• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal Latihan PAI 2025 - Kejujuran dan Moral

N/A
N/A
Nur Wahyuni

Academic year: 2025

Membagikan "Soal Latihan PAI 2025 - Kejujuran dan Moral"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

SOAL TRY OUT PAI 2025 Soal Nomor 1

Ibu Kartika sedang merancang pembelajaran tentang pentingnya kejujuran sebagai bagian dari akhlak karimah. Guru tersebut ingin peserta didiknya tidak hanya memahami konsep kejujuran, tetapi juga mampu mengevaluasi berbagai situasi dan mengambil keputusan berdasarkan prinsip kejujuran. Indikator tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah peserta didik menunjukkan internalisasi nilai

kejujuran dalam berbagai konteks. Rumusan tujuan pembelajaran ranah sikap yang paling tepat dan mengintegrasikan pemahaman konsep dengan kemampuan evaluasi serta internalisasi nilai kejujuran adalah...

 A. Peserta didik dapat menyebutkan definisi kejujuran dan manfaatnya dalam kehidupan.

 B. Peserta didik mampu membedakan antara perilaku jujur dan tidak jujur dalam berbagai contoh

 C. Peserta didik menunjukkan sikap menghargai pentingnya kejujuran dalam interaksi sosial di kelas.

 D. Peserta didik mampu menganalisis dilema moral yang melibatkan kejujuran dan memberikan argumen berdasarkan nilai-nilai Islam

 E. Peserta didik memiliki keyakinan yang kuat terhadap nilai kejujuran dan mampu mengevaluasi konsekuensi dari tindakan jujur dan tidak jujur dalam berbagai situasi.

Soal Nomor 2

Bapak Hasan, seorang pengusaha sukses, memutuskan untuk melakukan poligami tanpa sepengetahuan istri pertamanya, Ibu

Aminah. Setelah beberapa waktu, Ibu Aminah mengetahui pernikahan kedua suaminya dan merasa sangat terpukul dan dikhianati. Di sisi lain, Bapak Hasan berdalih bahwa ia melakukan poligami sesuai dengan ajaran agama dan mampu berlaku adil terhadap kedua istrinya secara materi. Namun, secara emosional, Ibu Aminah merasa terabaikan dan anak-anak mereka juga merasakan perubahan suasana yang kurang harmonis dalam keluarga. Konflik internal keluarga ini kemudian menjadi perbincangan hangat di lingkungan sosial mereka,

memunculkan berbagai pandangan pro dan kontra mengenai praktik poligami dalam konteks modern. Ibu Zakia seorang guru Pendidikan Agama Islam yang mengajarkan materi tentang hukum pernikahan dan implikasi sosialnya menggunakan narasi kasus poligami Bapak Hasan di atas. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah agar peserta didik mampu mengevaluasi secara kritis berbagai argumen yang

melatarbelakangi praktik poligami serta dampaknya terhadap keadilan, keharmonisan keluarga, dan norma sosial. Indikator pencapaian

kompetensi yang relevan adalah peserta didik dapat merumuskan penilaian yang mendalam mengenai kompleksitas praktik poligami dengan mempertimbangkan perspektif agama, psikologi, sosiologi, dan hukum. Berdasarkan narasi kasus dan tujuan pembelajaran tersebut, rumusan tujuan pembelajaran ranah pengetahuan (kognitif) yang paling

(2)

sesuai dan mengarah pada pengembangan kemampuan berpikir kritis (C6) adalah:

 A. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian poligami dan dasar-dasar hukumnya dalam Islam.

 B. Peserta didik dapat mengidentifikasi berbagai alasan yang dikemukakan oleh Bapak Hasan dalam melakukan poligami

 C. Peserta didik dapat menganalisis dampak psikologis dan sosial dari praktik poligami terhadap istri pertama, istri kedua, dan anak-anak dalam narasi kasus.

 D. Peserta didik mampu mengevaluasi secara kritis berbagai argumen pro dan kontra poligami berdasarkan prinsip keadilan dan kemaslahatan keluarga  E. Peserta didik dapat menyusun rekomendasi tentang mediasi konflik dalam keluarga poligami berdasarkan studi kasus Bapak Hasan dan Ibu Aminah Soal Nomor 3

Dalam sebuah diskusi kelompok, beberapa peserta didik menyampaikan pandangan yang berbeda mengenai kriteria hadis shahih. Maryam

berpendapat bahwa sanad yang muttashil (bersambung) adalah satu- satunya kriteria utama. Sabila menekankan pentingnya 'adalah (keadilan) dan dhabth (keakuratan) perawi tanpa terlalu

mempermasalahkan potensi adanya sedikit perbedaan redaksi antar riwayat. Zakia justru lebih fokus pada syadz (kejanggalan) dan 'illah (cacat tersembunyi) sebagai penentu utama keshahihan hadis. Setelah menyampaikan argumen masing-masing, terjadi perdebatan sengit yang hampir memecah kekompakan kelompok. Sebagai guru Pendidikan Agama Islam yang memahami pentingnya semangat gotong royong dalam proses pembelajaran, tindakan yang paling tepat Anda lakukan untuk menanggapi situasi tersebut dan mengarahkan peserta didik agar mencapai tujuan pembelajaran ranah keterampilan (memiliki semangat gotong royong) adalah...

 A. Membiarkan perdebatan terus berlanjut agar peserta didik dapat

mempertahankan argumennya masing-masing dan melatih kemampuan berpikir kritis.

 B. Memfasilitasi dialog yang konstruktif dengan meminta setiap peserta didik untuk saling mendengarkan, menghargai perbedaan pendapat, mencari titik temu dari berbagai perspektif tentang kriteria hadis shahih, dan menyadari bahwa pemahaman yang komprehensif seringkali melibatkan kolaborasi

 C. Menghentikan perdebatan secara paksa dan memberikan kesimpulan materi tentang kriteria hadis shahih yang benar menurut mayoritas ulama hadis.

 D. Meminta setiap peserta didik untuk menuliskan argumennya masing-masing secara tertulis sebagai bahan evaluasi individu setelah perdebatan usai.

 E. Menyatakan bahwa semua pendapat mahasiswa memiliki kebenaran masing- masing dan tidak perlu ada kesepakatan dalam memahami kriteria hadis

shahih.

(3)

Soal Nomor 4

Bapak Yusuf mengembangkan materi pembelajaran tentang konsep takdir yang diyakini dalam berbagai tradisi. Materi tersebut mencakup pandangan tentang campur tangan Allah, peran usaha manusia, dan keyakinan terhadap pengaruh kekuatan-kekuatan di luar diri dalam membentuk takdir seseorang, sebagaimana diyakini dalam tradisi tertentu. Bapak Yusuf ingin peserta didik memiliki sikap penerimaan terhadap keberagaman pandangan tentang takdir yang ada dalam tradisi-tradisi tersebut. Setelah mempelajari materi dan berdiskusi, peserta didik dihadapkan pada sebuah narasi tentang seseorang yang mengalami kegagalan dalam hidupnya. Dalam narasi tersebut, Ratna cenderung menyalahkan takdir sepenuhnya tanpa melihat potensi peran usahanya sendiri, sesuai dengan penafsiran takdir dalam tradisi

tertentu yang dianutnya. Manakah rumusan indikator tujuan

pembelajaran ranah sikap di bawah ini yang paling tepat dievaluasi untuk mengukur keberhasilan guru dalam menumbuhkan sikap

penerimaan terhadap tradisi terkait konsep takdir, sekaligus mendorong pemahaman yang bijaksana tentang peran usaha, dengan

mempertimbangkan level kognitif mengevaluasi (C5)?

 A. Peserta didik mampu mengevaluasi secara kritis implikasi dari keyakinan yang berbeda tentang takdir terhadap motivasi dan tindakan seseorang dalam menghadapi tantangan hidup, dengan tetap menghargai pandangan tradisi yang ada.

 B. Peserta didik dapat menguraikan perbedaan pandangan tentang konsep takdir dalam minimal dua tradisi yang berbeda

 C. Peserta didik dapat menjelaskan bagaimana konsep takdir dalam tradisi tertentu dapat memengaruhi pandangan seseorang terhadap keberhasilan dan kegagalan.

 D. Peserta didik menunjukkan empati terhadap tokoh dalam narasi yang mengalami kegagalan dan meyakini takdir sepenuhnya

 E. Peserta didik dapat memberikan contoh-contoh perilaku yang dianggap sesuai dengan konsep takdir dalam tradisi yang mereka kenal.

Soal Nomor 5

Dalam Pembelajaran PAI Ayat Al-Qur'an diklasifikasikan menjadi dua kategori utama yaitu Ayat Muhkamat: Ayat-ayat yang memiliki makna yang jelas, gamblang, dan mudah dipahami secara langsung dan Ayat Mutasyabihat: Ayat-ayat yang memiliki makna yang samar, tidak tunggal, atau memerlukan pemahaman yang lebih mendalam melalui berbagai metode interpretasi (tafsir). Ibu Kamila adalah seorang koordinator mata pelajaran PAI di tingkat SMA. Ibu Kamila sedang menelaah proposal pengembangan kurikulum yang diajukan oleh tim guru PAI. Salah satu fokus utama adalah pada materi ayat Muhkamat dan Mutasyabihat di kelas XII. Tim guru mengajukan beberapa rumusan indikator tujuan pembelajaran ranah pengetahuan. Tugas ibu Kamila adalah memilih rumusan indikator yang paling tepat dan komprehensif dalam memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir dinamis dan inovatif dalam memahami dan mengaplikasikan

(4)

konsep ayat Muhkamat dan Mutasyabihat. Di bawah ini adalah beberapa rumusan indikator tujuan pembelajaran ranah pengetahuan yang

diajukan oleh tim guru. Sebagai koordinator, rumusan indikator

manakah yang paling sesuai dan efektif dalam mendorong kemampuan berpikir dinamis dan inovatif peserta didik terkait materi ayat

Muhkamat dan Mutasyabihat?

