• Tidak ada hasil yang ditemukan

SLIDE TEORI DESAIN UJIAN AKHIR SEMESTER 2022/2023

N/A
N/A
Mega lodon

Academic year: 2023

Membagikan "SLIDE TEORI DESAIN UJIAN AKHIR SEMESTER 2022/2023"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

T E O R I D E S A I N

U J I A N A K H I R S E M E S T E R 2 0 2 2 / 2 0 2 3

A l u s i a G l o r i a A . A ( 6 1 2 0 0 5 1 5 ) , C h r i s t y A l f r i n i L . ( 6 1 2 0 0 5 2 6 ) , N i k e n A r i y a n i ( 6 1 2 0 0 6 0 0 ) , A n a s t a s i a G r a c e E l i m , ( 6 1 2 0 0 6 0 2 ) , S h a q n a z A d e l l a N . L ( 6 1 2 0 0 6 0 9 )

K R I T I K A R S I T E K T U R B A N G U N A N B U K I T

R H E M A G E R E J A A Y A M , M A G E L A N G

(2)

I N F O R M A S I D A S A R P R O Y E K / B A N G U N A N ;

L O K A S I , L A T A R B E L A K A N G P E M B A N G U N A N , S E J A R A H , D O K U M E N T A S I S U R V E Y P E N G A N T A R ;

U R G E N S I P E M I L I H A N O B J E K , L A T A R B E L A K A N G P E M I L I H A N T E O R I , P E N J E L A S A N T E O R I , T U J U A N P A P E R

D A F T A R I S I 01

02

P A R A M E T E R T E O R I Y A N G D I G U N A K A N , D I K A I T K A N D E N G A N K R I T I K A R S I T E K T U R M E L A L U I V A R I A B E L P E N D U K U N G

03

M E T O D E K R I T I K

J E N I S K R I T I K D A N B A G A I M A N A M E T O D E P E L A K S A N A A N N Y A ; S U R V E Y , M E M B A C A L I T E R A T U R

04

P E M B A H A S A N , K E S I M P U L A N

B E N T U K D A N E L E M E N B A N G U N A N S E S U A I D E N G A N T E O R I S E M I O T I K A , S U D U T P A N D A N G P E N G A M A T S E C A R A E K S T E R N A L D A N I N T E R N A L B A N G U N A N M E L A L U I K R I T I K A R S I T E K T U R

05

(3)

P E N J E L A S A N T E O R I U R G E N S I P E M I L I H A N O B J E K

L A T A R B E L A K A N G P E M I L I H A N T E O R I

T U J U A N P A P E R

SEMIOTIKA

Pesan disampaikan dalam kode BUKIT RHEMA GEREJA AYAM

Suatu tanda sesuai dengan arti yang disampaikan. Hasil karya arsitektur adalah perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh perancang melalui ekspresi wujudnya. Perwujudan makna dikatakan berhasil jika makna atau arti yang ingin disampaikan oleh perancang dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pengamat.

SEMIOTIKA

berasal dari kata Yunani:

SEMEION, yang berarti tanda.

Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain.

Dalam pandangan Zoest (1993), segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda.

[ D A 5 8 0 3 ] T E O R I D E S A I N

Ekspresi yang ingin disampaikan PERANCANG

Persepsi oleh PENGAMAT Bangunan gereja

ayam memiliki bentuk unik yang merepresentasikan suatu objek, dapat diidentifikasi secara langsung jika bangunan ini sesuai dengan teori semiotika yang menunjukkan

keserupaan total sebuah bangunan dengan objek yang diwakilinya.

Berada di Jawa Tengah yang dekat dengan kota Yogyakarta, terlebih bangunan terletak tidak jauh dari bangunan Candi Borobudur, sehingga memudahkan dalam proses survey dan identifikasi bangunan secara langsung.

LOKASI BENTUK

Perancang: MERPATI Pengamat: AYAM Perwujudan makna

dikatakan berhasil

B U K I T R H E M A , G E R E J A A Y A M

U R G E N S I P E M I L I H A N O B J E K , L A T A R B E L A K A N G

P E M I L I H A N T E O R I , P E N J E L A S A N T E O R I , T U J U A N P A P E R

Semiotika semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda sesuai dengan arti yang disampaikan.

