The story is one of the means of conveying theological and humanistic messages to people, which seems to contain elements of linguistics and art. One of the stories in the Qur'an is the story of Maryam, the story contained in 9 letters and consisting of 47 verses is the only story of women in the Qur'an. Therefore, the most important thing in taking material objects in this research is to reveal the linguistic phenomena and literary values in the story.
The reason for choosing this theory is because stylistics covers all aspects of language, both semantics, syntax, morphology and imagery, which are means to fully reveal the depth, beauty and meaningfulness of the narrative style in the story of Maryam. While the purpose of this study is to find out the elements that form the discourse of the story of Maryam and to find out the style of the exposure of the story of Maryam in the Qur'an. In this study, the researchers used the referral method with basic tapping techniques as well as advanced techniques referring to proficient free engagement (SBLC) and recording techniques in the process of providing data.
Bu'aan qorannoo gama morfoloojii irratti gaggeeffame fayyadama gochima mabni majhūl, maqaa gocha muḍari 'fi kkf argateera. Akkaataan dubbii fi fakkeenyaa seenaa Maariyaam gama hedduudhaan kan jiru yoo ta’u, isaanis majāz, kinayāh, alliteration, rhythm, litotes, prolepsis, paradox, pleonasm, fi chiasmus dabalatee.
Konsonan Tunggal
Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap ةدﺪﻌﺘﻣ ditulis muta'addidah
Vokal Pendek
Vokal Panjang
Vokal Rangkap
Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan Apostrof
Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat
Bismillāhirrahmānirrīm, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Rabbi, Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya yang tak terhitung jumlahnya. Shalawat dan salam semoga terus tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia ke jalan yang benar untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. dr. Tatik Mariyatut Tasnimah, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UINSunan Kalijaga, Yogyakarta.
Sukamta, M.A., selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, arahan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas ini. Guru Besar dan Dosen Bahasa dan Sastra Arab Program Pascasarjana Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Staf TU dan pegawai Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta serta unit perpustakaan lulusan Fakultas Adab dan Perpustakaan Pusat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memungkinkan pengumpulan referensi dalam penulisan skripsi ini.
Tidak dapat disebutkan semua pihak yang menyumbang dalam penyusunan tesis ini. Semoga Allah SWT menerima amal soleh yang telah diberikan dan mendapat keberkatan yang melimpah ruah dariNya, Amin.
PENDAHULUAN
- Rumusan Masalah
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut
- Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut
- Tinjauan Pustaka
- Kerangka Teori
- Stilistika dan Uslubiyyah
- Stilistika dan Kisah
- Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Tahap Pengumpulan Data
- Tahap Analisis Data
- Tahap Penyajian Data
- Sistematika Pembahasan
Ada banyak kisah dalam Al-Qur'an, namun untuk lebih memfokuskan penelitian ini dibatasi pada kisah Maryam. Kisah Maryam dimuat dalam Alquran secara terpisah, hal ini berbeda dengan kisah Nabi Yusuf as. Setelah dilakukan penelitian, kisah Maryam dalam Al-Qur'an dapat ditemukan dalam 9 surat dengan susunan stilistika yang memiliki konteks dan karakteristik yang unik.
Penelitian disertasi yang ditulis oleh Syihabuddin Qalyubi (2006), UIN Sunan Kalijaga “Stilistik Kisah Ibrahim dalam Al-Qur’an: Analisis Stilistika” pada gaya bahasa tertentu yang terdapat dalam kisah Nabi Ibrahim, unsur-unsur yang membentuk wacana kisah Nabi Ibrahim dan penyajian stilistika kisah Nabi Ibrahim. Penelitian selanjutnya adalah tesis Fatimatuz Zuhro (2013), Universitas Negeri Malang, “A Feminist Study on the Story of Mary in the Qur’an”, yang membahas tentang makna feminisme yang terkandung dalam cerita tersebut, yaitu cerita tentang . 10Tika fitriyah, Stilistika Kisah Nabi Luth dalam Alquran, Yogyakarta: Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2015. Dalam penelitian ini yang menjadi pokok kajian adalah kisah Maryam dalam Alquran dengan menganalisis unsur-unsur pembentuk wacana kisah Maryam , mencakup semua bidang linguistik.
16 Akhmad Muzakki, Stilistika Alquran Memahami Ciri Bahasa Ayat Eskatologis (Malang: UIN-Maliki Press 2015), hlm. Kisah-kisah dalam Al-Qur'an tersebar di beberapa surah dan ayat, dan tidak dalam satu surat yang lengkap. Begitu pula dengan kisah Maryam, meskipun sudah menjadi bab tersendiri dalam Al-Qur'an, yaitu Surah Maryam, kisah detailnya dijelaskan di surat-surat lain dalam Al-Qur'an.
