• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MASASE PUNGGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MASASE PUNGGUNG "

Copied!
51
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Artritis reumatoid dapat mengakibatkan kecacatan berat (severe disabilitas) jika tidak ditangani dengan baik (Andy Arifputera, dkk. 2014). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Terapi Pijat Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Artritis Reumatoid Pada Lansia di PSTW Budhi Dharma Bekasi Tahun 2022”.

Tujuan Penelitian

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengobatan nyeri rematik yang dialami lansia khususnya lansia nyeri ekstremitas atas dengan menggunakan terapi pijat punggung. Dengan semakin bertambahnya populasi lansia dan semakin banyaknya lansia yang menderita rematik, maka pemberian pijat punggung untuk mengurangi nyeri rematik perlu dikaji lebih lanjut.

Luaran

TINJAUAN PUSTAKA

  • Konsep Lansia
    • Pengertian Lansia
    • Proses Menua
    • Penuaan Normal
    • Batasan-batasan Lanjut Usia
    • Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
    • Tugas Perkembangan Lansia
  • Rheumatoid Arthritis
    • Pengertian Rheumatoid Arthritis
    • Etiologi Rheumatoid Arthritis
    • Kriteria Diagnostik Rheumatoid Arthtritis
    • Manifestasi Klinis Rheumatoid Arthritis
    • Patofisiologi Rheumatoid Arthritis
    • Penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis
    • Pencegahan Rheumatoid Arthritis
    • Karakteristik Nyeri Arthritis
  • Konsep Nyeri
    • Pengertian Nyeri
    • Klasifikasi Nyeri
    • Mekanisme Neurofisiologik Nyeri
    • Prinsip Gerontologis Untuk Pengontrolan Nyeri
    • Tingkat Skala Nyeri
    • Penatalaksanaan Nyeri
  • Konsep Masase Punggung
    • Pengertian Masase Punggung
    • Indikasi Masase Punggung
    • Kontraindikasi Terapi Masase Punggung
  • Hipotesis

Artritis reumatoid (RA) merupakan kelainan peradangan kronis dan sistemik yang dapat menyerang banyak jaringan dan organ, namun terutama menyerang sendi fleksibel (sinovial) (Masriadi, 2016). Akibatnya nyeri yang timbul akibat kerusakan jaringan tersebut di atas akan “membandel” dan dapat berlangsung lama (Frits Gosana, 2013). Nyeri biasanya digambarkan dan ditandai dengan berbagai cara, berdasarkan durasinya (akut atau kronis). a) Nyeri akut.

Nyeri kronis adalah nyeri jangka panjang, atau nyeri yang menetap setelah kondisi yang menyebabkan nyeri tersebut hilang. Lansia lebih sensitif terhadap efek analgesik obat opiat karena efek puncak yang tinggi dan durasi pereda nyeri yang lama. Manfaat pengobatan pengobatan komplementer dan alternatif (CAM) sebagai bagian dari strategi manajemen nyeri yang komprehensif semakin meningkat.

Pijat punggung merupakan suatu tindakan merangsang kulit dan jaringan di bawahnya dengan perubahan tekanan tangan untuk mengurangi rasa sakit, memberikan relaksasi, dan meningkatkan sirkulasi (Bulechek & Dochterman, 2006). Perawat harus menjelaskan kepada klien tujuan terapi dan sebelum melakukan pijat punggung, perawat harus mengidentifikasi kondisi klien (Potter & Perry Identifikasi faktor atau kondisi seperti patah tulang rusuk atau tulang belakang, luka bakar, area merah pada kulit, atau luka terbuka yang merupakan kontraindikasi untuk pijat punggung (Rasional: memijat jaringan sensitif dapat menyebabkan cedera jaringan lebih lanjut. Menurut Potter & Perry (2006) kontraindikasi untuk pijat punggung meliputi kondisi seperti patah tulang rusuk atau tulang belakang, luka bakar, area merah pada kulit, atau luka terbuka.

Hipotesis penelitian (H0): Terdapat perbedaan rerata intensitas nyeri rheumatoid arthritis sebelum dan sesudah diberikan terapi pijat punggung pada lansia. Hipotesis Penelitian (Ha): Tidak terdapat perbedaan rerata intensitas nyeri rheumatoid arthritis sebelum dan sesudah terapi pijat punggung pada lansia.

METODE PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Tahapan Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data

Di bawah ini akan kami jelaskan gambaran intensitas nyeri rheumatoid arthritis sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat punggung pada lansia di PSTW Budhi Dharna Bekasi. Deskripsi rata-rata intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia sebelum dilakukan terapi pijat punggung di PSTW Budhi Dharma Bekasi tahun 2022. Gambaran rata-rata intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia setelah dilakukan terapi pijat punggung di PSTW Budhi Dharma Bekasi tahun 2022.

Gambaran rata-rata intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia pasca terapi pijat punggung di PSTW Budhi Dharma Bekasi tahun 2020 (n=12). Perbedaan intensitas nyeri rheumatoid arthritis sebelum dan sesudah kembali terapi pijat pada lansia di PSTW Budhi Dharma Bekasi tahun 2017. Perbedaan intensitas nyeri pada rheumatoid arthritis sebelum dan sesudah kembali terapi pijat pada lansia di PSTW Budhi Dharma Bekasi tahun 2022 ( n=12).

