• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of MODEL STRATEGI START-UP BUSINESS SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI POTENSI EKONOMI DESA WISATA DALAM MENDUKUNG DIGITAL ECONOMY NASIONAL PADA KEWIRAUSAHAAN DI KABUPATEN SAMOSIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of MODEL STRATEGI START-UP BUSINESS SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI POTENSI EKONOMI DESA WISATA DALAM MENDUKUNG DIGITAL ECONOMY NASIONAL PADA KEWIRAUSAHAAN DI KABUPATEN SAMOSIR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL STRATEGI START-UP BUSINESS SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI POTENSI EKONOMI DESA WISATA DALAM

MENDUKUNG DIGITAL ECONOMY NASIONAL PADA KEWIRAUSAHAAN DI KABUPATEN SAMOSIR

Sumaizar1, Novendra Adisaputra Sinaga2, Eka Pratiwi Septania Parapat3,

1,3 Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Akuntansi Dan Manajemen Indonesia

2 Program Studi Komputerisasi Akuntansi Politeknik Bisnis Indonesia email: sumaizar@gmail.com, mrnoven@gmail.com, ekapratiwiparapat@yahoo.co.id

Abstract

The urgency of this research is to analyze the implementation of the Start-Up Business Strategy to optimize the economic potential of tourism villages in supporting the national Digital Economy in entrepreneurship in Samosir Regency. The results of the analysis of the implementation of the Start-Up strategy will become a formulation of a strategy that can be used to explore entrepreneurial potential in Samosir Regency. Implementing the Start-Up Strategy is the starting point for the growth of new businesses that have the potential to progress. The emergence of new business opportunities and ideas through a start-up strategy can explore and optimize the village's economic potential, especially entrepreneurship, which has so far been invisible. Adopting technology is one of the best solutions to improve business performance even in the midst of a global crisis. The purpose of this research is to analyze and formulate the implementation of the Start-Up Business Strategy as an Effort to Optimize the Economic Potential of Tourism Villages in supporting the National Digital Economy in Entrepreneurship in Samosir Regency. The results of this research are an analysis and strategy regarding the application of Start Up businesses to improve the digital economy.

Keywords: Start-Up Business; entrepreneurship.

1. PENDAHULUAN

Kabupaten Samosir merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir yang memiliki 9 kecamatan.

Selain bidang pertanian dan kewirausahaan, Kabupaten Samosir juga merupakan daerah tujuan wisata yang saat ini sedang di bangun. Salah satu sumber daya yang sangat mendukung pembangunan ekonomi masyarakat adalah pertanian dan kewirausahaan namun sampai saat ini sektor pertanian dan kewirausahaan justru kurang diperhatikan.

Seiring dengan perkembangan teknologi maka pertanian dan kewirausahaan yang tradisional sudah tidak bisa bersaing dan berkembang (3). Hal inilah yang terjadi di Kabupaten Samosir, 80% kegiatan utama masyarakat hanya bertani dan berwirausaha dengan SDM yang terbatas, pemanfaatan teknologi yang belum maksimal. Jadi apabila sektor ini dibiarkan dan tidak dioptimalkan pengelolaannya

maka akan sangat banyak pertambahan pengangguran dan penurunan kualitas hidup masyarakat yang berdampak luas pada ekonomi nasional dan terhambatnya pembangunan digital economy nasional.

Dari hasil survey awal yang dinyatakan bahwa Kabupaten Samosir sebenarnya memiliki sangat banyak potensi untuk dijadikan peluang bisnis dalam mengembangkan kewirausahaan. Kondisi alam yang sangat indah karena berada di sekitar Danau Toba, lahan pertanian yang luas, dan merupakan daerah prioritas pembangunan tujuan wisata di Indonesia menjadi faktor kekuatan dan keunggulan bagi daerah ini. Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah rendahnya pertumbuhan kewirausahaan dan pemanfaatan teknologi dalam mengoptimalkan potensi ekonomi desa.

