• Tidak ada hasil yang ditemukan

SMPN I Koto XI Tarusan Academic Year 2014/2015

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SMPN I Koto XI Tarusan Academic Year 2014/2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN METODE PENCARIAN INFORMASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

SISWA KELAS VIII SMPN 1 KOTO XI TARUSAN Fenti triani *), Zulfaneti**), Alfi yunita **)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

The background of this research is appointed by reality in the school of students understanding of mathematical concept is still low and students tend not focus and do not pay attention to teachers explanation in learning process. The aim of this research is to know whether active methods linformation search type have influence of understanding mathematical concept students grade VIII SMPN I Koto XI Tarusan Academic Year 2014/2015. The type of the research is pre- experiment with the research design one shoot case study. The subject of the research was the students of class VIII.3. SMPN I Koto XI Tarusan Academic Year 2014/2015. The instrument used essay test of mathematical concept understanding with the reliability test Data analysis technique was used for hypothesis, i.e. two-way t-test. Based on the data analysis result, it is found that the student‟s mathematical concept understanding of experiment class is 64,45 higher than the mean before treatment, i.e. 46,76. The hypothesis result shows that and It means that . It can be concluded that there is influence application of cooperative learning model supported by methods information serach to the student‟s mathematical concept understanding of class VIII. SMPN I Koto XI Tarusan.

Key words : Understanding Of Mathematical Concept, methods Information Search Type

PENDAHULUAN

Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.Pentingnya peranan matematika tersebut menjadikan mata pelajaran ini dipelajari secara luas dan mendasar pada jenjang pendidikan di Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMPN 1 Koto XI Tarusan pada tanggal 24 Oktober 2014 diperoleh gambaran bahwa pembelajaran masih terpusat pada

guru. Strategi yang digunakan guru kurang melibatkan siswa sehingga siswa pasif. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa cenderung tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan hal- hal yang tidak berkaitan dengan pelajaran sehingga siswa tidak fokus dalam mengikuti pelajaran. Siswa terbiasa menerima pelajaran tanpa memahami konsep dari materi dengan baik, siswa juga tidak berani mengeluarkan pendapat, memberi

(2)

tanggapan saat guru bertanya mengenai materi yang sedang dipelajari dan siswa tidak berani maju ke depan kelas. Selama proses pembelajaran tidak terlihat interaksi antar siswa, siswa hanya menyalin pekerjaan teman yang mereka anggap paling pintar di dalam kelas sehingga proses pembelajaran menjadi kurang bermakna.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru matematika SMPN 1 Koto XI Tarusan, guru menyatakan bahwa masih banyak siswa yang menghafal rumus bukan memahami rumus yang ada dalam materi yang dipelajari.

Sementara itu hasil wawancara dengan siswa, siswa menganggap bahwa matematika itu merupakan pelajaran yang sulit karena siswa selalu menemukan angka dan rumus rumus yang sulit untuk dipahami sehingga siswa menghafal rumus- rumus yang ada. Metode mengajar yang dilakukan guru adalah metode ceramah sehingga terlihat bahwa strategi yang digunakan kurang bervariasi. Selain itu, hasil belajar siswa yang rendah disebabkan oleh kemampuan siswa yang masih kurang dalam memahami konsep dari materi yang diajarkan

Mengatasi permasalahan di atas, guru diharapkan dapat menciptakan kegiatan belajar yang menarik bagi siswa dan memberikan kesempatan belajar secara aktif, sehingga pembelajaran yang berlangsung di kelas tidak lagi didominasi oleh guru. Salah satu strategi belajar aktif yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa adalah metode pencarian informasi.

Menurut Silberman (2009:

152) “metode pencarian informasi sama dengan ujian open book. Tim mencari informasi yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya”. Siswa menjawab pertanyaan dengan cara mencari informasi dari buku teks, internet, diskusi dengan teman sebangku, dan mempraktikkan atau mencobakannya dengan media yang ada yang telah diberi petunjuk oleh guru. Metode pencarian informasi ini membuat siswa memiliki rasa tanggung jawab karena siswa diberikan tanggung jawab untuk menyelesaikan pertanyaan yang diberikan, dengan demikian siswa akan mengeluarkan kemampuannya secara maksimal.

Selain itu siswa juga bisa saling memberi informasi dengan pasangan maupun dengan teman sekelas.

Dengan metode pencarian informasi ini diharapkan siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran matematika.

Tujuan dari penelitian adalah:

Untuk mengetahui metode pencarian informasi berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa di kelas VIII SMPN 1 Koto XI Tarusan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitiaan yang dilakukan oleh Defni Delvia Anggraini (2013) dengan judul penelitiannya “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Information Search Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII MTsN Palangki Tahun Pelajaran 2012/2013”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran

(3)

2014/ 2015 di sekolah SMPN I Koto XI Tarusan kelas VIII3 pada tanggal 13 Januari 2015 sampai tanggal 27 Januari 2015.jenis penelitian adalah penelitian pra-eksperimen dengan rancangan One Shot Case Study dengan rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Rancangan Penelitian Treatment Post Test

X O

Sumber: Arikunto (2010: 126) Keterangan :

X = Perlakuan pada kelas sampel, yaitu pelaksanaan pembelajaran denganMetode Pencarian informasi

O = Tes akhir.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN I Koto XI Tarusan, sedangkan sampel adalah VIII3. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir pemahaman konsep berbentuk essai.

Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t merujuk pada Arikunto (2010).

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data dalam penelitian ini adalah hasil pemahaman konsep siswa yang didapat dari nilai Ulangan Harian (UH) materi tentang pythagoras dan nilai tes akhir yang

dilakukan diakhir penelitian dengan pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII3. Tes akhir yang diberikan berupa 10 butir soal essay, banyak peserta yang mengikuti tes akhir adalah 33 siswa.

Nilai tes akhir siswa diperoleh skor terendah 15,87 dan skor tertinggi 96,82.

Hipotesis penelitian ini adalah

„‟Pengaruh Penerapan Metode Pencarian Informasi Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN I Koto XI Tarusan‟‟. Untuk mengetahui hipotesis ini berpengaruh atau tidak maka uji yang digunakan adalah uji t Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis nilai hasil pemahaman konsep siswa Setelah diberi Perlakuan.

Sebelum perlakuan

Setelah perlakuan Rata-rata 46,76 64,45

Standar deviasi

19,99 22,18

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa skor rata-rata siswa setelah perlakuan lebih tinggi dari skor rata-rata sebelum perlakuan. Ini berarti bahwa nilai siswa setelah diberi perlakuan

(4)

lebih meningkat dari nilai siswa sebelum diberi perlakuan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penerapan metode pencarian informasi terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII3 SMPN 1 Koto XI Tarusan yaitu penolakan H0 jika:

atau . Dari perhitungan diperoleh dan dengan N . Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode pencarian informasi terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII3 SMPN 1 Koto XI Tarusan.Pelaksanaan metode pencarian informasi ini dimulai dengan guru meminta siswa duduk berpasangan (teman sebangkunya).

Kemudian guru membagikan lembar pertanyaan kepada siswa. Guru meminta siswa berdiskusi dan menjawab lembar pertanyaan dengan cara mencari informasi dari buku siswa. Selanjutnya guru memilih siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Setelah itu guru memberikan penegasan mengenai materi yang telah

didiskusikan agar semua siswa lebih dapat memahami materi pelajaran tersebut.

Gambar I: jawaban siswa setelah Berdiskusi dengan pasangannya.

Gambar 2 :

Lembar jawaban soal nomor 1 siswa berkemampuan rendah.

Untuk soal nomor 1 semua siswa yang mengikuti tes akhir memberikan jawabannya. Diketahui beberapa orang siswa yang memberi jawaban salah karena tidak sesuai dengan konsep SPLDV, dan siswa tersebut dinyatakan kurang baik dalam mencapai indikator pemahaman konsep soal nomor 1 sehingga mendapat skor pemahaman konsep 3

Meskipun ada siswa yang tidak mampu mencapai indikator pemahaman konsep soal dengan baik, bukan berarti tidak ada siswa

(5)

yang mampu mencapai indikator pemahaman konsep dengan sangat baik dari soal ini. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Lembar jawaban soal nomor 1 siswa berkemampuan tinggi.

Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa siswa mampu mengklasifikasikan objek menurut sifat – sifat tertentu sesuai dengan konsep jelas dan tepat sehingga skor pemahaman konsep yang diperoleh adalah 9 yaitu skor maksimal dari soal nomor 1.

Gambar 4. Lembar jawaban soal nomor 2 siswa berkemampuan rendah.

Pada soal nomor 2, indikator pemahaman konsep yang diamati yaitu mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah.

Diketahui ada beberapa orang siswa

yang tidak memberi jawaban untuk soal nomor 2, dan siswa tersebut dinyatakan kurang baik dalam mencapai indikator pemahaman konsep soal nomor 2 sehingga mendapat skor pemahaman konsep 0.

Gambar 5. Lembar jawaban soal nomor 2 siswa berkemampuan tinggi.

Berdasarkan Gambar 5, diketahui bahwa siswa mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dengan jelas dan tepat sehingga skor pemahaman konsep yang diperoleh adalah 6 yaitu skor maksimal dari soal nomor 2.

Pada soal nomor 3, indikator pemahaman konsep yang diamati yaitu mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah.

Semua siswa yang mengikuti tes akhir memberikan jawaban untuk soal ini dan pencapaian indikator pemahaman konsep beragam berdasarkan skor yang diperoleh

(6)

masing – masing siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap indikator pemahaman konsep tes akhir soal nomor 3, diketahui bahwa salah satu siswa hanya mampu menentukan nilai x saja, sehingga mendapat nilai 3 untuk soal nomor 3. Hal tersebut terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Lembar jawaban soal nomor 3 siswa berkemampuan rendah.