Berdasarkan hasil analisis data univariat diketahui rerata intensitas nyeri rheumatoid arthritis sebelum dilakukan terapi pijat punggung sebanyak 12 responden (100%). Berdasarkan hasil analisis data univariat diketahui rerata intensitas nyeri artritis reumatoid pasca terapi pijat punggung dari 12 responden (100%). “Hubungan Terapi Pijat Punggung Dengan Intensitas Nyeri Artritis Reumatoid Pada Lansia Di Pstw Budhi Dharma Bekasi Tahun 2022”.

Tabel 3. 1 Definisi Operasional  No.  Variabel  Definisi
Tabel 3. 1 Definisi Operasional No. Variabel Definisi

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

Anggaran Biaya

Dasar pemikiran anggaran biaya ditulis secara rinci dan jelas serta disusun sesuai format pada tabel 4.1 dengan komponen sebagai berikut.

Jadwal Penelitian

Rata-rata intensitas nyeri responden berada pada rentang nyeri dengan intensitas nyeri pada kategori “berat” dengan mean (m) sebesar 7,17. Berikut ini akan dijelaskan analisis pengaruh terapi pijat punggung terhadap intensitas nyeri rheumatoid arthritis di PSTW Budhi Dharma Bekasi dengan menggunakan analisis komparatif uji T berpasangan. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, rata-rata intensitas nyeri yang dialami responden adalah (m) 7,17 dengan jumlah lansia yang mengalami nyeri masuk dalam kategori intensitas nyeri.

Banyaknya responden yang mengalami nyeri dengan intensitas nyeri pada kategori “berat” sebelum dilakukan pijat punggung dilihat berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara, seluruh responden mengeluhkan nyeri sendi pada kaki dan bahu yang sering dirasakan pada pagi hari. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap 12 responden menunjukkan bahwa setelah dilakukan pijat punggung kemudian dilakukan observasi intensitas nyeri arthritis pada hari ketujuh, diperoleh hasil bahwa 9 responden (75,0%) mengalami nyeri dengan intensitas nyeri pada bagian punggung. kategori “sedang” dan 3 responden (25,0%) mengalami nyeri dengan kategori intensitas nyeri. Perubahan intensitas nyeri yang dirasakan responden, dari intensitas nyeri kategori “berat” menjadi intensitas nyeri kategori “berat”.

Hasil selisih mean yang diperoleh dengan nilai sebesar 3,167 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atau penurunan yang signifikan rata-rata intensitas nyeri yang dirasakan responden sebelum dan sesudah terapi pijat punggung. Hal ini didukung dengan rata-rata intensitas nyeri setelah mendapat terapi pijat punggung yaitu (m=4,00) yang termasuk dalam kategori intensitas nyeri ‘sedang’ yang artinya keluhan nyeri yang dirasakan responden sebelum dan sesudah mendapat terapi pijat punggung menunjukkan perbedaan untuk dilihat. Hal ini juga dibuktikan pada penelitian mengenai pijat punggung yang dilakukan oleh (Komang Ayu Henny Achjar, tt) yang menyatakan bahwa pemberian terapi pijat punggung berpengaruh terhadap intensitas nyeri sendi pada lansia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Fatmawati Cilandak DKI Jakarta PSTW Budhi Dharma memberikan layanan kesehatan bagi lansia dengan kapasitas 40 orang. Panti ini pada mulanya diperuntukkan sebagai tempat tinggal pelayanan/perawatan bagi lanjut usia yang berumur 55 tahun ke atas khususnya bagi para pionir pergerakan bangsa/kemerdekaan, namun kini juga terbuka untuk umum seiring dengan semakin berkembangnya model pelayanan dan saat ini PSTW “Budhi Dharma” mampu menampung 130 orang. RS Cibitung Medika Bekasi merupakan unit pelayanan kesehatan yang mempunyai kepedulian sosial terhadap seluruh lapisan masyarakat guna memberikan pelayanan kesehatan melalui sumber daya manusia yang berkualitas disertai sarana prasarana dan sarana yang memadai berdasarkan kepekaan untuk kebaikan masyarakat dalam umum dengan tingkat akreditasi “C”.

Pelaksanaan penelitian

Hasil penelitian

  • Analisa Univariat
  • Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji perbandingan pair t test mengenai intensitas nyeri rheumatoid arthritis sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat punggung pada lansia di PSTW Budhi Dharma Bekasi dengan jumlah sampel sebanyak 12 responden (n=12). data yang diperoleh adalah T hitung (19,000) > T Tabel (2,201) dan P value (0,000) < nilai alpha (0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia sebelum dan sesudah terapi pijat punggung, dimana intensitas nyeri rheumatoid arthritis setelah terapi pijat punggung lebih rendah (m=4,00) dibandingkan dengan intensitas nyeri rheumatoid arthritis sebelum terapi pijat punggung. diberikan terapi pijat punggung (m= 7,17) atau selisih rerata sebelum dan sesudah diberikan terapi pijat punggung adalah 3,167.

