• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEPENTINGAN MULTISTAKEHOLDER : STUDI KASUS PADA INDUSTRI RUMPUT LAUT

N/A
N/A
Yo Ndaktau

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEPENTINGAN MULTISTAKEHOLDER : STUDI KASUS PADA INDUSTRI RUMPUT LAUT"

Copied!
238
0
0

Teks penuh

16 Gambar 2.3 Model Umum Rantai Pasokan Rumput Laut di Indonesia yang dibuat menggunakan perangkat lunak Life Cycle Assessment. Pemanfaatan rumput laut di Indonesia masih tertinggal dibandingkan pemanfaatan rumput laut di negara lain (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014). Permasalahan yang muncul di sektor hilir rantai pasok rumput laut semakin menghambat pengembangan rumput laut.

Oleh karena itu, diperlukan tindakan nyata dalam upaya memitigasi risiko pada rantai pasok rumput laut.

Gambar 1.1 Lokasi Persebaran Red Algae dan Brown Algae di Indonesia (Mulyati
Gambar 1.1 Lokasi Persebaran Red Algae dan Brown Algae di Indonesia (Mulyati

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Perumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Ruang Lingkup Penelitian
    • Batasan Penelitian
  • Sistematika Penulisan

Menghasilkan strategi mitigasi alternatif dan melakukan simulasi strategi mitigasi dan biaya, kemudian membandingkan efektivitas strategi biaya dan risiko dalam mengelola risiko di seluruh rantai pasokan rumput laut. Memberikan rekomendasi manajemen risiko kepada pemangku kepentingan di industri rumput laut untuk upaya lokal dan ekspor guna meningkatkan pasokan lokal dan ekspor rumput laut dari Jawa Timur. Logistik keluar ini meliputi penerimaan bahan baku untuk pengiriman dan pengolahan di Pasuruan dan Malang, Jawa Timur, serta proses pendistribusian produk jadi ke berbagai wilayah dan negara tujuan ekspor.

TINJAUAN PUSTAKA

Rumput Laut di Indonesia

  • Pemanfaatan Rumput Laut di Indonesia
  • Kondisi Rumput Laut di Indonesia

Rumput laut merupakan bahan yang banyak digunakan oleh berbagai industri dan telah menjadi komoditas ekspor unggulan Indonesia sebagai negara kepulauan. Agarofit merupakan salah satu jenis rumput laut yang menjadi bahan baku pembuatan agar-agar, seperti Gracilaria, Gelidium dan Gelidiella. Berikut peringkat Indonesia sebagai eksportir rumput laut dibandingkan negara lain seperti terlihat pada Tabel 2.1.

Berdasarkan data FAO (2010), Indonesia menduduki peringkat kedua dunia sebagai penghasil rumput laut pada tahun 2000.

Tabel 2.1 Negara Pertanian Rumput Laut untuk Karaginan Utama Dunia
Tabel 2.1 Negara Pertanian Rumput Laut untuk Karaginan Utama Dunia

Stakeholder dan Multistakeholder

Hal serupa juga terjadi di Bali, dimana semakin banyak kawasan pesisir yang menjadi kawasan pemukiman dan hotel, sehingga wilayah sebaran alga semakin menyempit. Oleh karena itu, diperlukan peran berbagai pihak untuk selalu meningkatkan komoditas rumput laut, agar rumput laut selalu menjadi produk andalan Indonesia di pasar internasional. Rantai pasok rumput laut tentunya terdiri dari berbagai pihak yang berperan, sehingga penelitian ini akan melihat berbagai perspektif pemangku kepentingan rumput laut.

Di bawah ini contoh pemangku kepentingan pada Tabel 2.2 mengenai rantai pasok rumput laut berdasarkan penelitian di Kabupaten Pangkep.

Supply Chain Management

  • Supply Chain Management untuk Komoditas
  • Supply Chain Management untuk Rumput Laut

Rantai pasok rumput laut di Indonesia memiliki kolaborasi vertikal yang terdiri dari pemasok rumput laut (petani, pengepul lokal, pengepul besar atau eksportir), produsen rumput laut, perusahaan karagenan dan perusahaan agar-agar (Mulyati & Geldermann, 2016). Petani rumput laut umumnya mandiri dan bisa menjual rumput lautnya ke pengepul lokal. Petani dan pengepul lokal mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi, dan selalu mendiskusikan tingkat ketersediaan, kualitas dan harga rumput laut di pasaran.

Oleh karena itu, lima kegiatan utama pemasok rumput laut adalah penanaman, pemanenan, pengeringan, penyimpanan, dan distribusi.