 A. Guru merumuskan indikator bahwa peserta didik mampu menjelaskan

pengertian ayat Muhkamat dan Mutasyabihat serta mengidentifikasi perbedaan signifikan dalam tingkat kejelasan makna antara keduanya

 B. Guru merumuskan indikator bahwa peserta didik mampu menjelaskan

pengertian ayat Muhkamat dan Mutasyabihat serta mengidentifikasi perbedaan signifikan dalam tingkat kejelasan makna antara keduanya

 C. Guru merumuskan indikator bahwa peserta didik mampu mengevaluasi berbagai pendekatan penafsiran ayat-ayat Mutasyabihat yang muncul dalam diskusi keagamaan di era digital, menganalisis validitas pendekatan tersebut berdasarkan prinsip-prinsip tafsir yang mu'tabar dan konteks ayat-ayat

Muhkamat yang relevan, serta merancang strategi untuk menyikapi perbedaan penafsiran secara bijaksana dan argumentatif dengan tetap menghargai otoritas ilmu

 D. Guru merumuskan indikator bahwa peserta didik mampu mengklasifikasikan sejumlah ayat Al-Qur'an ke dalam kategori Muhkamat dan Mutasyabihat serta menjelaskan kriteria yang digunakan dalam proses klasifikasi tersebut

 E. Guru merumuskan indikator bahwa peserta didik mampu menyimpulkan implikasi pemahaman yang mendalam terhadap ayat Muhkamat dalam

pengamalan ajaran Islam yang benar dan pentingnya merujuk kepada ahli tafsir dalam memahami ayat Mutasyabihat untuk menghindari kesesatan.

Soal Nomor 6

Ibu Zahra sedang menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi ayat muhkamat dan mutasyabihat dengan menggunakan model Problem-Based Learning (PBL). Beliau merancang serangkaian aktivitas yang dimulai dengan pemberian studi kasus tentang perbedaan pemahaman sebuah ayat di kalangan umat Islam. Ibu Zahra berharap siswa dapat menganalisis mengapa perbedaan tersebut muncul dan bagaimana karakteristik ayat muhkamat dan mutasyabihat berperan di dalamnya. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, Ibu Zahra ingin memastikan bahwa siswa tidak hanya sekadar mengetahui definisi, tetapi juga mampu menghubungkan konsep ini dengan realitas

perbedaan penafsiran dan memberikan solusi berdasarkan pemahaman mereka. Beliau juga mempertimbangkan alokasi waktu dan sumber belajar yang tersedia. Manakah di bawah ini rumusan tujuan

pembelajaran yang paling tepat menggambarkan perencanaan Ibu Zahra dalam konteks materi ayat muhkamat dan mutasyabihat dengan pendekatan PBL pada tingkat kognitif menganalisis(C4)?

 A. Setelah membaca materi ajar, siswa dapat menuliskan pengertian muhkamat dan mutasyabihat serta menyebutkan kitab-kitab tafsir yang membahasnya.

 B. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mengklasifikasikan beberapa contoh

(5)

ayat Al-Qur'an ke dalam kategori muhkamat atau mutasyabihat

 C. Setelah menganalisis studi kasus perbedaan penafsiran ayat, siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri ayat yang menyebabkan perbedaan tersebut

 D. Dengan pendekatan PBL, siswa dapat merumuskan sebuah proposal solusi untuk meminimalisir kesalahpahaman dalam memahami ayat-ayat mutasyabihat berdasarkan pemahaman mereka tentang konsep muhkamat dan mutasyabihat  E. Melalui penugasan, siswa dapat mencari contoh-contoh ayat mutasyabihat dalam Al-Qur'an dan menuliskan arti literalnya

Soal Nomor 7

Dalam pembelajaran materi "Klasifikasi Hadis Berdasarkan Kesahihan dan Fungsi Hadis terhadap Al-Qur'an" dengan pendekatan PjBL, Pak Hasan menugaskan siswa kelas XII untuk membuat sebuah proyek kampanye literasi digital. Kampanye ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami derajat kesahihan hadis dan bagaimana hadis berfungsi dalam hubungannya dengan Al-Qur'an, terutama dalam konteks informasi keagamaan yang beredar di media sosial. Setiap kelompok diminta untuk memilih fokus tertentu,

misalnya: a. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan hadis-hadis populer yang sering dikutip di media sosial. b. Menganalisis fungsi hadis-hadis tersebut terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan. c.

Membuat konten digital (infografis, video singkat, atau postingan media sosial) yang informatif dan mudah dipahami untuk mengedukasi

masyarakat. Kelompok A memilih untuk fokus pada hadis-hadis tentang keutamaan sedekah yang sering dibagikan di media sosial. Mereka berhasil mengumpulkan beberapa hadis, membuat infografis yang menarik secara visual, dan menjelaskan secara umum tentang

keutamaan sedekah. Namun, dalam laporan proyek mereka, mereka hanya mencantumkan derajat kesahihan hadis berdasarkan terjemahan tanpa menjelaskan kriteria penilaian kesahihan yang mereka gunakan.

Mereka juga belum secara eksplisit menganalisis bagaimana hadis-hadis tersebut memperkuat atau memperjelas ayat-ayat Al-Qur'an tentang sedekah. Menurut Anda, umpan balik Pak Hasan yang paling

mencerminkan pemahaman Pedagogical Content Knowledge dalam konteks tujuan pembelajaran dan pendekatan PjBL ini adalah...

 A. "Infografis kalian sudah sangat menarik dan informatif tentang keutamaan sedekah. Namun, untuk penilaian selanjutnya, pastikan kalian mencantumkan sumber dan kriteria yang kalian gunakan untuk menentukan derajat kesahihan hadis."

 B. "Kalian telah berhasil membuat materi kampanye yang bagus. Sekarang, coba jelaskan lebih lanjut, bagaimana kalian menentukan derajat kesahihan hadis-hadis tersebut? Apakah kalian mempertimbangkan sanad dan matannya?

Lalu, bagaimana hadis-hadis ini berfungsi dalam kaitannya dengan ayat-ayat Al- Qur'an tentang sedekah?"

 C. "Saya mengapresiasi kreativitas kalian dalam membuat infografis kampanye.

Untuk memperdalam pemahaman, coba telaah kembali ilmu musthalah hadis yang telah kita pelajari. Jelaskan dalam laporan kalian, berdasarkan kriteria

(6)

ilmu tersebut, mengapa kalian mengklasifikasikan hadis-hadis itu dengan derajat tertentu. Selain itu, analisis juga, bagaimana hadis-hadis ini

memperjelas, memperkuat, atau mungkin memberikan spesifikasi terhadap perintah sedekah dalam Al-Qur'an. Ini akan memperkaya pesan kampanye kalian."

 D. "Sepertinya kalian lebih fokus pada visualisasi kampanye daripada

kedalaman analisis materi hadisnya. Padahal, dalam PjBL, kedua aspek ini sama pentingnya. Pastikan untuk lebih mendalami materi di proyek berikutnya."

 E. "Materi tentang klasifikasi hadis dan fungsinya memang cukup kompleks.

Tidak apa-apa jika analisis kalian belum terlalu mendalam. Yang penting, pesan tentang keutamaan sedekah sudah tersampaikan dengan baik melalui

kampanye kalian."

Soal Nomor 8

Pak Ahmad adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam di sebuah SMP. Saat mengevaluasi pemahaman siswa pada materi "Rahasia Takdir" dengan pendekatan Discovery Based Learning (DBL), beliau menemukan beragam respons dari siswa. Beberapa siswa menunjukkan pemahaman yang baik tentang konsep takdir dan kaitannya dengan usaha manusia. Namun, ada juga siswa yang tampak bingung, terutama dalam menghubungkan takdir dengan keimanan kepada hari akhir.

Berikut adalah beberapa pernyataan siswa yang muncul saat diskusi evaluasi: A. "Saya jadi berpikir, kalau semua sudah ditakdirkan, buat apa kita beriman pada hari akhir? Toh, surga dan neraka juga sudah ditentukan." B. "Saya mengerti kalau takdir itu ketentuan Allah, tapi bukankah kita tetap harus berusaha sebaik mungkin dalam hidup?" C.

"Menurut saya, iman kepada hari akhir justru membuat kita lebih

berhati-hati dalam bertindak karena ada pertanggungjawaban nanti." D.

"Saya bingung, Pak. Kalau takdir itu rahasia, bagaimana kita bisa tahu perbuatan kita akan membawa kita ke surga atau neraka?" E. "Saya setuju dengan teman yang bilang kalau takdir itu seperti garis hidup yang sudah dituliskan, jadi kita tinggal menjalaninya saja." Sebagai seorang guru bagaimana Pak Ahmad dapat mengevaluasi pemahaman siswa tentang hubungan antara takdir dan iman kepada hari akhir

berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran. Dari pernyataan- pernyataan siswa di atas, manakah yang menunjukkan miskonsepsi yang paling mendasar mengenai hubungan antara takdir dan iman kepada hari akhir, yang perlu segera diatasi oleh Pak Ahmad melalui strategi pembelajaran yang tepat?