Hasil karya arsitektur merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh perancangannya yang disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Bukit Rhema sendiri mempunyai arti yang berarti firman yang hidup. Kemudian, Gereja Ayam merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh perancangnya untuk menyerupai ayam/burung merpati.

Mampu menganalisis suatu objek arsitektural (Gereja Ayam) melalui tulisan sebagai metode kritik serta menghubungkan konteks desain dengan kritik yang dilakukan.

Sehingga, dapat diambil kesimpulan tentang bagaimana kelompok memandang bangunan dengan kombinasi metode kritik yang ada.

Analisis Kombinasi metode Kritik Kesimpulan SEMIOTIKA (SEMIOTIKA SEMANTIK)

Signifier - bidang penanda/ bentuk

Jelas terlihat dari bentuk bangunan yang benar- benar menyerupai ayam/ burung merpati dengan badan, leher, kepala, mulut, warna, juga ornamen di kepala/ bagian teratas bangunan.

SEMIOTIKA SEMANTIK

Signified - bidang petanda/ konsep/ makna Terdapat konsep dari eksterior bentuk bangunan menyerupai burung merpati - simbol perdamaian dan Roh Kudus maupun interior bangunan, makna yang dalam dari sudut pandang perancang.

01

Perwujudan makna tidak berhasil diperlihatkan secara langsung oleh perancang ke pengamat melalui bentuk bangunan rumah doa 'Gereja Ayam'.

https://budaya.blog.unisbank.ac.id/ http://www.wisatakeyogyakarta.com/ /kelanamakan.com

(4)

S E J A R A H

F U N G S I B A N G U N A N

S U M B E R

B U K I T R H E M A , G E R E J A A Y A M

F A K T A B A N G U N A N

Khasanah, Ngumriyatul. (2022). "Visualisasi Elemen Gereja Ayam pada Blazer".

Gereja Ayam memiliki 7 lantai, di masing- masing lantai menggambarkan makna dan cerita yang berbeda.

Penolakan warga setempat pada tahun 2000 sempat memberhentikan fungsi rumah doa ini. Tahun 2014 mulai dijadikan sebagai objek wisata untuk umum dan pada tahun 2016 menjadi sangat dikenali masyarakat dengan adanya pengambilan latar film Ada Apa Dengan Cinta 2 di sekitar Gereja Ayam.

L O K A S I , L A T A R B E L A K A N G P E M B A N G U N A N , S E J A R A H , D O K U M E N T A S I S U R V E Y

Terletak di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, karya Gereja Ayam berlokasi di Bukit Rhema, Magelang atau tepatnya sekitar 2 km sebelum Candi Borobudur

.

Sebuah rumah doa, yang dapat menjadi rumah ibadah bagi siapapun mulai dari umat Buddha, Hindu, Islam, Katholik, Kristen, maupun kepercayaan lain dengan berdoa sesuai caranya masing- masing.

Bukan sebuah gereja yang dikhususkan untuk umat Kristiani.

"Saya sedang membangun sebuah rumah doa, tempat bagi orang- orang yang percaya keada Tuhan" - Alamsjah

Nationalgeographic.co.id. (4/10/2018)

Bangunan menyerupai bentuk ayam sehingga masyarakat sekitar menamakannya Gereja Ayam. Dibangun pada tahun 1992, proses sempat berhenti pada tahun 1996 karena krisis moneter namun dengan tampilan yang belum sempurna sudah dipergunakan untuk tempat berdoa.

Sebagai panti rehabilitasi bagi anak-anak yang kekurangan fisik, orang ketergantungan narkoba, orang kurang waras, dan anak muda yang memiliki masalah.

Bermula dari mimpi yang didapatkan oleh Daniel Alamsjah sosok pria kelahiran Lampung, 17 Oktober 1943, untuk membangun sebuah rumah doa di daerah perbukitan asing yang belum pernah ia kunjungi. Pada tahun 1988, berkesempatan mengunjungi kawasan Borobudur bersama keluarga. Lalu bertemu dengan seorang pemuda setempat.

Bukit Rhema, dinamainya dengan keyakinan yang ia dapatkan dari sebuah pesan ajaib yang berarti "firman yang hidup"

dalam kepercayaan umat Kristiani.

