Data Catatan Tahunan tentang kekerasan terhadap perempuan yang dirilis KomisiNasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menunjukkan jumlah laporan kekerasan pada 2018 mencapai 406.178 kasus, naik 16,5% dibanding jumlah laporan pada 2017 yang berjumlah 392.610 kasus. Mariana Amirrudin, Komisioner Komnas Perempuan menyatakan bahwa pola kekerasan yang terjadi masih sama, yakni paling tinggi di ranah personal atau ranah privat, ranah yang paling dianggap tabu untuk diungkap di ruang publik atau politik dari 13.568 laporan yang dianalisis oleh Komnas Perempuan, kekerasan dalam ranah privat yang mencakup hubungan dalam keluarga (KDRT) dan dalam hubungan pribadi seperti pacaran memiliki risiko yang besar dengan jumlah kasus mencapai 71 persen atau 9.637 kasus.
Di antara kasus kekerasan seksual dalam ranah privat, jenis kekerasan yang paling banyak terjadi adalah inses, perkosaan, pencabulan, persetubuhan, eksploitasi seksual, dan perkosaan dalam perkawinan. Komnas Perempuan mencatat angka inses pada 2018 berjumlah 1.071, turun dibanding 2017 yang mencapai 1.210. Namun, yang harus diperhatikan adalah pelaku yang kebanyakan adalah ayah kandung, ayah tiri, atau paman yang menyasar anak perempuan. Hal tersebut memprihatinkan karena orang yang sangat dekat dan dianggap sebagai pelindung atau penanggung jawab keluarga justru menjadi ancaman bagi anak. Komnas Perempuan juga mendapati temuan yang menunjukkan peningkatan laporan kasus perkosaan dalam perkawinan pada 2018 sejumlah 195 kasus dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 172 kasus. Peningkatan laporan ini disebabkan oleh meningkatnya keberanian korban untuk melaporkan kasus. Hal ini juga menunjukkan bahwa ada kesadaran korban bahwa pemaksaan hubungan seksual dalam perkawinan merupakan pemerkosaan yang bisa ditindaklanjuti sesuai koridor hukum.
Selain kekerasan dalam hubungan keluarga, Komnas Perempuan juga mencatat peningkatan laporan kekerasan dalam pacaran (KDP) dengan bentuk yang beragam, misalnya kekerasan dalam bentuk siber. Pola di dalam kasus KDP hampir sama, yakni korban diancam oleh pelaku dengan menyebarkan foto atau video korban yang bernuansa seksual di media sosial jika korban menolak berhubungan seksual dengan pelaku, atau korban tidak kembali berhubungan dengan pelaku.
Kekerasan seksual berbasis siber lainnya juga mencakup objektifikasi perempuan untuk tujuan prornografi. Kasus seperti ini biasanya menghebohkan publik sehingga menambah beban psikis korban, bahkan di antaranya banyak yang melakukan percobaan bunuh diri.
Dalam catatan ini, Komnas Perempuan menggarisbawahi bahwa hal ini tidak dapat menjadi dasar kesimpulan bahwa kasus kekerasan seksual. Sebagian besar data yang dikompilasi Komnas Perempuan berasal dari perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama sehingga laporan ini memberi petunjuk bahwa jumlah korban yang melapor semakin banyak.
1. Berdasarkan paragraf 2, jika di suatu negara tidak terjadi kasus kekerasan seksual dalam ranah privat, seperti inses, perkosaan, pencabulan, persetubuhan, eksploitasi seksual, dan perkosaan dalam perkawinan, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?
a. Negara akan aman.
b. Perempuan tidak ada yang mencoba melakukan bunuh diri.
c. Tidak adanya laporan kasus kekerasan terhadap perempuan.
d. Ayah kandung, ayah tiri, atau paman menjadi pelindung atau penanggung jawab keluarga.
e. Menurunnya keberanian korban untuk melaporkan ke Komnas Perempuan.
2. Dalam paragraf 2, apabila pelaku kekerasan perempuan dilakukan oleh ayah kandung, ayah tiri, atau paman, manakah di bawah ini simpulan PALING MUNGKIN benar?
a. Kasus kekerasan meningkat.
b. Korban harus melaporkan ke Komnas Perempuan.
c. Ayah kandung, ayah tiri, atau paman tidak dapat menjadi orang terdekat yang melindungi dan bertanggung jawab terhadap keluarga.
d. Banyak korban yang melakukan aksi bunuh diri.
e. Tidak ada orang yang dapat dipercaya.
3. Berdasarkan paragraf 3, apabila kekerasan seksual berbasis siber marak terjadi, manakah di bawah ini simpulan yang PALING MUNGKIN benar?
a. Komnas Perempuan keteteran dalam mengatasi kasus kekerasan pada perempuan.
b. Semakin banyak korban yang mencoba melakukan bunuh diri.
c. Semakin banyak korban yang akan melapor ke Komnas PerempuaN.
d. Tingkat kekerasan tahun 2018 meningkat dari tahun 2017.
e. Kasus kekerasan pada anak meningkat.
Selama berabad-abad, para gembala dari Desa Aas, di Pyrenees, Prancis, membawa domba dan sapi ke padang rumput. (2) Untuk mengurangi kesunyian saat sedang menggembala, mereka berkomunikasi satu sama lain dengan penduduk desa yang ada di bawah pegunungan. (3) Komunikasi tersebut dilakukan dalam bentuk siulan dengan dialek Gascon lokal. (4) Mereka berkomunikasi dalam kalimat sederhana, seperti “jam berapa?”,
“datanglah dan makan”, dan “bawa domba pulang”. (5) Bahasa siul yang digunakan di desa ini baru diketahui oleh orang di luar Aas sekitar pertengahan abad ke-20. (6) Sayangnya, saat itu bahasa siul di desa tersebut hampir sekarat di bibir penggunanya.
(7) Julien Meyer, ahli bahasa dan bioakustik dari Universitas Grenoble Alpes, mengatakan bahwa semua bahasa siul manusia terancam punah. (8) Sebagian besar dari bahasa siul yang tersisa akan hilang dalam dua generasi. (9) Sebenarnya, menurut Meyer, ada upaya yang sedang dilakukan untuk menghidupkan kembali bahasa ini (seperti di Desa Aas), tetapi bahasa ini mungkin tidak dapat bertahan melawan tren yang ada. (10) Praktik bahasa ini akan menghilang apabila jalan, tiang, telepon seluler, dan polusi suara menembus lembah yang dulunya terpencil.
(11) Dulunya, bahasa siul lahir di tempat-tempat yang memiliki kesulitan untuk berkomunikasi jarak jauh (seperti di pegunungan atau hutan lebat). (12) Di tempat-tempat seperti itu, bahasa siul menjadi medium yang efektif karena dapat terdengar lebih jauh. (13) Bahasa siul dapat mencapai 120 desibel–lebih keras daripada klakson–dalam rentang frekuensi 1 hingga 4 kHz.
4. Praktik bahasa siul yang akan menghilang sama halnya dengan sesuatu yang terjadi pada:
a.
Seseorang yang kehilangan rasa kantuk karena mengonsumsi kopi.
b.
Tamu yang tidak lagi lapar karena menyantap makanan dari tuan rumah.
c.
Pegawai yang terkena PHK karena melanggar aturan-aturan perusahaan.
d.
Karier pebasket yang terancam hancur karena mengalami beberapa cedera.
e.
Jalanan di kota akan lengang saat para penduduk sedang pulang kampung.
5. Perumpamaan pada teks dapat ditemukan pada kalimat ….
a.
6 d. 11
b.
7 e. 13
c.