

%&'(1,%-1,%030)

= 257,242 m

Rc = 287

e

max

= 0,092

Ls = 80

R = 300

Lampiran I

Lampiran II

(18)

PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

1

-mencari nilai θs

Dimana, θs =

!"# $%&

=

!"# (""'"

= 7,639 - mencari nilai p

Dimana, p =

$%*&)

− ,(1 − /01 21)

=

'")

*(("")

− 300(1 − /01 7,639)

= 0,893 - mencari nilai K

Dimana, K = :1 −

$%;

<".&)

− ,. 1>? 21

= 80 −

<".(""'"; )

− 300(1>? 7,639)

= 39,976 - mencari nilai D

Dimana, D =

A<(B,(!&C

=

A<(B,(!B'D

= 4,99 - mencari nilai D

max

Dimana, D

max

=

A'A!A(,E( (FGHI J KGHI) LM)

=

A'A!A(,E( (",A J ",A'*') '")

= 8,152 - mencari nilai e

max

Dimana, e

max

= −

QFNOP

NOP)

R

B

+

B.FQNOP

NOP

R

= −

",A

',<<')

4,99

B

+

B.",A

',<''

(4,99)

= 0,083 à 10% (superelevasi)

(19)

PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

1

- mencari nilai xs

Dimana, xs = !" 1 −

%&'

().+'

= 80 1 −

()(0))).)' '

= 79,858 - mencari nilai ys

Dimana, ys =

%&2+'

=

.)'

2(0)))

= 3,556

Dilanjut dengan menghitung komponen tikungan sebagai berikut ➡➡➡

- mencari nilai ∆’

Dimana, △' = △ – 2θs

= 24,015 – 2(7,639)

= 8,736 - mencari nilai Ts

Dimana, Ts = (R + p) tg ½∆ + k

= (300 + 0,893)(0,213) + 39,976

= 103,974 - mencari nilai Es

Dimana, Es =

+45

6789'

− ;

=

0))4),.=0),=>(

− 300

= 8,808

(20)

PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

1

- mencari nilai Lc Dimana, Lc =

"#$

2 & '

=

"#$

2 & (300)

= 45,742 - mencari nilai Lt

Dimana, Lt = Lc + (2.Ls)

= 45,742 + (2.80)

= 205,742

Selanjutnya menghitung kontrol ! Ls

min

= 0,022

-./

0.2

− 2,727

-.5

6

= 0,022

"$$($,8)7$/

− 2,727

7$($,$7")

$,8

= 48,459

• Kontrol:

- Ls

min

< Ls ……48,459 < 80 …… OK!

- Lc ≥ 25 m ….. 45,742 < 25 …… OK!

- Lt < 2.Ts …… 205,742 < 207,948 …… OK!

Jarak pada kemiringan “x”

9

:

;

= => − 9 :

?@A

9

0,02 = 80 − 9 0,09

Û 0,09x = 1,6 – 0,02x Û 0,11x = 1,2

Û x = 10,714 m

Jarak pada kemiringan “Ls – x”

Ls – x = 69,286 m

(21)

PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

1

Ilustrasi dimensi tikungan 1

(22)

PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

1

• Pelebaran pada tikungan 1

• Diketahui:

R = 300 m

Vr = 80 km/jam

Bn = 7 m

b = 2,5 m

n = 2

Medan = datar

- menghitung radius lengkung (Rc)

Dimana, Rc = R - (1/2.lebar perkerasan) + 1/2b

= 300 - 3,5 + 1,25

= 297,75 m

- lebar perkerasan pada lajur sebelah dalam (B) Dimana, B = ("#

$

− 64 + 1,25

$

+ 64 −

"#

$

− 64 + 1,25

= (297,75

$

− 64 + 1,25

$

+ 64 − 297,75

$

− 64 + 1,25

= 2,607

- lebar tambahan akibat kesulitan mengemudi pada tikungan (Z)

Dimana, Z =

/,0/1.345

=

/,0/1(6/)$89,91

= 0,487 m

(23)

PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

1

- lebar total perkerasan pada tikungan (Bt) Dimana, Bt = n.(B + c) + Z

= 2.(2,607 + 0,4) + 0,487

= 7,702 m

- tambahan pelebaran perkerasan pada tikungan (△b)

Dimana, △b = Bt - Bn

= 7,702 - 7

= 0,702 m

• Jarak pandang henti pada tikungan 1

• Diketahui:

Jh = Jht + Jhr Vr = 80 km/jam g = 9,81 m/s

2

fp = 0,35

dengan waktu tanggap (T)= 2,5 s

- mencari jarak pandang henti Dimana Jh =

"#

$,&

' +

)*

+,, -

..0.12

=

$,&34

' +

56 +,,

-

.(8,39)(4,$;)

(24)

PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

1

- mencari waktu kendaraan berada di jalur sendiri (T1)

Dimana, T1 = 2,12 + 0,026.Vr

= 2,12 + 2,08

= 4,2 detik

- mencari waktu kendaraan berada di jalur lawan (T2)

