Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Status Tercemar Salmonella sp dan Hygiene Sanitasi Pada Daging Ayam Di Rumah Ayam UD Berkah Putri Mandiri” sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Terapan (D4) pada Program Sarjana Teknologi Laboratorium Medik Fakultas Ilmu dan Teknologi Kesehatan Universitas Binawan. untuk tugas akhir Ibu Dian Rachma Wijayanti S.Si., M.Si., selaku pembimbing tugas akhir, yang telah membimbing saya dari awal pembuatan proposal penelitian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang teknologi laboratorium medik. Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya setuju untuk memberikan hak bebas royalti non eksklusif kepada Universitas Binawan atas proyek akhir saya yang berjudul “Status Kontaminasi Bakteri Salmonella Sp dan Hygiene Sanitary Pada Daging Ayam Di Rumah Ayam Broiler UD Berkah Putri” Mandiri ".
Kesimpulan dari tugas akhir ini adalah sebanyak 7 sampel dinyatakan tidak terkontaminasi bakteri Salmonella Sp, setelah itu pada beberapa sampel ditemukan bakteri lain yang dicurigai tumbuh pada salah satu media dan kuisioner yang diperoleh berdasarkan wawancara hampir memenuhi kriteria. persyaratan.
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Ayam Broiler
- Bakteri Salmonella sp
- Higienis dan sanitasi
- Kerangka Teori
Pada tahun 2017, World Health Organization (WHO) melaporkan kasus tifus akibat infeksi Salmonella sp pada manusia sebanyak 11–20 juta orang di seluruh dunia, dan beberapa di antaranya meninggal dunia. Sebagai salah satu bakteri Gram-negatif yang bersifat patogen, infeksi Salmonella sp merupakan agen yang paling sering menyebabkan penyakit bawaan makanan di dunia. Berdasarkan latar belakang di atas membahas status cemaran bakteri Salmonella Sp pada daging ayam serta higiene dan sanitasi pada penelitian sebelumnya.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang cemaran bakteri Salmonella sp dan status higiene-sanitasi daging ayam, sedangkan judul penelitian yang akan dilakukan adalah “Status cemaran bakteri Salmonella sp dan higiene saniter pada ayam daging di UD bekimi Putri Mandiri kandang ayam pedaging Isolasi, identifikasi dan analisa status kontaminasi bakteri salmonella dan sanitasi pada daging ayam di kandang ayam broiler Berkah Putri Mandiri Dapat memberikan edukasi terkait potensi kontaminasi bakteri Salmonella Sp pada masyarakat sekitar lokasi kandang ayam pedaging.
Interpretasi dari hasil yang didapatkan adalah Salmonella Sp Positif : Warna hitam atau hijau untuk koloni yang diisolasi atau sudah menyatu pada plate, daerah sekitar koloni menjadi kuning.
- Jenis Penelitian
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Variabel dan Kerangka Konsep
- Definisi Operasional
- Prosedur Penelitian
- Metode Analisis Data
Sampel dalam penelitian ini adalah daging ayam potong di kandang ayam, dengan kriteria pengambilan sampel penelitian daging ayam potong segar. Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode Non-probability sampling dengan teknik purposive sampling dilakukan pada penelitian ini dengan menetapkan karakteristik khusus sesuai dengan tujuan peneliti. Pada penelitian ini variabel bebas atau variabel bebas adalah peternakan ayam potong dan daging ayam, sedangkan variabel terikat atau variabel terikat adalah hasil uji Salmonella Sp dan hasil wawancara higiene dan sanitasi.
Salmonella Sp Salmonella sp dikenal sebagai. saluran pencernaan hewan dan manusia serta dapat menyebar melalui makanan terutama daging, telur dan susu. Proses pengambilan sampel untuk pemeriksaan Salmonella sp adalah sebagai berikut. a) Alat dan bahan disiapkan. Setelah semua proses dilakukan, miringkan agar padat dan siap digunakan. g) Persiapan Media LIA (Lysine Iron Agar) a) Alat dan bahan disiapkan.
