DERMATOGLIFI DARI BERBAGAI FENOTIP RAMBUT YANG BERBEDA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
STKIP PGRI SUMATERA BARAT
Hayatul Azmi*), Meliya wati, M.Si1), Ria Kasmeri, M.Si2) Jurusan Pendidikan Biologi, FMIPA, STKIP PGRI Sumatera Barat
Email:[email protected]
Abstract
Dermatogliphyc formed by many gen. Fingerprint patterns can be used to identify the traits of a person's phenotype. One of the properties that the phenotype of a human hair. Hair is also shaped by genes that influence the shape, therefore, between dermatogliphyc and allow their hair to have a relationship. Measurement of human morphology is one way that can be done to look at the genetic diversity human research hair phenotype aims to investigate the characteristics dermatogliphyc fingertips and palms of various hair phenotype Biology education study programs on PGRI STKIP West Sumatra include tendril pattern type fingertips , the number of tendril pattern fingertips, the frequency patterns of palms and large palms atd angle. This study uses a method that is descriptive survey method, by conducting surveys directly to the field of Biology education students STKIP PGRI West Sumatra.
Samples of this study were 75 percent on each type of hair that is 25 percent straight hair, wavy hair 25 percent, and 25 percent curly hair. Data were analyzed using Chi-Square test, T-Student test and techniques percentage of processed descriptively. The results of this study indicate that the type of pattern Radial Loop most are found in each type of hair, while the pattern tended Triad Arch Arch and the least amount was found on any hair type. The average number of tendrils of hair straight, wavy and curly highest of the Spiral whorl patterns and Loop Radial, while the number of vines at least match the pattern Double Loop. ATD angle big palms ranged from 31 to 56. On this kind of straight hair ranged between 39° and 45° angle atd group wavy hair most widely ranging 40° and 45 ° and groups curly hair most widely ranging 41° and 46°. On this kind of straight hair is not found patterns in the area Interdigital 2
( I )
, the wavy are not found patterns thenar, interdigital I( I )
and Interdigital 2( I )
and the curly hair there is no pattern of interdigital I( I )
and Interdigital 2( I ).
Key Word : Dermatogliphyc, Straight, Wavy, Curly.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dermatoglifi merupakan suatu manifestasi genetik yang dikendalikan oleh polygenic atau multiple gen, dimana pola dasarnya tidak akan berubah selama hayatnya. Perubahan hanya terjadi pada ukuran sulur, yang berlangsung sejalan dengan perkembangan tangan dan kaki (Soekarto, 1992 dalam Sikumbang, 1998).
Penelitian tentang dermatoglifi telah banyak dilakukan salah satunya Masni, (2014) tentang dermatoglifi penderita hemofilia di Sumatera Barat menemukan bahwa tipe radial loop lebih banyak ditemui pada penderita hemofilia dibanding tidak hemofilia, rata- rata jumlah sulur penderita hemofilia lebih sedikit, dan besar sudut atd penderita hemofilia rentangnya lebih kecil dibanding orang normal, Oktarina, (2014) mengamati pola dermatoglifi pada penderita tunagrahita di Sawah Lunto, menemukan adanya perbedaan mencolok pada frekuensi pola arch, yaitu 9% pada kelompok tunagrahita dan 0% pada kelompok normal dan terlihat karakteristik tertentu pada pola sulur telapak tangan tunagrahita. Hasil penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa penderita kelainan kromosom dan penyakit herediter memiliki dermatoglifi khas yang berbeda dengan kelompok normal.
Penelitian melalui analisis sidik jari, juga dapat dilihat bahwa struktur otak sangat mempengaruhi bakat seseorang. Sejak bayi berusia 13-24 minggu dalam kandungan, terjadi pertumbuhan pola/tonjolan ujung jari yang seirama dengan pertumbuhan sel otak seseorang.
Perbedaan otak setiap orang membawa konsekuensi perbedaan pada fungsi kognitif untuk berfikir dan fungsi emosi untuk merasa. Artinya, bakat adalah kemampuan
bawaan yang bersifat melekat yang dibawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otak (Misbach, 2010).
Selain itu dermatoglifi ternyata memiliki hubungan dengan fenotip, salah satu contohnya yaitu rambut manusia. Rambut dan dermatoglifi memiliki kesamaan yaitu sama dipengaruhi oleh gen dan mempunyai letak tumbuh yang sama pula yaitu pada bagian epidermis manusia.
Pada kampus STKIP PGRI Sumatera Barat, mahasiswa program studi Biologi berasal dari berbagai macam daerah, Menurut (Sukadana 1983 dalam Gusfirman 2015) perbedaan asal usul dari berbagai suku akan menyebabkan keragaman genetik yang dapat dilihat dari variasi fenotipe. Pengukuran morfologi manusia merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk melihat keragaman genetik fenotipe rambut manusia.