Hal ini berdampak luas kepada berbagai sektor lainnya misalnya pertanian dan pariwisata. Di era teknologi modern saat

(2)

ini, sangat dibutuhkan strategi-strategi inovasi berbasis teknologi untuk mengoptimakan potensi ekonomi desa, khususnya kewirausahaan. Pelaksanaan pembangunan ekonomi digital di desa dapat dimulai dengan menciptakan peluang kewirausahaan dengan memanfaatkan sektor pertanian dan pariwisata maupun sumber daya lainnya yang ada di desa tersebut. Itulah sebabnya penelitian ini dilakukan, untuk menjawab permasalahan yang terjadi dengan menerapkan strategi start-up business untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dengan menciptakan peluang ekonomi yang berpotensi untuk berkembang dan maju. Start-Up business artinya bisnis rintisan yang diharapkan dapat tumbuh dan menguasai pasar secara cepat dan selanjutnya menjadi bisnis yang besar dan maju (4). Hasil penelitian ini akan memberikan analisis yang komperhansif tentang penerapan strategi start-up business untuk mengoptimalkan ekonomi desa melalui pertumbuhan kewirausahaan.

Dari hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Model Strategi Start-Up Business sebagai Upaya Optimalisasi Potensi Ekonomi Desa Wisata dalam mendukung Digital Economy Nasional Pada Kewirausahaan di Kabupaten Samosir?

2. Apa upaya yang dilakukan untuk menerapkan Model Strategi Start-Up Business sebagai Upaya Optimalisasi Potensi Ekonomi Desa Wisata melalui Kewirausahaan?

Pendekatan pemecahan masalah dilakukan dengan mengikuti serangkaian prosedur sebagai berikut :

a. Menyiapkan isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan

b. Menyajikan masalah

c. Mengumpulkan data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut

d. Merumuskan hipotesis e. Menguji hipotesis f. Menyimpulkan

Pendekatan pemecahan masalah ini dilakukan dengan mempertimbangkan

teori ekonomi manajemen berdasarkan konsep manajemen bisnis. Setiap prosedur dilakukan dengan teknik kualitatif dimana peneliti terus malakukan analisis mendalam berdasarkan data yang diperoleh sampai menemukan kesimpulan akhir.

Ilmu Manajemen merupakan ilmu yang mempelajari tentang adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (5,6).

Entrepreneurship adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, ide berjualan, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian (7).

Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.

Kewirausahaan juga dapat dimaknai sebagai proses tindakan seorang wirausahawan sebagai orang yang selalu mencari sesuatu yang baru dan mengeksploitasi ide-ide tersebut menjadi peluang yang menguntungkan dengan menerima risiko dan ketidakpastian dengan perusahaan (8,9).

Manajemen Bisnis adalah aktivitas perencanaan, pengerjaan, dan pengawasan terhadap sebuah usaha atau bisnis. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya (10).

Manajemen bisnis bisa diartikan juga sebagai segala upaya yang dijalankan sesuai rencana untuk meraih target penjualan atau keuntungan (11,12).

Bisnis Digital adalah pemanfaatan atau penggunaan teknologi digital untuk membuat berbagai keunikan sebuah bisnis, termasuk model bisnis sampai pengalaman pelanggan (customer experience) (13).

Kelihatannya, bisnis digital juga akan semakin dilirik oleh berbagai pebisnis

(3)

karena perubahan teknologi yang semakin cepat (14). Start-Up Business adalah perusahaan rintisan yang didirikan oleh satu atau banyak orang untuk mengembangkan sebuah produk atau layanan unik yang sesuai dengan target pasar (15).

State Of The Art dari penelitian ini adalah Model Strategi Start-Up Business sebagai Upaya Optimalisasi Potensi Ekonomi Desa Wisata dalam mendukung Digital Economy Nasional Pada Kewirausahaan di Kabupaten Samosir.

Banyak Penelitian terdahulu yang membahas tentang kewirausahaan dan manajemen bisnis berbasis teknologi.

Kebaruan penelitian ini terletak pada perpaduan analisis penerapan strategi strat- up dengan konsep kewirausahaan dalam mengoptimalkan potensi ekonomi desa wisata.

2. METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini sepenuhnya dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dimana data yang kumpulkan haruslah benar-benar memenuhi semua informasi yang dibutuhkan penulis.

Proses penelitian ini dimulai dari analisis deskriptif dari permasalahan dan fenomena yang ditemukan dilapangan.