 A. Pernyataan A  B. Pernyataan B  C. Pernyataan C  D. Pernyataan D  E. Pernyataan E Soal Nomor 9

(7)

Bu Rina adalah guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XI di SMA Cendekia. Beliau akan mengajarkan materi tentang sifat malu sebagai bagian dari pembentukan akhlak karimah yang berkontribusi pada terbentuknya generasi muda yang memiliki integritas dan menjaga diri dari perbuatan tercela sebagai bagian dari karakter bangsa yang

bermartabat. Bu Rina ingin materi ini terasa relevan dengan tantangan pergaulan remaja saat ini. Beliau berencana memulai dengan

menampilkan beberapa ilustrasi atau gambar yang menunjukkan perilaku malu yang positif dan negatif, dilanjutkan dengan diskusi interaktif tentang bagaimana sifat malu dapat melindungi diri dari perbuatan buruk dan menjaga kehormatan diri serta bangsa, dan diakhiri dengan penugasan menulis refleksi singkat tentang

pengalaman mereka atau pengamatan mereka terkait pentingnya sifat malu dalam pergaulan. Berdasarkan praktik pedagogi Bu Rina dalam merencanakan alur materi ajar tentang sifat malu sebagai pilar

pembentukan karakter bangsa, aspek PCK (Pedagogical Content

Knowledge) manakah yang paling menonjol dalam pemilihan media dan aktivitas pembelajaran tersebut?

 A. Pemahaman mendalam Bu Rina tentang konsep sifat malu dalam ajaran Islam dan hikmah di baliknya

 B. Kemampuan Bu Rina dalam memilih atau membuat ilustrasi yang menarik dan relevan dengan kehidupan remaja

 C. Pertimbangan Bu Rina dalam menggunakan ilustrasi sebagai stimulus diskusi dan refleksi sebagai cara untuk menghubungkan konsep sifat malu dengan pengalaman siswa dan menanamkan kesadaran akan pentingnya integritas sebagai bagian dari karakter bangsa

 D. Kemampuan Bu Rina dalam memfasilitasi diskusi yang interaktif dan mendorong siswa untuk berbagi pendapat dengan sopan

 E. Keterampilan Bu Rina dalam memberikan penilaian terhadap refleksi siswa dari segi pemahaman konsep dan keterkaitannya dengan pengalaman pribadi Soal Nomor 10

Pak Budi adalah seorang guru PAI yang sedang menjelaskan tentang larangan riba dalam Islam dan bagaimana prinsip-prinsip syariah diterapkan dalam perbankan. Beliau memberikan beberapa contoh transaksi keuangan dan meminta siswa untuk mengidentifikasi mana yang termasuk riba dan mana yang sesuai dengan prinsip perbankan syariah. Berikut adalah beberapa contoh transaksi keuangan: 1. Andi meminjam uang dari bank dan harus mengembalikan dengan jumlah yang lebih besar dari pokok pinjaman. 2. Budi menyimpan uang di bank syariah dengan akad wadiah dan sewaktu-waktu dapat mengambilnya tanpa ada tambahan keuntungan yang dijanjikan. 3. Citra membeli barang secara kredit dari toko dengan harga yang lebih tinggi daripada harga tunai. 4. Dedi dan Eka bekerja sama mendirikan usaha dengan modal bersama, dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan. 5. Fahri membeli obligasi dari perusahaan dan menerima kupon bunga secara periodik. Manakah dari transaksi di bawah ini yang secara jelas

(8)

mencerminkan praktik riba dan transaksi yang sesuai dengan prinsip dasar perbankan syariah?

 A. 1 (riba) dan 2 (sesuai syariah)  B. 2 (riba) dan 4 (sesuai syariah)  C. 3 (riba) dan 5 (sesuai syariah)  D. 4 (riba) dan 1 (sesuai syariah)  E. 5 (riba) dan 3 (sesuai syariah) Soal Nomor 11

Dalam membahas materi tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Abbasiyah, seorang guru menyadari bahwa sebagian besar siswanya lebih tertarik pada cerita dan tokoh-tokoh inspiratif. Guru tersebut ingin mengevaluasi pemahaman siswa tentang kontribusi ilmuwan Muslim pada masa Abbasiyah dengan cara yang menarik

perhatian mereka dan sesuai dengan minat mereka pada narasi. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah siswa dapat menyebutkan

beberapa ilmuwan Muslim terkemuka pada masa Abbasiyah dan menjelaskan secara sederhana kontribusi mereka di bidang ilmu

pengetahuan. Untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran tersebut secara efektif dengan mempertimbangkan minat siswa, metode evaluasi yang paling sesuai adalah...

 A. Guru memberikan daftar nama-nama ilmuwan Abbasiyah dan meminta siswa menuliskan bidang ilmu yang mereka kuasai

 B. Guru meminta siswa membuat bagan silsilah ilmuwan Abbasiyah beserta karya-karya mereka.

 C. Guru menugaskan siswa untuk membaca biografi singkat beberapa ilmuwan Abbasiyah dan kemudian menjawab pertanyaan pilihan ganda tentang detail kehidupan dan penemuan mereka

 D. Guru menampilkan gambar atau ilustrasi yang berkaitan dengan penemuan- penemuan penting pada masa Abbasiyah dan meminta siswa mengidentifikasi ilmuwan yang terkait dengan penemuan tersebut

 E. Guru menceritakan kisah singkat tentang kehidupan dan kontribusi beberapa ilmuwan Abbasiyah (misalnya Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Al-Farabi) dengan penekanan pada inspirasi dan dampak karya mereka, kemudian meminta siswa memasangkan nama ilmuwan dengan deskripsi singkat kontribusi mereka

Soal Nomor 12

Pak Sufyan adalah seorang guru PAI di kelas X SMA. Beliau menyadari bahwa sebagian besar peserta didiknya memiliki pemahaman yang baik tentang ritual ibadah, namun kurang mendalam dalam

menginternalisasi nilai-nilai spiritual dan moral Islam dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga kurang memiliki kesadaran akan isu-isu sosial dan kemanusiaan dalam perspektif Islam. Pak Sufyan berencana

(9)

melaksanakan proyek P5 bertema "Membangun Generasi Rahmatan Lil 'Alamin" dengan fokus pada nilai Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia serta Berkebinekaan Global (dalam konteks persaudaraan sesama manusia). Beliau ingin mengembangkan materi ajar yang mendorong peserta didik untuk mengaitkan ajaran Islam dengan solusi terhadap permasalahan sosial di lingkungan sekitar.

Manakah rumusan tujuan pembelajaran yang paling tepat dan kontekstual bagi guru PAI dalam proyek P5 ini, yang

mempertimbangkan karakteristik peserta didik dan mengintegrasikan pengembangan materi ajar nilai-nilai P5?

 A. Peserta didik dapat menjelaskan makna Rahmatan Lil 'Alamin dan menyebutkan contoh-contoh perilaku terpuji dalam Islam

 B. Setelah membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadis tentang toleransi, peserta didik dapat menuliskan contoh-contoh implementasinya dalam kehidupan sehari-hari

 C. Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik dapat mengidentifikasi nilai-nilai akhlak mulia dalam Islam dan dampaknya terhadap kehidupan bermasyarakat

 D. Dengan melakukan observasi dan wawancara tentang isu-isu sosial di lingkungan sekitar (misalnya, kemiskinan, kebersihan, atau kerukunan antar umat beragama), peserta didik dapat menganalisisnya dari perspektif ajaran Islam dan merancang proposal kegiatan sosial yang mencerminkan nilai-nilai Rahmatan Lil 'Alamin.

 E. Peserta didik dapat membuat presentasi tentang tokoh-tokoh Islam yang memiliki kontribusi besar dalam bidang sosial dan kemanusiaan.

Soal Nomor 13

Bu Caca adalah seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas V di sebuah Madrasah Ibtidaiyah. Pada materi pembelajaran kali ini, beliau akan membahas tentang kisah Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah (teladan yang baik). Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad SAW dan mencontohkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karakteristik peserta didik di kelas Bu Caca menunjukkan bahwa mereka memiliki antusiasme yang tinggi terhadap cerita-cerita Islami dan mudah memahami contoh-contoh konkret dalam kehidupan. Untuk

mengembangkan materi ajar yang efektif dan mengintegrasikan nilai- nilai Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (PPRA) sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik, langkah pedagogi yang paling tepat dilakukan Bu Caca adalah...

 A. Menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW secara kronologis, kemudian meminta siswa mencatat semua sifat-sifat baik Nabi yang mereka dengar.

 B. Membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis yang menjelaskan tentang akhlak Nabi Muhammad SAW, lalu meminta siswa menghafalkannya

 C. Menayangkan video animasi tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW yang menonjolkan sifat-sifat kasih sayang, jujur, dan adil, kemudian mengajak siswa

(10)

berdiskusi tentang bagaimana menerapkan sifat-sifat tersebut dalam interaksi dengan teman sebaya

 D. Memberikan tugas kepada siswa untuk mencari informasi tentang mukjizat- mukjizat Nabi Muhammad SAW dari berbagai sumber dan menuliskannya dalam bentuk laporan.

 E. Mengadakan kuis dengan pertanyaan seputar tanggal lahir, nama keluarga, dan peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Pak Ahmad adalah seorang guru PAI di Sekolah Menengah Atas. Beliau mengamati berbagai praktik di masyarakat terkait implementasi nilai- nilai moderasi beragama. Berdasarkan pengamatan tersebut, ia ingin mengembangkan materi ajar tentang nilai-nilai Islam sebagai agama moderat (wasathiyah) yang relevan dengan pengalaman peserta didik.