2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu apakah terdapat karakteristik dermatoglifi pada pola sulur ujung jari tangan, jumlah sulur ujung jari tangan, besar sudut atd telapak tangan dan frekuensi pola sulur telapak tangan tertentudari berbagai fenotipe bentuk rambut manusia?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dermatoglifi pada pola sulur ujung jari tangan, jumlah sulur ujung jari tangan besar sudut atd telapak tangan dan frekuensi pola sulur telapak tangan
tertentu dari berbagai fenotipe bentuk rambut manusia pada mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat program studi Pendidikan Biologi.
Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016.
Sampel yang digunakan adalah sidik jari mahasiswa pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
2. Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, tinta stensil, kertas HVS, lempeng kaca, lup, lap kain, penggaris, busur derajat, dan tisu. Bahan yang digunakan adalah sidik jari dari berbagai fenotip rambut.
3. Cara Kerja
Pertama sekali, jari-jari tangan dibersihkan terlebih dahulu dengan air, sehingga saat pengambilan sidik jari didapatkan hasil yang jelas. Pengambilan sidik jari mahasiswa dilakukan dengan menggulirkan mulai dari ibu jari kanan, dari arah kiri kekanan pada kertas rekaman, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya dilakukan perekaman sudut ATD telapak tangan dengan cara menempelkan telapak tangan pada lempeng kaca yang telah diberi apusan tinta stensil. Dari sidik jari yang diperoleh, dilakukan pengamatan secara langsung terhadap pola sidik jari (Loop, Arch, dan Whorl).
4. Analisi Data
Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square, uji T-Student dan persentase yang diolah secara deskriptif.
Hasil Dan Pembahasan a. Hasil
Setelah dilakukan penelitian dermatoglifi terhadap 25 orang mahasiswa berambut lurus, 25 orang berambut ikal dan 25 orang berambut keriting didapatkan hasil yang dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah dan persentase tipe pola sulur ujung jari tangan kelompok rambut lurus, ikal dan keriting
Kelompok N Tipe Pola
SW DL LU LR TDA TR
A
N % N % N % N % N % N %
Lurus 25 71 28,
4
21 8,4 71 28,4 80 32 4 1,6 3 1,2
Ikal 25 70 28,
2
18 7,2 60 24 79 31,6 7 2,8 16 6,4
Keriting 25 50 20 27 10,8 68 27,2 90 36 9 3,6 6 2,4
Keterangan :
SW: Spiral Whorl; LU: Loop ulnar; LR: Loop radial ; TdA: Tended Arch ; Tra; Triad Arch N:Jumlah sampel
;n: Jumlah pola sidik jari
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa tipe pola sulur ujung jari tangan kelompok fenotip rambut lurus (Lampiran 2), persentase tipe pola loop radial yang
paling tinggi sebesar 32% dan persentase terendah yaitu pada pola Triad Arch 1,2%. Selanjutnya kelompok rambut ikal, persentase paling tinggi dimiliki oleh tipe pola Loop Radial 31,6%, dan persentase terendah dimiliki oleh pola Tended Arch 2,8%, kemudian kelompok rambut keriting, persentase paling tinggi dimiliki oleh tipe Loop Radial 36%, diikuti persentase terendah pada pola Triad Arch 2,4%.
Tabel 2 Hasil analisis statistik t-student untuk kelompok rambut lurus, ikal dan keriting.
Kelompok N Jumlah Sulur
SW DL LU LR TDA TRA
N N N N N N
Lurus 25 1084 278 759 1080 0 0
Ikal 25 927 329 855 1186 0 0
Keriting 25 668 257 923 1323 0 0
Keterangan
SW: Spiral Whorl; LU: Loop ulnar; LR: Loop radial ; TdA: Tended Arch ; Tra; Triad Arch N:Jumlah sampel
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa, pada rambut lurus jumlah sulur yang paling banyak dimiliki oleh pola Spiral Whorl dengan jumlah 1084, dan jumlah sulur terendah dimiiki oleh pola Double
Loop yaitu dengan jumlah 278. Selanjutnya pada rambut ikal jumlah sulur terbanyak yaitu pada pola loop Radial dengan jumlah 1186, sedangkan jumlah sulur terendah yaitu berjumlah 329 pada pola Double Loop. Pada rambut keriting jumlah sulur terbanyak 1323 terdapat pada pola Loop Radial, sedangkan jumlah sulur terendah pada Double Loop berjumlah 257.