L A T A R B E L A K A N G

dokumentasi pribadi Tampak Deapn Gereja Ayam

02

Mati suri karena tidak selesai di bangun. Pada sekitar tahun 1990-an, Daniel Alamsjah membeli tanah seluas 3000 meter persegi dan mulai membangun sebuah rumah doa di atas bukit tersebut. Tetapi ternyata pembangunan rumah doa tidak pernah selesai dibangun karena kurangnya biaya serta adanya tentangan/ ketidaksetujuan masyarakat setempat atas dibangunnya rumah doa yang dirancangnya.

Tahun 2000, tempat ini menjadi terbengkalai dan tidak terurus sama sekali, namun adanyna renovasi yang perlahan diberikan pada rumah doa ini perlahan menjadi nampak lebih rapi, bersih, bagus dan layak untuk difungsionalkan kembali.

Bukan sebuah Gereja. Masyarakat luas banyak beranggapan bahwa bangunan yang disebut- sebut dengan istilah Gereja Ayam adalah benar sebuah gereja, tempat dimana umat Kristiani beribadah. Mungkin ini dikarenakan pemilik serta perancang Gereja Ayam, Daniel aalah seorang pemeluk agama Kristen.

Padahal yang sebenarnya bangunan ini diperuntukan sebagai tempat ibadah untuk segala umat beragama pada Tuhannya, siapa pun bebas mengakses bangunan ini dan bukan hanya bagi yang beragama Kristen.

Bukan ayam, namun merpati. Masyarakat luas banyak melihat bangunan ini menyerupai seekor ayam. Namun ternyata Daniel sang perancang sendiri mengatakan bahwa yang dia bangun adalah meniru bentuk burung merpati. Ide yang ia dapatkan berawal dari mimpinya yang adalah jawaban doa yang semalam ia lakukan di atas bukit tersebut.

Ia merasa Tuhan meminta kepada dirinya untuk membangun sebuah bangunan berbentuk burung merpati yang akan dijadikan sebagai rumah doa bagi segala bangsa serta bagi seluruh umat beragama.

Punya banyak nama. Gereja Ayam tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat Indonesia saja, namun wisatawan luar/ turis asing pun tertarik untuk melihat bangunan ini. Dengan berlibur mengunjung Cand Borobudur, mereka juga akan mengunjungi Punthuk Setumbuk yang adalah tempat wisata yang tidak jauh dari Borobudur.

Dari banyak wisatawan yang datang, maka banyak jugalah sebutan yang diberikan untuk bangunan ini, Gereja Chicken, Gereja Bird, Gereja Dove, dan Pigeon Hill.

(5)

P A R A M E T E R T E O R I

Aspek - aspek tersebut tidak harus digunakan sekaligus dalam sebuah perancangan arsitektur.

Penggunaannya cukup disesuaikan dengan objek rancangan. Untuk memperjelas setiap aspek semantik arsitektur tersebut terdapat lima variabel semantik yang dilibatkan

V A R I A B E L P E N D U K U N G T E O R I

Variabel semantik yang dilibatkan untuk mendukung aspek- aspek yang dibahas:

a. Bentuk/wujud

Memiliki bentuk yang masif, bentuk struktur menyerupai seekor burung merpati. Bentuk bangunan dan pemilihan struktur mengambil konsep natural yang menonjolkan kesan alam melalui adopsi bentuk- bentuk yang terdapat pada alam berupa bentuk burung merpati dengan makna tersendiri yaitu;

kesetiaan, cinta kasih, kedamaian. Bentuk kepala cukup detail dengan hiasan mahkota di atasnya, tambahan ornamen pada massa badan burung di bagian belakang berupa buntut.

b. Ukuran/skala

Dibangun dengan skala yang monumental, sehingga mudah dikenali dari tengah- tengah tapak seluas 3.000-meter yang dikelilingi pepohonan yang rindang. Bangunan ini memiilki fasad beton serta struktur beton yang didukung konstruksi space truss guna mengikuti lengkungan- lengkungan yang dibutuhkan oleh bentuk yang dituju.

c. Pola/susunan

Bangunan ini merupakan gabungan dari dua massa utama, badan burung yang mencakup lantai 1-3, dan bagian leher hingga kepala burung yang mencakup lantai 4-7. Ruang pada lantai pertama terdiri dari dua belas ruang doa yang tidak disusun/ terorganisir karena merupakan ruang yang terbentuk dari pengambilan jumlah massa bebatuan eksisting bukit.

