• Tidak ada hasil yang ditemukan

strategi pengembangan desa wisata mronjo oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "strategi pengembangan desa wisata mronjo oleh"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA MRONJO OLEH PEMERINTAH DESA MRONJO KECAMATAN SELOPURO

KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik

(S-1)

Oleh

Nurcholisa Dwi Lestari 217.01.091.1.45

UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA MALANG

2022

(2)

RINGKASAN

Nurcholisa Dwi Lestari, 2021, NPM 21701091145, Strategi Pengembangan Desa Wisata Mronjo Oleh Pemerintah Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar, Dr. Nurul Umi Ati, M.AP. Sebagai pembimbing utama, Suyeno, S.Sos. M. AP. Sebagai pembimbing dua.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan sarana prasarana penunjang dalam objek wisata yang masih kurang, kurangnya pengunjung destinasi pariwisata yang berkunjung, promosi pariwisata yang masih kurang.

Serta adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu mengetahui strategi yang digunakan pemerintah desa Mronjo dalam mengembangkan desa wisata Mronjo, faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pemerintah desa Mronjo dalam mengembangkan desa wisata Mronjo.

Adapun pendekatan penelitian yaitu kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang dimana data deskriptif kualitatif metode ini menggambarkan objek sesuai dengan keadaan yang ada dilapangan. Fokus penelitian strategi pengembangan, faktor pendukung, dan faktor penghambat. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumen lalu dianalisis menggunkan metode deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian dalam penulisan ini, Sektor pariwisata memberikan multiplier effect dan nilai manfaat yang besar bagi masyarakat seperti menciptakan lapangan pekerjaan baru, menurunkan angka pengangguran, dan meningkatkan perekonomian negara maupun daerah. akan tetapi dengan adanya pandemi seperti ini menyebabkan sektor pariwisata menurun sehingga pemerintah harus lebih cermat lagi dalam meningkatkan wisatawan. Strategi pengembangan menurut Cawley and Gillmor (2008), dalam Ridwan (2020:11) yaitu dengan melihat potensi alam, menetapkan aturan pendirian pariwisata bersdasarkan Perdes No 3 Tahun 2018 Tentang Pembentukan dan Pengelolaan BUMDesa, mendorong mainset masyarakat untuk menjadi desa wisata, rencana pendanaan dalam pembangunan sarana prasarana yang dilakukan secara bertahap, menambah objek destinasi wisata tambahan berupa perahu bebek, promosi dilakukan melalui akses sosial media berupa Instagram dan Facebook. Pendukung dan penghambat pengembangan berdasarkan letak geografis, sumber daya alam dan sumber daya manusia, keunikan objek destinasi wisata, dan sarana prasarana.

Kata Kunci: Strategi, Pengembangan Objek Wisata Desa Mronjo

(3)

SUMMARY

Nurcholisa Dwi Lestari, 2021, NPM 21701091145, Mronjo Tourism Village Development Strategy By the Mronjo Village Government, Selopuro District, Blitar Regency, Dr. Nurul Umi Ati, M.AP. As the main supervisor, Suyeno, S.Sos. M. AP. As mentor two.

This research is motivated by the problem of supporting infrastructure facilities in tourist objects which are still lacking, the lack of visitors to tourism destinations, and the lack of tourism promotion. As well as the formulation of the problem from this research, namely knowing the strategies used by the Mronjo village government in developing the Mronjo tourist village, the supporting and inhibiting factors that affect the Mronjo village government in developing the Mronjo tourist village.

The research approach is qualitative with the type of descriptive research where the descriptive qualitative data of this method describes the object in accordance with the existing conditions in the field. The focus of research on development strategies, supporting factors, and inhibiting factors. Collecting data using interview, observation, document techniques and then analyzed using qualitative descriptive methods.

The results of the research in this paper, the tourism sector provides a multiplier effect and great value for the community, such as creating new jobs, reducing unemployment, and improving the country's and regional economy.