Gambar 2.1 Aliran Dalam Supply Chain Management (Pujawan & Mahendrawathi,  2010)
Gambar 2.1 Aliran Dalam Supply Chain Management (Pujawan & Mahendrawathi, 2010)

Risiko

Risiko ini mencakup peristiwa yang berkaitan dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, peraturan hukum, serta risiko yang berkaitan dengan reputasi perusahaan, kepemimpinan, perubahan keinginan pelanggan. Risiko risiko adalah risiko kecelakaan fisik, misalnya risiko akibat bencana alam, peristiwa yang berdampak pada harta benda dan aset perusahaan, serta ancaman kerusakan.

Manajemen Risiko

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mullai (2009), berikut taksonomi strategi manajemen risiko pada Tabel 2.3 untuk strategi risiko yang berdampak negatif.

Metode Identifikasi dan Pemetaan Risiko

  • Work Breakdown Structure
  • Risk Breakdown Structure
  • Supply Chain Risk Identification System

Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman komprehensif tentang risiko paling potensial dalam jaringan rantai pasokan. Secara umum, beberapa organisasi menyarankan manfaat penggunaan SCRIS sebagai alat pendukung keputusan untuk mengidentifikasi risiko rantai pasokan. Selain itu, SCRIS dapat digunakan sebagai media komunikasi dan kolaborasi antara organisasi manufaktur dan pemangku kepentingan rantai pasok untuk mengelola dan mengurangi risiko rantai pasok.

Keluaran SCRIS dapat digunakan sebagai bukti bagi pemangku kepentingan rantai pasokan untuk membantu mereka mengelola risiko di masa depan.

Gambar 2.5 Contoh Work Breakdown Structure pada kantor (Werner, 2012)  2.6.2  Risk Breakdown Structure
Gambar 2.5 Contoh Work Breakdown Structure pada kantor (Werner, 2012) 2.6.2 Risk Breakdown Structure

Supply Chain Risk Management

Dalam situasi yang berbeda, SCRM dapat mencegah kejadian berisiko atau menerima risiko yang akan terjadi dan menormalkan kinerja rantai pasokan secepat mungkin. Penilaian risiko dengan metode FMEA dilakukan dengan menghitung angka prioritas risiko (RPN) yaitu tingkat prioritas risiko (Risk Priority Number) yang diperoleh dari perkalian tiga faktor yaitu kejadian yang merepresentasikan kejadian, tingkat keparahan yang mewakili tingkat keparahan dari kejadian tersebut. kegagalan, dan deteksi sebagai kemampuan untuk mendeteksi kegagalan sebelum mencapai pelanggan (Chin, et al., 2009). Masing-masing faktor tersebut akan dievaluasi dalam skala 10 poin dan kemudian nilai RPN akan diurutkan dari yang terbesar hingga yang terkecil.

Semakin besar nilai RPN menunjukkan semakin besar tingkat kepentingan dan perlunya perhatian dibandingkan risiko lainnya.

House of Risk

  • House of Risk 1
  • House of Risk 2

Memperkirakan hubungan penyebab risiko (agen risiko) dengan kejadian risiko dijelaskan dengan simbol Rij pada Tabel 2.4 dengan skala 0,1,3,9 dimana 0 berarti tidak ada hubungan dan nilai 1,3,9 rendah , hubungan sedang, tinggi. Memilih penyebab risiko (agen risiko) dengan peringkat prioritas tinggi, pemilihan penyebab risiko dapat menggunakan analisis Pareto terhadap potensi risiko agregat (ARPj) agen. Evaluasi hubungan antara tindakan mitigasi individu dengan penyebab risiko individu (risk agent) yang dijelaskan pada tabel HOR 2 dengan simbol Ejk.

Penilaian kompleksitas pelaksanaan langkah-langkah mitigasi memperhitungkan biaya yang diperlukan dan jumlah sumber daya yang diperlukan.

House of Risk Multistakeholder

Risk Event Cost dan Preventive Event Cost

Teori Simulasi Monte Carlo

Dasar simulasi Monte Carlo adalah PDF yang merupakan singkatan dari Probability Density Function (Harrison, 2010). Sebelum mendapatkan grafik PDF, berikut langkah-langkah pengerjaan model simulasi Monte Carlo yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 oleh Universitas Brawijaya mengenai “Penilaian Risiko Keuangan Menggunakan Simulasi Monte Carlo (Kamandang, dkk., 2014). Hitung biaya tindakan pencegahan (PAC) yang dipilih berdasarkan diagram Pareto mitigasi dengan biaya maksimum dan biaya minimum yang diperlukan.

Pada setiap iterasi akan dicari angka acak antara PAC maksimum dan minimum untuk setiap upaya mitigasi risiko yang dipilih menggunakan rumus =RANDBETWEEN (PAC maksimum, PAC minimum).