Jika ada koloni bakteri yang tumbuh, lanjutkan. ditumbuhkan pada media TSIA dan LIA dan diidentifikasi bakterinya. a) Sebanyak 25 gram sampel daging yang telah dicacah dan ditimbang lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik steril. Campur biakan dengan hati-hati sebelum pengayaan, kemudian keluarkan dan pindahkan masing-masing 1 ml ke dalam 10 ml media MKTTNB, sedangkan untuk media RV, pindahkan 0,1 ml ke dalam 10 ml media RV. b) Sampel yang diduga sangat terkontaminasi Salmonella Sp (beban mikroba tinggi) diinkubasi dalam media RV pada suhu 42 °C selama 26 jam. Sedangkan untuk media MKTTNB diinkubasi pada suhu 43 °C selama 26 jam. c) Inkubasi sampel yang diduga terkontaminasi Salmonella Sp rendah (beban mikroba rendah) dalam media RV pada suhu 42 °C selama 26 jam.
Sedangkan untuk media MKTTNB diinkubasi selama 26 jam pada suhu 35° C. Pada tahap pengayaan selektif dilakukan dua ulangan untuk masing-masing media yaitu XLD dan BSA. Untuk BSA jika belum jelas dapat diinkubasi kembali dalam waktu 26 jam. b) Amati koloni Salmonella pada media BSA, tampak koloni berwarna abu-abu atau hitam, kadang metalik. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil uji laboratorium dan data primer dimana pengumpulan data berupa kuesioner dan wawancara kepada pengelola dan karyawan kandang ayam pedaging.
Metode pengolahan data penelitian menggunakan IBM SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Data Editor Version 25.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada satupun sampel yang digunakan dalam penelitian menunjukkan kontaminasi Salmonella sp. Hasil pengujian sampel daging ayam dengan uji bakteri Salmonella sp (SNI dapat dilihat pada tabel 4.2. Kemudian media RV dan efisiensi RV merupakan media pengayaan salmonella berdasarkan kemampuan Salmonella sp.
Pada media ini dilakukan dua kali pengulangan untuk memantapkan hasil pengujian dan hasil pertumbuhan koloni yang mencurigakan pada media RV sebanyak lima media dengan koloni bakteri suspect Salmonella Sp.22. Kemudian dari hasil yang diharapkan, kami melakukan isolasi Salmonella pada media RV dan MKTTNB pada media XLD, dimana media ini merupakan media pengayaan selektif bakteri Salmonella, kemudian tipikal koloni pada media XLD berwarna merah muda dengan pusat hitam atau tidak hitam, beberapa akan terlihat seperti koloni besar berwarna hitam mengkilat di bagian tengah atau tampak koloni yang semuanya berwarna hitam seperti pada Gambar 8. Pada Gambar 5 didapatkan hasil koloni yang diduga Salmonella terdeteksi dari biakan RV yang ditumbuhkan pada media BSA sebanyak 5 biakan , karena koloni khas pada BSA berwarna coklat, abu-abu atau hitam, terkadang tampak memiliki kilau metalik.
Hasil tersebut tidak menunjukkan bakteri Salmonella Sp tumbuh pada media karena tidak memenuhi syarat pertumbuhan untuk indikator, tetapi bakteri lain yaitu bakteri Escheria Coli tumbuh pada media diatas karena hasil pada gambar memenuhi kriteria pertumbuhan bakteri tersebut. . Reaksi pada foto diatas adalah negatif dan tidak memenuhi syarat untuk pertumbuhan bakteri Salmonella Sp, tetapi bakteri Citrobacter terdapat pada media pertumbuhan bakteri lainnya, sesuai indikator rendemen. Media yang digunakan untuk menguji keberadaan Salmonella sp adalah Lactose Broth, Rappaport Vassiliadis, Muller-Kauffmann Tertrathionate-NovoBiocin Broth, XLD, Bismuth Sulphite Agar, Triple Sugar Iron Agar, dan Lysine Iron Agar.