However, with a pandemic like this, it causes the tourism sector to decline, so the government must be more careful in increasing tourists. The development strategy according to Cawley and Gillmor (2008), in Ridwan (2020:11) is to look at the potential of nature, establish rules for establishing tourism based on Village Regulation No. the construction of infrastructure facilities is carried out in stages, adding additional tourist destinations in the form of duck boats, promotions are carried out through social media access in the form of Instagram and Facebook.

Supporters and barriers to development are based on geographical location, natural resources and human resources, uniqueness of tourist destination objects, and infrastructure.

Keywords: Strategy, Development of Mronjo Village Tourism Object.

(4)
(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN

Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang menyimpan banyak potensi alam yang melimpah. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak kekayaan, baik kekayaan alam maupun budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Berlimpahnya sumber daya alam yang berada di Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat apabila sumber daya tersebut dapat dikelola dengan baik.

Pariwisata merupakan salah satu pemanfaatan sumber daya alam yang bernilai ekonomi tinggi bagi suatu daerah yang mengelola sumber daya alam menjadi tempat wisata yang menarik pengunjung lokal maupun internasional. Dalam pelaksanaannya, tercantum dalam Undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dimana ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, memperluas dan pemerataan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan objek dan daya tarik wisata.

Salah satu potensi yang dapat dikembangkan di Indonesia adalah sektor pariwisata. Pariwisata yang berada di Indonesia memiliki potensi yang dapat diandalkan dengan keragaman budaya, karakteristik alam yang mempesona, dan adat istiadat yang menjadi modal untuk desa wisata. Desa wisata merupakan bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan

(6)

2 dalam kehidupan masyarakat yang menyatu dengn tata cara dan tradisi yang berlaku.

Dalam pelaksanaan pariwisata yang berada di Indonesia diberikan kepada daerah masing-masing yang dalam otonomi daerah di Indonesia didasarkan pada Undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang pemerintah daerah yang kemudian oleh pemerintah daerah diturunkan kedalam Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa merupakan landasan bagi pemerintah daerah dalam menjalankan roda pemerintahannya. Adanya otonomi daerah menciptakan ruang gerak yang bebas dalam membuat kebijakan dan peraturan daerah yang melibatkan pihak- pihak terkait yang sesuai dengan pemahaman dan kebutuhan masing-masing daerah termasuk pembangunan sektor pariwisata.

Pengembangan pariwisata yang dilakukan secara optimal mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sektor wisata memberikan multiplier effect dan nilai manfaat yang besar bagi masyarakat seperti meciptakan pekerjaan baru, menurunkan angka pengangguran, dan meningkatkan perekonomian negara maupun daerah.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) merupakan motor penggerak dalam pengelolaan desa wisata. Bersama dengan pemerintah desa dan pelaku usaha mengembangkan desa wisata melalui pengembangan usaha dalam bentu bantuan modal, bimbingan teknis, dan kerja sama. Usaha kelembagaan BUMDesa dapat didorong agar lebih aktif, efisiensi, dan terkoneksi dengan industri wisata melalui jalinan kerjasama dan teknologi yang ada.

(7)

3 Menurut Muklis (2019) jenis potensi desa wisata yang dapat dijual yaitu:

a. Wisata alam. Yaitu bagi desa yang memiliki keindahan dan keunikan alam.

b. Wisata religi. Yaitu bagi desa yang memiliki keunikan bidang religi.

c. Wisata kuliner. Yaitu bagi desa yang memiliki jajanan atau makanan yang unik serta menarik yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

d. Wisata olahraga. Yaitu bagi desa yang memiliki fasilitas olahraga unik.

e. Wisata sejarah. Yaitu bagi desa yang memiliki peninggalan situs sejarah.

Dari beberapa provinsi yang dimiliki Indonesia, Jawa timur merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi wisata yang layak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun macanegara. Sektor pariwisata yang berada di 38 daerah Kabupaten atau Kota di Jawa Timur memiliki potensi pembangunan yang berkelanjutan. Akan tetapi, dengan adanya pandemi covid-19 menimbulkan pengaruh besar pada sektor pariwisata khususnya di Jawa Timur. Penyekatan dan pembatasan yang dilakukan pemerintah memberikan pengaruh pada wisatawan yang berkunjung.