Setelah mengevaluasi tujuan pembelajaran yang ada dan

mempertimbangkan karakteristik peserta didik yang beragam, rumusan pengembangan materi ajar berikut yang paling tepat untuk membantu peserta didik menganalisis secara kritis implementasi moderasi

beragama dalam konteks nyata dan mengaitkannya dengan nilai-nilai Islam yang wasathiyah adalah...

 A. Menyajikan dalil-dalil naqli tentang pentingnya bersikap adil dan seimbang dalam beragama.

 B. Menjelaskan pengertian moderasi beragama menurut berbagai tokoh dan lembaga Islam.

 C. Meminta peserta didik untuk menghafal definisi dan prinsip-prinsip moderasi beragama yang terdapat dalam buku pelajaran.

 D. Mengkaji studi kasus tentang berbagai praktik keberagamaan di masyarakat, baik yang mencerminkan moderasi maupun ekstremisme,

kemudian menganalisisnya berdasarkan prinsip-prinsip Islam wasathiyah dan merumuskan argumentasi yang logis

 E. Mengadakan diskusi kelompok tentang manfaat moderasi beragama bagi kerukunan umat beragama

Soal Nomor 15

Di tengah maraknya penyebaran informasi yang beragam melalui media sosial, termasuk narasi-narasi keagamaan yang ekstrem dan intoleran, seorang guru PAI menyadari perlunya mengembangkan materi ajar tentang Islam sebagai agama moderat (wasathiyah). Guru tersebut ingin agar peserta didik mampu menilai secara kritis mengapa implementasi nilai-nilai moderasi beragama menjadi kebutuhan mendesak dalam konteks interaksi digital. Berdasarkan pengamatan praktik di

masyarakat, rumusan pengembangan materi ajar berikut yang paling tepat untuk mencapai tujuan tersebut adalah...

 A. Menyajikan berbagai definisi moderasi beragama dari sumber-sumber terpercaya

 B. Menjelaskan ciri-ciri seorang muslim yang moderat berdasarkan Al-Qur'an

(11)

dan Hadis.

 C. Menugaskan peserta didik untuk membuat presentasi tentang tokoh-tokoh Islam yang aktif menyuarakan perdamaian di dunia maya.

 D. Mengkaji berbagai contoh interaksi keagamaan di media sosial,

menganalisis potensi dampak positif dan negatifnya terhadap kerukunan, serta mengevaluasi bagaimana prinsip-prinsip Islam

 E. Mengadakan forum diskusi kelas tentang batasan-batasan kebebasan berekspresi dalam menyampaikan pandangan keagamaan di media sosial Soal Nomor 16

Seorang guru PAI akan mengajarkan materi tentang penafsiran ayat- ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan isu-isu sosial kontemporer (misalnya, kemiskinan, ketidakadilan gender, atau kerusakan

lingkungan) sesuai dengan struktur keilmuan tafsir yang sistematis.

Guru tersebut ingin merancang pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning/PBL) agar peserta didik dapat

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan solutif dalam

memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip tafsir. Berdasarkan deskripsi tersebut, rancangan aktivitas pembelajaran berbasis masalah berikut yang paling tepat agar peserta didik mampu menciptakan solusi penafsiran yang kontekstual dan argumentatif terhadap isu sosial

tertentu berdasarkan kaidah-kaidah tafsir yang relevan adalah...

 A. Peserta didik membaca berbagai ayat Al-Qur'an tentang isu sosial dan merangkum pesan utamanya.

 B. Guru menjelaskan berbagai metode tafsir (tafsir bi al-ma'tsur, tafsir bi ar- ra'yi, tafsir isyari) dan contoh penerapannya

 C. Peserta didik dibagi menjadi kelompok untuk mendiskusikan berbagai penafsiran ulama terdahulu terkait isu sosial yang dipilih.

 D. Peserta didik membuat peta konsep (mind map) yang menghubungkan antara ayat-ayat Al-Qur'an, prinsip-prinsip tafsir, dan isu-isu sosial kontemporer  E. Peserta didik dihadapkan pada studi kasus nyata tentang isu sosial

kontemporer, kemudian secara berkelompok mereka melakukan analisis mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan dengan menggunakan kaidah-kaidah tafsir yang telah dipelajari, merumuskan penafsiran kontekstual yang argumentatif dan solutif terhadap isu tersebut, serta mempresentasikan hasil analisis dan solusi penafsiran mereka.

Soal Nomor 17

Pak Sulaiman adalah seorang guru PAI , beliau akan mengajarkan materi tentang klasifikasi hadis berdasarkan kualitas sanad dan matan sesuai dengan struktur keilmuan hadis yang sistematis. Pak Sulaiman ingin menerapkan pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan

menekankan pada pengetahuan pedagogik peserta didik. Berdasarkan deskripsi tersebut, rancangan aktivitas pembelajaran berbasis masalah berikut yang paling tepat agar peserta didik mampu menciptakan

(12)

sebuah sistem klasifikasi hadis alternatif yang inovatif dan

komprehensif untuk menghadapi tantangan verifikasi hadis di era digital, dengan metodologis yang kuat dan mempertimbangkan prinsip- prinsip pedagogik yang efektif untuk pembelajaran adalah...

 A. Peserta didik mengidentifikasi berbagai kitab hadis dan menjelaskan metode pentakhrijan hadis yang digunakan

 B. Menjelaskan secara rinci berbagai kategori hadis (shahih, hasan, dhaif, maudhu') beserta kriteria penilaiannya.

 C. Peserta didik secara berkelompok dihadapkan pada studi kasus tentang kontroversi otentisitas hadis di media sosial atau platform digital. kemudian merancang dan mengusulkan sebuah sistem, serta mempresentasikan prototipe  D. Peserta didik menganalisis contoh-contoh hadis dengan berbagai kualitas sanad dan matan yang disajikan oleh Guru

 E. Peserta didik membuat bagan alur (flowchart) yang menggambarkan proses penilaian kualitas hadis berdasarkan ilmu hadis konvensional

Soal Nomor 18

Pak Zaid adalah salah seorang guru PAI, ia akan mengajarkan materi tentang hubungan antara takdir (qada dan qadar) dengan iman kepada hari akhir sesuai dengan struktur keilmuan tauhid. Ia ingin merancang pembelajaran berbasis masalah (PBL) yang memanfaatkan pengetahuan teknologi untuk meningkatkan pemahaman peserta didik. Berdasarkan deskripsi kasus tersebut, rancangan aktivitas pembelajaran berbasis masalah berikut yang paling tepat agar peserta didik mampu

menciptakan sebuah model visual interaktif (misalnya, simulasi,

infografis bergerak, atau presentasi interaktif) yang menjelaskan secara komprehensif dan argumentatif bagaimana pemahaman yang benar tentang takdir mempengaruhi keyakinan dan persiapan seseorang dalam menghadapi hari akhir, dengan teologis yang kuat dan

memanfaatkan fitur-fitur teknologi yang relevan untuk engagement peserta didik adalah...

 A. Peserta didik mencari dan mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis tentang takdir dan hari akhir menggunakan aplikasi pencarian kitab suci.

 B. Guru menjelaskan konsep takdir, iman kepada hari akhir, serta hubungan sebab-akibat antara keduanya menggunakan presentasi multimedia

 C. Peserta didik berdiskusi dalam forum daring tentang berbagai pandangan mengenai takdir dan implikasinya terhadap kehidupan setelah kematian  D. Peserta didik dihadapkan pada studi kasus tentang seseorang yang mengalami musibah, tentang takdir dan iman kepada hari akhir. Secara berkelompok, mereka merancang dan mengembangkan sebuah model visual interaktif yang menjelaskan alur hubungan , serta memanfaatkan fitur teknologi untuk menyampaikan pesan secara efektif dan menarik

 E. Peserta didik membuat peta konsep digital yang menghubungkan konsep takdir, iman kepada hari akhir, dan perilaku sehari-hari

(13)

Soal Nomor 19

Seorang guru PAI menyadari bahwa peserta didik memiliki tingkat pemahaman dan minat yang beragam terhadap materi kajian Mu'jizat, Karamah, dan Sihir sesuai dengan struktur keilmuan tauhid. Guru tersebut ingin merancang pembelajaran berbasis perbedaan individu agar setiap peserta didik dapat belajar secara optimal. Berdasarkan deskripsi kasus tersebut, rancangan aktivitas pembelajaran berikut yang paling tepat agar peserta didik mampu menciptakan sebuah produk (misalnya, presentasi multimedia, infografis interaktif, naskah drama, atau karya tulis ilmiah populer) yang secara komprehensif menjelaskan perbedaan, persamaan, dan batasan antara Mu'jizat, Karamah, dan Sihir dengan teologis dan ilmiah yang kuat, serta mengakomodasi gaya belajar dan minat yang berbeda dari setiap individu atau kelompok adalah...

 A. Guru memberikan penjelasan klasikal tentang definisi, contoh, dan perbedaan antara Mu'jizat, Karamah, dan Sihir.

 B. Peserta didik dibagi menjadi kelompok berdasarkan minat mereka (misalnya, kelompok yang tertarik pada kisah-kisah mukjizat, kisah karamah, atau

fenomena sihir) untuk mendiskusikan materi.

 C. Peserta didik mencari informasi dari berbagai sumber (buku, internet, video) tentang Mu'jizat, Karamah, dan Sihir, kemudian membuat catatan individu.