Ahmad Khalafullah mengatakan bahwa cerita adalah bagian dari seni dan sastra.24 Ia berpendapat bahwa cerita dalam Al-Qur'an bukan sekedar data sejarah karena dalam cerita-cerita tersebut unsur sejarah seperti tokoh, tempat dan waktu biasanya dihilangkan. Yang dimaksud dengan stilistika cerita dalam al-Qur'an (dalam hal ini obyek kajiannya adalah al-Qur'an) adalah analisis gaya bahasa yang digunakan dalam cerita itu sendiri25 (baca: Kisah Maryam). Kajian tentang kisah-kisah dalam Al-Qur'an meliputi bagaimana menggambarkan ciri, tokoh, peristiwa atau dialog, serta bagaimana hubungan ayat-ayat dalam surah yang berbeda membentuk satu kesatuan.
23 Syihabuddin Qalyubi, Stilistika Al-Qur'an Pengantar Orientasi Pengajian Al-Qur'an (Yogyakarta: Titian Ilahi Press), hlm. 24 Muhammad Ahmad Khlafullah, al-Fann al-Qasasi fi al-Qur'an (Kaherah: Maktabah Nahdoh al-'Ilmiyah 1951), hlm. Selain lima bidang tersebut, pengkaji juga ingin menganalisis cara dan gaya penyampaian kisah Maryam di dalam al-Quran.
Bab kedua membahas tentang stilistika dalam tradisi Arab yang meliputi pengertian, ruang lingkup kajian, tahapan analisis, sejarah, stilistika Al-Qur'an dan narasi. Bab keempat adalah stilistika penyajian kisah Maria dalam al-Qur'an yang terdiri dari uraian kisah Maria, gaya penuturan, dialog, ciri sastra kisah dan uraian tokoh-tokoh dalam kisah tersebut.
PENUTUP
Saran
Al-Aṣfahāni, Al-'Allāmah Abul Qāsim al-Husein bin Muhammad, 1990, Mu'jam Mufrādat li Alfāz Al-Koran, Bahagian II, Kaherah: Majma' al-Lugah al- Arabiyyah. As-Syanqiti, Muhammad Amin bin Muhammad Mukhtar, Adhwa' al-Bayan fi Iydhohil Quran bil Quran, Bahagian IV. - AYAT AL-QURAN KISAH MARYAM 1. ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berikrar kepada-Mu anak dalam kandunganku untuk menjadi hamba yang soleh dan berbakti (di Baitul). Maqdis).
Maka tatkala isteri Imran melahirkan anaknya, dia berkata: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah melahirkan seorang anak perempuan; Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkan; dan lelaki tidak seperti perempuan. Zekereje berkata: "Wahai Maryam, dari manakah kamu mendapatkan (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan adalah daripada Tuhan." Di sana Zakaria berdoa kepada Tuhan sambil berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku seorang anak yang soleh daripada-Mu.
Zakariyya berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimana aku boleh mempunyai anak sedangkan aku sudah sangat tua dan isteriku mandul?" Allah berfirman, “Maka, Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”. Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas semua wanita di dunia (yang bersama kamu). Ini adalah sebahagian daripada berita ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (wahai Muhammad); walaupun kamu tidak hadir bersama mereka, ketika mereka melemparkan anak panah mereka (untuk mengundi) siapakah di antara mereka yang akan melindungi Maryam. di sisi mereka ketika mereka berselisih". ingatlah), ketika Malaikat bersabda: “Wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah meredhaimu (dengan kelahiran anak yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang dari-Nya), namanya Al-Masih Isa putera Maryam, seorang yang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang telah didekatkan (kepada Allah)”.
Maryam berkata, "Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku mendapat anak, padahal aku tidak pernah disentuh oleh lelaki". Dan disebabkan perkataan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (lagi) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh itu) adalah seorang orang yang dibandingkan dengan Yesus bagi mereka. Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam", sedang Al-Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu".
Dia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku hanyalah seorang utusan dari Tuhanmu, untuk memberikanmu seorang anak laki-laki yang suci”. Maryam berkata, "Bagaimana bisa ada anak laki-laki untukku, padahal belum pernah ada pria yang menyentuhku dan aku (juga) bukan pezina!" Kemudian rasa sakit saat melahirkan memaksanya. sambil bersandar) di pangkal pohon kurma, dia berkata, "Oh, lebih baik saya mati lebih cepat, dan saya menjadi objek yang tidak berarti lagi untuk dilupakan".
Isa berkata: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia telah memberikan kepadaku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi". Dan mereka berkata, "Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau Dia (Isa)?" mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah, sesungguhnya mereka adalah kaum yang suka berdebat”.