Desa wisata yang berada di Jawa Timur tidak kalah menarik dengan destinasi objek wisata yang berada diluar Provinsi Jawa Timur. Namun, untuk mencapai itu semua perlu dilakukan upaya yang kompherensif yang melibatkan pemangku kepentingan terkait melalui musyawarah desa yang melibatkan pemerintah,

(8)

4 masyarakat, pelaku jasa pariwisata, menentukan fokus lokasi yang menjadi objek wisata yang dikembangkan, membentuk Bumdesa sebagai lembaga pengelola dan kerjasama dengan pelaku jasa pariwisata, mengembangkan industri pendukung produk pariwisata yang kretif, menyiapkan SDM pengelola pariwisata, mengembangkan atraksi adat istiadat dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan kerjasama antar desa.

Kabupaten Blitar memiliki banyak wisata yang menarik untuk dikunjungi yang memiliki berragam sumber daya alam dan budaya sebagai objek daya tarik wisata yang keseluruhannya terdiri dari 71 destinasi wisata. Kabupaten Blitar yang memiliki potensi wisata alam yang indah seperti gunung, pantai, sungai, dan wisata berbasis alam lainnya. Tidak hanya wisata berbasis alam, akan tetapi SDM masyarakat yang berada di Kabupaten Blitar termasuk unggul.

Menurut Bupati Blitar Rini Syarifah dalam peresmian museum Nugroho “Sektor pariwisata merupakan salah satu aspek penting bagi eksistensi daerah Kabupaten Blitar. Menurutnya sektor pariwisata sangat berkontribusi signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Disporbudpar Kab. Blitar,2021)”

Dengan adanya pandemi ini membuat pamerintah pusat bersama pemerintah daerah harus lebih cermat lagi dalam meningkatkan wisatawan. Terutama pada pada sektor pelayanan dan kualitas wisata. Pemerintah pusat melalui dinas terkait di provinsi maupun daerah terus berupaya menyiapkan protokol kesehatan dan verifikasi implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Cleanliness, Health, Safety and Enviromental Sustainability (CHSE).

Pernyataan dari Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Disbudpar Jatim Dra.

Susiati M.M dalam kegiatan pelatihan mengatakan, “Kegiatan ini diharapkan

(9)

5 dapat meningkatkan Potensi dan Kapasitas Masyarakat dan Sumber Daya Lokal di Sekitar Destinasi Pariwisata khususnya yang dikelola destinasi wisata yang dikelola oleh kelompok sadar wisata Pokdarwis di Kabupaten Blitar dan diharapkan para pelaku dan pegiat wisata utamanya Pokdarwis bisa melakukan identifikasi sendiri terhadap potensi sumber daya yang ada di sekitarnya (disparbudpora Kab. Blitar, 2021)”.

Dalam Peraturan Bupati Blitar nomor 44 tahun 2017 tentang Pedoman Penetapan dan Penyelenggaraan Desa Wisata bab 4 tentang Pembentukan dan penetapan dimana pembentukan desa wisata wajib memenuhi persyaratan teknis maupun administrasi. Penetapan desa wisata diajukan oleh kepala desa kepada Bupati yang kemudian akan diverivikasi.

Salah satunya yang berada di Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar yang terbilang objek wisata baru akan tetapi, mampu menarik wisatawan untuk berkunjung. Akses jalan menuju Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar berada diantara Kota malang menuju Kota Blitar. Akses jalan yang bagus memberikan pengaruh yang besar pada pariwisata disana. Hal ini tentunya dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui kunjungan wisatawan ke sejumlah objek wisata yang berada di Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar. Objek wisata yang berada di Desa Mronjo terdiri dari Omah Joglo, Coffe Oemah Joglo, dan Air Perahu. Kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah desa dengan menjadikan desa Mronjo sebagai desa wisata diiringi kontribusi Bumdes serta Pokmas desa.