 D. Peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih salah satu dari tiga topik (Mu'jizat, Karamah, atau Sihir) untuk dipelajari lebih mendalam dan

dipresentasikan kepada kelas

 E. Peserta didik secara individu atau berkelompok perbedaan, persamaan, dan batasan antara Mu'jizat, Karamah, dan Sihir, kemudian menciptakan sebuah produk secara komprehensif dan menarik, serta mempresentasikan produk di kelas secara kreatif

Soal Nomor 20

Bu Ani (Seorang guru PAI) menyadari bahwa peserta didik memiliki tingkat pemahaman, pengalaman moral, dan motivasi yang beragam dalam mempelajari materi pembentukan akhlak karimah sesuai dengan struktur keilmuan akhlak Islam. Bu Ani ingin merancang pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan-perbedaan ini dengan

mengintegrasikan pengetahuan pedagogi tentang perkembangan moral dan motivasi belajar. Berdasarkan deskripsi kasus tersebut, rancangan aktivitas pembelajaran berikut yang paling tepat agar peserta didik mampu menciptakan sebuah proyek personal (misalnya, rencana pengembangan diri, kampanye sosial di sekolah, atau karya seni reflektif) yang secara kreatif menginternalisasi dan mengaplikasikan prinsip-prinsip akhlak karimah dalam konteks kehidupan mereka yang unik, dengan berdasarkan teori-teori perkembangan moral dan motivasi belajar, serta mengakomodasi berbagai gaya belajar dan minat peserta didik melalui pilihan format dan fokus proyek adalah...

 A. Memberikan ceramah tentang berbagai macam akhlak karimah dan contoh penerapannya

(14)

 B. Peserta didik dibagi menjadi kelompok berdasarkan jenis akhlak karimah yang diminati untuk membuat presentasi

 C. Peserta didik secara individual memilih satu aspek akhlak karimah.

kemudian menciptakan sebuah proyek personal yang mendemonstrasikan pemahaman mendalam dan internalisasi nilai tersebut dalam tindakan nyata.

Proyek ini harus berdasarkan teori perkembangan moral yang relevan dengan usia dan karakteristik mereka, serta disajikan dalam format yang dipilih peserta didik sesuai gaya belajar dan minat mereka.

 D. Peserta didik mencari kisah-kisah inspiratif tentang tokoh-tokoh yang memiliki akhlak karimah dan merangkum pelajaran yang dapat diambil.

 E. Peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih satu nilai akhlak karimah yang ingin mereka

Soal Nomor 21

Pak Muhsin (seorang Guru PAI) menyadari bahwa peserta didik

memiliki tingkat pemahaman, minat, dan kemampuan teknologi yang beragam dalam mempelajari materi Fiqih Kontemporer (misalnya, transaksi daring, penggunaan kecerdasan buatan dalam ibadah, atau etika rekayasa genetika dalam perspektif Islam) sesuai dengan struktur keilmuan fiqih. Pak Muhsin ingin merancang pembelajaran yang

mengakomodasi perbedaan-perbedaan ini dengan memanfaatkan pengetahuan teknologi secara kreatif. Berdasarkan deskripsi kasus tersebut, rancangan aktivitas pembelajaran berikut yang paling tepat agar peserta didik mampu menciptakan sebuah platform digital

interaktif (misalnya, website, aplikasi sederhana, atau simulasi berbasis web) yang secara komprehensif menganalisis dan menyajikan solusi fiqih terhadap salah satu isu kontemporer, dengan berdasarkan ushul fiqih dan kaidah fiqih yang relevan, serta mengakomodasi berbagai gaya belajar dan tingkat kemampuan teknologi peserta didik melalui fitur- fitur yang beragam (teks, audio, video, forum diskusi, kuis interaktif) adalah...

 A. Memberikan materi perkuliahan tentang berbagai isu fiqih kontemporer dan pandangan ulama terkait

 B. Peserta didik dibagi menjadi kelompok untuk mencari artikel dan fatwa online tentang isu fiqih kontemporer yang berbeda

 C. Peserta didik membuat presentasi multimedia tentang salah satu isu fiqih kontemporer yang mereka pilih.

 D. Peserta didik secara berkelompok lalu memilih satu isu fiqih kontemporer untuk dianalisis secara mendalam. kemudian menciptakan sebuah platform digital interaktif yang menyajikan analisis isu tersebut serta berbagai pandangan ulama kontemporer, dan menawarkan solusi fiqih yang

argumentatif. mengakomodasi berbagai gaya belajar dan tingkat kemampuan teknologi

(15)

 E. Peserta didik diberikan tugas individu untuk menulis esai analisis tentang solusi fiqih terhadap suatu isu kontemporer

Soal Nomor 22

Seorang Guru PAI menyajikan narasi kasus tentang ketidakadilan sosial dan pengabaian hak-hak masyarakat tertentu dalam konteks lokal, sesuai dengan struktur keilmuan siyasah syar'iyyah (politik Islam) yang membahas hak-hak rakyat. Guru tersebut ingin peserta didik merancang pembelajaran berbasis proyek (PJBL) agar mereka dapat memahami secara mendalam konsep hak-hak rakyat dalam Islam dan

mengaplikasikannya dalam menganalisis serta memberikan solusi

terhadap kasus tersebut. Berdasarkan narasi kasus tersebut, rancangan proyek berikut yang paling tepat agar peserta didik mampu

menciptakan sebuah prototipe solusi (misalnya, rancangan kebijakan komunitas, model advokasi berbasis media, atau program

pemberdayaan masyarakat) yang secara komprehensif dan argumentatif mengintegrasikan prinsip-prinsip hak-hak rakyat dalam perspektif Islam dengan analisis mendalam terhadap kasus yang disajikan, serta

mempertimbangkan aspek implementasi praktis dan dampak sosial yang berkelanjutan adalah...

 A. Peserta didik secara berkelompok melakukan analisis mendalam terhadap narasi kasus yang disajikan, mengidentifikasi akar kemudian menciptakan sebuah prototipe solusi konkret dengan mempertimbangkan konteks lokal dan potensi implementasinya yang berdasarkan dalil naqli dan aqli yang relevan, serta memiliki indikator keberhasilan dan potensi dampak sosial yang

berkelanjutan

 B. Peserta didik mencari ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis tentang keadilan dan hak-hak masyarakat

 C. Guru menjelaskan berbagai teori tentang hak-hak rakyat dalam pemikiran politik Islam.

 D. Peserta didik menganalisis studi kasus serupa tentang pelanggaran hak-hak rakyat dari berbagai sumber.

 E. Peserta didik secara berkelompok memilih satu aspek dari kasus yang disajikan untuk dianalisis lebih lanjut dan dipresentasikan di kelas.

 Sebelumnya    Selanjutnya Soal Nomor 23

Pak Zaki menyajikan narasi kasus tentang tantangan kepemimpinan kontemporer dalam organisasi Islam (misalnya, perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan, akuntabilitas publik, atau pengelolaan keberagaman anggota), sesuai dengan struktur keilmuan tarikh tasyri' (sejarah perundang-undangan Islam) yang mencakup perkembangan konsep kepemimpinan. Guru tersebut ingin peserta didik merancang pembelajaran berbasis proyek (PjBL) agar mereka dapat menganalisis secara mendalam prinsip-prinsip kepemimpinan Islam dari perspektif historis dan mengaplikasikannya dalam merumuskan solusi terhadap tantangan kepemimpinan modern dengan mempertimbangkan prinsip-

(16)

prinsip pedagogi tentang dinamika kelompok dan pengambilan keputusan. Berdasarkan narasi kasus tersebut, rancangan proyek berikut yang paling tepat agar peserta didik mampu menciptakan sebuah model kepemimpinan transformatif (misalnya, kerangka kerja kepemimpinan ideal, panduan pengambilan keputusan etis, atau strategi membangun budaya organisasi yang partisipatif) untuk organisasi Islam berdasarkan sintesis prinsip-prinsip kepemimpinan Islam dari berbagai periode sejarah, model tersebut dengan teori-teori kepemimpinan modern dan prinsip-prinsip pedagogi tentang kolaborasi dan resolusi konflik, serta mempertimbangkan aspek implementasi praktis dan potensi dampaknya terhadap efektivitas dan keberlanjutan organisasi adalah...

 A. Peserta didik mencari literatur tentang berbagai model kepemimpinan dalam sejarah Islam (khulafa ar-rasyidin, dinasti-dinasti Islam, gerakan-gerakan reformasi).

 B. Peserta didik secara berkelompok melakukan analisis mendalam terhadap narasi kasus lalu menciptakan sebuah model kepemimpinan transformatif yang mengintegrasikan prinsip-prinsip kepemimpinan Islam dari berbagai periode sejarah, tahap perkembangan kelompok, gaya komunikasi efektif, serta resolusi konflik.

 C. Peserta didik menganalisis studi kasus tentang keberhasilan dan kegagalan kepemimpinan dalam sejarah Islam.

 D. Peserta didik secara berkelompok mengidentifikasi tantangan-tantangan kepemimpinan yang dihadapi oleh organisasi Islam kontemporer.

 E. Guru menjelaskan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan dalam Al-Qur'an dan Sunnah.

Soal Nomor 24

Bu Tuti (Seorang Guru PAI) menyajikan kasus tentang dilema etika atau krisis moral yang dihadapi oleh generasi muda dalam era digital, sesuai dengan struktur keilmuan akhlak Islam dan psikologi perkembangan moral. Bu Tuti ingin peserta didik merancang pembelajaran berbasis proyek (PJBL) yang memanfaatkan teknologi agar mereka dapat menganalisis secara mendalam akar permasalahan dan merumuskan solusi kreatif untuk menanamkan nilai atau karakter positif.