Dimana, T2 = 6,56 + 0,048.Vr

= 6,56 + 3,84

= 10,4 detik

- mencari percepatan rata-rata pada jarak pandang mendahului (a)

Dimana, a = 2,052 + 0,0036.Vr

= 2,052 + 0,288

= 2,34

Digunakan nilai m= 10 ~ 15 km/jam

- mencari jarak yang ditempuh selama mendahului (d1)

Dimana, d1 = 0,278 T1 (Vr - m + (a x

!"#

)

= 0,278 x 4,2 x 39,914

= 46,60 m

- mencari jarak yang ditempuh sampai kembali ke lajur semua (d2)

Dimana, d2 = 0,278 x Vr x T2

= 0,278 x 80 x 10,4

= 231,30 m

(25)

PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

1

- mencari jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang berlawanan setelah proses mendahului selesai (d3)

Dimana, d3 = 55 m untuk Vr = 80 km/jam - mencari jarak yang ditempuh oleh

kendaraan yang berlawanan (d4) Dimana, d4 = 2/3 x d2

= 154,19 m

- jarak pandang mendahului tikungan 1 (Jd) Maka, Jd = d1 + d2 + d3 + d4

= 487,10 m

46,60 m 231,30 m 55 m 154,19 m

Jd= 487,10 m

(26)

PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL

1

- menghitung daerah kebebasan samping Dimana, R’ = R - 1/4 x lebar perkerasan

= 300 - 1,75

= 298,25 m

Syarat untuk menentukan nilai daerah bebas samping di tikungan harus nilai Jh lebih kecil dibanding Lt.

Jh < Lt …… 127,469 < 205,742 …… OK!

- daerah bebas samping di tikungan E

Dimana, E = R' (1 - cos (90 x

!"#

x R')

= 298,25 (1 - 0,977)

= 6,784 m

(27)

Pada tikungan 1 sampai 5

Tikungan ke- 1 2 3 4 5

STA 0+365,6 0+928,0 1+210,6 1+427,6 1+733,4 Sudut (∆) 24,015

o

44,021

o

39,464

o

51,237

o

70,395

o

Jarak antar tikungan

(m)

367 561 283 217 306

Jari-jari tikungan (m) 300 300 140 140 300

Jh (m) 127,469 127,469 62,813 62,813 127,469

Jd (m) 487,097 487,097 260,217 260,217 487,097 Daerah bebas samping

E (m)

6,784 6,784 3,552 3,552 6,784

Pelebaran pada tikungan ∆b (m)

0,702 0,702 0,912 0,912 0,702

(28)

PERENCANAAN ALINYEMEN VERTIKAL

• Diketahui

Kelas jalan = IIA

Medan jalan = Datar

Kelandaian maksimum = 8%

Panjang kritis = 110 m

Dari gambar potongan vertikal yang diproses dalam program Land

Development, diperoleh nilai kelandaian:

- STA 0+000 s/d STA 0+260 = 2,73%

- STA 0+335 s/d STA 0+495 = -3,77%

- STA 0+556 s/d STA 1+048 = -1,77%

- STA 1+120 s/d STA 1+766 = -4,64%

• Data lengkung vertikal 1 (Cembung) g1 = 2,73%

g2 = -3,77%

A = |(g1 – g2)|

= |(2,73% – (– 3,77%))|

= 6,50%

• Diketahui:

A = 6,50%

Vr = 80 km/jam

Lv = 210

½Lv = 105

2

Lampiran IV

(29)

PERENCANAAN ALINYEMEN VERTIKAL

- mencari nilai pergeseran vertikal (Ev) Dimana, Ev =

!.#$

%&&

=

',)(+,&)

%&&

= 0,017

- mencari jarak dari PLV per 15 m x1, x12 = 15

y1, y12 =

',)%

+&&(+,&)

(15)

+

= 0,00035 x2, x11 = 30

y2, y11 =

+&&(+,&)',)%

(30)

+

= 0,00139

x3, x10 = 45 y3, y10 =

',)%

+&&(+,&)

(45)

+

= 0,00313

x4, x9 = 45

y4, y9 =

',)%

+&&(+,&)

(60)

+

= 0,00557

x5, x8 = 45

y5, y8 =

+&&(+,&)',)%

(75)

+

= 0,00871

x6, x7 = 45

y6, y7 =

+&&(+,&)',)%

(90)

+

= 0,01254

2

(30)

PERENCANAAN ALINYEMEN VERTIKAL

- menentukan elevasi titik awal vertikal

PPV = 114 m

Elevasi PLV= PPV – (1/2Lv.% kelandaian)

= 114 – (1/2(210) x (2,73%))