Tabel 3 Persentase pola sulur telapak tangan kelompok rambut lurus, ikal dan keriting
Kelompok Daerah Telapak Tangan
N Th I I I I H
n % n % N % N % n % n %
Lurus 25 1 2 1 2 0 0 9 18 32 64 2 4
Ikal 25 0 0 0 0 0 0 11 22 24 48 10 20
Keriting 25 1 2 0 0 0 0 10 20 25 50 6 12
Keterangan:
Th: Area Thenar ; I : Area Interdigital I ; I : Area Interdigital IV ;I : Area Interdigital III ;I : Area Interdigital II ; H: Area Hipothenar ; N: Jumlah sampel n: Jumlah frekuensi pola
Hasil pengamatan pada tipe pola sulur telapak tangan kelompok rambut lurus menunjukkan bahwa pola terbanyak diakumulasi pada daerah Interdigital
(4), dan pola terendah ada pada daerah Interdigital (2), pada rambut ikal pola terbanyak dijumpai pada daerah Interdigital (4), dan pola terendah ada pada daerah Thenar, Interdigital (1) dan Interdigital (2), selanjutnya pada rambut keriting daerah telapak tangan yang memiliki pola terbanyak juga pada daerah interdigital Interdigital (4), sedangkan pola terndah ada pada, Interdigital (1) dan Interdigital (2)
4. Besar sudut atd kelompok rambut lurus, ikal dan keriting
Dari hasil pengamatan terlihat bahwa besar sudut atd kelompok rambut keriting lebih tinggi dibandingkan kelompok rambut lurus dan ikal. Sudut
atd kelompok rambut keriting yang paling banyak berkisar antara 41°dan 46°, sedangkan sudut atd kelompok rambut ikal yang paling banyak berkisar antara 40° dan 45°, dan kelompok rambut keriting yang paling banyak berkisar antara 39°dan45°.
b. Pembahasan
1. Tipe Pola Sulur Ujung Jari
Pada tipe pola sulur ujung jari berdasarkan analisis uji Chi Square terhadap frekuensi tipe pola sulur ujung jari tangan dari berbagai jenis rambut, didapatkan hasil bahwa tiap pengelompokan jenis rambu memiliki perbedaan yang nyata.
Dilihat dari persentase pola sidik jari ditemukan bahwa tipe pola Loop Radial pada tiap jenis rambut selalu memiliki persentase yang tinggi, sedangkan persentase terendah ada pada tipe pola Triad Arch dan Tended Arch. Hasil Peneliti diketahui bahwa tipe pola loop selalu tertinggi ari pada whorl dan arch. Hal ini sesuai dengan teori evolusi yang mengatakan bahwa pola arch berevolusi ke pola loop dan terus berevolusi ke pola whorl, sehingga pada manusia sekarang sangat jarang ditemukan orang yang memiliki banyak sidik jari dengan pola arch ( Kastama 2000, dalam Purbasari 2015). Menurut (Suryo 2001 dalam Purbasari 2015) pada manusia normal memiliki pola Arch kurang dari 5%, pola Loop = 65-75% dan pola Whorl = 25-30%.
Ozkaya (2010), peneliti telah melakukan penelitian dengan menggunakan sistem ANN yaitu, sistem cerdas komputer didapatkan hasil bahwa pola sidik jari berhubungan dengan fitur wajah manusia.
Pada rambut menusia letak pembentukannya dimulai pada lapisan epidermis kulit, setiap rambut memiliki masing-masing tipe gen yang mendukung pembentukannya, pada rambut yang lurus memiliki gen G-alel, sedangkan pada rambut ikal memiliki memiliki gen SNP pada TCHH yg menyebabkan keikalan pada, Selanjutnya pada rambut keriting
memiliki gen Tricohyalin, Medlan mengatakan bahwa, rambut keriting merupakan alel leluhur nenek moyang, sedangkan rambut lurus merupakan perkembangan selanjutnya. pada sidik jari juga tumbuh pada bagian epidermis kulit yang dipengaruhi oleh poligen.
Pembentukan rambut dan isidk jari juga terjadi selama masih dalam kandungan (Campbell, 1998).
2. Jumlah Sulur Ujung Jari Tangan
Berdasarkan hasil perhitungan persentase jumlah sulur ujung jari tangan dari berbagai kelompok jenis rambut, memiliki rata-rata jumlah sulur yang tidak jauh berbeda.
Setelah dilakukan uji T-Student secara pengelompokan ternyata terdapat hasil tidak berbeda nyata antara berbagai jenis rambut tersebut, baik itu antara rambut lurus dan ikal, rambut lurus dan keriting dan rambut ikal dan keriting. Hal ini mungkin tidak ada kaitan atau perbedaan jumlah sulur ujung jari tangan pada masing-masing jenis rambut manusia dan tidak ditemukannya karakteristik tertentu pada jumlah sulur ujung jari tangan berbagai jenis rambut.
Sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu, faktor lingkungan dapat mempengaruhi dermatoglifi (jumlah sulur sidik jari). Faktor lingkungan ini dapat berupa kondisi ibu ketika hamil (misalnya stress berat), makanan, obat-obatan dan lain sebagainya (Judarwanto, 2004). Banyak hal yang bisa mempengaruhi dermatoglifi atau jumlah sulur sidik jari, tetapi yang terutama berperan diduga adalah saraf-saraf di lapisan dermis (Campbell, 1998).
3. Persentase Pola Telapak Tangan
Pada pola sulur telapak tangan, pada daerah Interdigital (4) merupakan daerah yang paling banyak memiliki pola dibandingkan daerah telapak tangan yang lain, sedangkan padaa daerah inter digital (1) dan Interdigital (2) pada jenis rambut ikal dan keriting tidak ditemui adanya pola.,
sedangkan pola Thenar hanya pada rambut ikal yang tidak ditemui pola.
4. Besar Sudut ATD Telapak Tangan
Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan sudut Atd telapak tangan secara pengelompokan jenis rambut, pada kelompok rambut lurus sudut41̊memiliki jumlah terbanyak, selanjutnya pada rambut ikal sudut 42̊
memiliki jumlah terbanyak dan pada rambut keriting sudut Atd terbanyak sama dengan rambut lurus yaitu pada sudut 41̊. Hal ini berbeda dengan penelitian Rashida (2012) dalam Gusfirman, yang mengatakan bahwa posisi sudut atd telapak tangan dapat menjadi indikator kondisi abnormal. Sudut ATD antara40̊ dan 55̊adalaah normal. Sudut ATD >44̊memiliki karakter yang cepat tanggap dalam belajar. Sudut ATD > 55̊
memiliki ditemukan pada penderita keterbelakangan mental. Dan sudut ATD > 66̊ memiliki karakter penderita sindrom down (Elvayandri, 2002).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut, tipe pola Loop Radial paling banyak di temukan pada masing jenis rambut
, sedangkan pola Tended Arch dan Triad Arch jumlah yang paling sedikit ditemukan pada setiap jenis rambut. Rata-rata jumlah sulur dari rambut lurus, ikal dan keriting paling tinggi yaitu pada pola Spiral Whorl dan Loop Radial, sedangkan jumlah sulur paling sedikit ditemukan pada pola Double Loop. Besar sudut ATD telapak tangan berkisar antara31̊sampai56̊. Pada jenis rambut lurus berkisar antara antara 39° dan 45°sudut atd kelompok rambut ikal yang paling banyak berkisar antara40° dan 45° dan kelompok rambut keriting yang paling banyak berkisar antara41°dan 46°. Pada jenis rambut lurus tidak ditemukan pola pada daerah Interdigital 2 (I ), pada rambut ikal tidak ditemukan pola thenar, interdigital I (I ) dan Interdigital 2 (I ) dan pada rambut yang keriting tidak terdapat pola interdigital I (I ) dan Interdigital 2 (I ).
Saran
Berdasararkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penelitian selanjutnya disarankan untuk melihat hubungan dermatoglifi dari berbagai sifat fenotip dengan sampel yang lebih luas daerah penelitiannya.
Daftar Pustaka
Campbell, E D. 1998. Fingerprints & Palmar Dermatoglyphies Diakses dari :http.www//google.com
Elvayandri, 2002. Sisitem Keamanan Akses Menggunakan Pola Sidik Jari Berbasis Jaringan Saraf Tiruan.
http;//[email protected]. (Agustus 2016)
Gusfirman, Toni. 2015. Skripsi. Dermatoglifi Ujung Jari dan Telapak Tangan Berdasarkan Golongan Darah Sistem ABO Pada Mahasiswa Biologi Bersuku Minang di STKIP PGRI Sumatera Barat. Padang:
STKIP PGRI Sumatera Barat.
Judarwanto, W., 2004, Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak, Jakarta, Puspa Suara.
Masni, Rika. 2014. Skripsi. Dermatoglifi Ujung Jari dan Telapak Tangan Penderita Hemofilia di Sumatera Barat. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.
Misbach, I. H. 2010. Dahsyatnya Sidik Jari: menguak bakat dan potensi untuk merancang masa depan melalui fingerprint analysis. Jakarta: Visi Media.
Oktarina. 2014. Skripsi. Dermatoglifi Ujung Jari dan Telapak Tangan Penderita Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Sawah Lunto. Padang:
STKIP PGRI Sumatera Barat.
Ozkaya, Necla. 2009. Jurnal. An Intelligent Face Feature Generation System From Fingerprint. Universery Kaysery. Turkey
Purbasari, Karlina. 2015. Jurnal. Hubungan Pola Sidik Jari denga Kecerdasan Manusia Berdasarkan IPK. Universitas Katolik.
Madiun
Sikumbang, D. 1998. Jurnal Sains dan Teknologi Pada Pengemban Thalassemia.
Fakultas MIPA Universitas Lampung