• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Hubungan Masyarakat Kementerian Koperasi dan UKM RI dalam Sosialisasi Program KUR melalui Media Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Strategi Hubungan Masyarakat Kementerian Koperasi dan UKM RI dalam Sosialisasi Program KUR melalui Media Sosial"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK

INDONESIA DALAM MENYOSIALISASIKAN PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT MELALUI MEDIA SOSIAL

Wenny Maya Arlena [email protected] Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara – Jakarta Selatan

Abstrak

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi koperasi dan usaha kecil dan menengah. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah memiliki 9 (sembilan) program unggulan yang salah satu diantaranya adalah program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program KUR ini bertujuan untuk Mempercepat pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK), Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM dan Koperasi kepada Lembaga Keuangan, sebagai upaya penanggulangan/

pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja, khususnya bagi para usaha kecil menengah. Media sosial berisikan informasi-informasi yang dibutuhkan para UKM agar selalu mendapatkan informasi terkini dari pemerintah pusat perkembangan seputar UKM di Indonesia. Dalam penyosialisasian program KUR ini, Humas Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia menyosialisasikannya melalui media sosial diantarannya Facebook, Twitter dan Instagram. Namun dari ketiga media sosial yang ada, facebook menjadi fokus dalam menyosialisasikan program KUR, karena facebook adalah media sosial memiliki banyak fitur. Teori yang digunakan adalah teori POAC, menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan metode melalui wawancara untuk mendapatkan data primer. Paradigma yang digunakan adalah Post-Positivism.

Kata Kunci : Strategi Humas, Sosialisasi, Program Kredit Usaha Rakyat, Media sosial.

(2)

STRATEGY OF PUBLIC RELATIONS THE MINISTRY OF KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH OF THE REPUBLIC OF INDONESIA IN SOCIALIZING KREDIT USAHA

RAKYAT PROGRAMS THROUGH SOCIAL MEDIA

Abstrack

The Ministry of of the Republic of Indonesia is a ministry the Government of Indonesia in charge of Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. The Ministry of Koperasi dan Usaha Kecil Menengah has 9 (nine) excellent programs, one of which is the Kredit Usaha Rakyat (KUR) program. The Kredit Usaha Rakyat program aims to accelerate the development of the Real Sector and Empowerment of Micro, Small, Medium Enterprises and Cooperatives (UMKMK),

and Koperasi to Lembaga Keuangan

and Cooperatives to Financial Institutions, as an effort to reduce/reduce poverty and expand employment opportunities, especially for workers small and medium enterprises. Social media contains information that is needed by UMKM to always get the latest information from the central government about UMKM in Indonesia. In socializing this KUR program, the Public Relations Ministry of Cooperatives and SMEs of the Republic of Indonesia socialized it through social media such as Facebook, Twitter and Instagram. But of the three existing social media, Facebook is the focus in socializing the KUR program, because Facebook as social media has many features. The theory used is the POAC theory, using a qualitative descriptive approach and methods through interviews to obtain primary data. The paradigm used is Post-Positivism.

Key word: Public Relations Strategy, Kredit Usaha Rakyat Program, Social Media

PENDAHULUAN

Hubungan masyarakat (Humas) memiliki strategi yang baik didalam suatu keberhasilan program atau kegiatan disebuah perusahan swasta atau pun instansi

(3)

pemerintahan. Humas atau public relations (PR) memiliki andil yang sangat besar dalam berjalannya suatu perusahan atau instansi. Menurut kamus Institut of Public Relations (IPR) terbitan bulan November 1978 yang dikutip dari Edy Sahputra dan Faulina (2011) disebutkan bahwa “Praktik humas atau Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”. Pemerintah memiliki tujuan dan kepentingan lebih kompleks dari sekedar menjaga citra yang baik pemerintah.

Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta memiliki strategi untuk menyosialisasikan sebuah program unggulan yang telah digulirkan oleh Menteri Koperasi dan UKM seperti, memberikan informasi mengenai anggunan saat mengajukan peminjaman, memberikan informasi bagaimana langkah-langkah untuk mengajukan sebuah peminjaman, memberitahu berapa persen bungan yang akan diterima. Seperti yang telah ditetapkan bahwa peminjaman yang ditunjukan kepada Kementerian Koperasi tidak ada anggunan dan juga hanya 9% bunga yang akan diterima, dan pengajuan peminjaman itu dapat disertai dengan proposal dan juga dapat diajukan kepada bank- bank yang telah bekerja sama dengan Kementerian salah satunya BNI, BRI dan Mandiri.

Program Kredit Usaha Rakyat ini juga disosialisasikan melalui media sosial.