Wisata Omah Joglo merupakan wisata yang dibangun disekitar kebun serta sawah dan didesain dengan gaya Joglo (Rumah Joglo) dimana disekitar Omah Joglo tersebut terdapat kebun buah naga, kolam sepeda air berbentuk bebek, dan

(10)

6 coffe oemah joglo. Selain itu, wisata Omah Joglo terkadang digunakan sebagai tempat rapat aparatur desa, studi banding antar bumdes, dan disewakan untuk melakukan agenda kegiartan. Selain itu, pemandangan yang berada di omah joglo memberikan pemandangan alam diiringi suasana santai dengan suguhan pemandangan kebun-kebun.

Gambar 01. Destinasi omah joglo dan coffe omah joglo.

Sumber: https://instagram.com/wisatamronjo?utm_medium=copy_linkdiakses 2 Juli 2021

Wisata Coffe oemah joglo masih berada dalam lingkungan omah joglo dimana wisata coffe oemah joglo dibuka untuk umum pada hari sabtu sore hingga malam.

Dibukanya caffe tersebut pada saat malam hari karena diterangi oleh lampu-lampu hias yang mempercantik keadaan (view) caffe tersebut. Selain itu caffe tersebut dapat dikunjungi oleh semua kalangan karena bukan hanya tempat nongkrong saja akan tetapi juga terdapat area permainan naik sepeda air berbentuk bebek yang dapat diakses dengan tarif biaya Rp. 10.000,- per satu kali putaran kolam dan wahana edukasi.

(11)

7 02. Destinasi Wisata Air Perahu.

Sumber:

https://radartulungagung.jawapos.com/read/2021/03/22/248832/dikelola-bumdes- wisata-air-perahu-butuh-pengembangan diakses 2 Juli 2021.

Wisata air perahu yang berada di Desa Mronjo merupakan aliran sungai brantas yang awalnya digunakan masyarakat untuk mencari ikan dan mencukupi kehidupan masyarakat setempat.

Dikutip dari radar Tulungagung: “Destinasi wisata air perahu yang dimana memanfaatkan aliran sungai brantas yang terbentuk ketika pandemi Covid-19 dan baru beroprasi pada pertengahan 2020 dan masih tahap pengembangan. Pengunjung diajak berkeliling melihat pemandangan alam sekitar sungai berantas selama 25 menit dengan tarif biaya dewasa Rp.

10.000,-/ orang sementara anak-anak Rp.5.000,-/ orang dimana setiap pengunjung diwajibkan menggunakan rompi pelampung untuk keselamatan”.

Dengan baru diberdirikannya destinasi wisata air perahu membutuhkan strategi pengembangan agar wisata tersebut dapat berkembang dan memberikan kontribusi besar pada masyarakat setempat desa ditengah kondisi pandemi seperti ini. Dengan bantuan sosial media saat ini sangat mempengaruhi wisata desa

(12)

8 tersebut yang awalnya hanya masyarakat lokal saja akan tetapi saat ini sudah terdapat beberapa warga luar Blitar yang berkunjung.

Instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam mengelola aset wisata yang berada di desa wisata Mronjo yaitu pemerintah desa Mronjo dibantu oleh Bumdes Makmur sejahetera dan Pokmas desa wisata Bonang Tirto Lestari.

Pemerintah desa sebagai pejabat yang berwenang harus memberikan perhatian lebih pada objek wisata yang berpotensial menghasilkan pendapatan dan mengarahkan sektor ini sebagai investasi yang menguntungkan untuk kedepannya.

Maka dari itu, berikut beberapa hal yang menjadi akar permasalahan mengapa peneliti mengangkat topik ini, yakni:

1. Letak geografis desa wisata. Desa wisata Mronjo terletak di Kabupaten Blitar dimana akses menuju desa tersebut dapat melalui Kota Malang maupun Kota Blitar. Jarak antar wisata satu dengan lainnya pun tidak berdekatan sehingga wisatawan harus melewati jalanan desa. Selain itu, tidak semua objek wisata yang berada di desa wisata Mronjo dapat dilalui oleh kendaraan roda 4.