d. Bahan/konstruksi

Menggunakan material beton, penggunaan struktur space truss. Menggunakan bahan- bahan alami pada sisi interior untuk menonjolkan keaslian karakteristik dari bahan bangunan yag digunakan seperti batu alam dan kayu yang memberi kesan natural mengacu pada Karya Tado Ando- Church of The Light yang juga menerapkan warna- warna alam serperti hitam, putih, abu- abu coklat. Nampak jelas juga tekstur lembut dan kasar yang ditimbulkan dari material dan warna yang digunakan.Konsep natural memfokuskan pada kesederhanaan, kemanfaatan tiap ruangan, namun tanpa mengabaikan sisi elegansi dan keindahannya.

e. Letak/posisi

Konsep “Natural Design” yang mengarah pada penerapan prinsip utama sustainable design berdasarkan lokasi bangunan yang berada di tengah hutan, pemilihan bentuk hewan mewakili nilai lokasinya. Bentuk terlihat sederhana dan mudah dipahami oleh pengamat. Posisi rumah doa di atas bukit, sebagai tempat "maha" menggambarkan hirarki dan menghadap pada view Candi Borobudur.

S U M B E R

Amiuza, Chairil B., dkk. "Convention Center dalam Konteks Semiotika"

B U K I T R H E M A , G E R E J A A Y A M

P A R A M E T E R D A N V A R I A B E L D E N G A N T E O R I P E N D U K U N G : S E M I O T I K A

[ D A 5 8 0 3 ] T E O R I D E S A I N

03

Sebuah objek arsitektur memiliki ciri-ciri yang dapat dihubungkan dengan hirarki tertentu yang dikenal umum.

Sebuah objek arsitektur memiliki ciri-ciri yang dapat dihubungkan dengan fungsi tertentu yang dikenal umum.

Sebuah objek arsitektur memiliki ciri-ciri yang dapat dihubungkan dengan nilai tertentu yang dikenal umum.

Sebuah objek arsitektur memiliki ciri-ciri yang dapat dihubungkan dengan kode tertentu yang dikenal umum.

Berdasarkan Zahnd, M. (2009)

Bentuk bangunan seperti burung merpati/

ayam

RE FE RE NS I REL

EVA NS I

MA KSU D EK SP RE SI

Parameter yang digunakan dalam pembahasan kritik teori semantik arsitektur berupa empat aspek, yaitu:

Bangunan berada di sebuah bukit bernama Bukit Rhema yang berorientasi pada Candi Borobudur.

Bangunan ini memiliki fungsi sebagai tempat doa untuk segala kepercayaan dan sebagai tempat rehabilitasi.

Rumah doa pada lantai pertama dengan nilai ketuhanan. Lantai berikutnya dibuka untuk publik dengan nilai sosial, budaya, dan lingkungan yang ingin disampaikan.

https://youtu.be/XUisKv_Bhwg dokumentasi pribadi

foto bukaan mulut burung merpati

https://youtu.be/RHfdbnfAz9A

(6)

K R I T I K N O R M A T I F

Metode Kritik Doktrinal

Norma yang bersifat general; pernyataan prinsip yang tak terukur.

Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur (nilai estetika, etika, ideologi dan aspek budaya masyarakat).

Metode Kritik Sistematik

Norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan.

DOKTRIN:

"Buildings should be what they wants to be"

Bangunan Bukit Rhema, Gereja Ayam dibangun dengan memperhatikan lingkungannya (nature)

Good Design Is Honest (berdasarkan karakter, gaya, dan warna yang digunakan dari bentuk awal bangunan)

Bangunan ini didesain sesuai dengan apa yang diinginkan oleh arsiteknya.

Good Design Is Long-lasting (berdasarkan desain yang melekat pada masyarakat sekitar bahwa sebuah gereja berdiri diatas sebuah bukit)

Good Design Is Environmentally Friendly (berdasarkan pemilihan material bangunan, konstruksi yang tidak merusak tapak eksisting, perawatan yang tidak merusak lingkungan dan berkala dilakukan juga untuk memperhatikan kondisi alam berupa pepohonan disekitarnya).