Media sosial adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet). Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun jaringan (networking).

Kementerian Koperasi dan UKM menyosialisasikan program KUR ke media sosial karena media sosial sekarang telah banyak diminati oleh semua kalangan terutama remaja dan dewasa pun menggunakan media sosial juga untuk mencari informasi, Kementerian Koperasi mempunyai beberapa Account media sosial di Instagram, Twitter serta Facebook. Dan disini lah peran humas Kementerian Koperasi dan UKM untuk mengelola beberpa account media sosial tersebut agar masyarakat luas

(4)

memahami tentang program KUR yang telah digulirkan oleh Menteri Koperasi dan UKM yaitu Puspa Prasyoga.

Upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia terutama para pelaku UKM Koperasi, program KUR ini menjadi bagian terpenting dari tugas kesejahteraan masyarakat atau sosial, suatu syarat dari kegiatan kehumasan.

Begitupun yang telah dilakukan kehumasan Kementerian Koperasi dan UKM dalam mengembangkan kegitan KUR di media sosial. Dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimana strategi humas Kementerian Koperasi dan UKM RI dalam menyosialisasikan program KUR melalui media sosial. Kementerian Koperasi dan UKM beberapa menggunakan media sosial sebagai sosialisasi kegiatannya yaitu melalui Facebook, Instagram dan Twitter. Jika dilihat ketiga media sosial yang digunakan memiliki market yang berbeda-beda, ini adalah salah satu cara dari mereka agar informasi-informasi yang disampaikan dapat tersebar disemua kalangan usia agar masyarakat dapat terinformasi dengan lengkap. Salah satu informasi yang dimakud adalah Programm KUR.

KERANGKA TEORI

Strategi Public Relations

Dalam kamus Bahasa Indonesia “strategi” adalah ilmu siasat perang; muslihat untuk mencapai sesuatu Menurut JL. Thompson yang dikutip Sandra Oliver dalam bukunya Strategi Public Relations mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir. Hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masing – masing aktivitas. Sementara itu, strategi fungsional secara langsung strategi kompetitif.” Bennet (1996) menggambarkan strategi sebagai ‘arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya.

1. Tahapan Strategi

(5)

Strategi juga melakukan berbagai tahapan dalam prosesnya, secara garis besar strategi melalui tiga tahapan, yaitu :

a. Perumusan strategi

Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan strategi yang akan dilakukan. Sudah termaksud didalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi untuk dilaksanakan.

Dalam strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari, dan melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.

b. Implementasi Strategi

Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang tekah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang tekah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi, jika tidak maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan.

Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditempatkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya dan organisasi.

c. Evaluasi Strategi

Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi.

Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang dapat dicapai dapat diukur untuk menetapkan tujuan berikutnya.

2. Strategi Public Relations

(6)

3. Menurut S.B. Hari Lubis, strategi public relations adalah bagaimana seorang public relations officer dapat menganalisa lingkungan, strategi, mengimplementasikan strategi, mengendalikan strategi. Wheelen dan Hunger menyatakan bahwa strategi public relations ialah suatu proses kegiatan dengan melakukan scanning lingkungan, formulasi stratego, Implementasi strategi, evaluasi, dan kontrol.

4. Public relations memberikan suatu fungsi manajemen yang melakukan komunikasi untuk menimbulkan pemahaman dan penerimaan. Public relations dalam tujuan strategi, yaitu untuk membaca rintangan yang muncul dari luar serta dapat mengatasi agar sasaran perusahaan dapat tercapai.

Peace dan Robinson yang dikutip oleh Rhenald Kasali, mengembangkan langkah – langkah strategi Public Relations sebagai berikut :

1. Menentukan misi perusahaan. Termasuk pernyataan yang umum mengenai maksud pendirian, filosofi dan sasaran perusahaan.

2. Mengembangkan profile perusahaan (Company profile) yang mencerminkan kondisi internal perusahaan dan kemampuan perusahaan yang dimilikinya.

3. Penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan, baik dari segi semangat kompetitif maupun secara umum.

4. Analisas terhadap peluang yang tersedia pada lingkungan.

5. Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat dilengkapi untuk memenuhi tuntutan misi perusahaan.

6. Pemilihan strategi atas objektif jangka panjang dan garis besar strategi yang dibutuhkan untuk mencapai objektif tertentu.

7. Objektif tahunan dan rencana janga pendek yang selaras dengan objektif jangka panjang dan garis besar obektif.

8. Implemntasi atas hal – hal di atas dengan menggunakan sumber yang tercantum pada anggaran dan mengawinkan rencana tersebut dengan sumber daya manuasia, struktur teknologi dan sistem balas jasa yang memungkinkan.