Sumber Data dalam penelitian ini adalah masyarakat pelaku kewirausahaan dan usaha lainnya, petani ataupun nelayan, perangkat desa, dan seluruh informan yang ditemui pada saat pengumpulan data yang tidak bisa dibatasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan depth interview, dan dokumentasi.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif model Grounded Theory yaitu model analisis kualitatif menggunakan prosedur yang sistematis untuk mengembangkan teori secara ilmiah berdasarkan fenomena-fenomena yang ada.

Metode analisis ini sangat relevan d

igunakan dalam penelitia ini karena akan memberikan analisis yang mendalam tentang suatu fenomena yang terjadi. Metode analisis ini akan menghasilkan informasi yang terpercaya dan mendalam tentang topik yang akan

dibahas. Penelitian ini akan berawal dari pengumpulan data lapangan akhirnya menghasilkan semua teori atau konsep baru yang sangat akurat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dan Survey Lapangan Kabupaten Samosir

Kabupaten Samosir telah dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini didukung oleh posisi Kabupaten Samosir yang berada di tengah Danau Toba yaitu danau yang sudah terkenal sebagai tujuan wisata karena keindahannya. Setiap tahun daerah ini banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara. Posisi Geografis Kabupaten Samosir terletak di antara 2021’38’’ - 2049’48’’ Lintang Utara dan 98024’00’’- 99001’48’’ Bujur Timur.

Luas wilayahnya ± 1.444,25 km2, meliputi seluruh daratan Pulau Samosir yang dikelilingi oleh Danau Toba dan sebahagian berada di daratan pulau Sumatera. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba.

Gambar 1. Kondisi Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Samosir, yakni 13.85 % adalah Sarjana, 23.74%, SLTA 40,74%, SLTP 18.71%, dan 26.70 % SD kebawah. Dari hasi survey tentang teknologi yang dilakukan kepada pelaku usaha maka 60-

(4)

70% masyarakat telah menggunakan teknologi dalam berjualan walaupun 40%

dari mereka hanya menggunakan media sosial saja. Tetapi angka ini menunjukkan masyarakat Kabupaten Samosir sudah siap untuk implementasi teknologi lebih dalam.

Industri pengolahan memegang peran penting sebagai bagian dari proses menuju modernisasi. Peran industri pengolahan yang meningkat menjadi pertanda awal dari proses modernisasi. Industri pengolahan dikelompokkan atas industri skala besar, sedang, kecil dan rumah tangga. Pengelompokan ini didasarkan pada banyaknya jumlah tenaga kerja yang bekerja pada industri tersebut.

Menurut jenisnya, industri pengolahan yang ada di Kabupaten Samosir terdiri dari industri kecil dan rumah tangga. Industri kecil dan rumah tangga tersebut dibagi lagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari industri makanan, industri sandang dan kulit, industri kimia dan bahan bangunan, serta industri kerajinan dan umum.

Kabupaten Samosir dikenal sebagai wilayah tujuan wisata dengan berbagai produk wisata yang sudah dikenal bahkan ke manca negara. Ekonomi sudatu daerah akan mengalami peningkatan apabila semua sektor turut mendukung.

Sumber daya alam yang melimpah bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan ekonomi suatu daerah. Di era teknologi saat ini, digitalisasi menajadi poin penting yang harus di maksimalkan

karena tanpa teknologi maka suatu daerah akan ketinggalan. Digitalisasi tanpa adanya strategi yang matang juga akan menghambat proses bisnis digital.

Kabupaten Samosir memiliki potensi penerapan teknologi yang cukup tinggi karena pemerintah telah memberikan fasilitas dan infrastruktur teknologi yang cukup baik.

Gambar 2. Distribusi Industri Pengolahan Pada Kabupaten Samosir

Tabel. 1 Produk Domestik Regional Bruto Samosir

Lapangan Usaha (1)

2016 2017 2018 2019 2020* 2021**

(2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1 766,30 1 919,79 2 084,35 2 241,67 2 310,91 2 425,33

2. Pertambangan & Penggalian 221,20 23,90 25,82 27,92 29,23 30,90

3. Industri Pengolahan 187,83 20,07 21,37 22,83 23,48 24,46

4. Pengadaan Listrik dan Gas 170,3 1,87 2,00 2,12 2,26 2,38

5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 182,6 2,04 2,14 2,24 2,33 2,40