Penelitian Terkait

Sedangkan (PA10) akan mengatasi penyebab risiko (A6) pasokan rumput laut yang akan mengurangi kemungkinan terjadinya 5 kejadian risiko yaitu (E3) fluktuasi harga bahan baku kering rumput laut, (E4), (E5) dan ( E8). ) kekurangan bahan baku rumput laut.

METODOLOGI PENELITIAN

Studi Pendahuluan

Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung dan disertai wawancara kepada karyawan industri rumput laut. Perusahaan pengolahan rumput laut ini juga mendapatkan bahan bakunya dari pengepul besar di Nusa Penida, Bali. Selain itu, melakukan wawancara mengenai berbagai risiko dan prosedur yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengirim rumput laut ke berbagai wilayah di Indonesia.

Berikut ini adalah flowchart metodologi penelitian rantai pasok rumput laut yang akan dijelaskan pada Gambar 3.1. Identifikasi struktur dan proses rantai pasokan.

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian

Pemetaan Supply Chain

Pemetaan rantai pasok juga dilakukan untuk mengetahui pemangku kepentingan yang terlibat dan peran masing-masing pemangku kepentingan dalam rantai pasok rumput laut di Indonesia. Pemangku kepentingan yang memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang tinggi akan mempunyai dampak yang besar terhadap rantai pasok rumput laut. Setelah menilai matriks atribut dan memetakan grafik tingkat kepentingan dan kekuatan pengaruh, pemangku kepentingan terpenting dalam rantai pasokan logistik outbound rumput laut di Jawa Timur adalah berbagai pemangku kepentingan di wilayah “pemain kunci” yang mewakili kelompok kepentingan yang terkait langsung dan adalah pengambil keputusan.

Kelompok pemangku kepentingan utama adalah pemangku kepentingan yang melakukan pengkajian Penelitian Rantai Pasokan Rumput Laut Jawa Timur.

Identifikasi Risiko

Pemangku kepentingan diperkirakan terbagi menjadi empat bagian yang terdiri dari perusahaan ekspor rumput laut, perusahaan pemasok rumput laut lokal, pemerintah dan penyedia jasa logistik. Pemangku kepentingan terkait akan diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepentingan dan kekuatan pengaruhnya. Proses identifikasi risiko dilakukan melalui kajian literatur, survei dan wawancara dengan pemangku kepentingan yang terlibat dalam setiap proses.

Luaran dari SCRIS adalah pemetaan risiko dan hubungan antar risiko pada rantai pasok rumput laut yang risikonya telah diidentifikasi sebelumnya.

Analisis Risiko

Untuk setiap proses dianalisis apa risikonya (what), dimana risiko itu terjadi (where), bagaimana risiko itu timbul (how) dan mengapa risiko itu timbul (why).

Evaluasi Risiko

Mitigasi Risiko

Simulasi Biaya Mitigasi Risiko

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pengumpulan Data

  • Outbound Logistics Supply Chain Industri Rumput Laut di Jawa Timur

Setelah itu, akan dilakukan identifikasi pemangku kepentingan yang terlibat dalam outbound logistic industri rumput laut di Jawa Timur. Berikut gambaran aktivitas rantai pasok rumput laut dari Nusa Penida, Bali hingga Jawa Timur pada Gambar 4.1. Inbound Logistic Rumput Laut di Nusa Penida, Bali Outbound Logistic Rumput Laut di Jawa Timur Pengolahan Distribusi Kemasan.

Kualitas hasil pengolahan rumput laut tentunya dipengaruhi oleh kualitas bahan baku rumput laut kering yang digunakan. Oleh karena itu pemilihan bahan baku rumput laut kering sangat penting dilakukan sebelum rumput laut diolah. Eucheuma cottoni dapat diolah dengan beberapa cara dan menghasilkan berbagai produk olahan rumput laut.

Berikut tahapan pembuatan SRC pada Gambar 4.2 yang dilakukan pada pabrik pengolahan rumput laut. Berdasarkan cara pengolahan rumput laut yang berbeda-beda, terlihat bahwa produk olahan rumput laut sangat berbeda-beda. Oleh karena itu, berikut penjelasan mengenai sebaran hasil pengolahan rumput laut untuk ekspor dan lokal.

Daftar tujuh permasalahan yang dihadapi penyedia jasa logistik ekspor ini tentu berpotensi menimbulkan risiko pada rantai pasok rumput laut. Berikut hasil penilaian pada tabel 4.4 mengenai sejauh mana pengaruh pemangku kepentingan terhadap rantai pasok rumput laut khususnya logistik outbound.