Tabel 4.1 menunjukkan sebelum diberikan terapi masase punggung dari  12 responden telah teridentifikasi sebanyak 2 responden (16.7%)  mengalami  nyeri dengan intensitas nyeri kategori “sedang” dan sebanyak 10 responden  (83.3%) mengalami nyeri dengan inten
Tabel 4.1 menunjukkan sebelum diberikan terapi masase punggung dari 12 responden telah teridentifikasi sebanyak 2 responden (16.7%) mengalami nyeri dengan intensitas nyeri kategori “sedang” dan sebanyak 10 responden (83.3%) mengalami nyeri dengan inten

Pembahasan dan Hasil Penelitian

Sesuai dengan hasil penelitian sebelum dilakukan pijat punggung, intensitas nyeri rheumatoid arthritis yang dirasakan responden berada pada kategori intensitas nyeri sedang (m=7,17). Berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat perbedaan perubahan intensitas nyeri pada hari pertama dan hari ketujuh. Dapat disimpulkan bahwa pada hari ketujuh terjadi penurunan intensitas nyeri rheumatoid arthritis yang lebih besar dibandingkan hari pertama.

Hal ini disebabkan karena pada hari pertama responden belum mendapatkan terapi pijat punggung, sehingga rata-rata intensitas nyeri responden berada pada kategori ‘berat’. m=7,17), sedangkan pada hari ketujuh efeknya lebih efektif karena terapi pijat punggung diberikan sebanyak 7 kali dan dilakukan pada hari sebelumnya, sehingga intensitas nyeri yang dialami responden menjadi nyeri dengan intensitas nyeri pada “sedang”. kategori " (m = 4.00 ) Sebelum mendapat terapi pijat punggung seluruh responden mengeluhkan nyeri yang menurut mereka sangat mengganggu responden terutama pada saat beraktivitas, dimana nilai mean intensitas nyeri sebelum mendapat terapi pijat punggung adalah (m = 7.17 ), yang termasuk dalam kategori intensitas nyeri ‘berat’, pada hari pertama terdapat 10 responden yang mengalami nyeri dengan intensitas nyeri dalam kategori ‘berat’ (83,3%) dan 2 responden (16,7%) yang mengalami nyeri. nyeri mengalami intensitas nyeri dalam kategori 'sedang', dengan rata-rata intensitas nyeri yang dialami pada penderita rheumatoid arthritis, intensitas nyeri responden masuk dalam kategori 'berat' (m=7,17).

Pada hari ketujuh didapatkan nyeri dengan intensitas nyeri kategori “sedang” sebanyak 9 orang (75,0%) dan nyeri dengan intensitas nyeri kategori “ringan” sebanyak 3 responden (25,0%) dengan intensitas nyeri reumatoid rata-rata. nyeri yang dialami responden merupakan nyeri dengan intensitas nyeri kategori “sedang” (m=4,00). Dari hasil uji statistik diketahui terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat punggung terhadap intensitas nyeri rheumatoid arthritis pada lansia di PSTW Budhi Dharma Bekasi tahun 2022, dibuktikan dengan data T-score (19.000). > T tabel (2,201), nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan selisih rata-rata data sebelum dan sesudah tes sebesar 3,167. Disarankan pula kepada institusi untuk menambah referensi atau sumber bacaan mengenai terapi pijat punggung sebagai upaya menurunkan intensitas nyeri.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait penelitian pengaruh terapi pijat punggung dengan responden heterogen dan memperhatikan faktor selain nyeri rheumatoid arthritis, misalnya kecemasan atau kelelahan pada lansia. . Tesis: Perbedaan pengaruh pijat punggung dan pijat punggung lambat (SSBM) terhadap tekanan darah pada lansia. Pengaruh Terapi Range of Motion (ROM) Dalam Menurunkan Skala Nyeri Artritis Reumatoid Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama Indralaya.

PEMAHAMAN Pijat punggung adalah suatu tindakan merangsang kulit dan jaringan di bawahnya dengan variasi tekanan tangan untuk mengurangi rasa sakit, memberikan relaksasi dan meningkatkan sirkulasi. Tekan salah satu sisi tulang belakang, mulai dari bokong hingga bahu dan sekitar pangkal leher. Statistik kasus yang digunakan untuk setiap tes didasarkan pada semua kasus dengan data yang valid.

Cases used Statistics for each analysis are based on the cases with no missing data or data out of range for any variable in the analysis.

Gambar

Tabel 3. 1 Definisi Operasional  No.  Variabel  Definisi
Tabel 4.  1 Anggaran Biaya Penelitian yang Diajukan
Tabel 4.  2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.1 menunjukkan sebelum diberikan terapi masase punggung dari  12 responden telah teridentifikasi sebanyak 2 responden (16.7%)  mengalami  nyeri dengan intensitas nyeri kategori “sedang” dan sebanyak 10 responden  (83.3%) mengalami nyeri dengan inten

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa penelitian sebelum dan sesudah diberikan kompres temulawak pada tingkat skala nyeri lansia penderita osteoarthritis terdapat hasil