6. Konstruksi 357,58 395,89 443,51 506,50 505,32 549,76

7. Perdagangan, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 372,18 406,86 444,63 482,25 492,36 524,44

8. Transportasi dan Pergudangan 122,62 131,81 141,98 158,11 155,93 162,61

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 177,06 196,53 213,79 236,93 231,43 232,01

(5)

10. Informasi dan Komunikasi 25,87 28,16 30,67 33,67 37,14 41,00

11. Jasa Keuangan dan Asuransi 31,26 34,07 37,03 39,54 41,02 45,22

12. Real Estate 72,56 80,45 87,21 97,19 103,71 107,03

13. Jasa Perusahaan 3,90 4,34 4,63 5,01 5,25 5,59

14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial 415,42 447,81 482,73 508,06 527,77 525,03

15. Jasa Pendidikan 30 946 33,77 36,56 40,36 43,33 45,56

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 19,57 21,32 23,23 26,66 27,73 27,73

17. Jasa Lainnya 2,56 2,85 3,18 3,59 3,66 3,78

Produk Domestik Regional Bruto 3 442,51 3 751,36 4 085,20 4 434,72 4 542,85 4 755,23

Strategi Start-Up Digital

Mayoritas bisnis yang muncul di era modern saat ini cenderung dimanfaatkan melalui media online yang sekarang disebut e commerce. Start-up, kata yang sering dipakai di era digital saat ini. Metode startup bisnis dikuti oleh inovasi tren teknologi. Percepatan pertumbuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) mampu meningkatkan tren yang mengubah model bisnis tradisional atau mendorong berdirinya bisnis baru (startup) yang cenderung memanfaatkan peluang teknologi. Startup bisnis mampu menumbuhkan atau menciptakan peluang baru bagi para generasi muda khususnya yang bersedia untuk beradaptasi dan mengubah model pasar tradisional ke pasar virtual. Model bisnis lama yang mulai berubah ke model bisnis online (startup) dimana inventaris digantikan oleh informasi dan produk digital menggantikan barang fisik. Hal inilah yang menjadi dasar analisis dan pemikiran bahwa Kabupaten Samosir berpotensi mengembangkan bisnis Start Up dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

Bisnis Start Up termasuk kedalam model bisnis yang menantang karena informasi seringkali bergerak sangat cepat, dan konsumen memiliki banyak cara untuk mendapatkan barang dan jasa dengan cepat tanpa uang fisik. Oleh karena itu pemain dalam bisnis Digital cennderung harus

banyak mencari tahu bagaimana cara untuk mendapatkan keuntungan yang berasal dari bergeraknya informasi mengenai trend barang dan jasa. Pengembangan bisnis digital hampir sama dengan bisnis fisik pada umumnya, salah satu caranya dengan pemasaran. Proses pemasaran dalam dunia digital juga harus dipahami oleh pemilik start up digital, digital marketing secara umum dapat didefinisikan sebagai penggunaan teknologi digital yang terintegrasi. Definisi lain juga menjelaskan komunikasi yang ditargetkan dan terukur yang ditujukan untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan dan di waktu yang sama dengan membangun hubungan yang lebih dalam dengan mereka.

Pemasaran online saat ini dapat dilakukan dengan teknologi baru seperti smartphone dan aplikasi pendukungnya.

Menurut survei We Are Social (2021), jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 202,6 Juta orang atau 72.70% dari total populasi penduduk sebesar 274,9 Juta, dimana pertumbuhan ini merupakan yang terbesar di dunia.

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, telah memunculkan berbagai macam lini bisnis baru di Indonesia, seperti perdagangan online (e-commerce), start up, fintech dan lainnya yang memanfaatkan teknologi informasi dengan menawarkan kemudahan bertransaksi, mempercepat akses dan proses transaksi, memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan kenyamanan dalam bertransaksi bisnis.