Gambar 4.1 Rantai Pasok Rumput Laut dari Nusa Penida, Bali
Gambar 4.1 Rantai Pasok Rumput Laut dari Nusa Penida, Bali

Pengolahan Data

  • Identifikasi Risiko Outbound Logistics Supply Chain
  • Pemetaan Hubungan Kejadian Risiko dan Penyebab Risiko dengan
  • Identifikasi Hubungan Kejadian Risiko dan Penyebab Risiko
  • Analisa Risiko
  • Evaluasi Risiko
  • Mitigasi Risiko
  • Simulasi Biaya Mitigasi Risiko

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Penentuan Stakeholder

Analisis Penilaian dan Evaluasi Risiko

Analisis Pemilihan Tindakan Mitigasi Risiko

Analisis Hasil Simulasi Biaya Risiko

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan klasifikasi pemangku kepentingan berdasarkan pemangku kepentingan utama dan sekunder serta matriks atribut tingkat kepentingan dan kekuatan pengaruh, terdapat 4 pemangku kepentingan yang memberikan penilaian terkait logistik outbound rumput laut Jawa Timur, yaitu perusahaan ekspor, perusahaan pemasok lokal, jasa logistik ekspor. penyedia, dan instansi pemerintah adalah Dinas Perindustrian & Perdagangan Jawa Timur. Risk driver yang diprioritaskan oleh masing-masing pemangku kepentingan, dengan mengacu pada ARP (Total Risk Potency) dan CARP (Combined Total Risk Potency) terdapat 8 risk driver dimana terdapat 3 risk driver yang mempunyai dampak paling besar terhadap seluruh pemangku kepentingan dan sering terjadi ( A6) yaitu pasokan rumput laut menurun, (A7) terbatasnya infrastruktur transportasi dan pelabuhan, dan (A8) jarak antara perusahaan pengolahan dan pengumpul lokal sangat jauh. Berdasarkan hasil diagram ETD Pareto multi-stakeholder, upaya pengurangan risiko dapat mempengaruhi hingga 83% dari total pengurangan risiko, yang akan dipilih untuk simulasi biaya pengurangan risiko.

Oleh karena itu, terdapat 12 tindakan mitigasi yang akan dilakukan dalam simulasi biaya terkait tindakan mitigasi risiko, dimana tiga tindakan mitigasi yang paling efektif dan tidak sulit untuk dilakukan adalah (PA6) dengan melakukan pelatihan terkait “incoterm” untuk dicapai oleh industri rumput laut. Namun demikian, terdapat beberapa kejadian risiko yang sangat sulit untuk dihindari meskipun langkah-langkah mitigasi telah dilakukan, termasuk (E4) menurunnya aktivitas ekspor rumput laut dan (E5) menurunnya permintaan global. Total perkiraan biaya penanganan berbagai kejadian risiko yang sulit dihindari adalah sebesar Rp.

Dengan demikian, total perkiraan kerugian akibat terjadinya peristiwa risiko yang dapat diatasi dengan berbagai tindakan mitigasi risiko adalah sebesar Rp. Kerugian ini dapat semakin dikurangi apabila dilakukan upaya mitigasi yang hanya memerlukan biaya sebesar Rp agar memiliki peluang keberhasilan 100%.

Saran

Penetapan standar kompetensi kerja nasional Indonesia untuk kategori industri pengolahan, kategori utama industri makanan, semi-refined carrageenan (SRC) dan sektor industri pengolahan rumput laut rafinasi karagenan. Tersedia di: Http://Www.Akuntansisepat.Com/Manajemen/Pengertian-Resiko-Usaha-Jenis-Dan-Contohnya/#Macam-Macam-Resiko-Usaha [Diakses 21 Januari 2018]. Strategi Pengembangan Rantai Pasokan: Pengembangan Rumput Laut di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, S.L.: Lembaga Manajemen Koperasi Indonesia.

Analisis Strategi Mengatasi Risiko Kekurangan Pasokan pada Industri Pengolahan Rumput Laut: Kasus Sulawesi Selatan. Pengenalan potensi rumput laut: Kajian pemanfaatan sumber daya rumput laut dari aspek industri dan kesehatan. Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses dan aktivitas pada industri rumput laut serta menilai potensi risiko pada industri rumput laut.

Kebijakan apa yang harus diambil pemerintah untuk lebih memfasilitasi distribusi rumput laut ke luar negeri dan dalam negeri?

Gambar

Gambar 1.1 Lokasi Persebaran Red Algae dan Brown Algae di Indonesia (Mulyati
Gambar 1.3 Volume ekspor rumput laut Indonesia (Kementrian Kelautan dan  Perikanan, 2016 dan Duijn, et al., 2012)
Gambar  2.2  Supply  chain  management  dan  supply  chain  produk  komoditas  (Parenreng, 2016)
Gambar 2.3 Model Rantai Pasok Rumput Laut di Indonesia secara Umum dibuat  dengan software Life Cycle Assessment  (Mulyati, 2015)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

iv Welcome Message Executive Chairman of The 3rd International Conference on Security in Food, Renewable resources, and Natural Medicines SFRN 2019 Dear Honorable ladies and