Bentuk ayam/ merpati didirikan di atas bukit di antara landscape dan pepohonan yang nampak melebur dengan lingkungan sekitar dengan penggunaan material yang diekspos dan berwarna putih.

Lantai pertama dengan material eksisting bukit sehingga struktur kokoh dan akan terus bertahan lama. Penggunaann finishing beton yang di dukung baja ringan juga menopang keseluruhan bentuk bangunan hingga lantai teratas.

Arsitek ingin mendirikan bangunan melalui pergumulan batinnya dengan pemaknaan bentuk merpati yang berfungsi sebagai rumah doa bagi segala kepercayaan dan segala bangsa.

Bentuk bangunan merupakan objek hewan ayam/ burung merpati dengan tersusun dari bagian- bagian tubuh hewan tersebut tanpa adanya gangguan bentuk lainnya. Warna yang diberikan juga merupakan warna yang dimiliki oleh bentuk objek yang dituju.

Bangunan ini didesain dengan memenuhi beberapa aspek dari desain yang baik:

Bangunan juga mampu mengubah perilaku, budaya, dan sumber daya yang ada dengan keberadaannya.

Bagian interior desain juga memperhatikan kualitas pencahayaan dan penghawaan dari bukaan- bukaan yang ada sehingga mempu menyesuaikan diri dengan iklim yang ada. Bukaan- bukaan yang diletakkan juga mampu menjaga kenyamanan pengunjung, ukuran yang kecil di area yang cukup besar mengangkat suasana yang mencekam, dan meminimalisir penggunaan energi yang ada.

(berdasarkan struktur yang kuat gereja ini masih berdiri sampai sekarang dengan kondisi yang baik).

B U K I T R H E M A , G E R E J A A Y A M

M E T O D E K R I T I K A R S I T E K T U R ;

M E L A L U I S U R V E Y & M E M B A C A L I T E R A T U R

04 04

https://budaya.blog.unisbank.ac.id/ https://www.merdeka.com/

//www.nativeindonesia.com

(7)

[ D A 5 8 0 3 ] T E O R I D E S A I N

K R I T I K I N T E R P R E T A T I F

Metode Kritik Advokatori Kritik yang bersifat membela.

Dalam metode ini, si kritikus melihat sisi baik dan unik dari sebuah bangunan. Dalam metode ini, kritik biasanya merupakan apresiasi terhadap suatu bangunan.

Nama bangunan ini pada awalnya adalah Rumah Doa Bukit Rhema. Bentuknya yang unik yang terinspirasi dari burung merpati yang dikenal sebagai simbol perdamaian dan Roh Kudus. Selain itu, banyak warga lokal yang salah persepsi bahwa bangunan itu mirip dengan Ayam, sehingga disebut Gereja Ayam.

Impresionic Critism

Metode Kritik Evokatif

Kritik yang bersifat membangkitkan emosi rasa

Dalam metode ini, tidak berbeda jauh dengan advokasi pada dasarnya, sama-sama menampilkan sisi baik dari apa yang di kritik dari sudut pandang si kritikus (subjektif). Kritikus juga mendorong orang lain untuk turut membangkitkan emosi yang serupa sebagaimana dirasakannya.

Memiliki unsur dan simbol kristiani yaitu lubang berbentuk salib pada atap bangunan, sehingga ketika sinar matahari masuk melalui lubang tersebut, sinar matahari memantulkan cahaya berbentuk salib, menciptakan ketenangan bagi siapa pun yang ingin berdoa dan menenangkan diri

Nuansa material alam, suasana sepi dan sunyi, cahaya dan penghawaan alami masuk dalam prinsip sustainable design yang menjadi acuan dalam mendesain yang nantinya akan menjadi daya tarik pengunjung agar dapat merasakan kesejukan dan kenikmatan dalam menenangkan diri dengan suasana yang berbeda.

Konsep Bangunan

Konsep “Natural Design” Interior Bangunan

Bentuk menyerupai ayam karena adanya mahkota pada kepala yang jika dilihat sekilas terlihat seperti jengger ayam.

Setelah dikaitkan dengan fungsi bangunan sebagai tempat doa, bangunan ini baru dapat diketahui pemaknaannya melalui wujudnya sebagai burung merpati yang menyimbolkan Roh Kudus.

