• Tidak ada hasil yang ditemukan

4415 8759 1 SM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "4415 8759 1 SM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 38

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

YANGTERGABUNG DALAM INDEKS LQ-45 DIBURSA EFEK INDONESIA

Seri Murni1, Muhammad Arfan2, Said Musnadi2

1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2) Fakultas EkonomiUniversitas Syiah Kuala

Abstract: This study was aimed to determine the effect of earnings per share and net profit margin on stock returns, both individually (partial) or jointly (simultaneously). This study uses census. The study was conducted at the companies belonging to the LQ-45 index in Indonesia Stock Exchange which has met the population criteria. Observation period of research data in February 2010 until July 2012 that the 27 companies belonging to the LQ-45 index of meeting the criteria. The analytical method used is multiple linear regression. Results of this study found the earnings per share and net profit margin affects the stock return, both individually (partial) or jointly (simultaneously).

Keywords: Earnings per share, net profit margin, and stock returns

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh earning per share dan net profit margin terhadap return saham, baik secara individu (parsial) maupun bersama-sama (simultan).

Penelitian ini menggunakan metode sensus. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia yang telah memenuhi kriteria populasi. Periode pengamatan data penelitian dari tahun Februari 2010 s.d Juli 2012 yang berjumlah27 perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45 yang telah memenuhi kriteria. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menemukan earning per share dan net profit margin berpengaruh terhadap return saham, baik secara individu (parsial) maupun bersama-sama (simultan).

Kata Kunci: Earning per share, net profit margin, dan return saham

(2)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 39 PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi secara keseluruhan salah satunya dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal mempunyai peranan sebagai alat investasi keuangan dalam dunia perekonomian. Pasar modal sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya.

Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya memperoleh tingkat return (pengembalian) sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return dapat berupa capital gain ataupun dividen untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang (obligasi). Return tersebut yang menjadiindikator untuk meningkatkan kesejahteraan (wealth)para investor, termasuk didalamnya parapemegang saham. Investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar tingkat pengembalian return investasi mereka.

Menurut Hartono (2007:109) return saham terdiri dari dua hal yaitu capital gain dan dividen. Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh pemodal karena selisih harga.

Dividen merupakan keuntungan penghasilan yang diberikan oleh para emiten kepada para

pemegang saham perusahaannya atas pendapatan oleh perusahaan.Tujuan seseorang investor menginvestasikan dananya dalam bentuk saham di pasar modal adalah untuk memperoleh hasil yang besar, namun tidak tertutup kemungkinan risiko akan gagal selalu ada dalam investasi tersebut. Oleh karena itu keberhasilan suatu investasi dalam saham tidak terlepas dari kemampuan dan pengetahuan investor dalam mengolah informasi yang tersedia di pasar modal.

Saham perusahaan yang go public sebagai komoditi investasi tergolong memiliki tingkat risiko (risk) yang tinggi karena sangat peka terhadap perubahan-perubahan kondisi politik dan ekonomi yang terjadi di dalam maupun di luar negeri, serta perubahan yang terjadi dalam internal perusahaan itu sendiri.

Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkandiperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi memiliki hubungan positif dengan risiko. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk lowreturn).

Mengingat risiko yang melekat pada investasi saham lebih tinggi dari pada investasi pada perbankan, return yang diharapkan juga lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan teori investasi menurut Widiatmodjo (2008:92),

(3)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 40 investor akan sangat senang apabila

memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya dan mendapatkan return investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investormemiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapabesar investasi mereka.

KAJIAN KEPUSTAKAAN Pasar Modal

Sesuai Undang-Undang Pasar Modal No.

8 Tahun 1995, pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. Pengertian pasar modal menurut Usman (1989) dalam Supranto (1992:1) adalah sebagai berikut:

Lembaga pasar modal adalah merupakan pelengkap disektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik dana dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public).

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:1) menyatakan bahwa pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Sementara Kasmir (2010:61)

menyatakan bahwa pasar modal merupakan pasar bagi instrumen keuangan jangka panjang baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta seperti saham dan obligasi.