2. Pengembangan wisata terhambat. Akibat adanya pandemi covid-19 menimbulkan kekacauan ekonomi pada masyarakat. Terutama pada sektor pariwisata. Sehingga aparatur desa dibantu dengan masyarakat dan pihak pengelola BUMDesa dan Pokmas menciptakan wisata desa dengan memanfaatkan keindahan alam.

(13)

9 BUMDesa merupakan lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari APBDesa dan masyarakat dimana BUMDesa berfungsi sebagai lemabaga ekonomi desa yang memberikan pelayanan kepada masyarakat desa dan melakukan kegiatan ekonomi yang beroeientasi untuk memperoleh keuntungan.

Hal itulah yang membuat pemerintah desa Mronjo menetapkan dalam Peraturan Desa no 3 tahun 2018 tentang pembentukan dan pengelolaan BUMDesa.

Tujuan dari pendirian BUMDesa Makmur Sejahtera seperti yang tertera dalam Anggaran Dasar bab 2 tentang Azaz, Visi, Misi, dan Tujuan pasal 4 point (b) yakni: “1) memperoleh keuntungan untuk meningkatkan pendapatan asli desa, 2) memajukan dan mengembangkan perekonomian desa melalui lembaga ekonomi desa, 3) mengoptimalkan pengelolaan aset desa, dan 4) meningkatkan usaha ekonomi produktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Sesuai dengan Peraturan Desa nomor 3 tahun 2018 anggaran dasar BUMDesa Makmur Sejahtera bab 6 tentang Jenis Usaha pasal 6 ayat (2) yang berbunyi pengembangan usaha BUMDesa dapat dikembangkan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada. Dengan adanya pasal tersebut pemerintah desa mempertanggung jawabkan tugas pembinaan terhadap BUMDesa yang dikelola oleh penasihat, pelaksana operasional, dan pengawas.

Dalam Anggaran rumah tangga nomor 6 tentang Jenis Usaha pasal 9 nomor (2) yang berbunyi “pengembangan usaha BUMDesa dapat dikembangkan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada. Dalam hal ini desa Mronjo

(14)

10 mengembangkan pendapatan desa dan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui sektor pariwisata, sektor pertanian, dan jasa keuangan.

Sehingga menyusun strategi pengelolaan wisata desa Mronjo ini untuk jangka waktu kedepannya harus diperhatikan karna untuk menjaga eksistensi sehingga dapat bertahan serta yang lebih penting tidak merusak lingkungan, sehingga diperlukan penyusunan strategi sebagai awalnya, dan juga hal yang lebih penting diperhatikan harus diperhatikan adalah tetap mengikuti aturan Pasal 7 UU No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan.

Dari paparan dan uraian latar belakang di atas, mendorong penulis mengambil judul penulisan “STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA MRONJO OLEH PEMERINTAH DESA MRONJO KECAMATAN SELOPURO KABUPATEN BLITAR”.

B. PERMASALAHAN

1. Strategi apa saja yang digunakan pemerintah Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar dalam mengembangkan desa wisata Mronjo?

2. Apa saja faktor pendukung yang mempengaruhi pemerintah Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar dalam mengembangkan desa wisata Mronjo?

3. Apa saja faktor penghambat yang mempengaruhi pemerintah Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar dalam mengembangkan desa wisata Mronjo?

(15)

11 C. FOKUS PENELITIAN

Fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi ruang studi kualitatif sekaligus membatasi peneliti memilih data yang relavan dan tidak relavan.

Menurut Moleong (2011:152), penentuan fokus penelitian memiliki 2 tujuan yaitu: Pertama, penetapan fokus penelitian. Kedua, menetapkan fokus fakta masuk-keluar suatu informasi.

Pada pembatasan penelitian kualitatif ini, peneliti lebih difokuskan pada

“Strategi Pengembangan Desa Wisata Mronjo Oleh Pemerintah Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar”

Penentuan fokus dalam penelitian kualitatif akan mempermudah peneliti dalam menentukan data mana yang diperlukan dan tidak diperlukan. Fokus penelitian bisa menjadi acuan peneliti dalam mencari informasi di lapangan. Pada penelitian ini, fokus penelitian berdasarkan perumusan masalah adalah:

1. Strategi yang Digunakan pemerintah desa dalam mengembangkan desa wisata:

a. Aturan pariwisata.

b. Promosi dan akses sosial media.