= 116,867 m

Elevasi titik 1= PPV – {(1/2Lv – x1).% kelandaian}

= 114 – {(1/2(210) – 15).(2,73%)}

= 116,457 m

Elevasi titik 2= PPV – {(1/2Lv – x2).% kelandaian}

= 114 – {(1/2(210) – 30).(2,73%)}

= 116,048 m Dst…

Elevasi titik 7 = PPV – {(x7 – 1/2Lv).% kelandaian}

= 114 – {(90 – 1/2(90)).(-3,77%)}

= 113,435 m

Elevasi titik 8 = PPV – {(x8 – 1/2Lv).% kelandaian}

= 114 – {(75 – 1/2(90)).(-3,77%)}

= 112,869 m Dst…

Elevasi PTV = PPV – ((–1/2Lv).% kelandaian)

= 114 – (1/2(210) x (-3,77%))

= 110,042 m

2

(31)

PERENCANAAN ALINYEMEN VERTIKAL

- menghitung elevasi rencana

Elevasi PPV = Elevasi awal – Ev

= 114 – 0,017

= 113,543 m

Elevasi titik 1 = Elevasi awal – y1

= 113,543 – 0,00035

= 111,543 m

Elevasi titik 2 = Elevasi awal – y2

= 113,543 – 0,00139

= 111,951 m Dst…

• Dengan demikian, didapat ilustrasi untuk cembung:

2

(32)

Pada lengkung 1 sampai 3

Lengkung

Vertikal Jenis Elevasi Titik ke-n (m) Gambar Sketsa

1 Cembung PLV= 11,134 1= 111,543 2= 111,953 3= 112,362 4= 112,772 5= 113,181 6= 113,591 PPV= 114,000 7=113,435 8= 112,869 9= 112,304 10= 111,738 11= 111,173 12= 110,607 PTV= 110,042 2 Cekung PLV= 45,848

1= 45,679 2= 45,509 3= 45,339 4= 45,170 PPV= 45,000 5= 44,920 6= 44,841 7= 44,761 8= 44,681 PTV= 44,602 3 Cekung PLV= 95,779

1= 95,762 2= 95,673 3= 95,620 4= 95,567 5= 95,514 PPV= 95,463 6= 95,322 7= 95,182 8= 95,043 9= 95,903

(33)

GALIAN DAN TIMBUNAN

• Diketahui:

• STA 0+050

Volume galian = 0 m

3

Volume timbunan = 0 m

3

• STA 0+100

Volume galian = 484,36 m

3

Volume timbunan = 0 m

3

• STA 0+150

Volume galian = 1184,51 m

3

Volume timbunan = 0 m

3

• STA 0+200

Volume galian = 1130,21 m

3

Volume timbunan = 73,22 m

3

• Volume Galian Kumulatif

= (Volume galian STA 0+050) + (Volume galian STA 0+100) + (Volume galian STA 0+150) + (Volume galian STA 0+200)

= 0 m

3

+ 484,36 m

3

+ 1184,51 m

3

+ 1130,21 m

3

= 2799,08 m

3

• Volume Timbunan Kumulatif

= (Volume timbunan STA 0+050) + (Volume timbunan STA 0+100) + (Volume timbunan STA 0+150) + (Volume timbunan STA 0+200)

= 0 m

3

+ 0 m

3

+ 0 m

3

+ 73,22 m

3

= 73,22 m

3

3

(34)

GALIAN DAN TIMBUNAN

3

• Contoh rekap hasil perhitungan:

STA Luas (m²) Volume (m³) Volume Kumulatif (m³)

Galian Timbunan Galian Timbunan Galian Timbunan

0+050.000 0 0 0 0 0 0

0+100.000 19,37 0 484,36 0 484,36 0

0+150.000 28,01 0 1184,51 0 1668,87 0

0+200.000 17,19 2,93 1130,21 73,22 2799,08 73,22

0+250.000 1,39 14,31 464,69 431,03 3263,77 504,25

0+257.460 1,45 19,59 10,59 126,45 3274,36 630,7

0+269.460 17,29 1,31 112,39 125,42 3386,75 756,12

0+281.460 38,51 0,01 334,79 7,95 3721,54 764,08

0+293.460 36,08 0 447,58 0,07 4169,12 764,14

0+300.000 28,25 0 210,37 0 4379,48 764,14

0+305.460 30,37 0 154,89 0 4534,37 764,14

0+350.000 21,45 0 1105,12 0 5639,5 764,14

0+357.568 21,05 0 152,35 0 5791,85 764,14

0+369.568 25,31 0 268,44 0 6060,28 764,14

0+381.568 22,17 0 284,84 0 6345,13 764,14

(35)

Diketahui:

Bacaan mistar tumbukan awal = 10

Bacaan mistar tumbukan selanjutnya = 46 Dilakukan per 50 m, dengan contoh perhitungan pada

STA 8+050 (tumbukan pertama) :

Mengetahui besar kekuatan

daya dukung tanah.

(36)

Menghitung CBR titik pengamatan Rumus = ∑".