Berdasarkan kasus tersebut, rancangan proyek berikut yang paling tepat agar peserta didik mampu menciptakan sebuah prototipe produk digital interaktif (misalnya, aplikasi mobile, game edukasi, platform media sosial kampanye) yang secara komprehensif dan persuasif mengintegrasikan prinsip-prinsip nilai atau karakter Islam dengan analisis psikologis terhadap tantangan era digital, desain produk dengan teori-teori pendidikan nilai dan teknologi pembelajaran yang efektif, serta mempertimbangkan aspek engagement pengguna dan potensi dampaknya terhadap pembentukan karakter positif generasi muda adalah...

 A. Peserta didik mencari artikel dan video tentang tantangan moral generasi muda di era digital.

(17)

 B. Menjelaskan berbagai teori tentang pendidikan nilai dan karakter dalam Islam dan psikologi.

 C. Peserta didik menganalisis contoh-contoh aplikasi atau platform digital yang berupaya menanamkan nilai positif.

 D. Peserta didik secara berkelompok mengidentifikasi nilai-nilai karakter Islam yang relevan dengan tantangan era digital.

 E. Peserta didik secara berkelompok melakukan analisis mendalam terhadap kasus dilema etika atau krisis moral di era digital. Kemudian merancang sebuah prototipe produk digital interaktif yang dirancang untuk menanamkan nilai atau karakter Islam yang relevan .Prototipe ini harus berdasarkan teori-teori

pendidikan nilai dan prinsip-prinsip teknologi pembelajaran yang menarik dan efektif, serta mempertimbangkan aspek engagement pengguna dan potensi dampaknya terhadap pembentukan karakter positif generasi muda di era digital.

Soal Nomor 25

Pak Samsul menyajikan kasus tentang adanya kelompok tertentu yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan narasi keagamaan yang eksklusif dan intoleran, yang bertentangan dengan esensi Islam sebagai agama yang moderat (wasathiyah) sesuai dengan struktur keilmuan dakwah dan studi Islam. Ia ingin peserta didik merancang pembelajaran berbasis TPACK agar mereka dapat mengevaluasi efektivitas berbagai strategi penggunaan teknologi dalam menanggapi narasi tersebut dan mempromosikan pemahaman Islam yang moderat di kalangan generasi muda. Berdasarkan kasus tersebut, rancangan aktivitas pembelajaran berikut yang paling tepat agar peserta didik mampu menilai secara kritis kelebihan dan kekurangan berbagai platform media sosial dan pendekatan pedagogis dalam menyebarkan kontra-narasi yang efektif dan menarik tentang Islam moderat kepada generasi muda adalah...

 A. Peserta didik mengidentifikasi berbagai platform media sosial yang populer dikalangan generasi muda

 B. Guru menjelaskan ciri-ciri dan prinsip-prinsip Islam wasathiyah.

 C. Peserta didik mencari contoh-contoh kampanye daring yang bertujuan untuk mempromosikan toleransi.

 D. Peserta didik secara berkelompok menganalisis berbagai platform media sosial dan pendekatan pedagogis yang berpotensi efektif untuk menyebarkan pemahaman Islam moderat. kemudian mengevaluasi secara kritis kelebihan dan kekurangan masing-masing platform dan pendekatan dalam menjangkau

generasi muda, menyampaikan pesan secara menarik dan mudah dipahami, serta membangun pemahaman yang benar tentang Islam wasathiyah, dengan mempertimbangkan aspek engagement, kredibilitas sumber, dan potensi dampak.

 E. Peserta didik membuat daftar rekomendasi konten yang dapat diposting di media sosial untuk mempromosikan Islam moderat.

Soal Nomor 26

(18)

Pak Yusuf mendapati materi tafsir yang terdapat dalam kurikulum kurang relevan dengan isu-isu sosial dan tantangan yang dihadapi peserta didik saat ini. Untuk menciptakan suasana belajar yang aman dan memberdayakan peserta didik agar memiliki karakter unggul dan berdaya saing, Ia memutuskan untuk menggunakan pendekatan

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL). Di antara rancangan aktivitas pembelajaran berikut, manakah yang paling tepat menggambarkan penerapan PBL agar peserta didik dapat menerapkan prinsip-prinsip tafsir dalam menganalisis dan mencari solusi terhadap permasalahan kontemporer?

 A. Menjelaskan metode-metode tafsir yang umum digunakan dalam memahami Al-Qur'an.

 B. Peserta didik dibagi menjadi kelompok untuk membaca dan merangkum berbagai penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan isu-isu sosial.

 C. Menyajikan sebuah studi kasus tentang permasalahan sosial aktual (misalnya, isu lingkungan, ketidakadilan ekonomi, atau penggunaan media sosial secara bertanggung jawab) dan meminta peserta didik secara

berkelompok untuk mengidentifikasi ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan,

menerapkan prinsip-prinsip tafsir untuk memahami pesan ayat tersebut dalam konteks masalah, serta merumuskan solusi atau rekomendasi tindakan yang Islami dan kontekstual.

 D. Peserta didik membuat presentasi tentang tokoh-tokoh mufasir dan karya- karya tafsir mereka.

 E. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menghafal beberapa ayat Al- Qur'an beserta terjemahannya yang berkaitan dengan akhlak sosial.

Soal Nomor 27

Seorang Guru PAI mendapati bahwa materi klasifikasi hadis dalam kurikulum lebih menekankan pada perdebatan klasik tentang kriteria hadis shahih dan dhaif, namun kurang mengaitkannya dengan

tantangan verifikasi informasi keagamaan di era digital. Untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan relevan, serta

mengembangkan lulusan yang berkarakter unggul dan berdaya saing dalam bermedia, Guru tersebut ingin menerapkan pendekatan

Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL). Di antara rancangan proyek

berikut, manakah yang paling tepat menggambarkan implementasi PjBL agar peserta didik dapat menerapkan prinsip-prinsip klasifikasi hadis dalam mengevaluasi keautentikan informasi keagamaan yang beredar di platform digital?

 A. Peserta didik mencari contoh-contoh hadis shahih dan dhaif dari berbagai kitab hadis.

 B. Guru menjelaskan secara rinci kriteria penilaian hadis shahih, hasan, dan dhaif.

 C. Peserta didik membuat bagan alur (flowchart) yang menggambarkan proses penilaian kualitas hadis berdasarkan ilmu hadis.

(19)

 D. Peserta didik secara berkelompok menganalisis sebuah kasus viral tentang informasi keagamaan yang belum terverifikasi di media sosial. Mereka

kemudian menerapkan prinsip-prinsip klasifikasi hadis untuk mengevaluasi potensi keautentikan informasi tersebut, serta merancang sebuah infografis atau postingan media sosial yang menjelaskan hasil evaluasi mereka secara ringkas dan bertanggung jawab.

 E. Peserta didik membuat ringkasan tentang perbedaan pendapat ulama hadis dalam menilai status suatu hadis.

Soal Nomor 28

Seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) menyadari bahwa materi tentang hubungan antara takdir dan iman kepada hari akhir terasa kurang relevan bagi siswa zaman sekarang jika disampaikan dengan metode ceramah konvensional. Guru tersebut ingin menerapkan strategi pembelajaran Design-Based Learning (DBL) agar siswa lebih aktif, kreatif, dan memahami konsep tersebut dengan cara yang menyenangkan. Langkah awal yang paling tepat dilakukan guru tersebut dalam merancang pembelajaran DBL untuk materi ini adalah ....

 A. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dan meminta mereka berdiskusi tentang pengertian takdir dan iman kepada hari akhir menurut buku paket.

 B. Menjelaskan secara detail makna takdir mubram dan takdir muallaq serta dalil naqli tentang iman kepada hari akhir agar siswa memiliki pemahaman yang kuat sebelum berkreasi.

 C. Menyajikan sebuah studi kasus sederhana atau tantangan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa yang menuntut pemahaman tentang hubungan takdir dan implikasinya terhadap keyakinan akan hari akhir.

 D. Meminta siswa mencari contoh-contoh takdir baik dan takdir buruk dari berbagai sumber untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas.

 E. Membuat proyek kelas berupa poster atau infografis yang menjelaskan perbedaan antara takdir dan iman kepada hari akhir secara visual.

Soal Nomor 29

Seorang guru berencana mengajarkan materi tentang perbedaan antara mu'jizat, karamah, dan sihir kepada siswa. Guru menyadari bahwa

beberapa contoh klasik dalam materi tersebut mungkin terasa kurang relevan dengan konteks kehidupan siswa saat ini. Untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman, model pembelajaran Direct Learning (DL) dipilih. Langkah awal yang paling tepat yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan model DL untuk materi ini adalah...

 A. Meminta siswa mencari contoh-contoh modern dari fenomena yang mirip dengan mu'jizat, karamah, atau sihir dari berbagai sumber

 B. Menjelaskan definisi dan karakteristik masing-masing konsep (mu'jizat, karamah, sihir) secara teoritis dengan contoh-contoh klasik.

(20)

 C. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi tentang pengalaman pribadi mereka terkait hal-hal mistis.

 D. Menayangkan video dokumenter tentang tokoh-tokoh agama yang diyakini memiliki karamah di masa lalu.

 E. Memberikan kuis singkat di awal pembelajaran untuk mengukur pemahaman awal siswa tentang topik tersebut.

Soal Nomor 29

Seorang guru berencana mengajarkan materi tentang perbedaan antara mu'jizat, karamah, dan sihir kepada siswa. Guru menyadari bahwa

beberapa contoh klasik dalam materi tersebut mungkin terasa kurang relevan dengan konteks kehidupan siswa saat ini. Untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan sesuai dengan perkembangan zaman, model pembelajaran Direct Learning (DL) dipilih. Langkah awal yang paling tepat yang dapat dilakukan guru dalam menerapkan model DL untuk materi ini adalah...

