• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal bahan perkerasan jalan

N/A
N/A
Putra Mahendra

Academic year: 2024

Membagikan "Soal bahan perkerasan jalan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Soal bahan perkerasan jalan

1) dalam perencanaanya,perlu di pertimbangkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan kontruksi perkerasan jalan.sebutkan secara lengkap faktor-faktor tersebut

2) gambarkan struktur lapisan perkerasan?

3) perkerasan jalan yang di bangun di atas tanah dasar. Lapis perkerasan jalan yang langsung dengan roda kendaraan di sebut lapis permukaan (surface course). Jelaskan masing masing fungsi lapisan tersebut?

4) Jelaskan yang di maksud

 Gradasi amplop

 Toleransi gradasi

 Gap graded dan single graded

 Bergradasi padat

5) Aspal harus memiliki daya tahan(tidak cepat rapu)terhadap cuaca,memiliki daya retak dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang baik,jelaskan sifat aspal yang di maksud?

6) Untuk mengataasi kekurangan dari asbuton produk alam atau asbuton konvensional adalah dengan melakukan perbaikan kinerja yang di lakukan antara lain mengembangkan teknologi produk asbuton jelaskan

7) A.Jelaskan kriteria sifat-sifat agregat dalam upaya memenuhi standar mutu

B.jelaskan standar mutu agregat kasar dan agregat halus berdasarkan standar nasional indonesia

Jawab

1. Dalam perencanaan konstruksi perkerasan jalan, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan agar fungsi pelayanan konstruksi perkerasan jalan dapat optimal. Berikut adalah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan:

Fungsi jalan: Fungsi jalan yang dimaksud adalah jenis kendaraan yang melintas di jalan tersebut. Jenis kendaraan yang melintas akan mempengaruhi beban yang diterima oleh perkerasan jalan. Oleh karena itu, jenis kendaraan yang melintas harus

diperhitungkan dalam perencanaan konstruksi perkerasan jalan.

Umur rencana: Umur rencana adalah masa pakai perkerasan jalan yang direncanakan. Umur rencana perkerasan jalan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan jenis kendaraan yang melintas di jalan tersebut.

Lalu lintas: Volume dan jenis kendaraan yang melintas di jalan akan mempengaruhi beban yang diterima oleh perkerasan jalan. Oleh karena itu, volume dan jenis kendaraan yang melintas harus diperhitungkan dalam perencanaan konstruksi perkerasan jalan.

Sifat tanah dasar: Sifat tanah dasar tempat dibangunnya perkerasan jalan akan mempengaruhi stabilitas perkerasan jalan. Oleh karena itu, sifat tanah dasar harus diperhitungkan dalam perencanaan konstruksi perkerasan jalan.

(2)

Material lapis perkerasan: Material lapis perkerasan yang digunakan akan

mempengaruhi kualitas perkerasan jalan. Oleh karena itu, material lapis perkerasan harus dipilih dengan cermat dalam perencanaan konstruksi perkerasan jalan.

2. Struktur lapisan perkerasan jalan terdiri dari empat lapisan, yaitu:

Lapisan Tanah Dasar (Subgrade) : Lapisan permukaan tanah dasar asli yang dipadatkan guna meletakkan lapisan lainnya di atasnya yang terdiri dari lapisan subbase course, base course, dan surface course

Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course): Lapisan pondasi yang diletakkan di atas lapisan subgrade. Material subbase course yang baik memiliki tipe yang lebih baik dari subgrade, biasanya berasal dari lokasi lain. Fungsi subbase course adalah sebagai lapisan pondasi bawah untuk daya dukung tanah dasar, sekaligus mencegah tanah dasar masuk dalam lapis pondasi

Lapisan Pondasi Atas (Base Course): Struktur lapisan material yang diletakkan di atas lapisan pondasi bawah. Fungsi base course adalah sebagai tempat peletekkan lapisan permukaan dan sekaligus penahan beban roda pada jalan

Lapisan Bagian Atas (Surface Course): Lapisan permukaan yang merupakan tempat peletakkan material perkerasan jalan yang paling atas. Lapisan ini berfungsi untuk lapisan yang rapat air, lapisan aus atau wearing course dan sekaligus menahan beban tekanan dari beban yang ada di atasnya

(3)