$

%&'

∑()*+,+*-*

= ./01,/3

345

$

= 7,98

Menghitung penurunan pada CBR (%)

Rumus = bacaan mistar tumbukan awal – bacaan mistar tumbukan selanjutnya

= 46 – 10

= 36

Menghitung Log CBR pada titik tumbukan 1 Rumus = 2,2 – (0,71 . (log penurunan)

1,5

)

= 2,2 – (0,71 . (log 36)

1,5

)

= 0,82

Menghitung CBR (%) Rumus = 10

log CBR

= 10

0,82

= 6,63

Menghitung h.

$

%&'

Rumus = penurunan . CBR(%)

1/3

= 36 . (6,63)

1/3

= 67,63

(37)

REKAP HASIL PERHITUNGAN

CATATAN:

Rumus dan cara

perhitungan

diaplikasikan pada

semua titik pengujian!

(38)

Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid 1. Menentukan umur rencana perkerasan

2. Menentukan volume kelompok kendaraan niaga Diperlukan perhitungan terkait peningkatan kendaraan yang akan terjadi seiring berjalannya umur jalan tersebut.

Dimana, pada umur rencana 19 tahun:

R = (1 + (0,01 . 5,14%)

19

- 1)/(0,01 . 5,14%) R = 19,09

Sedangkan pada umur rencana 40 tahun:

R = (1 + (0,01 . 5,14%)

40

- 1)/(0,01 . 5,14%) R = 40,40

Nama Kode Jumlah

Sepeda Motor 1 1025

Sedan 2 2053

Opelet 2 209

Pickup 2 412

Bus Kecil 5A 26

Bus Besar 5B 37

Truk Ringan 2 Sumbu 6A.2 238 Truk Sedang 2 Sumbu 6B1.1 369

Truk 3 Sumbu 7A2 24

Truk Gandeng 7B 18

Truk Semi Trailer 7C1 21 Kendaraan tak bermotor 0

(39)

Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid Hasil perhitungan LHR tahun 2016, 2019, dan 2021:

Volume kendaraan niaga (rekap):

! Lanjutan (bersambung dari sebelumnya)

JENIS KENDARAAN LHR 2016

LHR 2019

LHR 2021

1 1025 1191,32 1530,62

2 2053 2386,12 3065,72

2 209 242,91 312,10

2 412 478,85 615,23

5A 26 30,22 38,83

5B 37 43,00 55,25

6A.2 238 276,62 355,40

6B1.1 369 428,87 551,02

7A2 24 27,89 35,84

7B 18 20,92 26,88

7C1 21 24,41 31,36

Kendaraan tak

bermotor 0 0,00 0,00

(40)

Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid 3. Menentukan struktur pondasi jalan

4. Menentukan daya dukung efektif tanah dasar Distribusi Normal

f = 1,282

S (deviasi) = 1,666 Rata-rata = 5,78

Cv = 29%

CBR = 3,65

Persentil – Cara Grafis

10% n = 3,8

CBR % = 3,30

CBR = 3,30

Persentil – Cara Analitik

CBR = 3,51

(41)

Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid 5. Menentukan struktur lapisan perkerasan

Diambil struktur perkerasan R2, detail:

6. Menentukan jenis sambungan Digunakan à dowel & beton

7. Menentukan jenis bahu jalan

• Beban rencana bahu jalan

= 10% . jumlah kelompok sumbu 2019 – 2059

= 10% . 12555206,46

= 1255520,646

Lapisan Tebal (mm) Tebal Pelat Beton 275

Lapis Fondasi

LMC 100

Lapis Drainase 150

(42)

Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid

• Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung fondasi perkerasan bahu jalan ekivalen = 500 mm

Tebal total perkerasan lajur utama = 500 > 275 Tebal lapis beton pada lajur utama = 275

Maka, perancangan tidak memerlukan bahu jalan…!

Rekapan alternatif 1

Perkerasan Lajur Utama Lapisan Tebal (mm) Tebal Pelat Beton 275 Lapis Fondasi LMC 100 Lapis Drainase 150

(43)

Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid 8. Menentukan detail desain.

Tebal pelat = 275 cm Lebar pelat = 7 m Panjang pelat = 10 m

Koefisien geser antar pelat beton dengan pondasi bawah = 1,5 Kuat tekan ijin baja = 240 Mpa

Berat isi beton = 2400 kg/cm

3

Gravitasi = 9,81 m/det

2

AS = 202331,250 mm²/m’

AS min. = 275 mm²/m’

AS ø = 113,04 mm²

Digunakan tulangan AS ø12 = 113,04 n = 3,43 menjadi à 4 Buah

Untuk jarak antar tulangan satu meter panjang Jarak (s) = 333 mm

Maka, digunakan tulangan ø12 – 333 mm

Tulangan Melintang

As = 70815,938 mm²/m’

As Min = 275 mm²/m’

As ø = 113.04 mm²

Digunakan tulangan As ø12 = 113,04 mm² n = 3,43 menjadi à 4 Buah

Untuk jarak antar tulangan satu meter panjang Jarak (s) = 333 mm

Maka digunakan tulangan ø12 – 333 mm

(44)

Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid Pavement Rigid

Dowel

Berdasarkan Tabel 4.7 ukuran dan jarak dowel (ruji) yang disarankan

Tebal Pelat = 275 mm Diameter Dowel = 32 mm Panjang Dowel = 450 mm Jarak Dowel = 300 mm