Gambar 7. Lembar jawaban soal nomor 3 siswa berkemampuan tinggi

Berdasarkan Gambar 7, diketahui bahwa siswa mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dengan jelas dan tepat sehingga skor pemahaman konsep yang diperoleh adalah 9 yaitu skor maksimal dari soal nomor 3.

Pada soal nomor 4 indikator pemahaman konsep yang diamati yaitu mengaplikasikan konsep atau

algoritma kepemecahan masalah.

Berdasarkan pengamatan terhadap indikator pemahaman konsep tes akhir soal nomor 4 diketahui salah satu siswa hanya mampu menentukan nilai y yang merupakan salah satu variabel persamaan tersebut. Jadi, skor pemahaman konsep yang diperoleh adalah 3. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8 berikut.

Gambar 8. Lembar jawaban soal nomor 4 siswa berkemampuan rendah.

Gambar 9. Lembar jawaban soal nomor 4 siswa berkemampuan tinggi.

Berdasarkan Gambar 9, diketahui bahwa siswa mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dengan jelas dan tepat yaitu siswa menyelesaikan soal dengan mengaplikasikan konsep metode

(7)

eliminasi, sehingga skor pemahaman konsep yang diperoleh adalah 9 yaitu skor maksimal dari soal nomor 4.

Pada soal nomor 5, indikator pemahaman konsep yang diamati yaitu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Untuk soal nomor 5 semua siswa yang mengikuti tes akhir memberikan jawaban dan pencapaian indikator pemahaman konsep beragam berdasarkan skor yang diperoleh masing – masing siswa.

Berdasarkan pengamatan terhadap indikator pemahaman konsep tes akhir diketahui bahwa siswa berkemampuan rendah mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis yaitu siswa menyajikan model matematika SPLDV, jawaban yang diberikan sudah benar tetapi masih kurang jelas sehingga skor pemahaman konsep yang diperoleh adalah 2. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 15 berikut.

Gambar 10. Lembar jawaban soal

nomor 5 siswa berkemampuan rendah.

Gambar 11. Lembar jawaban soal nomor 5 siswa berkemampuan tinggi.

Berdasarkan Gambar 11, diketahui bahwa siswa mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dengan jelas dan tepat sehingga skor pemahaman konsep yang diperoleh adalah 15 yaitu skor maksimal dari soal nomor 5.

Pada soal nomor 6, indikator pemahaman konsep yang diamati yaitu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Untuk soal nomor 6 semua siswa yang mengikuti tes akhir memberikan jawaban dan pencapaian indikator pemahaman konsep beragam berdasarkan skor yang diperoleh masing – masing siswa.

Berdasarkan pengamatan terhadap

(8)

indikator pemahaman konsep tes akhir diketahui bahwa siswa berkemampuan rendah kurang mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah yaitu siswa menyajikan model matematika SPLDV dan siswa hanya mampu menentukan nilai dari x, jawaban yang diberikan sudah benar tetapi masih kurang jelas sehingga skor pemahaman konsep yang diperoleh adalah 6. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 12 berikut.

Gambar 12. Lembar jawaban soal nomor 6 siswa berkemampuan rendah.

Meskipun ada beberapa siswa kurang mampu mencapai indikator pemahaman konsep soal dengan baik, bukan berarti tidak ada siswa yang mampu mencapai indikator pemahaman konsep dengan baik, Berdasarkan pengamatan terhadap indikator pemahaman konsep tes

akhir diketahui bahwa salah satu siswa berkemampuan tinggi mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dengan jelas dan tepat yaitu siswa menyajikan model matematika SPLDV, menyelesaikan soal dengan mengaplikasikan konsep gabungan metode eliminasi dan metode substitusi sehingga skor pemahaman konsep yang diperoleh adalah 15 yaitu skor maksimal dari soal nomor 6. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 13 berikut.

Gambar 13. Lembar jawaban soal nomor 6 siswa berkemampuan tinggi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan: Terdapat pengaruh penerapan metode pencarian informasi terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMPN 1 Koto XI Tarusan

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010).

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. (2001). Penyusunan Butir-Butir Soal dan Instrumen Penilaian.

Jakarta : Depdiknas.

Delvia Anggraini, Defni. (2013).

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif

Tipe Information Search Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa

Kelas VIII MTsN Palangki Tahun Pelajaran 2012/2013.

Iryanti, Puji. (2004). Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta:

Depdiknas.

Muliyardi. (2002). Strategi Belajar Mengajar Matematika.

Padang: FMIPA.

Shadiq, Fadjar. (2009). Kemahiran Matematika. Yogyakarta:

Depdiknas.

Suherman, Erman. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:

Jica Universitas Pendidikan Indonesia

Silberman, Melvin. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Bandung : Nuansa.

Sudjana.(2005). Metoda Statistika.

Bandung: Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pemaparan tersebut, diperoleh bahwa siswa dengan kepercayaan diri sedang hanya mampu menyelesaikan satu indikator kemampuan pemahaman matematis dengan lengkap yaitu