 A. Meminta siswa mencari contoh-contoh modern dari fenomena yang mirip dengan mu'jizat, karamah, atau sihir dari berbagai sumber

 B. Menjelaskan definisi dan karakteristik masing-masing konsep (mu'jizat, karamah, sihir) secara teoritis dengan contoh-contoh klasik.

 C. Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi tentang pengalaman pribadi mereka terkait hal-hal mistis.

 D. Menayangkan video dokumenter tentang tokoh-tokoh agama yang diyakini memiliki karamah di masa lalu.

 E. Memberikan kuis singkat di awal pembelajaran untuk mengukur pemahaman awal siswa tentang topik tersebut.

Soal Nomor 30

Seorang guru mendapati materi pembelajaran tentang pembentukan akhlak karimah terasa kurang relevan dengan dinamika kehidupan siswa saat ini. Untuk mengatasi hal tersebut, guru berencana

mengintegrasikan teknologi dalam pembelajarannya agar materi lebih menarik dan kontekstual. Langkah awal yang paling tepat dilakukan guru untuk mengimplementasikan model pembelajaran berpendekatan TPACK dalam situasi ini adalah...

 A. Meminta siswa mencari sendiri contoh-contoh implementasi akhlak karimah di media sosial.

 B. Menggunakan platform video conference untuk menyampaikan materi pembelajaran secara daring.

 C. Mengidentifikasi konsep-konsep inti dalam materi akhlak karimah yang dapat divisualisasikan atau diinteraksikan melalui aplikasi atau platform digital yang sesuai dengan minat siswa.

(21)

 D. Menugaskan siswa membuat makalah tentang tokoh-tokoh Islam yang memiliki akhlak karimah.

 E. Mengadakan kuis online di akhir pembelajaran untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi.

Soal Nomor 31

Seorang guru PAI menyajikan materi Fiqih Kontemporer, ia menyadari bahwa beberapa materi yang disajikannya kurang sesuai dengan

perkembangan zaman dan kebutuhan siswa saat ini. Untuk menciptakan suasana belajar yang lebih progresif dan menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul serta berdaya saing, ia berencana menerapkan model pembelajaran berbasis pelayanan bimbingan konseling. Langkah awal yang paling tepat yang harus dilakukan guru tersebut adalah...

 A. Langsung mengubah seluruh materi pembelajaran menjadi studi kasus kontemporer yang relevan.

 B. Mengadakan sesi konseling individual dengan setiap siswa untuk

mengetahui minat dan kebutuhan mereka terkait materi fiqih kontemporer.

 C. Mempelajari secara mendalam teori dan praktik model pembelajaran berbasis pelayanan bimbingan konseling.

 D. Melakukan asesmen awal terhadap pemahaman siswa mengenai materi fiqih kontemporer yang sudah ada dan mengidentifikasi area yang perlu diperbarui.

 E. Membentuk kelompok-kelompok belajar kecil dan menugaskan mereka untuk mencari materi fiqih kontemporer yang relevan.

Soal Nomor 32

Seorang siswa mengamati bahwa materi tentang hak-hak rakyat dalam perspektif Islam yang disajikan dalam pembelajaran terasa kurang relevan dengan tantangan dan dinamika masyarakat saat ini. Untuk mengatasi hal tersebut dan menciptakan lingkungan belajar yang akomodatif bagi semua siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus (ABK), pendekatan pembelajaran berbasis pelayanan ABK yang paling tepat untuk diterapkan adalah...

 A. Memberikan materi tambahan berupa artikel dan video terbaru tentang implementasi hak-hak rakyat dalam konteks global.

 B. Menugaskan siswa untuk membuat ringkasan materi yang telah disampaikan dengan bahasa mereka sendiri.

 C. Mengadakan diskusi kelompok yang membahas studi kasus aktual terkait hak-hak rakyat dan mencari solusinya dari perspektif Islam yang inklusif.

 D. Mengubah metode ceramah menjadi presentasi interaktif yang melibatkan siswa dalam memberikan contoh-contoh relevan

 E. Mengintegrasikan kegiatan service-learning di mana siswa menerapkan pemahaman tentang hak-hak rakyat dalam proyek pengabdian masyarakat yang melibatkan kelompok rentan

(22)

Soal Nomor 33

Seorang guru mendapati materi pembelajaran tentang perkembangan kepemimpinan Islam yang dirasa kurang relevan dengan tantangan dan dinamika zaman modern. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang adaptif dan menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul serta berdaya saing, pendekatan pembelajaran manakah yang paling tepat diterapkan dalam situasi ini?

 A. Metode ceramah interaktif dengan penekanan pada hafalan tokoh-tokoh kepemimpinan Islam klasik.

 B. Penugasan membaca literatur sejarah kepemimpinan Islam dan membuat ringkasan individu.

 C. Diskusi kelompok tentang relevansi nilai-nilai kepemimpinan Islam klasik dengan isu-isu kepemimpinan kontemporer.

 D. Penggunaan studi kasus kepemimpinan Islam di masa lalu tanpa mengaitkannya dengan konteks masa kini.

 E. Pemberian kuis rutin terkait tanggal dan peristiwa penting dalam sejarah kepemimpinan Islam.

Soal Nomor 34

Seorang guru mendapati materi pembelajaran nilai-nilai kejujuran yang disajikan dalam bentuk contoh-contoh kasus yang sangat sederhana dan kurang relevan dengan tantangan kehidupan siswa di era digital saat ini. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih progresif dan menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul serta berdaya saing, pendekatan pembelajaran manakah yang paling tepat dianalisis dan diterapkan oleh guru tersebut?

 A. Pendekatan behavioristik dengan penekanan pada pemberian hukuman dan hadiah untuk menanamkan nilai kejujuran

 B. Pendekatan konstruktivistik yang mendorong siswa untuk menganalisis studi kasus kontemporer terkait dilema kejujuran dalam konteks digital dan

berdiskusi untuk menemukan solusi yang berlandaskan nilai.

 C. Pendekatan ekspositori dengan memberikan ceramah yang lebih mendalam mengenai pentingnya kejujuran di berbagai aspek kehidupan modern.

 D. Pendekatan inkuiri terbimbing dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terstruktur kepada siswa untuk membimbing mereka menemukan definisi kejujuran yang relevan dengan perkembangan zaman

 E. Pendekatan kontekstual yang menghubungkan nilai kejujuran dengan

pengalaman pribadi siswa sehari-hari tanpa mengaitkannya dengan isu-isu yang lebih luas di era digital.

Soal Nomor 35

Seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mendapati bahwa materi tentang Islam sebagai agama yang moderat yang terdapat dalam

(23)

kurikulum cenderung kurang relevan dengan isu-isu terkini yang dihadapi oleh siswa. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang membahagiakan dan menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul serta berdaya saing, pendekatan pembelajaran manakah yang paling tepat diterapkan oleh guru tersebut?

 A. Metode ceramah interaktif yang menekankan pada transfer pengetahuan secara satu arah dari guru kepada siswa

 B. Metode diskusi kelompok yang terstruktur dengan penugasan materi yang sama untuk seluruh kelompok.

 C. Metode pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi isu-isu moderasi Islam kontemporer melalui studi kasus dan presentasi.

 D. Metode penugasan membaca buku teks dan membuat ringkasan secara individu sebagai bentuk pemahaman materi.

 E. Metode pembelajaran kooperatif dengan pembagian kelompok berdasarkan tingkat pemahaman materi yang berbeda untuk saling membantu.

Soal Nomor 36

Seorang guru merancang pembelajaran materi kajian tafsir surah Al- Kahfi dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Berbasis

Masalah (PBL). Di akhir pembelajaran, guru tersebut ingin mengukur ketercapaian kompetensi siswa pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara komprehensif. Karakteristik siswa dalam kelas tersebut beragam, mulai dari yang sangat aktif berdiskusi hingga yang cenderung pasif, serta memiliki latar belakang pengetahuan agama yang bervariasi. Untuk mengukur kemampuan siswa dalam

menganalisis (C4) relevansi pesan-pesan dalam surah Al-Kahfi dengan konteks kehidupan modern (aspek pengetahuan), teknik asesmen manakah yang paling tepat di antara pilihan berikut, dengan mempertimbangkan keberagaman karakteristik peserta didik dan pendekatan PBL yang digunakan?

 A. Tes tertulis dengan soal-soal pilihan ganda yang fokus pada hafalan ayat dan terjemahan surah Al-Kahfi.

 B. Penilaian presentasi kelompok tentang hasil analisis mereka terhadap keterkaitan kisah-kisah dalam surah Al-Kahfi dengan isu-isu kontemporer.

 C. Observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelompok selama proses PBL berlangsung, dengan fokus pada kemampuan mereka mengemukakan argumen dan menghargai pendapat lain (aspek sikap).

 D. Pemberian tugas individu berupa pembuatan resume atau ringkasan isi surah Al-Kahfi.

 E. Penilaian produk berupa infografis yang menunjukkan alur cerita dan pesan- pesan utama dalam surah Al-Kahfi.

Soal Nomor 37

(24)

Dalam sebuah proyek pembelajaran klasifikasi hadis dengan pendekatan PjBL, siswa ditugaskan untuk membuat presentasi kelompok mengenai berbagai jenis hadis berdasarkan kualitas sanad dan matan. Setelah presentasi selesai, guru berencana melakukan asesmen untuk

mengukur pemahaman siswa. Kelompok "Al-Mustanir" yang terdiri dari siswa dengan karakteristik aktif berdiskusi, memiliki kemampuan

analisis yang baik, namun kurang menunjukkan kedisiplinan dalam pengumpulan tugas tepat waktu, setelah selesai melakukan presentasi.