(7)

9. Review dan evaluasi atas hal – hal yang tekah dicapai dalam setiap jangka pendek sebagai masukan bagi pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Sosialisasi

1. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi merupakan upaya memasyarakatkan sesuatu sehingga menjadi dikenal, dipahami dan dihayati oleh masyarakat. Pengertian sosialisasi menurut teori-teori sosial juga menyatakan bahwa sosialisasi merupakan proses dua arah. Dalam hal ini, masyarakat tidak hanya sebagai target sosialisasi, tetapi juga agen yang aktif untuk mempengaruhi isi dan hasil dari proses tersebut.

2. Bentuk – Bentuk Sosialisasi

Kegiatan sosialisasi merupakan hal utama sebelum kebijakan dilaksanakan.

Sosialisasi diperlukan sebagai media penyampaian informasi kepada publik.

Pelaksanaan sosialisasi dapat dilaksanakan dalam berbagai macam bentuk dan kegiatan.

Menurut Peter L. Berger dan Luckman dalam Taufiq Rochman Dhoiri, dkk (2007: 82) mengungkapkan bahwa sosialisasi sosialisasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder.

1) Sosialisasi Primer

Sosialisasi primer merupakan sosialisasi pertama yang dialami individu sewaktu kecil. Pada tahap ini, anak mulai mengenal keluarganya, dan berlangsung sebelum si anak memasuki ligkungan yang lebih luas seperti lingkungan sekolah.

2) Sosialisasi Sekunder

(8)

Sosialisasi sekunder merupakan tahapan lanjutan setelah sosialisasi primer.

Dalam tahap ini dikenal adanya proses desosialisasi, yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu pemberian identitas baru yang didapat melalui interaksi sosial.

Bentuk sosialisasi dibedakan berdasarkan sasaran dan tujuannya. Sosialisasi primer merupakan sosialisasi yang dijalankan pertama sebagai fungsi pembentukan. Selanjutnya sosialisasi sekunder merupakan proses berikutnya dari sosialisasi primer dimana berfungsi untuk memperkenalkan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ihromi (2004: 32), tahapan bentuk sosialisasi yaitu:

1) Sosialisasi primer, sebagai sosialisasi yang pertama dijalani oleh individu semasa kecil, dimana ia menjadi anggota masyarakat. Dalam tahap ini, sosialisasi primer membentuk kepribadian seseorang ke dalam dunia umum dan keluarga yang berperan sebagai agen sosialisasi.

2) Sosialisasi sekunder, sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam lingkungan atau dunia baru di masyarakat. Proses sosialisasi pada tahap ini mengarah pada terwujudnya sikap profesionalisme serta adaptasi terhadap lingkungan yang lebih luas.

Menurut (British) Institute of Public Relations (IPR) definisi dari “Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayknya.”.

Public relations sebagai penghubung organisasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya memerlukan sebuah perencanaan yang sistematis. Perencanaan yang sistematis dilakukan guna menciptakan saling pemahaman dan pengertian publik yang positif.

Program adalah rangkaian kegiatan-kegiatan atau seperangkat tindakan untuk mencapai tujuan. Suatu program dalam mencapai tujuan akan tersusun dengan

(9)

melakukan perencanaan program. Kementerian Koperasi dan UKM telah mengeluarkan banyak program yang salah satu diantaranya adlah Kredit Usaha Rakyat (KUR), KUR merupakan program yang termasuk dalam kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil (klaster 3).Klaster ini bertujuan untuk meningkatkan akses permodalan dan sumber daya lainnya bagi usaha mikro dan kecil. Dan dengan diadakannya program KUR ini dapat membantu masuyarakat dalam mengelola usahanya menjadi lebih maju dan berkembang kembali, karena program KUR yang telah digulirkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM adalah untuk membantu masyakat serta mensejahterakan masyarakat dengan bunga yang sedikit yaitu 9%. Serta tujuan utama dibuat program KUR ini adalah:

 Mempercepat pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK)

 Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM & Koperasi kepada Lembaga Keuangan

 Sebagai upaya penanggulangan / pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

Sasaran program KUR ini adalah kelompok masyarakat yang telah dilatih dan ditingkatkan keberdayaan serta kemandiriannya pada kluster program sebelumnya.

Harapannya agar kelompok masyarakat tersebut mampu untuk memanfaatkan skema pendanaan yang berasal dari lembaga keuangan formal seperti Bank, Koperasi, BPR dan sebagainya.Dilihat dari sisi kelembagaan, maka sasaran KUR adalah UMKMK (Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi). Sektor usaha yang diperbolehkan untuk memperoleh KUR adalah semua sektor usaha produktif.