Menurut Sartono (2010:23), pasar modal adalah suatu sarana dengan mana surat berharga-surat berharga yang berjangka panjang diperjualbelikan. Pasar modal sebagai wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan wadah investasi bagi pemodal menyangkut kepentingan banyak pihak (Raharjaputra, 2009:26).

Investasi

Investasi merupakan suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accretion wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividen dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk mendapatkan manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.

Persediaan dan aktiva tetap bukan merupakan investasi (IAI,2009). Menurut Tandelilin (2010:1) investasi adalah komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang.

Definisi investasi yang lain menurut Hartono (2007:5) adalah investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih

(4)

41 - Volume 3, No. 1, Februari 2014 dari satu aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi (Jones, 2004:3).

Pengertian investasi tersebut menunjukkan bahwa tujuan investasi meningkatkan kesejahteraan investor, baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Keputusan atas investasi yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan, terutama harus dipertimbangkan tentang berapa besar tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) oleh perusahaan di kemudian hari (Raharjaputra, 2009:176).

Saham

Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, dinyatakan bahwa efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Sedangkan pengertian saham menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:5) adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham dapat didefenisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan invdividu maupun institusi dalam suatu perusahaan (Anoraga, 2001:58). Menurut Elton, Martin, dan Cristopher (1995) saham adalah menunjukkan hak kepemilikan pada keuntungan dan aset dari sebuah perusahaan.

Saham dapat definisikan sebagai surat berharga sebagai buktipenyertaan atau pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan

olehsebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) (Sunariyah, 2004:126).

Pembagian saham menurut Hartono (2007:68) dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Saham Preferen (Preferent Stock)

Saham preferen yaitu saham yang mempunyai sifat gabungan (hybird) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayar bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen.

Beberapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut:

a. Hak preferen terhadap dividen

Hak preferen terhadap dividen artinya pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.

b. Hak preferen pada waktu likuidasi Hak preferen pada waktu likuidasi artinya hak saham preferen untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham biasa pada waktu likuidasi.

2. Saham Biasa (Common Stock)

Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock).

Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Setiap pemegang saham

(5)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 42 memperoleh sertifikat saham yang

tercantum nama, alamat dan hak suara pemegang saham. Sebagai suatu surat berharga, saham mengandung perikatan yang setiap penerbitannya dijamin oleh Undang-undang. Untuk di Indonesia Undang-undang tersebut berupa Undang- Undang Perseroan Terbatas, Undang- Undang Pasar Modal beserta aturan pelaksanaannya. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah:

a. Hak Kontrol

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham (RUPS) atau memveto pada tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

b. Hak Menerima Pembagian Keuntungan Hak menerima pembagian keuntungan adalah hak untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.

c. Hak Preemptive

Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham lama untuk tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang

saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan.

3. Saham Treasuri

Saham treasuri (treasury stock) merupakan saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan (dijual) dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasury stock yang nantinya akan dijual kembali.

Return Saham

Return atau hasil investasi merupakan tujuan utama bagi investor. Return yang diterima oleh seorang investor yang melakukan tergantung dari instrumen investasi yang dibelinya/ditransaksikan. Konsep resiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap resiko investasi yang dihadapinya. Menurut Brigham dan Gapenski (1993:192) pengertian return adalah “measure the financial performance of an investment.

Jones (2004:140) mendefinisikan return adalah return is yield and capital gain (loss),yield yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk dividen) dan capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang

(6)

43 - Volume 3, No. 1, Februari 2014 dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain (loss) (Suharli, 2005:101).

Pengertian return menurut HanafidanHalim (2003) adalah sebagaiperubahan nilai antara periode t + 1 dengan periode t ditambah pendapatan- pendapatan lain yang terjadi selama tersebut.Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Ang, 1997:97). Return sendiri merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return) yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa yang akan datang (Hartono, 2007:109).

Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis, return merupakan selisih harga sebelumnya secara relatif dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan.

Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi diukur dengan menggunakan return total (total return), relatif return (return relative), kumulatif return (return cumulative), dan return disesuaikan (adjusted return). Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi suatu periode tertentu yang terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang, relatif dengan harga periode yang lalu (Hartono, 2007:110).

Investasi saham akan memberikan keuntungan atau return dalam dua cara, yaitu menjual saham hingga harga menguat, sering disebut sebagai capital gain atau menunggu dividend, yaitu bagian laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham sesuai dengan keputusan manajemen(dividend policy).

Returnsaham dalam bentuk capital gain (loss) yaitu selisih antara harga saham saat ini (closing price pada periode t) dengan harga saham periodesebelumnya(closing price pada periode t-1) dibagi dengan harga saham periode sebelumnya (closing price pada periode t-1) dengan mengabaikan dividen. Closing price adalah harga penutup atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode. Yield merupakan prosentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi dan untuk saham biasa dimana pembayaran periode sebesar Dt rupiah per lembar.

Earning Per Share

Menurut Eljelly dan Alghurair (2001) manajer dan investor memiliki kecenderungan untuk menemukan indikator yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja perusahaannya. Banyak negara di dunia, badan akuntan profesional dan pihak bursa saham meminta perusahaan untuk menyertakan ringkasan ukuran kinerja perusahaannya, seperti return on equity (ROE), cash flow (CF) dan earning per share (EPS). Earning per share sebagai ukuran profitabilitas perusahaan menjadi dasar penetapan tujuan perusahaan dan

(7)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 44 juga sebagai dasar pertimbangan calon investor

dalam mengambil keputusan (Solechan, 2009).

Data earning per share sangat banyak digunakan dalam mengevaluasi kinerja operasi dan profitabilitas suatu perusahaan. Hubungan laba yang diperoleh dengan investasi yang ditetapkan pemegang saham diamati secara cermat oleh komunitas keuangan. Analis menelusuri beberapa ukuran pokok yang menggambarkan kinerja perusahaan dalam hubungannya dengan kepentingan investor.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:139) bahwa earning per share merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham.

Informasi earning per share suatuperusahaan menunjukan laba bersihperusahaan yang siap dibagikan bagi semuapemegang saham perusahaan (Tandelilin, 2001:241).

Net Profit Margin

Rasio profitabilitas diantaranya adalah net profit margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan (Wild, Subramanyam dan Halsey, 2005:405). Net profit margin menunjukkan rasio antara laba bersih setelah pajak atau NIAT(net income after tax) terhadap total penjualan. Menurut Ehrhardt dan Brigham (2009:98) net profit margin adalah rasio antara laba setalah pajak (earning after tax) dengan penjualan yang mengukur laba bersih yang dihasilkan dari setiap penjualan. Hubungan laba bersih dengan penjualan bersih kerapkali

dipakai untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam mengendalikan biaya dan beban yang berkaitan dengan penjualan, yaitu apabila suatu perusahaan menurunkan beban relatifnya terhadap penjualan, maka perusahaan akan memiliki lebih banyak dana untuk kegiatan-kegiatan usaha lainnya. Net profit margin banyak dipakai para peneliti dalam melakukan kajian terhadap kinerja perusahaan, diantaranya Tuasikal (2002) dan Prasetya (2000).

Nilai net profit margin berada diantara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai net profit margin semakin besar mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan, yang berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih. Dengan semakin besar tingkat kembalian yang diperoleh perusahaan, maka kinerja perusahaan semakin membaik yang berdampak pada meningkatnya minat investor terhadap saham perusahaan. Dengan meningkatnya minat investor terhadap saham perusahaan, maka saham perusahaan di pasar modal cenderung meningkat sehingga return saham juga meningkat.

Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan perusahaan memiliki hubungan dengan kebijakan dividen perusahaan.

Perusahaan yang sedang mengalami tingkat pertumbuhan tinggi dengan kesempatan investasi yang tinggi, maka akan membutuhkan dana untuk membiayai investasinya (Murhadi, 2008). Salah satu sumber dana internal perusahaan adalah laba yang ditahan (retained

(8)

45 - Volume 3, No. 1, Februari 2014 earning) dari laba yang diperoleh perusahaan.