3. Perkerasan jalan terdiri dari empat lapisan, yaitu:

Lapisan Tanah Dasar (Subgrade) : Lapisan permukaan tanah dasar asli yang dipadatkan guna meletakkan lapisan lainnya di atasnya yang terdiri dari lapisan subbase course, base course, dan surface course

Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course): Lapisan pondasi yang diletakkan di atas lapisan subgrade. Material subbase course yang baik memiliki tipe yang lebih baik dari subgrade, biasanya berasal dari lokasi lain. Fungsi subbase course adalah sebagai lapisan pondasi bawah untuk daya dukung tanah dasar, sekaligus mencegah tanah dasar masuk dalam lapis pondasi

Lapisan Pondasi Atas (Base Course): Struktur lapisan material yang diletakkan di atas lapisan pondasi bawah. Fungsi base course adalah sebagai tempat peletekkan lapisan permukaan dan sekaligus penahan beban roda pada jalan .

Lapisan Bagian Atas (Surface Course): Lapisan permukaan yang merupakan tempat peletakkan material perkerasan jalan yang paling atas. Lapisan ini berfungsi untuk lapisan yang rapat air, lapisan aus atau wearing course dan sekaligus menahan beban tekanan dari beban yang ada di atasnya

Dalam hal ini, lapisan permukaan (surface course) berfungsi sebagai lapisan yang langsung bersentuhan dengan roda kendaraan. Fungsi utama dari lapisan ini adalah menahan beban roda kendaraan selama masa pelayanan. Oleh karena itu, lapisan permukaan harus mempunyai stabilitas yang tinggi serta kedap air untuk melindungi lapisan-lapisan di bawahnya . Lapisan permukaan menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu lapisan struktural untuk menahan dan menyebarkan beban, serta lapisan non-struktural sebagai lapis aus dan kedap air

4. Berikut adalah penjelasan mengenai istilah-istilah yang Anda sebutkan:

Gradasi amplop: Gradasi amplop adalah gradasi agregat yang memiliki fraksi agregat yang tidak lengkap atau jumlahnya sedikit sekali. Gradasi amplop dapat menyebabkan kekurangan material pada ukuran tertentu, sehingga dapat mempengaruhi kualitas perkerasan jalan

(4)

Toleransi gradasi: Toleransi gradasi adalah batas toleransi yang diberikan pada gradasi agregat. Toleransi gradasi diberikan untuk memperbolehkan adanya variasi dalam gradasi agregat yang digunakan dalam perkerasan jalan. Toleransi gradasi biasanya dinyatakan dalam persentase berat dari masing-masing fraksi agregat

Gap graded dan single graded: Gap graded dan single graded adalah jenis gradasi agregat. Gap graded adalah gradasi agregat yang memiliki fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya sedikit sekali. Sedangkan single graded adalah gradasi agregat yang memiliki fraksi agregat yang lengkap

Bergradasi padat: Bergradasi padat adalah gradasi agregat yang memiliki fraksi agregat yang lengkap dan tidak ada fraksi agregat yang kosong. Gradasi agregat yang padat dapat menghasilkan perkerasan jalan yang lebih baik karena dapat menahan beban kendaraan dengan lebih baik

5.

Aspal adalah material perekat yang berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsur utama bitumen. Aspal dipilih untuk konstruksi jalan karena mempunyai sifat pekat, tahan terhadap pelapukan yang disebabkan oleh cuaca, derajat pengerasan dan ketahanan terhadap air . Berikut adalah penjelasan mengenai sifat-sifat aspal yang di maksud:

Daya tahan: Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya akibat pengaruh lingkungan seperti cuaca, sinar UV, dan lalu lintas kendaraan. Aspal yang baik harus memiliki daya tahan yang tinggi agar tidak cepat rapuh .

Daya retak: Daya retak aspal adalah kemampuan aspal untuk menahan retakan akibat beban kendaraan dan perubahan suhu. Aspal yang baik harus memiliki daya retak yang baik agar tidak mudah rusak .

Kohesi: Kohesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat unsur-unsur penyusun dari dirinya sendiri sehingga tidak mudah terlepas. Aspal yang baik harus memiliki kohesi yang baik agar tidak mudah terkelupas .