Kebanyakan PENGAMAT terutama penduduk lokal melihat bangunan ini menyerupai BENTUK AYAM.

Bentuk bangunan dengan proporsi yang gemuk seperti ayam yang sedang mengerami.

Adanya pemikiran bahwa ayam mencari makan di halaman penuh rerumputan dikaitkan dengan letak bangunan yang berada di antara landscape pepohonan di Bukit Rhema, Magelang.

Tidak seperti burung merpati karena merpati yang identik dengan sayapnya yang membentang lebar saat terbang walaupun sama-sama berwarna putih antara warna bulu badan merpati dengan warna dinding fasad bangunan.

KRITIK

Dari ketidakberhasilan pemaknaan wujud bangunan antara persepsi perancang (burung merpati) dengan yang ditangkap pengamat (ayam) membuat bangunan ini unik. Sehingga hingga sekarang bangunan ini lebih dikenal dengan nama gereja ayam, tetapi tetap dengan pemaknaan wujud bangunannya yang menyerupai burung merpati.

B U K I T R H E M A , G E R E J A A Y A M

M E T O D E K R I T I K A R S I T E K T U R ;

M E L A L U I S U R V E Y & M E M B A C A L I T E R A T U R

04 04

https://budaya.blog.unisbank.ac.id/

https://www.merdeka.com/

https://www.merdeka.com/ //www.nativeindonesia.com

(8)

Khasanah, Ngumriyatul. (2022). "Visualisasi Elemen Gereja Ayam pada Blazer".

S U M B E R

B U K I T R H E M A , G E R E J A A Y A M

M E T O D E K R I T I K A R S I T E K T U R ;

M E L A L U I S U R V E Y & M E M B A C A L I T E R A T U R

Lantai keenam merupakan bagian mulut bangunan yang menghadap ke timur tepat berhadapan dengan Candi Borobudur, dari mulut bangunan ini terlihat sunrise dengan pemandangan megahnya Candi Borobudur dan gagahnya Gunung Merapi. Mulut bangunan merpati yang terbuka melambangkan bahwa kesuksesan dekat dengan manusia, manusia mengalami masa sulit tetapi akan tetap merasakan kebahagiaan di masa- masa yang akan datang. Di lantai ke enam menuju lantai tujuh terdapat tangga yang berliku-liku yang menggambarkan kesuksesan tidak bisa diperoleh begitu saja dengan mudah, kita harus melalui jalan yang berliku.

Lantai keempat, terdapat lukisan berbagai ragam agama, suku, adat, dan budaya Indonesia yang melambangkan Bhineka Tunggal Ika, sebagaimana tujuan awal didirikannya bangunan ini sebagai rumah doa bagi segala bangsa. Lantai kelima terdapat lukisan yang menggambarkan karya Tuhan dan manusia seperti gunung dan bangunan.

dokumentasi pribadi lt.4 Gereja Ayam dokumentasi pribadi Mahkota Gereja Ayam

Lantai tujuh merupakan lantai tertinggi pada bangunan ini yaitu bagian mahkota, dari mahkota terlihat Candi Borobudur, perbukitan menorah, dan gunung-gunung yang mengelilingi Kota magelang.

dokumentasi pribadi Tangga Melingkar Gereja Ayam

04 04

Metode Kritik Evokatif (lanjutan)

Kritik yang bersifat membangkitkan emosi rasa, menggugah pemahaman intelektual atas makna yang dikandung pada suatu bangunan. Metode kritik ini pengungkapkan pengalman perasaan akan ruang yang dialami, tidak mengungkap dan menilai suatu objek itu benar atau salah.

Dalam metode ini, tidak berbeda jauh dengan advokasi pada dasarnya, sama-sama menampilkan sisi baik dari apa yang di kritik dari sudut pandang si kritikus (subjektif). Kritikus juga mendorong orang lain untuk turut membangkitkan emosi yang serupa sebagaimana dirasakannya.

M A K N A T I A P L A N T A I P A D A B A N G U N A N

Lantai pertama, berupa bilik-bilik seperti goa sebagai tempat berdoa untuk segala umat. Ruang doa terletak pada lantai pertama karena menurut Daniel Alamsjah segala sesuatu yang akan kita lakukan harus diawali dengan doa. Di area ini tidak diijinkan untuk mengambil gambar.