Perusahaan akan menentukan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham, atau menahan laba tersebut guna meningkatkan sumber dana intern (internal financing) untuk membiayai aktivitas investasi perusahaan (Harjito, 2008).

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi cenderung untuk menahan labanya guna membiayai kebutuhan investasi. Hal ini akan mengurangi tingkat pembagian dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.

Hal yang relevan juga dikemukakan oleh Budiandriani (2010) di mana salah satu karakteristik perusahaan yang mengalami potensi pertumbuhan yang tinggi adalah dengan mebayarkan dividen yang rendah. Hal ini sesuai dengan teori dividen residu yang mengungkapkan bahwa investor lebih menginginkan perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali labanya daripada membagikannya dalam bentuk dividen, apabila investasi tersebut dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi. Menurut Sutrisno (2001) dalam banyak hal dividen sering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhir setelah pertimbangan investasi dan pertimbangan pembiayaan lainnya.

Hubungan antara kepemilikan institusional dengan kebijakan pembayaran dividen dapat memiliki hubungan yang positif ataupun negatif. Hal ini terlihat dari peranan kepemilikan institusional sebagai pengawas manajer (Dewi, 2008). Tingkat saham institusional yang tinggi akan menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang lebih intensif

sehingga dapat membatasi perilaku opportunistic manager, yaitu manager melaporkan laba secara oportunis untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya.

Kepemilikan saham oleh pihak institusi akan mendorong pengawasan yang lebih efektif, karena institusi merupakan profesional yangh memiliki kemampuan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan (Murhadi, 2008).

Utang mempunyai hubungan dengan pembayaran dividen tunai. Hal ini terlihat dari peranan utang yang menjadi prioritas perusahaan untuk melunasi utangnya daripada membagikan dividen ketika mendapatkan keuntungan dari usaha perusahaan (Arilaha, 2009). Perusahaan yang mempunyai rasio utang yang tinggicenderung melakukan pembayaran dividen tunai dalam jumlah yang rendah, hal ini disebabkan karena perusahaan harus melunasi utangnya dari laba perusahaan.Utang jangka panjang diikat oleh sebuah perjanjian utang yang melindungi kreditor. Kreditor biasanya membatasi pembagian dividen, pembelian saham baru, dan penambahan utang untuk menjamin pembayaran pokok utang dan bunga.

Semakin tinggi utang, maka semakin ketatnya perusahaan terhadap perjanjian utang, sehingga akan menurunkan pembayaran dividen tunai.

Peningkatan net profit margintentunya akan memberikan sinyal positif bagi para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut dengan harapan akan memperoleh return yang tinggi, sehingga peningkatan net profit margin tentunya akan diimbangi dengan peningkatan return saham

(9)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 46 perusahaan. Semakin besar rasio net profit

margin, maka semakin baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi (Harahap, 2004:304).

Net Profit Margin yang tinggi memberikan sinyal positif bagi para investoruntuk menanamkan modalnya dan merupakan keberhasilan perusahaan dalam mengemban misi dari pemiliknya. Perusahaan yang mampu menghasilkan keuntungan akan mempengaruhi investor atau calon investor untuk melakukan investasi. Investor akan bersedia membeli saham dengan harga yang lebih tinggi apabila memperkirakan tingkat net profit margin perusahaan naik, dan sebaliknya investor tidak bersedia membeli saham dengan harga tinggi apabila nilai net profit margin perusahaan rendah. Net profit margin yang meningkat akan menyebabkan investor memburu suatu saham perusahaan akibatnya return perusahaan tersebut akan meningkat pula, sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh net profit margin terhadap return saham adalah positif.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Hipotesis

Berdasarkan paparan yang dikemukakan

dikerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :earning per share dan net profit margin baik secara bersama-sama maupun secara parsial berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ- 45 di Bursa Efek Indonesia.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen (earning per share dan net profit margin) terhadap variabel dependen (return saham)melalui pengujian hipotesis (hypothesis testing). Sesuai dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan daam penelitian ini adalah penelitian verifikatif (verificative research) atau penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing research). Penelitian verifikatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel- variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1995:5). Tipe hubungan antar variabel adalah causal relationship, yaitu tipe hubungan yang menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen atau tipe hubungan yang menjelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel (Sekaran, 2006:164).

Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan tingkat keterlibatan peneliti, penelitian ini merupakan studi lapangan. Studi lapangan merupakan tipe penelitian yang menguji hubungan korelasional antar variabel dengan kondisi lingkungan penelitian yang Earning Per

Share

Return Saham Net Profit

Margin

(10)

47 - Volume 3, No. 1, Februari 2014 natural (alamiah) dan tingkat keterlibatan peneliti yang minimal (Indriantoro dan Supomo, 2002:92).

Unit analisis yang digunakan adalah indeks harga saham, yakni emiten yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia yang memiliki informasi earning per share dan net profit margin serta return saham.

Sifat data dalam penelitian ini adalah pooled data yaitu data gabungan antara time series dengan cross section data dan secara spesifik disebut panel data karena mengamati responden atau sampel dalam serial periode waktu (Gujarati, 1995:24)

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua emiten yang secara konsisten termasuk dalam perhitungan saham LQ-45 diambil dari sumber data Indeks LQ-45 yang diumumkan Bursa Efek Indonesia pada 5 (lima) periode yaitu Februari 2010 hingga Juli 2012. Saham- saham yang tidak konsisten akan diabaikan atau tidak dijadikan populasi. Dari data perhitungan Indeks LQ-45 sejak Februari 2010 hingga Juli 2012, terdapat sebanyak 38 emiten saja yang secara konsisten masuk dalam perhitungan Indeks LQ-45 selama 5 (lima) periode pengamatan dan dijadikan sebagai populasi.

Metode Analisis

Untuk menguji dan menganalisis pengaruh earning per share dan net profit margin terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di Bursa

Efek Indonesia digunakan regresi berganda linier. Dalam model ini akan menggunakan motode analisis kuantitatif yang menggunakan uji statistik untuk membuktikan hipotesis yang ada.

Model umum dari pembahasan masalah return saham dan faktor- faktor yang mempengaruhinya menggunakan analisis regresi berganda, polled data yang model fungsinya adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X12X2 +e Keterangan :

Y = Return Saham α = Konstanta

β12 = Nilai koefisien regresi X1 = Earning per share X2 = Net profit margin e = epsilon (error term)

HASIL PEMBAHASAN

Persamaan regresi linear berganda berikut:

Y = 0,003+0,000X1+0,005X2+e

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: dari penelitian ini diperoleh nilai konstanta positif sebesar 0,003. Artinya bilamana variabel earning per share (X1) dannet profit margin (X2) tidak memiliki nilai atau nol, maka variabel return saham pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ- 45 di Bursa Efek Indonesia akan mengalami peningkatan sebesar 0,003.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat

(11)

Volume 3, No. 1, Februari 2014 - 48 disimpulkan bahwa dari indikator variabel

yang diteliti, ternyata net profit marginmempunyai pengaruh dominan dalam mempengaruhi perubahan return saham pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ- 45 di Bursa Efek Indonesia yaitu sebesar 0,005.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Earningper share dan net profit margin secara bersama-sama tidakberpengaruh terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia, hal ini mengindikasikan bahwa return saham tidakhanya ditentukan oleh variabelearning per share dan net profit margin.

2) Earning per share berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap return saham, pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa earning per sharetidak mampu memprediksi return saham hal ini disebabkan karena bisa jadi investor ragu akan informasi yang diterimanya tidak sepenuhnya disampaikan oleh pihak manajemen dan adanya fluktuasi data earning per share, hal ini mengindikasikan bahwa earning per share

yang menurun menandakan investor tidak akan menanamkan sahamnya, akibatnya laba perusahaan akan semakin menurun sehingga earning per share tidak mempengaruhi harga saham dan juga akan mempengaruhi return saham perusahaan.