2. Faktor pendukung yang mempengaruhi pemerintah desa dalam mengembangkan desa wisata:

a. Letak geografis.

b. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia.

c. Keunikan objek destinasi wisata.

(16)

12 d. Sarana dan prasarana.

3. Faktor penghambat yang mempengaruhi pemerintah desa dalam mengembangkan desa wisata:

a. Letak geografis.

b. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia.

c. Sarana dan prasarana.

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan oleh pemerintah Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar dalam mengembangkan Desa Wisata Mronjo.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung yang mempengaruhi pemerintah Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar Dalam Mengembangkan Desa Wisata Mronjo.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat yang mempengaruhi pemerintah Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar Dalam Mengembangkan Desa Wisata Mronjo.

E. MANFAAT PENELITIAN

Setiap penelitian memiliki manfaat sebagai tindak lanjut dari apa yang dirumuskan dalam tujuan penelitian, adapun manfaat dari penelitian tersebut yakni:

1. Manfaat praktis a. Bagi pemerintah

(17)

13 Penelitian ini diharapkan menjadi suatu bahan masukkan bagi aparatur desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar dalam strategi pengembangan desa wisata.

2. Manfaat akademis a. Bagi mahasiswa

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan bagi mahasiswa dan mampu memberikan kontribusi ilmu pengetahuan dan memberikan masukkan kepada pembaca serta peneliti lainnya.

(18)

122 BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang Strategi Pengembangan Desa Wisata Mronjo Oleh Pemerintah Desa Mronjo Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut:

1. Strategi yang digunakan pemerintah desa Mronjo dalam mengembangkan objek destinasi wisata desa Mronjo dengan melihat potensi yang dimiliki yang kemudian dikembangkan dengan menyakinkan masyarakat terkait pariwisata, menguatkan dengan membuat peraturan desa yang kemudian objek wisata ditata dan dikelola dengan apik sehingga terciptanya peningkatan ekonomi. Strategi dan arah kebijakan rencana program kegiatan dan pendanaan. Pembangunan fasilitas mulai dari mendirikan sarana prasarana penunjang pariwisata dan melengkapi sarana prasarana penunjang pariwisata sesuai dana yang dimiliki. Melakukan kerjasama dengan desa-desa maju dalam bidang pariwisata serta melakukan studi banding. Serta mengenalkan objek pariwisata melalui sosial media yang tersedia.

2. Faktor pendukung strategi pengembangan.

Faktor pendukung terdiri dari aspek ekonomi pembangunan objek pariwisata dibangun oleh pemerintah desa menggunakan ADD bersama masyarakat membantu pendanaan, tenaga, dan lainnya terkait

(19)

123 pembangunan objek wisata . aspek sosial yang dirasakan yakni dimana masyarakat secara bergotong royong membangun, mendirikan, dan menciptakan keadaan desa yang aman serta nyaman bagi wisatawan. aspek teknologi yang dilakukan dengan menyebarkan informasi dan mengenalkan kepada wisatawan terkait objek destinasi wisata desa Mronjo . aspek politik yang dilakukan dengan mendukung pengembangan objek pariwisata dengan mengesahkan peraturan desa dan didukung oleh BUMDesa.

3. Faktor penghambat strategi pengembangan.

Faktor penghambat dari pengembangan pariwisata terjadi karena adanya faktor internal dan eksternal. aspek ekonomi dalam aspek pembangunan sarana prasarana yang masih kurang dan fasilitas penunjang lainnya yang belum terealisasikan. aspek sosial wisatawan yang berkunjung merasa tidak yakin terhadap keamanan pada beberapa objek wisata desa Mronjo . aspek teknologi SDM yang ada kurang aktif dalam mempromosikan dan memberikan informasi terkait desa Mronjo serta wisata desa Mronjo . aspek politik kurangnya arahan pengelola dalam menunjukkan arah menuju destinasi pariwisata .