Keberhasilan Bisnis Start Up dimulai dari niat pelaku usahanya. Niat

(6)

pelaku usaha akan mempengaruhi keberhasilan bisnis start up. Terdapat perbedaan yang sangat besar degan bisnis yang tradisional, bisnis start up mewajibkan pelaku usaha untuk memanfaatkan teknologi. Perbedaan ini tidak hanya dari bentuk dan tata kelolanya saja tetapi dari berbagai aspek. Aspek yang pertama adalah permodalan. Apabila dilihat dari aspek kebutuhan modal, bisnis fisik membutuhkan modal yang sangat besar ketika mumulai bisnisnya karena harus memperhitungkan berbagai kebutuhan temasuk tenaga kerja dan tempat yang strategis. Berbeda dengan bisnis online, lapak ada di dunia maya sehingga tidak perlu membayar sewa toko maupun tenaga kerja yang banyak. Dalam usaha online, modal cenderung lebih fleksibel, tergantung dari kemampuan pemilik usaha. Dengan modal yang minimalpun masih sangat memungkinkan untuk membuka usaha bisnis digital. Hal inilah yang membuka peluang bagi anak- anak muda untuk berbisnis. Anak muda atau masyarakat yang memiliki modal minimal namun mempunyai ide bisnis maka dapat memanfaatkan digital sebagai wadah pemasaran yang sangat efektif.

Dalam bisnis start up, kemampuan menggunakan teknologi menjadi syarat yang sangat penting untuk dipenuhi.

Kewirausahaan digambarkan sebagai suatu proses yang memanfaatkan kesempatan dan memperoleh pengakuan dari bisnis yang dibangunnya untuk memperoleh imbalan dari hasil kerja keras, melalui penjualan. Pemanfaatan kesempatan dalam dunia digital yang masih sulit dilakukan oleh anak muda saat ini, karena mereka belum berpikir untuk menjadi pengusaha. Pada tahap proses membentuk wirausaha membutuhkan dukungan dari lingkungannya dan masing- masing memiliki metode belajar sendiri.

Ada empat tahap dasar dari proses kewirausahaan tradisional seperti:

1. Kesempatan Mengenali

Mengenali dalam hal ini berarti mampu mengenali kesempatan dan mengetahui peluang sekaligus mengenali dirinya sendiri apakah berniat untuk menjadi wirausaha.

2. Sumber daya

Pengelolaan sumber daya dalam diri wirausaha perlu untuk dikembangkan termasuk pengetahuan dalam pengelolaan teknologi informasi dan modal yang digunakan untuk memulai sebuah start up digital.

3. Peluncuran usaha

Memulai usaha start up digital berbeda dengan memulai usaha konvensional. Start up digital cederung lebih fleksibel karena dapat dilakukan kapan-pun dan dimanapun. Jadi tidak ada alasan sulit dalam peluncuran usaha awal.

4. Penuaian (keberhasilan)

Penuaian keberhasilan akan proses jalannya usaha bergantung dari proses awal hingga penuaian, dalam start up digital yang masih tergolong usaha awal cenderung belum diketahui tingkat keberhasilannya.

Pengusaha digital memiliki beberapa tahap pengembangan usaha start- up antara lain sebagai berikut :

1. Pre-seed

Tahap sebelum muncul benih dalam hal ini ide atau kreativitas bisnis digital , proses paling awal ketika sebelum menjadi wirausaha, calon pengusaha masih dalam tahap mencoba berbagai macam hal terkait bisnis digital dan masih mencari informasi dari berbagai sumber tentang kelengkapan bisnis.

2. Seed

Tahap benih ketika pengusaha mulai dengan mengembangkan ide dan kreativitasnya terkait pengetahuan dirinya dan kemampuannya untuk mencoba bisnis start up. Tahap ini para pelaku bisnis masih cenderung ragu akan idenya, karena pasti berpikir idenya akan diterima atau ditolak pasar, pengambilan keputusan dalam tahap ini sangat berperan.

3. Start-up

Tahap ini mulai pembentukan dan pengimplementasian, karena produk dan jasa dari ide yang muncul pada tahap sebelumnya akan direalisasikan langsung melalui media online kepada konsumen.

4. Expansion/Exit

Tahap terakhir yaitu ekspansi atau dapat dikatakan produk dan jasa yang ditawarkan sudah diketahui oleh

(7)

konsumen baru dan belum sampai pada tahap evaluasi atau komentar dari konsumen.

Kewirausahaan digital awal mulanya dimulai dalam mengembangkan atau digitalisasi usaha. Lingkup digitalisasi usaha berasal dari layanan digital yang tergolong cepat dan memuaskan sehingga dipilih untuk membuat hampir seluruh layanan menjadi digital, potensi barang atau jasa lebih luas dengan jalur distribusi digital , potensi interaksi digital dengan pemangku kepentingan, dan potensi digital dari kegiatan internal terkait dengan operasi perusahaan. Bisnis digital menjelaskan mengenai penciptaan nilai baru, yang melibatkan model bisnis baru berdasarkan barang atau layanan digital, distribusi digital, tempat kerja digital, dan pasar digital.

4. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu Pimpinan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sebagai penerima dana hibah penelitian tahun 2023 ini.

5. KESIMPULAN

Bedasarkan hasil dan pembahasan yang telah penulis lakukan mengenai penerapan bisnis Start Up maka dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Samosir merupakan wilayah yang memiliki potensi ekonomi masyarakat yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan melalui bisnis start up. Pemanfaatan kesempatan dalam dunia digital yang masih sulit dilakukan oleh anak muda saat ini, karena mereka belum berpikir untuk menjadi pengusaha. Pada tahap proses membentuk wirausaha membutuhkan dukungan dari lingkungannya dan masing- masing memiliki metode belajar sendiri.

Bisnis Start Up ini dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu Kesempatan Mengenali, Sumber Daya, Peluncuran Usaha, dan Penualian. Proses digitalisasi

dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu Pre Seed, Seed, Start Up, dan Expansion. Kabupaten Samosir dapat menjadikan bisnis Startp Up untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi digital.

6. REFERENSI

[1] Theodoraki C, Dana L-P, Caputo A. Building sustainable entrepreneurial ecosystems: A holistic approach. J Bus Res.

2022;140:346–60.

[2] Khurana I, Dutta DK, Ghura AS.

SMEs and digital transformation during a crisis: The emergence of resilience as a second-order dynamic capability in an entrepreneurial ecosystem. J Bus Res. 2022;150:623–41

[3] 3. Halim A. Pengaruh pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten mamuju. GROWTH J Ilm Ekon Pembang. 2020;1(2):157–7.

[4] A Mansur DM, ST MM.

STRATEGI PEMASARAN

START UP. Strateg Pemasar DAN BISNIS STARTUP. 2023;103.

[5] Setyorini W, Bakhtiar HM, Puryadi A. ANALISIS PENGARUH WAKTU SHIFT TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA SPBU PT. BHAKTI 64.741. 03 PERTAMINA JL.

PAKUNEGARA NO. 17

PANGKALAN BUN. Magenta.

2019;7(1):1–7.

[6] Sule ET, Saeful K. Pengantar manajemen. Prenada Media; 2019.

[7] Sari H, Wahida A, Samsinar S.

Pemberdayaan Masyarakat Tana Toraja Melalui Kegiatan Wirausaha Sukade Buah Kunru Guna Menumbuhkan Minat Berwirausaha. SELAPARANG J Pengabdi Masy Berkemajuan.

2021;4(3):694–8.

[8] 8. Kraus S, Palmer C, Kailer N, Kallinger FL, Spitzer J. Digital

(8)

entrepreneurship: A research agenda on new business models for the twenty-first century. Int J Entrep Behav \& Res.

2019;25(2):353–75

[9] Rippa P, Secundo G. Digital academic entrepreneurship: The potential of digital technologies on academic entrepreneurship.

Technol Forecast Soc Change.

2019;146:900–11.

[10] Tyas Sari R. Analisis Lingkungan Manajemen dalam Pengembangan Bisnis. J Entrep Manag Ind.

2020;3(3):117–22.

[11] Fitriyani I, Sudiyarti N, Fietroh MN. Strategi manajemen bisnis pasca pandemi covid-19. Indones J Soc Sci Humanit. 2020;1(2):87–95 [12] Rifa’i M. Manajemen Bisnis. Cv.

Pusdikra Mitra Jaya; 2020.

[13] Prabawa IMA, Ekawati NW, Yasa NNK, Suparna G. CUSTOMER EXPERIENCE DAN BRAND IMAGE UNTUK MEMBANGUN KEPUASAN KONSUMEN DAN REPURCHASED INTENTION Konsep dan Aplikasi. Penerbit Lakeisha; 2023.

[14] Putri NI, Herdiana Y, Suharya Y, Munawar Z. Kajian Empiris Pada Transformasi Bisnis Digital.

ATRABIS J Adm Bisnis.

2021;7(1):1–15

[15] Pratiwi AI. “Startup”: Bisnis Kuliner Rintisan di Masa Pandemi Covid-19. Emik. 2021;4(1):1–18.

Referensi

Dokumen terkait