Lantai kedua, merupakan hall atau ruangan paling luas yang melambangkan bahwa setiap manusia memiliki peluang besar untuk sukses. Pada ujung hall terdapat sebuah pohon kehidupan, pohon ini merupakan salah satu karya Bapak Daniel Alamsjah yang berisi pesan dalam bentuk tertulis. Tiga cawan terdapat pada pohon yang setiap cawan isinya berbeda, untuk pengunjung yang datang dengan keluarga, pasangan, dan teman.

dokumentasi pribadi lt.2 Gereja Ayam

dokumentasi pribadi lt.3 Gereja Ayam

Pada lantai ketiga bangunan, berisikan lukisan karya dari orang-orang panti rehabilitasi, yang menggambarkan bahwa kehidupan manusia itu tidak ada yang sempurna, kadang ada yang terjerumus ke hal-hal negatif sepeti narkoba dan kenakalan remaja. Lukisan tersebut bertujuan untuk memberi pesan kepada para pengunjung supaya tidak melakukan hal- hal serupa.

(9)

Interpretasi ekspresi wujud yang diambil oleh pengamat yaitu masyarakat sekitar secara garis besar menyebutkan "bentuk ayam". Dengan tampak depan yang menyerupai ayam ternyata menutupi bentuk ekor burung merpati (yang tidak dimiliki oleh hewan ayam). Pengamat mengamati tidak secara keseluruhan/ utuh.

05

[ D A 5 8 0 3 ] T E O R I D E S A I N

B U K I T R H E M A , G E R E J A A Y A M

P E M B A H A S A N , K E S I M P U L A N B E N T U K D A N E L E M E N B A N G U N A N S E S U A I D E N G A N T E O R I S E M I O T I K A

Perancang/ pemakai/

pembuat: MERPATI Pengamat: AYAM

SEMIOTIKA SEMANTIK

dokumentasi pribadi Tampak Deapn Gereja Ayam

Perwujudan makna tidak berhasil diperlihatkan secara langsung oleh perancang ke pengamat melalui bentuk bangunan rumah doa 'Gereja Ayam'

Di atas merupakan salah satu gambar yang diambil saat setibanya sampai di Gereja Ayam. Sebutan "Gereja Ayam"

langsung terpintas dibenak kepala pengamat karena masyarakat setempat sudah bertahun- tahun menyebutnya demikian karena visual, perwujudan bentuk gereja ini menyerupai ayam yang sedang duduk di atas tanah dengan mahkota di kepalanya.

Teori semiotika yang dikaitkan dengan studi kasus bangunan Gereja Ayam, Magelang.

Charles Sanders Pierce, mengatakan bahwa semiotika adalah ilmu/ metode analisis untuk mengkaji tanda. Di tengah- tengah dunia banyak individu berbeda yang harus disatukan jalan dan pemahamannya melalui tanda- tanda sebagai perangkat. Tanda harus dapat representatif yaitu dapat merupakan sesuatu hal yang lain dan interpretatif bahwa tanda memberikan kebebasan pagi interpretasi dalam pemakai/pembuat dan penerimanya.

pemahaman tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Hasil karya arsitektur merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh perancangnya yang disampaikan melalui ekspresi wujudnya.

dikarenakan ekspresi yang ingin disampaikan perancang tidak sama dengan persepsi yang diterima oleh pengamat.

dokumentasi pribadi Bagian Ekor Gereja Ayam

ELEMEN BANGUNAN PEMBENTUK EKSPRESI/

WUJUD SUATU TANDA

sebutan suatu tanda/ ekspresi/ wujud Gereja Ayam ditandai dengan berbagai elemen- elemen pendukung dari bentuk bangunan yang dirancang.

Tepat/ tidaknya makna yang ingin disampaikan perancang dengan interpretasi pengamat/ masyarakat sekitar.

Bagian mulut ayam/ burung merpati diberi warna merah. Bentuk mulut sebagai ruang yang dapat diakses pengunjung untuk melihat luar bangunan, mulut ayam/

burung yang terbuka.