Social Media

(10)

Social Media adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Social media menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini antara lain:

Instagram, Twitter, dan Facebook. Definisi lain dari social media juga di jelaskan oleh Antony Mayfield (2008). Menurutnya social media adalah media dimana penggunanya dengan mudah berpartisipasi di dalamnya, berbagi dan menciptakan pesan, termasuk blog, jejaring sosial, wiki/ensiklopedia online, forum-forum maya, termasuk virtual worlds (dengan avatar/karakter 3D).

Fungsi Social Media

Social media memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

Social media adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial manusia menggunakan internet dan teknologi web.

Social media berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media siaran dari satu institusi media ke banyak audience (“one to many”) menjadi praktik komunikasi dialogis antar banyak audience (“many to many”).

Social media mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi.

Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri.

Karakteristik Social Media

Berikut beberapa karakteristik yang ada pada social media:

 Partisipasi Mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik atau berminat menggunakannya, hingga mengaburkan batas antara media dan audience (bdk. Media massa/media siaran)

(11)

 Keterbukaan Kebanyakan media sosial terbuka bagi umpan balik dan partisipasi melalui sarana-sarana voting, komentar dan berbagi informasi. Jarang sekali dijumpai batasan untuk mengakses dan memanfaatkan isi pesan ( perlindungan password terhadap isi cenderung dianggap aneh)

 Perbincangan

Memungkinkan terjadinya perbincangan antar pengguna secara “dua arah”

 Komunitas Media sosial memungkinkan terbentuknya komunitaskomunitas secara cepat (instan) dan berkomunikasi secara efeketif tentang beragam isu/kepentingan (dari hobi fotografi, politik, hingga tanyangan TV favorit).

 Keterhubungan Mayoritas media social tumbuh subur lantaran kemampuan melayani keterhubungan antar pengguna, melalui fasilitas tautan (links) ke website, sumber-sumber informasi dan pengguna-pengguna lain.

Menurut teori bahwa proses manajemen melalui tahapan yang terkenal yaitu POAC, adalah singkatan dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggiatan), dan controlling (pengawasan). Fungsi manajemen tersebut selanjutnya diikuti unsur lain yang terlibat dalam proses melakukan komunikasi dua arah untuk menunjang kegiatan bagian (department) lainnya.

Teori POAC

1. Planning (perencanaan)

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penetuan terlebih dahulu apa yang harus dikerjakannya. Dalam perencanaan terlibat unsur penetuan yang berarti bahwa dalam perencanaan tersebut tersirat pengambilan keputusan. Karena itu perencanaan dapat dapat dilihat sebagai suatu proses dalam suatu kerangka untuk mengambil keputusan dan penyusunan rangkaian tindakan selanjutnya di masa depan. Rencana yang baik akan merumuskan tujuan dan sasaran apa yang ingin dicapai. Perencanaan

(12)

adalah kumpulan keputusan-keputusan. Planning adalah suatu proses untuk menetukan rencana (plan).

2. Organizing (organisasi)

Tujuan pengorganisasian adalah untuk mengelompokkan kegiatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki agar pelaksanaan dari suatu rencana dapat dicapai secara efektif dan ekonomis. Menurut Handoko, pengorganisasian ialah pengaturan kerja bersama sumber daya keuangan, fisik dan manusia dalam organisasi. Pengorganisasian merupakan penyusunan stuktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungannya yang melingkupinya.

3. Actuating (pelaksanaan / penggerakan)

Masalah penggerakan berkaitan erat dengan manusia dan paling sulit dilakukan dari semua fungsi manajemen. Menggerakkan manusia merupakan hal yang paling sulit, karena manusia pekerja adalah makhluk hidup yang mempunyai harga diri. Perasaan dan tujuan yang berbeda-beda. Fungsi penggerakan ini diibaratkan sebagai kunci mobil, mobil hanya akan dapat bergerak jika kunci stater telah berfungsi. George R. Terry memberikan definisi actuating (penggerakan) adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.

4. Controlling (pengawasan)

Pengawasan ialah proses pemantauan, penilaian, dan pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut.pengawasan bukan hanya untuk mencari kesalahan- kesalahan, tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan serta

(13)

memperbaikinya jika terdapat kesalahan kesalahan. Jadi, pengawasan dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir diketahui.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penilitian pendekatan kualitatif dengan paradigma Post-Positivisme “Postpositivism is best characterized as modified version of positivism. Having assessed the damage that positivism has occured, postpositivists strunggle to limited that damage as well as to adjust to it. Prediction and control continue to be the aim.” Kutipan tersebut mempunyai arti Postpositivisme mempunyai ciri utama sebagai suatu modifikasi dari Positivisme.