Jumlah Dowel = 23,33 menjadi 24 buah

Tie Bar

Berdasarkan grafik jarak tie bar menurut AASHTO (1968), dapat digunakan tie bar dengan ukuran sebagai berikut:

Tebal Pelat = 275 mm Diameter Tie Bar = 16 mm Panjang Tie Bar = 765 mm Jarak Tie Bar = 530 mm

Jumlah Tie Bar = 18,87 menjadi 19 buah

9. Menentukan kebutuhan daya dukung tepi perkerasan

D (perkerasan) = 525 S (perbaikan tanah dasar) = 300

Tepi luar = D + S

= 525 + 300

= 825

(45)

lexible Pavement Flexible Pavement Flexible Pavemen 1. Menentukan umur rencana perkerasan

2. Menentukan nilai-nilai ESA4 atau ESA5

3. Menentukan tipe perkerasan

(46)

lexible Pavement Flexible Pavement Flexible Pavemen

4. Menentukan segmen tanah dasar dengan daya dukung

Distribusi Normal

• Segmen 1

f = 1,282

S (deviasi) = 1,123 Rata-rata = 6,89

Cv = 16%

CBR = 5,45

• Segmen 2

f = 1,282

S (deviasi) = 1,225 Rata-rata = 4,46

Cv = 27%

CBR = 2,89

Persentil – Cara Grafis

• Segmen 1

10% n = 2

CBR % = 5,25

CBR = 5,25

• Segmen 2

10% n = 1,9

CBR % = 3,14

CBR = 3,14

Persentil – Cara Analitik

• Segmen 1 CBR = 5,05

• Segmen 2

CBR = 3,19

(47)

lexible Pavement Flexible Pavement Flexible Pavemen 5. Menentukan struktur pondasi jalan

Diambil à material timbunan pilihan

6. Menentukan struktur perkerasan Segmen 1 dan Segmen 2 :

SEGMEN CBR DESAIN TEBAL

1 5.05 100

2 2,89 300

(48)

lexible Pavement Flexible Pavement Flexible Pavemen 7. Menentukan standar drainase bawah permukaan yang dibutuhkan

Segmen 1 dan Segmen 2:

8. Menentukan kebutuhan daya dukung tepi perkerasan

9. Menentukan kebutuhan pelapisan (sealing) bahu jalan

• Segmen 1

Beban rencana bahu jalan

= 10% x 19505797,60

= 1950579,76 dibulatkan à 1400000

Lapisan

Tebal (mm)

AC WC 40

AC BC 60

AC Base 145 LPA Kelas A 300

(49)

lexible Pavement Flexible Pavement Flexible Pavemen

• Tebal total perkerasan lajur utama = 390 < 545 mm (tebal minimum tidak perlu perkerasan bahu jalan)

• Segmen 2

Beban rencana bahu jalan

= 10% . 19505797,60

= 1950579,76 dibulatkan menjadi à 1400000

Lapisan Tebal (mm)

AC WC 40

AC BC 60

AC Base 145

LPA Kelas A 300

(50)

lexible Pavement Flexible Pavement Flexible Pavemen

• Tebal total perkerasan lajur utama = 520 < 545 mm (tebal minimum tidak perlu perkerasan bahu jalan)

MAKA :

Perkerasan jalan tidak memerlukan bahu jalan,

baik pada segmen 1 maupun 2.

(51)

- menentukan kecepatan aliran air Berdasarkan tabel kecepatan air yang diizinkan. Bahan yang digunakan pada perencanaan saluran ini adalah pasangan batu, sehingga nilai V= 1,5 m/detik.

1. Gorong– gorong (Culvert) - Mencari debit total

Mencari debit (Q) di setiap saluran aliran yang akan menuju ke gorong-gorong yang akan

direncanakan. Berdasarkan gambar kontur, debit saluran kanan yang mengalir ke gorong-gorong.

Q

total

= Q2 kanan dan Q3 kanan

Q

total kanan

= Q2 kanan + Q3 kanan

= 0,9596 +1,0720

= 2,0316 m

3

/detik

(52)

b = 2 x h

= 2 x 0,8229 m

= 1,6458 m

- mencari keliling basah (P) P = b + (2 x h)

= 1,6458 m + (2 x 0,8229 m)

= 3,2917 m

- mencari jari-jari hidrolis (R)

R =

!

"

=

#,%&'' ()

%,*+#, (

= 0,4115 m - mencari luas penampang (A)

Luas penampang dicari dengan membagi besar debit yang mengalir dengan kecepatan aliran air yang

diizinkan, dengan hasil sebagai berikut:

A =

-.