B. SARAN

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan serta uraikan, adapun saran dari penulisan ini adalah:

1. Pemerintah desa Mronjo selaku pihak pengelola objek destinasi wisata desa Mronjo harus melakukan:

(20)

124 a. Membuat rincian jumlah pengunjung yang datang.

b. Mengaktifkan kembali sosial media yang dimiliki guna mengenalkan kepada wisatawan terkait adanya objek pariwisata desa Mronjo

c. Membangun pembatas pada wisata air perahu agar wisatawan merasa aman bagi anak-anak

d. Membenahi plang penunjuk arah menuju objek destinasi wisata agar wisatawan tidak tersesat

e. Melakukan pembinaan terhadap kelompok SDM pengelola (pembinaan terhadap petugas yang ditempatkan untuk mengurus destinasi pariwisata)

f. Membangun sarana prasarana dan fasilitas penunjang yang kiranya dibutuhkan guna memberikan kenyamanan wisatawan

g. Melakukan kerjasama dengan stekholder lainnya dalam membantu mengembangkan objek destinasi lain yang dapat menarik minat pengunjung wisatawan dengan tetap menjaga lingkungan, serta

h. Membuat dokumen rincian arah pembangunan destinasi wisata desa Mronjo agar dapat membantu jika melakukan kerjasama baik dengan pihak swasta maupun instansi pemerintah.

2. Pemerintah desa Mronjo sebagai pengelola yang dibantu pihak BUMDesa dalam mengelola Objek destinasi wisata Desa Mronjo harus menyesuaikan diri dengan permintaan target pasar yang dimana berorientasi pada minat serta kebutuhan dari pengunjung (wisatawan), serta dalam membangun objek destinasi wisata yang akan dikembangkan yakni dengan melakukan

(21)

125 analisis dari faktor internal maupun eksternal yang akan datang dikemudian hari sebagai penghubung dalam membentuk lembaga pariwista dan swadaya masyarakat desa Mronjo.

(22)

126 DAFTAR PUSTAKA

Buku

David. 2004. ManajemenStrategi Konsep. Jakarta : Selemba Empat. Halaman 14 Hadiwijoyo S. Suryo. 2012. Perencanaan pariwisata pedesaan berbsis

masyarakat (sebuah pendekatan konsep). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hariadi, Bambang. 2005. Strategi Manajemen. Malang: Banyumedia Publishing Hunger.

Heene, Aime dkk. 2010. Manajemen Strategik Koorganisasian Publik. Bandung:

PT Refika Aditama.

Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Miles, M.B, Huberman, A.M, dan Saldana,J. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publication. Terjemahan Tjejep Rohidi. UI Press.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Mulyadin, Hendra, Ulka, dkk. 2016. Frequently Asked Question (FAQ) Tentang BUMDesa (Buku tanya jawab tentang BUMDesa). Direktorat Pengembangan Usaha Ekonoomi Desa (PUED) Direktorat Jendral Pembangaunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Nugroho Irawan, dan Negara D. 2015. Purnawan. Pengembangan desa melalui ekowisata. Solo: PT. Era Adicitra Intermedia.

Pitana., 1994. Dinamika masyarakat dalam kebudayaan bali. Denpasar: Bali post.

Siagian P. Sondang. 2004. Managemen Strategi. Jakarta: Bumu Aksara.

halaman.20

Simanungkulit, Victoria. Dkk. 2012. Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau.Asisten Deputi Urusan Ketanagalistrikan dan Aneka Usaha Kementrian Koperasi. Jakarta.

UNDP. 1979., Guidellines for rural centre planing, ESCAP-United Nations, New York.

(23)

127 Mochamad Ridwan. 2020. Pembangunan Ekonomi Berbasis Sumberdaya Alam &

Lingkungan. Yogyakarta: BILDUNG.

Zaenuri Muchamad (2012), Perencanaan Strategis Pariwisata Daerah Konsep dan Aplikasi , E Gov Publishing, Yogyakarta

Jurnal dan skripsi

Ririn Nensi Septiyan . 2018. Strategi DISPORABUDPAR Kabupaten Mojokerto dalam Mengembangkan Potensi Desa Wisata (Studi Kasus Pada Kawasan Pertirtaan Candi Jolotundo). Skripsi.