Melihat banyaknya kekurangan pada Positivisme menyebabkan para pendukung Postpositivisme berupaya memperkecil kelemahan tersebut dan menyesuaikannya.

Prediksi dan kontrol tetap menjadi tujuan dari Postpositivisme tersebut.” (Salim 2001:40)

Peneliti menggunakan teknik triangulation (triangulasi) sebagai salah satu bentuk pengumpulan data kualitatif. Menurut Alwasilah (2003), dalam penelitian kualitatif, triangulasi ini merujuk pada pengumpulan informasi (data) dari berbagai sumber (manusia, latar dan kejadian) melalui berbagai metode. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Wawancara

yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur, atau sering juga disebut sebagai wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka (Opended interview), wawancara etnografis.

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2001).

Wawancara ini dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh melalui observasi. Melalui wawancara peneliti bisa mendapatkan

(14)

informasi yang mendalam mengenai Strategi Hubungan Masyarakat Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Dalam Menyosialisasikan Program Kredit Usaha Rakyat Melalui Media Sosial.

Pihak yang menjadi narasumber adalah Bapak Sudarmono selaku Kepala Bagian Humas Kementerian Koperasi dan UKM dan Bapak Ali Muhammad selaku Staff Humas Kementerian Koperasi dan UKM, Data yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut dijadikan sebagai data primer, yaitu data yang diperoleh dari informan melalui wawancara langsung yang dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan (Planning) dan Pengorganisasian (Organizing) yang dijalankan seorang Humas dalam hal ini Ka.Bag Humas Kementerian Koperasi dan UKM Bapak Sudarmono. Perencanaan dan Pengorganisasian pada pelaksanaan Program KUR oleh Humas Kementrian Koperasi ini telah dibuat sejak 2007 yaitu sudah ada sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi presiden RI, dan program ini buat untuk memudahkan masyarakat dan para UKM Koperasi dalam mengakses modal pembiayaan. Dan pada intinya program KUR ini para UKM Koperasi untuk mempermudah akses pembiayaan kepada Koperasi UKM serta sektor rill lainnya, karena Kementerian Koperasi telah memikirkan dengan baik bahwa masyarakat sulit untuk mendapatkan pinjaman kepada bank-bank perbankan yaitu dengan bunga yang sangat tinggi dan juga sulitnya untuk proses peminjaman. Sehingga membuat Kementerian Koperasi dan UKM menggulirkan program ini karena bunga yang ditawarkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM yaitu hanya 9% , dan dengan bunga yang kecil akan mempermudah masyarakat atau sektor rill lainnya untuk mengajukan proposal peminjaman kepada Kemeneterian Koperasi dan UKM. Faktor yang mendasari Kementerian Koperasi dan UKM membuat Program KUR, untuk mempermudah masyarakat, sektor rill,

(15)

dan UKM Koperasi mendapat pinjaman dengan mudah serta dengan bunga yang cukup rendah yaitu 9% dan sekarang program KUR ini dengan mudah diberikan yaitu senilai 25 Juta tanpa aggunan, tetapi dengan syarat usaha yang telah didirikannya telah berdiri selama enam bulan dan untuk dijaminkan nya itu adalah usaha itu sendiri.

Serta bank swasta yang bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk menyalurkan program ini adalah bank BRI, BNI serta Mandiri. Lalu persyaratan yang mudah inilah yang membuat para bank swasta ini bergabung yaitu bila para UKM atau masyarakat rill meminjam senilai 25 juta tidak diberikan aggunan, tetapi bila ingin meminjam diatas 25 Juta akan diberikan aggunan sesuai dnegan persyaratan masing-masing bank tersebut yang telah disepakati oleh pihak bank dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Pelaksanaan (actuating) yang dilakukan Humas dalam strategi yang dilakukan yaitu menggunakan dan memanfaatkan media sosial. Lalu media sosial apa sajakah yang digunakan untuk menyosialisasikan program KUR. Kementerian Koperasi dan UKM memiliki banyak account media sosial, agar program KUR ini dapat diketahui oleh masyarakat, dan para UKM Koperasi. Media sosial yang digunakan Kementerian Koperasi yaitu Facebook, Twitter serta Instagram, karena menurut Ka.Bag Humas sosialisasi melalui media sosial sangat efesien dan juga praktis serta tidak mengeluarkan banyak biaya, karena dijaman sekarang ini yang keseluruhan menggunakan medoa digital dimanfaatkan juga oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk menyosialisasikan program KUR ini.