=

*,/%#0 ()

#,& (/234

= 1,3544 m

2

- mencari tinggi muka air (h)

h =

!*

=

#,%&'' ()

*

= 0,8229 m

(53)

- mencari kemiringan dasar saluran (S)

Nilai n diambil berdasar tabel berikut utk kondisi baik sekali à diperoleh n = 0,017

S =

$!.#%/' (

=

),+ ,/-./.0,0)1 (0,3))+ ,)%/'

(

= 0,0021

- menghitung tinggi jagaan (f) f = (0,5 x h)

0,5

= (0,5 x 0,8229 m)

0,5

= 0,6414 m

- menghitung tinggi saluran (H)

H = h + f

= 0,8229 m + 0,6414

= 1,46 m

(54)

- Mencari panjang saluran per segmen dengan menggunakan Autocad (m)

Dari Autocad misalkan didapat hasil sebagai berikut:

A1 (kanan) = 260,00 m A1 (kiri) = 260,00 m

- Menentukan nilai C (Koefisien limpasan)

PERBUKITAN ; C= 0,8 à C= C.fk= 0,32

2. Saluran

Contoh perhitungan pada saluran A1

- Mencari luas daerah aliran tangkapan air per segmen dengan menggunakan program autocad (km

2

)

Setelah membagi segmen berdasarkan kontur, selanjutnya mencari luasan daerah aliran

tangkapan dengan menggunakan program autocad, misalkan didapat hasil :

A1 (kiri) = 0,0030 km

2

(55)

Perkerasan : lapisan semen dan aspal beton, nd = 0,013

Bahu jalan : permukaan licin dan kedap air,

nd = 0,02

Daerah sekitar: tanah dengan rumput tipis dan gundul dengan permukaan sedikit kasar, nd = 0,2

Perhitungan kemiringan (S):

Kemiringan untuk jalan = 2%

Kemiringan untuk bahu jalan = 4%

- Menghitung elevasi total

Elevasi tertinggi = 120 m Elevasi terendah = 106 m

Lebar segmen = 19,225 m Sehingga kemiringan saluran adalah:

S = !"#$. &#'()*++),!"#$.&#'#*-./

0#1.' 2#+3#*

= 456,467

48,55:

= 0,7282

- Menghitung waktu konsentrasi (C)

Dicari koefisien nd dari tabel à

(56)

- Mencari lebar per segmen untuk mendapatkan nilai t1 (m)

Diperoleh dari Autocad nilai lebar lahan terjauh, yaitu:

A1 (kiri) = 19,225

- Mencari nilai waktu konsentrasi a. t

1

= waktu aliran di permukaan

t

1

=

!"

# 3,28 # () #

*+, -,./0

lo = jarak titik terjauh ke fasilitas drainase (m)

S = kemiringan saluran (m) Jadi, perhitungan pada A1 (kiri):

t

1

= (

!"

# 3,28 # () #

*+,

)

-,./0

= (

!

"

# 3,28 # 126,746 #

-,!

-,.789

)

-,./0

= 1,4653 menit

- Menentukan kecepatan aliran

Ditentukan oleh tabel:

(57)

d. Cs = Cekungan alam Cs =

!"#

!"#$"%

=

! ',)!*+ $+,**)'!(',)!*+)

= 0,7509

- Mencari nilai intensitas curah hujan (mm/jam)

Dengan menggunakan rumus Mononobe I =

-!.

!.

!.

"#

/ 0

dengan R

24

= Xt = X

10

= 230,2957 Maka,

I =

!12,!'34!. 2,)3!)!.

/ 0

= 9,2957 x 47,823

= 458,8940 mm/jam b. t

2

= t

s

= waktu menuju saluran

t

2

= +2 6 7 5 dimana,

L = Panjang saluran (m)

V = Kecepatan air rata-rata pada saluran drainase (m/detik)

Jadi, perhitungan pada A1 (kiri):

t

2

= +2 6 ),3 +)',14

= 2,8889 menit

c. tc = waktu turun hujan dan berkonsentrasi menjadi limpasan

tc = t1 + t2

= 1,4653 + 2,8889

= 4,3542 menit

= 0,0726 jam

(58)

a. Menentukan dimensi saluran Dasar hukum konstitunitas:

Debit → Q = A.V → A= Q/V A = (b + m.h) h → b = h A = (h + 1.h) h

A = (h + h) h A = h

2

+ h

2

A = 2h

2

h =

!"

b. P (keliling basah [m]):

P = # + 2ℎ '

"

+ 1

- Menghitung debit aliran

Tangkapan air per segmen dengan menggunakan rumus Rasional Modifikasi (m

3

/detik)

Q = )

*,, - ./ - . - 0 - 1

= )

*,, - 0,7262 - 1 - 280,1426 - 0,0363

= 0,0914 m

3

/detik

- Menentukan arah aliran debit saluran (m

3

/jam)

(59)

c. Kecepatan aliran dengan rumus manning:

V = !

" # $/& ' !/$

Vn = # $/& ' !/$

S = [ * )"

+/,

] $

Dengan n = koefisien bahan saluran

Diambil pada tabel, no.17 kondisi baik sekali à n = 0,017

d. R (jari-jari hidrolis [m]):

R = .