Bagian kepala dihiasi dengan mahkota (burung merpati). Bagian kepala terdapat jengger (ayam). Kesalahan penangkapan bentuk mahkota yang berwarna kuning di atas kepala, namun jengger ayam semestinya berwarna merah

Bagian leher dibentuk sedikit panjang. Dapat ditangkap sebagai bentuk dari leher merpati ataupun ayam. Namun karena bentuknya yang dirancang tegak oleh perancang demi kemudahan struktur akan lebih menyerupai hewan ayam.

Bagian badan yang dirancang memanjang kebelakang. Dapat ditangkap sebagai bentuk dari badang burung merpati dibandingkan dengan ayam karena memanjang, mengikuti kebutuhan ruang dalam yang dirancang megah.

Bagian ekor yang menyatu dengan badan gedung. Dapat ditangkap sebagai bentuk ekor burung merpati/ pun ayam yang menyambung menjadi langsung dengan bagian badan. Namun lebih menyerupai milik burung merpati dari panjang, bentuk, serta warnanya.

Daniel sendiri mengatakan dia merancang bangunannya meniru bentuk burung merpati. Ide yang diambil dari mimpi yang didapatkannnya, harus membentuk bangunan dalam wujud bentuk merpati sebagai rumah doa segala agama.

PENGAMAT PERANCANG

(10)

05 B U K I T R H E M A , G E R E J A A Y A M

PEMBAHASAN, KESIMPULAN

SUDUT PANDANG PENGAMAT SECARA EKSTERNAL DAN INTERNAL BANGUNAN MELALUI KRITIK ARSITEKTUR

Dalam mengkritik, pengamat dapat memandang bangunan arsitektur: GEREJA AYAM melalui faktor eksternal dan internal pada bangunan.

SUDUT PANDANG PENGAMAT SECARA EKSTERNAL BANGUNAN SUDUT PANDANG PENGAMAT SECARA INTERNAL BANGUNAN

KRITIK ARSITEKTUR

FAKTOR EKSTERNAL BANGUNAN

FAKTOR INTERNAL BANGUNAN

Melalui kritik arsitektur normatif, bangunan Gereja Ayam dapat dilihat dari faktor eksternalnya.

Pada kritik arsitektur normatif: doktrinal yang mengacu pada doktrin "Buildings should be what they wants to be". Melalui doktrin ini, bangunan didesain sesuai dengan apa yang diinginkan si perancang dan pemilihan lokasi dididirikan bangunan ini berada di antara landscape peohonan yang memberikan kesan melebur antara bangunan dengan faktor luar bangunan yaitu sitenya.

Melalui kritik arsitektur interpretatif, bangunan Gereja Ayam dapat dilihat dari faktor eksternalnya.

Kritik arsitektur interpretatif: advokatori yang bersifat membela dan apresiasi terhadap bangunan.

Pemaknaan wujud bangunan antara persepsi perancang (merpati) yang tidak berhasil tersampaikan kepada pengamat (ayam) membuat bangunan ini lebih terlihat unik karena persepsi pengamat yang awalnya melihat wujud ayam berubah setelah mengetahui cerita dan fungsi bangunan tersebut mengenai perwujudan makna dari wujud burung merpati yang menyimbolkan roh kudus.

Melalui kritik arsitektur normatif, bangunan Gereja Ayam dapat dilihat dari faktor internalnya.

Melalui kritik arsitektur interpretatif, bangunan Gereja Ayam dapat dilihat dari faktor internalnya.

Kritik arsitektur normatif: sistematik melalui aspek:

Good Design Is Honest Good Design Is Long-lasting

Good Design Is Environmentally Friendly

Ketiga aspek tersebut terwujud dalam internal bangunan yaitu pada interiornya, struktur di dalamnya, material, warna, bukaan pada bangunan.

Kritik arsitektur interpretatif: evokatif dari pemaknaan tiap lantai yaitu lantai satu hingga lantai tujuh yang memiliki makna masing- masing yang dapat dirasakan oleh pengamat.

Kritik arsitektur interpretatif: evokatif dari internal bangunan yaitu pantulan cahaya yang masuk melalui lubang pencahayaan berbentuk salib.

https://www.merdeka.com/

https://budaya.blog.unisbank.ac.id/

dokumentasi pribadi lt.3 Gereja Ayam //www.nativeindonesia.com

Referensi

Dokumen terkait