Guru ingin memberikan asesmen yang paling tepat untuk mengukur pemahaman mereka sekaligus mendorong perbaikan pada aspek yang kurang optimal. Instrumen asesmen manakah di bawah ini yang paling sesuai untuk mengukur pemahaman materi klasifikasi hadis kelompok

"Al-Mustanir" sekaligus memberikan umpan balik konstruktif terkait karakteristik mereka?

 A. Tes tulis pilihan ganda yang fokus pada definisi dan contoh-contoh klasifikasi hadis.

 B. Penilaian produk presentasi (slide dan materi presentasi) berdasarkan kelengkapan informasi dan ketepatan klasifikasi hadis.

 C. Observasi partisipasi aktif selama diskusi kelompok dan presentasi, dengan fokus pada kualitas argumen dan analisis yang disampaikan

 D. Rubrik penilaian diri dan penilaian teman sejawat yang mencakup aspek pemahaman materi, kemampuan analisis, dan kedisiplinan dalam

menyelesaikan tugas proyek.

 E. Kombinasi antara penilaian produk presentasi dan catatan anekdot guru mengenai kontribusi individu dalam diskusi serta ketepatan waktu

pengumpulan laporan proyek Soal Nomor 38

Seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) ingin melakukan asesmen terhadap

pemahaman siswa mengenai hubungan antara konsep takdir dan iman kepada hari akhir. Lingkungan belajar siswa di SMK tersebut cenderung praktis dan berorientasi pada aplikasi keterampilan. Guru tersebut ingin mengukur kemampuan siswa dalam menganalisis implikasi

pemahaman takdir terhadap motivasi beramal saleh sebagai persiapan menghadapi hari akhir. Teknik asesmen manakah yang paling tepat dipilih oleh guru PAI tersebut untuk mengukur kemampuan siswa dalam menganalisis hubungan takdir dan iman kepada hari akhir dalam

konteks lingkungan belajar mereka?

 A. Tes tulis pilihan ganda yang berfokus pada definisi takdir, macam-macam takdir, dan dalil-dalil naqli tentang hari akhir.

 B. Penugasan membuat esai yang menjelaskan pandangan berbagai ulama tentang hubungan takdir dan iman kepada hari akhir

 C. Observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelompok tentang hikmah beriman kepada takdir dalam mendorong perilaku bertanggung jawab.

(25)

 D. Penugasan proyek pembuatan presentasi yang mengaitkan contoh-contoh kejadian sehari-hari dengan konsep takdir dan implikasinya terhadap persiapan amal untuk hari akhir.

 E. Kuesioner skala sikap untuk mengukur tingkat keyakinan siswa terhadap adanya hari akhir setelah mempelajari materi tentang takdir.

Soal Nomor 39

Seorang siswa bernama Ahmad menyaksikan secara langsung sebuah pertunjukan yang menampilkan seseorang mampu memindahkan benda dari satu tempat ke tempat lain tanpa menyentuhnya. Ahmad merasa kagum dan terheran-heran dengan kejadian tersebut. Di sisi lain, ia teringat akan pelajaran agama yang menjelaskan perbedaan antara mu'jizat, karamah, dan sihir. Sebagai seorang guru yang ingin

mengukur pemahaman dan sikap siswa terhadap fenomena tersebut dalam konteks ajaran Islam, instrumen asesmen manakah yang paling tepat untuk menilai kemampuan Ahmad dalam menganalisis kejadian yang disaksikannya?

 A. Memberikan tugas kepada siswa untuk menuliskan kembali deskripsi kejadian yang dilihatnya secara detail.

 B. Mengadakan kuis lisan dengan pertanyaan seputar definisi mu'jizat, karamah, dan sihir.

 C. Meminta siswa untuk mencari artikel atau video lain yang serupa dan merangkumnya.

 D. Menyajikan beberapa pernyataan terkait kejadian tersebut dan meminta siswa memilih tingkat persetujuan mereka terhadap pernyataan yang

mencerminkan keyakinan yang benar sesuai ajaran Islam.

 E. Mengadakan diskusi kelas yang dipandu guru tentang berbagai fenomena supranatural dan meminta siswa memberikan pendapatnya.

Soal Nomor 40

Seorang guru merancang pembelajaran tentang pentingnya sifat

amanah (dapat dipercaya) dalam Islam. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah agar siswa mampu menganalisis implikasi tidak amanah dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari (keluarga, pekerjaan, masyarakat). Teknik asesmen yang paling tepat untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran pada aspek sikap ini adalah...

 A. Tes tertulis dengan soal-soal studi kasus yang meminta siswa menjelaskan dampak positif dan negatif dari perilaku amanah dan tidak amanah.

 B. Observasi partisipatif selama diskusi kelompok, dengan fokus pada bagaimana siswa merespons argumen yang berbeda tentang pentingnya amanah.

 C. Penilaian produk berupa esai reflektif yang ditulis siswa tentang pengalaman pribadi atau pengamatan mereka terkait konsekuensi dari tindakan tidak

amanah.

(26)

 D. Presentasi kelompok yang menugaskan siswa untuk mensimulasikan situasi dilematis terkait amanah dan memberikan solusi berdasarkan prinsip-prinsip Islam.

 E. Kuesioner skala sikap yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran untuk mengukur perubahan pemahaman dan keyakinan siswa tentang

pentingnya amanah.

Soal Nomor 41

Seiring pesatnya perkembangan teknologi, praktik jual beli online semakin marak. Seorang siswa bernama Abdullah menemukan sebuah marketplace yang menawarkan sistem pembayaran "Bayar Nanti" (Buy Now Pay Later) tanpa adanya informasi mengenai akad yang jelas,

potensi adanya riba, serta risiko denda keterlambatan pembayaran yang signifikan. Abdullah merasa ragu mengenai kehalalan transaksi dengan sistem pembayaran tersebut. Sebagai seorang siswa yang memahami fiqih kontemporer, bagaimana Anda akan menganalisis situasi ini berdasarkan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam untuk membantu Abdullah menentukan hukum transaksi "Bayar Nanti" pada marketplace tersebut?

 A. Transaksi "Bayar Nanti" secara mutlak diperbolehkan karena memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mendapatkan barang terlebih dahulu.

 B. Transaksi "Bayar Nanti" diperbolehkan dengan syarat marketplace menjelaskan secara rinci akad yang digunakan, tidak ada unsur riba dalam penentuan harga, dan denda keterlambatan bersifat ta'zir (pendidikan) yang tidak memberatkan.

 C. Transaksi "Bayar Nanti" pada dasarnya tidak diperbolehkan karena mengandung potensi gharar (ketidakjelasan) terkait akad dan berpotensi menjurus pada praktik riba melalui denda keterlambatan.

 D. Transaksi "Bayar Nanti" diperbolehkan jika mayoritas ulama kontemporer telah memberikan fatwa yang membolehkannya tanpa perlu meneliti lebih lanjut detail transaksinya.

 E. Transaksi "Bayar Nanti" sebaiknya dihindari karena termasuk dalam kategori syubhat (meragukan) dan umat Islam dianjurkan untuk menjauhi hal- hal yang meragukan.

Soal Nomor 42

Pak Mahmud seorang guru PAI pada Madrasah Aliyah (MA) yang akan melaksanakan pembelajaran tentang Hak-hak Rakyat dalam Perspektif Islam, dari hasil asesmen awal, Pak Mahmud menemukan bahwa

sebagian besar siswa memiliki pemahaman yang baik tentang konsep- konsep hak dasar dalam Islam. Namun, observasi selama diskusi kelas menunjukkan bahwa siswa kurang mampu menganalisis secara kritis bagaimana hak-hak ini diimplementasikan dalam konteks sosial dan politik kontemporer, serta belum sepenuhnya menunjukkan kesadaran akan pentingnya memperjuangkan dan menegakkan hak-hak tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan mempertimbangkan hasil asesmen awal pada aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

(27)

tersebut, teknik asesmen manakah yang paling tepat dipilih oleh pak Mahmud untuk mengukur kemampuan siswa secara komprehensif dalam memahami dan menginternalisasi materi Hak-Hak Rakyat dalam Perspektif Islam?

 A. Tes tertulis dengan soal-soal esai yang meminta siswa untuk menjelaskan definisi dan dalil-dalil naqli terkait hak-hak rakyat dalam Islam.

 B. Penugasan analisis studi kasus di mana siswa menganalisis kasus pelanggaran atau penegakan hak-hak rakyat dalam konteks tertentu dan memberikan solusi berdasarkan perspektif Islam, disertai dengan refleksi pribadi tentang

 C. Diskusi kelompok yang dinilai berdasarkan partisipasi aktif dan kemampuan siswa dalam mengemukakan argumen yang relevan dengan materi

 D. Presentasi kelompok yang menugaskan siswa untuk merangkum berbagai pandangan ulama tentang hak-hak rakyat dalam Islam

 E. Kuesioner skala sikap yang mengukur tingkat setuju atau tidak setuju siswa terhadap pernyataan-pernyataan tentang hak-hak rakyat dalam Islam

Soal Nomor 43

Dalam pembelajaran materi Perkembangan Kepemimpinan Islam dari Masa Khulafaur Rasyidin hingga Abbasiyah, Ibu Nila melakukan

asesmen awal, hasilnya menunjukkan

Referensi

Dokumen terkait