Menyosialisasikan program KUR melalui media sosial banyak masyarakat yang mengetahui mengenai program KUR itu sendiri, serta dapat juga mengetahui cara-cara untuk mengajukan peminjaman melalui Kementerian Koperasi atau bank-bank swasta yang bergabung dengan Kementerian Koperasi untuk pengajuan dana program KUR. Peran media sosial untuk menyosialisasikan program KUR sangat penting karena dapat mempermudah segala aktifitas dan

(16)

kinerja Humas Kementerian Koperasi dan UKM pada saat memantau, baik pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan seputar program KUR kepada admin, serts komentar-komentar yang diberikan untuk Kementerian Koperasi dan UKM, salah satu contoh adalah ada masyarakat yang memberi tahu kepada admin media sosial kami mengenai anggunan yang diberikan kepada peminjaman, yang seharusnya anggunan untuk peinjaman dibawah 25 juta tidak ada, dan itu yang membuat humas Kementerian Koperasi menselidiki tentang kabar yang diberikan masyarakat melalui account media sosial Kementerian Koperasi. Dan Kementerian Koperasi pun akan menindak lanjuti bank-bank swasta tersebut yang memberikan anggunan tersebut.

Media sosial itu ini pun sekarang sangat penting, terutama untuk berinteraksi dengan masyarakat, serta menyosialisasikan program-program yang digulirkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM atau pun kegiatan yang sedang dilakukan Menteri Koperasi, agar masyarakat menjadi lebih tahu mengenai Kementerian Koperasi itu sendiri terutama terhadap Program-program Kementerian Koperasi dan UKM.

Kegiatan Pengawasan (controlling), seorang Humas melakukan pengawasan pada setiap orang yang masuk Pertanyaan pertanyaan apa saja yang selalu ditanyakan oleh pengikut di account media sosial Kementerian Koperasi dan UKM. Pertanyaan yang biasanya ditanyakan yaitu mengenai cara mengakses KUR, lalu mengapa didaerah satu dan daerah dua atau daerah lainnya masih ada aggunan terlebih Kementerian Koperasi dan UKM sendiri telah mengatakan baha tidak ada aggunan untuk peminjaman 25 juta kebawah.

1. Dampak positif dan negative dengan adanya program KUR

 Dampak Positif

a. Masyarakat dapat dengan mudah untuk mengajukan peminjaman b. Banyak para UKM yang sukses dan berkembang

(17)

 Dampak Negative

a. Banyak permainan perbankan dengan mengatas namakan KUR b. Para UKM yang sering menunggak dalam membayar Kreditnya

2. Strategi Humas KEMENKOP untuk menyosialisasikan program KUR melalui media sosial

Berusaha menyajikan informasi mengenai program KUR ataupun program- program lainnya dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh masyarakat sekarang, serta memberikan konten konten yang jelas yang dapat dimengeriti juga oleh masyarakat lainnya.

Proses awal menyosialisasikan program KUR di media sosial memberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai program KUR tersebut, tetapi dalam kenyataanya yang telah diposting mengnai program tersebut mendapat kontrofersi dari masyarakat. Salah satu contohnya adalah menganai postingan program KUR yang memiliki bunga 9% dan tidak ada aggunan bila peminjaman dibawah 25 juta, tetapi pada kenyataanya adalah banyak perbankan yang memberikan aggunan kepada masyarakat, dan ini lah yang menjadi seorang Public Relations Officer yaitu sebagai seorang humas Kementerian Koperasi dan UKM dalam memberi pemahaman kembali kepada masyarakat yang telah juga disampaikan oleh Menteri Koperasi Teten Masduki mengenai bunga 9%. Bapak Teten Masduki sebagai menteri cukup kooperatif dengan para UKM, mengadakan pertemuan untuk sharing atau berdiskusi, agar diketahui kebutuhan-kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh para UKM di seluruh Indonesia.

Humas Kementerian Koperasi RI tidak menghitung seberapa kali dalam sehari postingan KUR diposting, karena dilihat juga terhadap Menteri Koperasi yaitu Teten Masduki yang bilang sedang memberi himbauan mengenai program KUR maka humas Kementerian Koperasi dan UKM

(18)

memposting mengenai program KUR, serta dilihat juga melalui kegiatan kegiatan mengenai konsetuasional itu sendiri juga bila sedang membicarakan KUR atau ada program himbauan baru mengenai KUR maka akan diposting melalu media sosial tersebut.

Pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh pengikut di account media sosial Kementerian Koperasi dan UKM, yaitu mengenai jaminan KUR serta komentar komentar dari para UKM yang telah mengajukan pinjaman ternyata masih ada yang diberikan anggunan saat peminjaman tersebut. Focus media sosial yang digunakan Kementerian Koperasi dan UKM untuk menyosialisasikan program KUR adalah media sosial Facebook, karena facebook dapat berinteraksi langsung dengan pengikut lainnya dan juga facebook memiliki karakter yang banyak untuk menulis mengenai pemberitahuan atau pun untuk menyosialisasikan program KUR kepada masyarakat. Tetapi Kementerian Koperasi dan UKM juga tetap mengupload ke media sosial lainnya seperti Instagram dan juga Twitter, tetapi kalau di Instagram hanya mengenai kegiatan yang dilakukan oleh menteri itu sendiri serata diberikan caption sesederhana dan semenarik mungkin dan pengaruh followers atau pengikut pun menjadi salah satu faktor utama juga. Selai itu banyak pertanyaan yang disampaikan melalui facebook, sehingga itu yang menjadikan facebook sebagai focus dari media sosial yang digunakan Kementerian Koperasi dan UKM. Melalui pengawasan (controlling) dalam media sosial dapat mengantisipasi kesalahpahaman yang pernah terjadi saat mengupload informasi dimedia sosial. Namun pernah terjadi kesalahpahaman, salah satu contohnya adalah mengenai aggunan yang seharusnya tidak ada bila peminjaman dibawah 25 juta tetapi masih ada yang menggunakan aggunan, serta proses dapat cepat hanya 1 jam.

Bila ada kesalahpahaman dalam postingan tersebut ini menjadikan

(19)

kasus tersebut kepada deputi yang berwenang. Kemudian deputi yang berwenang terhadap KUR adalah deputi pembiayaan, lalu Humas pun memberikan arahan kepada deputi pembiayaan bahwa ada komentar seperti ini mengenai program KUR yang terjadi diwilayah ini, karena humas tidak berwewenang untuk sembarangan berbicara, karena Humas adalah sebagai mediator.

Program KUR yang telah diposting dalam media sosial Kemeneterian Koperasi dan UKM mendapat sambutan sangat baik terhadap masyarakat, serta antusias masyarakat yang sangat baik juga terhadap program KUR ini.

Karena masyarakat ingin mengembangkan usahannya, dan juga masyarakat pun menjadi lebih tahu juga mengenai bagaimana cara mengakses KUR tersebut.

Humas Kementerian Koperasi dan UKM pun juga sudah menyediakan jawaban jawaban yang akan ditanyakan seputar program KUR, dan juga jawaban yang diberikan harus mengarah tanpa ada kesalahapahaman antara mendia sosial facebook, twitter atau pun instagram, agar pertanyaan- pertanyaan yang diberikan mendapat jawaban yang sama juga.

Melalui manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling) yang dilakukan dan diterapkan oleh Humas Kementerian Koperasi dan UKM RI, maka jalannya sebuah kinerja dalam lembaga akan dapat diukur dengan indicator-indikator yang sesuai dengan data yang ada sebagai penunjang kinerja dalam manajemen tim. Sehingga manajemen yang baik ini akan menjadi tolak ukur sebuah organisasi agar dapat mencapai tujuan bersama. Selain manajemen yang sudah diterapkan dengan baik, diperlukan SDM yang berkualitas dalam bidangnya, agar kinerja yang ada dapat menjalan hingga menyelesaikan tugasnya dengan sesuai target yang ditentukan. Jika masih dirasa kurang maksimal dari beberapa elemen yang

(20)

ada, dapat ditambahkan dengan fasilitas yang memadai untuk menunjang kelancaran pekerjaan para SDM agar dapat lebih cepat dan segera tuntas menyelesaikan pekerjaannya.

Dukungan manajemen SDM yang baik memang tidak cukup, tetapi wawasan dan pengetahuan yang selalu mengikuti informasi-informasi terkini, hal ini dapat melengkapi sebuah manajemen yang dapat lebih maju dan menjadi contoh. Selain itu manajemen SDM juga harus dibekali dengan kegiatan-kegiatan seperti seminar, workshop, kompetensi atau sertifikasi, hal ini untuk meningkatkan kualitas diri dari masing-masing SDM yang ada, sehingga rasa tanggung jawab, kemandirian, kepemimpinan, kreatifitasnya dan inisiatifnya dapat terasah dengan sempurna.