Robiatul Ulum. 2017. Strategi Pengembangan Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Desa Gondowangi Kecamatan Wagir Kabupaten Malang). Skripsi.

Talitha Iria Shafani. 2019. Strategi Pengembangan Desa Wisata Dengan Pendekatan Community Develipment (Studi Kasus Desa Wisata Boon Pring Andeman, Turen Kabupaten malang). Skripsi.

Tantia W. Ikke, Meirenawati. 2018. Manajemen Strategi Pengembangan Objek Pariwisata Caffe Sawah (Studi kasus Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Malang). Journal Online.

file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/22386-Article%20Text-26396- 1-10-20180108.pdf (diakses senin, 6 Juni 2021)

Sumantri Diaz. 2018. Strategi Pengembangan Desa Wisata di Kelurahan Jelekong Kabupaten Bandung. Journal Online.

file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/47-72-1-SM.pdf (diakses senin, 6 Juni 2021)

Nurhadi Cahya, Mardiyono, dan Rengu Pani. 2015. Strategi Pengembangan Pariwisata Oleh Pemerintah daerah Terhadap Pendapatan Asli daerah (Studi Kasus Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata

Kabupaten Mojokerto). Journal Online

https://media.neliti.com/media/publications/77667-ID-strategi- pengembangan-pariwisata-oleh-pe.pdf (diakses Jum’at, 9 Juni 2021) Situs Website

BPSDM Provinsi Jawa Timur. https://bpsdm.jatimprov.go.id/profil/5/strategi-dan- program (diakses Kamis, 3 Juni 2021)

https://radartulungagung.jawapos.com/read/2021/03/22/248832/dikelola-bumdes- wisata-air-perahu-butuh-pengembangan (diakses Jum’at, 2 Juni 2021)

(24)

128 https://disparbudpora.blitarkab.go.id/geliatkan-sektor-pariwisata-disbudpar-jatim-

dorong-pokdarwis-blitar-kembangkan-sumber-daya-lokal/ (diakses Senin, 5 Juni 2021)

https://disparbudpora.blitarkab.go.id/bupati-rini-resmikan-museum-noegroho-di- keboen-kopi-karanganyar-blitar/ (diakses Senin 5 Juni 2021)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1024888864616055&id=10001284 8527831diakses (Senin, 6 Desember 2021 Pukul 22.35)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=405801213191493&id=100012848 527831 diakses (Senin, 6 Desember 2021 Pukul 22.35)

https://instagram.com/wisatamronjo?utm_medium=copy_link diakses (Senin, 6 Desember 2021 Pukul 22.30)

https://www.facebook.com/dessa.mronjo.7 diakses (Senin, 6 Desember 2021 Pukul 22.30)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=278254902612792&id=100012848 527831diakses (Senin, 6 Desember 2021 Pukul 22.33)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=249390562165893&id=100012848 527831 diakses (Senin, 6 Desember 2021 Pukul 22.33)

http://mronjo-blitar.desa.id/sejarah-desa-ploso/ diakses (Selasa, 14 Desember 2021 Pukul 00.10)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=234083700363246&id=100012848 527831 diakses (Selasa, 14 Desember 2021 Pukul 00.10)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=200495853722031&id=100012848 527831 diakses (Selasa, 14 Desember 2021 Pukul 00.10)

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=292220874549528&id=100012848 527831 diakses (Selasa, 14 Desember 2021 Pukul 00.10)

https://www.instagram.com/p/CFzSftWjr9x/?utm_medium=copy_link diakses (Senin, 6 Desember 2021 Pukul 22.33)

https://instagram.com/wisatamronjo?utm_medium=copy_link diakses (Selasa, 14 Desember 2021 Pukul 01.25)

Dokumen

Peraturan Pemerintah (PP) nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025.

Undang-Undang nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

(25)

129 Undang-undang nomor 12 tahun 2008 tentang pemerintah daerah

Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa RPJM Desa Mronjo 2020-2025

Referensi

Dokumen terkait