3) Net profit margin berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.Hal ini menunjukkan bahwa net profit margintidak

mampu meningkatkanreturn

sahamdikarenakan kemungkinan adanya faktor lain diluar variabel net profit margin yang dapat mempengaruhi harga saham, seperti adanya perubahan tingkat inflasi, suku bunga, memburuknya perekonomian global yang mempengaruhi perekonomian domestik, dan faktor lainnya. Sebagian besar investor tidak tertarik untuk mendapatkan laba dalam jangka panjang berupa dividen ,sehingga investor lebih tertarik pada laba jangka pendek yaitu capital gain sehingga dalam mempertimbangkan pembelian saham tidak mempertimbangkan nilai net profit margin, akan tetapi mengikuti trend terjadi dipasar.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang dihasilkan, dapatdisarankan:

1) Hendaknya calon investor tidak hanya menggunakan indikator earning per share dan net profit margin saja dalam menghitung

(12)

49 - Volume 3, No. 1, Februari 2014 tingkat pengembalian (return) atas investasi dalam bentuk saham , masih banyak indikator-indikator rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dan faktor-faktor eksternal perusahaan,seperti kondisi perekonomian, laju inflasi, tingkat suku bunga dan kebijakan pemerintah.

2) Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode pengamatan dan menambahkan variabel untuk diteliti agar hasil penelitian yang diperoleh akan lebih maksimal dan menggambarkan kondisi yang ada.

3) Peneliti dapat memasukkan rasio-rasio keuangan lainnya dalam variabel independen, sehingga hasil penelitian dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh rasio keuangan yang ada terhadap return saham.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anam, S., 2002. Pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap Return Saham Perusahaan (Studi Kasus Industri Manufaktur). Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Ang, R., 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide To Indonesian Capital Market). Jakarta: Mediasoft Indonesia.

Anoraga, P., 2001. Pengantar Pasar Modal (Edisi Revisi). Jakarta : RinekaCipta.

Aloysius, H.S., 2004. Analisis Faktor Fundamental Perusahaanterhadap Total Return di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Brigham, E., 1993. International Financial Management. Florida: The Dryden Press.

Cristanty, M., 2009. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Economic Value

Added (EVA) terhadap Return Saham. Tesis.

Semarang: Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Darmadji, Tjiptono & Hendy M. Fakhruddin. 2001.

Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

Elton, Edwin J., Gruber J. Martin & Blake R.

Cristopher . 1995. Fundamental Economic Variables, Expected Return, and Bond Fund Performance.The Journal of Finance. Vol. 1, No. 4. Hal: 1229-1256.

Ehrhardt, M. C., & Eugene F. Brigham, 2009.

Financial Management: Theory and Practice.

Thirteenth Edition. Mason: South-Western CengageLearning.

Eljelly A., & Alghurair K, 2001. Performance Measures and Welth Creation in An Emerging Market: The Case of Saudi Arabia.

International Journal of Commerce and Management. Vol. 11. Hal : 3-4.

Gill, James & Moira C., 2003. Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: PPM.

Gujarati, D.N., 2004. Basic Econometrics. Fourth Edition. The McGraw- Hill Companies.

Hanafi, Mamduh M. & Abdul Halim,2003. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Harahap, S.S., 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hariyani, I., & R. Serfianto, 2010. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Jakarta:

Visimedia.

Harjito, A.,& Rangga Aryayoga, 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fenomena. Vol. 7. No. 1. Hal: 13-21.

Harmono, 2009. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta: Bumi Aksara.

Hartono, J., 2007. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.Yogyakarta: BPFE.

Helfert, E. A., 1997. Analisa Laporan Keuangan.

Jakarta: Erlangga.

Hin, L. T., 2001. Panduan Berinvestasi Saham.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

Referensi

Dokumen terkait

Metodologi - Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan software SPSS meliputi uji F, uji t dan koefisien determinasi