Seorang Humas yang dapat dikatakan baik adalah mampunya membaca keadaan atau situasi di internal lembaga mereka bekerja, karena dilingkungan internal inilah yang harus dikuasai terlebih dahulu, misalnya harus dikenali terlebih dulu bagaimana karakter dan sifat-sifat tim yang ada, sehingga ketika ada masalah yang datangkan dari eksternal maka seorang Humas cukup mampu menghadapi hingga dapat menyelesaikannya. POAC sudah diterapkan oleh Humas Kementerian Koperasi dan UKM, mengingat tugas dan kewajiban seorang Humas di sini harus mampu bekerja secara multitalenta, mereka dituntut untuk dapat berkerja dengan cepat dan tepat. Seperti hasil dari penelitian ini bahwa seorang Humas harus mampu memberikan informasi bagi seluruh UKM di Indonesia. Beban tugas yang kerjakan cukup bertanggungjawab pada informasi seputar KUR tanpa harus ada kesalahan dalam menyampaikannya.

KESIMPULAN

(21)

Strategi humas dalam menyosialisasikan sebuah program terutama salah satu program unggulan yaitu program KUR harus dapat memberikan dampak postif kepada masyarakat, karena masyarakatlah yang akan menilai bagaimana baik buruknya program ini teralisasikan. Kementerian Koperasi dan UKM yang dibantu oleh humas dalam menjalankan sebuah program KUR dan juga menyosialisasikan program tersebut melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan juga Twitter.

Humas Kementerian Koperasi dan UKM dapat menyosialisasikan program KUR tersebut dengan baik dan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada para pengikut dimedia sosial dengan cepat merupakan hal yang baik dan patut diapresiasi.

Serta program KUR itu sendiri juga mendapat sambutan baik dari para pelaku UKM Koperasi dan juga masyarakat Indonesia, karena program KUR ini membantu masyarakat mendapat pinjaman dengan bunga yang rendah yaitu 9% dan juga tanpa anggunan bila peminjaman yang diminta dibawah 25 juta rupiah. Kementerian Koperasi dan UKM membuat program KUR ini memiliki alasan yang sangat mendasar, yaitu untuk mempercepat pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK), meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM & Koperasi kepada Lembaga Keuangan, sebagai upaya penanggulangan / pengentasan kemiskinandan perluasan kesempatan kerja.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dapat memberikan wawasan dalam perkembangan ilmu komunikasi yaitu Strategi Humas dalam menyosialisasikan informasi secara detail dan lugas. Penelitian ini juga dapat menambah referensi aplikasi teoritis mengenai

(22)

Humas atau Public Relations baik di lembaga pemerintahan atau pun lembaga swasta.

Kementerian Koperasi dan UKM RI Dalam Proses strategi sosialisasi program KUR yang digulirkan. Oleh karena itu, penulis pun menjamin kerahasiaan data-data Kementerian Koperasi dan yang tertulis selama melakukan kegiatan penelitian. Atas kesempatan yang telah diberikan, penulis menyampaikan terima kasih sebesar- besarnya kepada Kementerian Koperasi dan UKM RI yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian, khususnya kepada Bapak Sudarmono (Ka.Bag Humas Kementerian Koperasi dan UKM), Bapak Ali Muhammad (Staff Humas Kementerian Koperasi dan UKM RI). Ucapan terima kasih saya haturkan kepada Yayasan Budi Luhur Cakti Bapak Kasih Hanggoro, MBA, Rektor Universitas Budi Luhur Bapak Dr. Ir. Wendi Usino, MS.c., MM., Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Ibu Dr. Nawiroh Vera, M.Si, Kepala Konsentrasi Public Relations Bapak Made Doddy Wihardi, S.IP., M.I.Kom, Ibu Indah Suryawati, M.Si yang selalu menyemangati dalam hal edukasi, Jagadtani.id, Radio Budi Luhur, Departemen Sains Komunikasi, Fakultas Ekologi dan Manusia IPB University, khususnya Komunikasi Pembangunan Angkatan 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Aberle, David. 1961. Culture and Socialization. The Dorsey Press

Budiono M.A. 2005. Kamus Ilmu Populer Internasional. Surabaya. Alumni

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Fajar Interpratama

(23)

Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat. 1998. Komunikasi Antar Budaya.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Morissan. 2006. Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, Jakarta. Ramdani Prakasa

Onong, Uchjana Effendy. 2004. Dinamika Komunikasi, 2004 Bandung. PT Rosdakarya

Sendjaja, Sana Djuarsa. Pengantar Ilmu Komunikasi. 2001. Badung. Remaja Rosda Karya

Sitepu, Syahputra Edy & Faulina. 2011. Profesional Public Relations. Medan: USU Press.

Taufiq Rohman Dhoiri, dkk. 2007. Sosiologi: Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat.

Jakarta: Yudhistira.

Sumber Internet

http://www.tnp2k.go.id/

http://kur.ekon.go.id/

http://prezi.com/vddmcub-ss/social-media-definisi-fungsi-karakteristik/

(24)

Referensi

Dokumen terkait