T = b + m(h + f) [m] /

Dengan f = tinggi jagaan (free-board)

(60)

c. Mencari keliling basah (P) P = ! + 2ℎ %

&

+ 1

= 0,4675 + 2(0,4675) 1

&

+ 1

= 1,5237 m

d. Mencari jari-jari hidrolis (R) R =

0

1

=

2,3456

&,32&3

= 0,0400 m

e. Mencari kemiringan dasar saluran (S) S = [

89

:;/=

]

&

= [

6,? @ 2,265 2,6A6B;/=

]

&

= 0,0475

- Dimensi saluran 1 (A1)

Dilihat dari gambar, bahwa saluran 1 kiri Q

1

kiri = 0,0914 m

3

/detik à b : h = 1 : 1 a. Mencari luas penampang (A)

A = C

8

= 2,2B63

6,?

= 0,0609

b. Mencari tinggi muka air (h) h = 0

&

= 2,3456

&

= 0,1746

= b : h = 0,1764 : 0,1746

(61)

Hasil rekapan dimensi saluran :

f. Menghitung tinggi jagaan (f) f = (0,5 % ℎ) (,)

= (0,5 % 0,4675) (,)

= 0,2954 m

g. Menghitung lebar puncak (T) T = b + m(h+f)

= 0,4675 + 1(0,4675 + 0,4385)

= 0,64 m

Melakukan cara perhitungan yang sama pada

seluruh titik saluran ☆

(62)

RE N C A N A A N G G A RA N BI AY A ( RA B)

RAB adalah …

prakiraan keuangan yang merupakan dasar untuk pengendalian biaya proyek serta aliran kas proyek tersebut. Pengembangan dari hal tersebut diantaranya adalah fungsi dari

estimasi biaya, anggaran, aliran kas,

pengendalian biaya, dan profit proyek tersebut (Chandra, et al., 2003).

RAB

Komponen penyusun RAB:

1. Biaya material dan bahan 2. Biaya upah

3. Biaya peralatan

Tahapan perhitungan

1. Menentukan uraian pelaksanaan kegiatan 2. Menghitung volume pekerjaan

3. Analisa harga satuan dasar (HSD) 4. Analisa harga satuan pekerjaan (HSP) 5. Overhead dan Profit

6. Menjumlahkan seluruh biaya

7. Menambahkan harga PPN

8. Merekap biaya pekerjaan

(63)

BAGAN ALUR :

Uraian Volume Satuan

Mobilisasi 1 LS

Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 1 LS

Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air 5,785.8 M3

Pasangan Batu Mortar 2,734.1 M3

Galian Biasa 57396.76 M3

Timbunan Tanah Pilihan 1,102.08 M3

Penyiapan Badan Jalan 19,607.00 M2

Lapis Drainase 2,033.9 M3

Beton struktur, fc’30 MPa 3,728.7 M3

Beton , fc’15 Mpa 1,355.9 M3

Baja Tulangan Polos-BjTP 280 139,005.9 Kg

Baja Tulangan Sirip-BjTS 280 5,305.3 Kg

Joint Filler untuk Sambungan Konstruksi 4,953.0 M

RE N C A N A A N G G A RA N BI AY A ( RA B) 1. Menghitung volume pekerjaan Contoh à perkerasan kaku

Volume = panjang x lebar

Volume = luas x tinggi

Volume = berat x jumlah

(rumus disesuaikan)

(64)

2. Contoh perhitungan AHSP à mobilisasi Pada perkerasan lentur

RE N C A N A A N G G A RA N BI AY A ( RA B) 3. Membuat BoQ

(65)

4. Memperoleh rekap biaya PERKERASAN KAKU

RE N C A N A A N G G A RA N BI AY A ( RA B) PERKERASAN LENTUR

(66)

Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang

menitikberatkan pada bagian perencanaan bentuk fisik.

Kelas jalan yang digunakan adalah IIA dimana medan jalan adalah datar, dengan kecepatan rencana sebesar 80 km/jam dan 50 km/jam.

Dari hasil pengolahan data pengukuran

lapangan, diperoleh data perhitungan berupa sudut azimuth, ordinat x dan y, serta koordinat x dan y yang selanjutnya di-input ke dalam program Civil 3D Land Desktop untuk

memperoleh kontur.

Perhitungan geometrik jalan terdiri atas alinyemen vertikal dan horizontal, serta pekerjaan tanah.