Sifat elastis: Sifat elastis aspal adalah kemampuan aspal untuk kembali ke bentuk semula setelah diberi beban. Aspal yang baik harus memiliki sifat elastis yang baik agar dapat menahan beban kendaraan dengan baik.

6. Asbuton adalah salah satu material lokal yang membanggakan dan patut disyukuri oleh rakyat Indonesia. Asbuton memiliki keunggulan mutu yang lebih baik dari aspal minyak. Namun, untuk mengatasi kekurangan dari asbuton produk alam atau asbuton konvensional, dilakukan perbaikan kinerja dengan mengembangkan teknologi produk asbuton. Berikut adalah

beberapa teknologi produk asbuton yang dikembangkan:

Asbuton modifikasi: Asbuton modifikasi adalah asbuton yang dicampur dengan bahan pengisi seperti serat, karet, atau plastik. Asbuton modifikasi memiliki kekuatan dan elastisitas yang lebih baik daripada asbuton konvensional .

Asbuton emulsi: Asbuton emulsi adalah asbuton yang dicampur dengan air dan bahan pengemulsi. Asbuton emulsi memiliki kelebihan dalam hal pengolahan dan aplikasi, serta dapat mengurangi emisi gas beracun .

Asbuton polimer: Asbuton polimer adalah asbuton yang dicampur dengan bahan polimer seperti SBS (Styrene Butadiene Styrene) atau APP (Atactic Polypropylene). Asbuton polimer memiliki kekuatan dan elastisitas yang lebih baik daripada asbuton konvensional

(5)

A. Berikut adalah penjelasan mengenai kriteria sifat-sifat agregat dalam upaya memenuhi standar mutu:

Gradasi: Gradasi agregat adalah distribusi dari berbagai macam ukuran partikel sebagai persentase dari berat total. Gradasi agregat akan mempengaruhi sifat-sifat beton, baik dalam hal kekuatan, kepadatan, maupun kehalusan permukaan .

Kebersihan: Agregat harus bersih dari kotoran seperti tanah, lumpur, dan bahan organik lainnya. Kotoran dapat mempengaruhi sifat-sifat beton, seperti kekuatan dan daya tahan .

Kekerasan: Agregat harus cukup keras untuk menahan beban yang diterima oleh beton.

Agregat yang terlalu lembut dapat mempengaruhi sifat-sifat beton, seperti kekuatan dan daya tahan .

Ketahanan: Agregat harus tahan terhadap pengaruh cuaca dan lingkungan. Agregat yang tidak tahan terhadap cuaca dan lingkungan dapat mempengaruhi sifat-sifat beton, seperti kekuatan dan daya tahan .

Bentuk butir: Bentuk butir agregat harus sesuai dengan standar yang ditetapkan. Bentuk butir yang tidak sesuai dapat mempengaruhi sifat-sifat beton, seperti kekuatan dan daya tahan .

Tekstur permukaan: Tekstur permukaan agregat harus sesuai dengan standar yang ditetapkan. Tekstur permukaan yang tidak sesuai dapat mempengaruhi sifat-sifat beton, seperti kekuatan dan daya tahan .

Porositas : Agregat harus memiliki pori-pori yang cukup kecil sehingga tidak mempengaruhi sifat-sifat beton, seperti kekuatan dan daya tahan .

Kemampuan untuk menyerap air : Agregat harus memiliki kemampuan untuk menyerap air yang cukup sehingga tidak mempengaruhi sifat-sifat beton, seperti kekuatan dan daya tahan . B. Berikut adalah penjelasan mengenai standar mutu agregat kasar dan agregat halus

berdasarkan standar nasional Indonesia:

1.

Agregat kasar: Agregat kasar harus memenuhi standar SNI 03-6820-2002. Agregat kasar harus bersih, keras, tahan terhadap cuaca dan lingkungan, dan memiliki bentuk butir yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Agregat kasar juga harus memiliki ukuran maksimum yang sesuai dengan standar yang ditetapkan .

2.

Agregat halus: Agregat halus harus memenuhi standar SNI 03-1974-1990. Agregat halus harus bersih, keras, tahan terhadap cuaca dan lingkungan, dan memiliki bentuk butir yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Agregat halus juga harus memiliki ukuran maksimum yang sesuai dengan standar yang ditetapkan .

Referensi

Dokumen terkait