Pada Tabel 4.3 dijelaskan sesuai SNI bahwa bila positif kecurigaan Salmonella Sp, maka harus dibiakkan dari media atau sampel. Dikutip dari penelitian Ni Sri Mulyani tentang “Identifikasi Bakteri Salmonella Sp dan Jumlah Total Kontaminan Bakteri Coliform pada Ikan Tenggiri (Scomber sp) yang Dijual di Pasar Impres dan Oeba” bahwa pencemaran bakteri enterik patogen yang merugikan manusia maupun secara nasional dan internasional tidak boleh terjadi. ada. Keberadaannya pada makanan siap saji dan makanan yang belum diolah adalah Salmonella sp. Bakteri tersebut merupakan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit zoonosis, yang dapat menyerang dan menginfeksi hewan dan manusia, tetapi tidak pada ikan. Mengenai higienitas karyawan dan perusahaan hasil wawancara didapatkan persentase yang tinggi sehingga tidak ditemukan kontaminasi bakteri Salmonella Sp.
Namun dalam beberapa wawancara dengan pemilik kandang ayam pedaging yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan sesuai SNI, salah satunya mengenai persyaratan alat data yang menunjukkan belum lengkapnya perlengkapan standar pekerja pada proses pemotongan. dan penanganan. daging dari pakaian kerja khusus, celemek plastik, tutup kepala dan penutup hidung, sehingga bakteri Salmonella Sp dapat dipindahkan secara Fecal-Oral. Makanan yang telah disiapkan dengan baik juga dapat menularkan demam tifoid jika bersentuhan dengan tangan yang kotor atau air yang mengandung bakteri salmonella typhi.
Kesimpulan
Saran
Isolasi dan identifikasi Salmonella sp pada ayam bakar di sebuah rumah makan di Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh. Deteksi cemaran Salmonella sp. pada daging ayam potong di tempat ayam dan pasar tradisional di Kecamatan Pasar Seberang. Cemaran Salmonella spp pada daging ayam broiler yang dijual di berbagai pasar tradisional di Makassar.
Gambaran sanitasi dan higienis rumah potong ayam “x” di desa Mri Tirtonirmolo, maaf, Bantul, Yogyakarta, tahun 2021 berdasarkan SNI. Pada daging broiler di pasar tradisional kota Makassar, Prodi Kedokteran Hewan Alpian Darmawan Identifikasi Salmonella sp. Identifikasi bakteri Salmonella Sp dan jumlah total kontaminan bakteri coliform pada ikan kembung (Scomber sp) yang dijual di pasar Impres dan Oeba.
Putri Berkah Mandiri untuk mencantumkan nama kandang broiler pada judul tugas akhir saya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para peneliti dalam melaksanakan tugas akhir ini. Demikian surat ini ditulis, dan diharapkan para peneliti dari rumah ayam pedaging berkenan mencantumkan nama perusahaan. 1 Kandang ayam pedaging memiliki aturan bagi seluruh karyawan dan pengunjung, agar sanitasi dan higienitas kandang ayam serta higienitas produk terjaga dengan baik.
5 Tamu harus memiliki izin dari pengelola kandang ayam jika ingin memasuki area kandang ayam dan mengikuti peraturan yang berlaku. 1 Semua peralatan penunjang dan penunjang rumah potong unggas harus terbuat dari bahan yang tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan disinfektan serta mudah perawatannya. 4 Sarana cuci tangan harus didesain agar tangan tidak menyentuh keran air setelah mencuci tangan, dilengkapi dengan sabun dan alat pengering tangan seperti handuk yang terus menerus diganti, kertas tisu atau alat pengering mekanis (Hand dryer.
6 Di pintu masuk bangunan utama harus tersedia fasilitas cuci tangan seperti poin 4 dan fasilitas cuci sepatu bot yang dilengkapi dengan sabun, disinfektan dan sikat sepatu. 9 Permukaan meja tempat produk ditangani atau diproses terbuat dari kayu, tidak beracun, tidak mudah rusak, mudah dibersihkan, mudah dikeringkan dan dikeringkan. 14 Harus menyediakan fasilitas untuk mendukung tugas dan pekerjaan dokter hewan atau inspektur yang berwenang untuk memastikan kualitas daging, sanitasi dan kebersihan di rumah potong unggas.
1 Fasilitas jalan yang baik menuju kandang ayam pedaging yang dapat dilalui kendaraan pengangkut unggas hidup dan daging unggas.
Lemari pendingin penyimpanan sampel dan reagen