4 3

2 1

Dari seluruh rangkaian perancangan jalan baru pada ruas Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda

Seberang, STA 8+000 sampai dengan STA 10+020, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

(67)

Rekap hasil perhitungan alinyemen horizontal

Tikungan ke- 1 2 3 4 5

STA 0+365,57 0+927,97 1+210,56 1+427,61 1+733,43

Jenis tikungan Spiral – Circle – Spiral(SCS)

Sudut (∆) 24,015o 44,021o 39,464o 51,237o 70,395o

Jarak antar tikungan (m) 367 561 283 217 306

Kecepatan rencana (km/jam) 80 80 50 50 80

Jari-jari tikungan (m) 300 300 140 140 300

Jh (m) 127,469 127,469 62,813 62,813 127,469

Jd (m) 487,097 487,097 260,217 260,217 487,097

Daerah bebas samping E (m) 6,784 6,784 3,552 3,552 6,784

Pelebaran pada tikungan ∆b (m) 0,702 0,702 0,912 0,912 0,702

(68)

ß Rekap hasil perhitungan alinyemen vertikal

Lengkung

Vertikal Jenis Elevasi Titik ke-n (m) Gambar Sketsa

1 Cembung PLV= 11,134 1= 111,543 2= 111,953 3= 112,362 4= 112,772 5= 113,181 6= 113,591 PPV= 114,000 7=113,435 8= 112,869 9= 112,304 10= 111,738 11= 111,173 12= 110,607 PTV= 110,042 2 Cekung PLV= 45,848

1= 45,679 2= 45,509 3= 45,339 4= 45,170 PPV= 45,000 5= 44,920 6= 44,841 7= 44,761 8= 44,681 PTV= 44,602 3 Cekung PLV= 95,779

1= 95,762 2= 95,673 3= 95,620 4= 95,567 5= 95,514 PPV= 95,463 6= 95,322 7= 95,182 8= 95,043 9= 95,903

Sedangkan dari hasil perhitungan pekerjaan tanah, diperoleh kumulatif pekerjaan galian (cut) dan timbunan (fill) yakni:

- Galian = 57396,76 m

3

- Timbunan = 1102,08 m

3

(69)

Struktur perkerasan jalan yang digunakan adalah perkerasan kaku dan lentur, dengan rincian ketebalan dan tipe lapisan sebagai berikut :

Pada perkerasan kaku, dibutuhkan tulangan dengan keterangan sebagai berikut:

- Tulangan memanjang : 4 buah dengan tulangan ø12 – 333 mm - Tulangan melintang : 4 buah dengan tulangan ø12 – 333 mm

Lapisan Tebal (mm) Tebal Pelat Beton 275 Lapis Pondasi LMC 100

Lapis Drainase 150

Segmen 1 Segmen 2

Lapisan Tebal (mm) Lapisan Tebal (mm)

AC WC 40 AC WC 40

AC BC 60 AC BC 60

AC Base 145 AC Base 145

LPA Kelas A 300 LPA Kelas A 300

(70)

Rekap hasil perhitungan dimensi saluran

Saluran A1 A2 A3 A4

Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kiri Luas penampang (A) 0,0609 0,2096 0,6397 0,1073 0,7146 0,3299 0,1629 Tinggi muka air (h) 0,1746 0,3237 0,5656 0,2316 0,5978 0,4062 0,2854 Keliling basah (P) 1,5237 1,9711 2,6967 1,6947 2,7933 2,2185 1,8562 Jari-jari hidrolis (R) 0,0400 0,1063 0,2372 0,0633 0,2558 0,1487 0,0878

Kemiringan dasar saluran (S)

0,0475 0,0129 0,0044 0,0258 0,0040 0,0083 0,0167 Tinggi jagaan (f) 0,2954 0,4023 0,5318 0,3403 0,5467 0,4506 0,3778

Lebar puncak (T) 0,64 1,05 1,66 0,80 1,74 1,26 0,95

(71)

Rekap hasil perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Perkerasan kaku terdiri atas 5 divisi pekerjaan dengan jumlah biaya Rp. 18.582.852.000

Perkerasan lentur terdiri atas 6 divisi pekerjaan dengan jumlah biaya Rp. 15.210.189.000

à Sesuai dengan teorinya, perkerasan lentur lebih murah dibanding perkerasan kaku.

(72)

Untuk menghitung alinyemen vertikal, tidak harus membagi 1/2Lv menjadi tiga bagian dalam menetapkan nilai xn. Semakin kecil jarak antar nilai x, maka semakin jelas pula garis lengkungan yang terbentuk. Sebab elevasi tiap-tiap titik dalam membuat lengkungan bergantung pada

banyaknya jumlah x.

Misal à per 5 m, 10 m, 15 m

Ketika menentukan penempatan trase, harus dipikirkan secara matang agar menghasilkan trase yang efisien.

• Hal apa saja yang dilewati oleh galian atau timbunan.

• Pekerjaan timbunan yang lebih banyak daripada galian akan membuat rugi karena lebih banyak tanah yang dibutuhkan.

Dalam melakukan perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya), akan lebih baik jika dilakukan survei harga lebih dalam terkait harga lokal di sekitar proyek. Sebab jika hanya mengandalkan biaya HSPK setempat, akan

menghasilkan harga pekerjaan yang terlalu mahal dibanding seharusnya.

3 1 2

Dari seluruh rangkaian perancangan jalan baru pada ruas Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Samarinda

Seberang, STA 8+000 sampai dengan STA 10+020, adapun saran yang hendak disampaikan adalah:

Gambar

Ilustrasi dimensi tikungan 1

Referensi

Dokumen terkait