BAB 4. STUDI KASUS 4.1. Identitas Kasus:
a. Judul Artikel : Riwayat Keluarga Diabetes Tipe II dengan Kadar Gula Darah
b. Judul Jurnal : Jurnal Kebidanan dan Keperawatan ‘Aisyiyah c. Penulis : Fatma Nuraisyah, Rochana Ruliyandari, Ratu
Matahari d. Tahun Terbit : 2020
e. Volume dan Nomor : Volume 16, Nomor 2.
f. Halaman : 253 – 259
g. Website :Jurnal Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (unisayogya.ac.id)
4.2. Analisis 5W+1H
What : Jurnal tersebut membahas hasil penelitian terkait kajian kadar gula darah yang menjadi faktor pemicu Diabetes Tipe II (DMTII) dengan pengaruh riwayat keluarga pada penyakit Diabetes Tipe II (DMTII) secara genetik. Penyakit Diabetes Tipe II (DMTII) adalah penyakit kategori tidak menular yang perlu diwaspadai, sebab angka kejadian selalu bertambah selama beberapa tahun terakhir.
Who : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 124 orang, terdiri dari 62 orang sebagai kelompok kasus dengan adanya riwayat keluarga DMT2 dan 62 orang sisanya sebagai kelompok kontrol yang tidak menunjukkan adanya riwayat keluarga DMT. Populasi pada penelitian ini merupakan pasien rawat jalan di wilayah kerja puskesmas setempat. Kriteria yang ditetapkan pada pemilihan
responden yaitu adanya riwayat keluarga pada DMT2, mampu berkomunikasi dengan baik, serta memiliki kesediaan sebagai responden.
When : Penelitian ini dilakukan pada Tahun 2020
Where : Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Panjaitan II, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta
Why : Penelitian ini dilakukan karena adanya Penyakit Diabetes Tipe II (DMTII) adalah penyakit kategori tidak menular yang perlu diwaspadai, mengingat bahwa penyakit ini terus bertambah jumlahnya berkali-kali lipat. Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-6 di dunia, yang berarti tingginya angka prevalensi pada kasus tersebut. Selain itu, pada daerah penelitian, Kabupaten Kulonprogo menduduki peringkat ke-4 pada cakupan Provinsi Yogyakarta. (Henni & Wahyu, 2013; Hidayati, 2017 dalam Nuraisyah, 2020).
Penyakit DMT2 ini juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya Riwayat DMT2 pada keluarga, misalkan pada ayah, ibu, atau saudara (Nuraisyah, 2020).
Penelitian ini nantinya dapat difungsikan sebagai proses deteksi dini, sehingga dapat dilakukan pencegahan yang efektif, seperti kontrol gula darah secara teratur.
How : Pengambilan sampel sebagai responden dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuisioner karakteristik, pengukuran fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Data yang didapatkan berupa karakteristik responden dan analisis sosiodemografi. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisa menggunakan chi-square, sehingga didapatkan hasil penelitian.
Adapun hasil penelitian yang didapatkan bahwa terdapat hubungan antara kadar gula dengan riwayat keluarga DMT2 sebagai faktor pemicu DMT2.
4.2. Permasalahan yang terjadi
Mengacu pada jurnal yang kami angkat, terdapat beberapa point pembahasan pada studi kasus ini yaitu:
1. Responden dengan riwayat keluarga DMT2 lebih beresiko mengalami kadar gula darah tidak normal
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa seseorang dengan riwayat keluarga DMT2 beresiko sebesar 3,78 kali untuk mengalami kadar gula darah tidak normal dibanding responden tanpa adanya riwayat keluarga (Nuraisyah, 2020). Tingkat kadar gula yang tidak normal ini tentu akan menjadi faktor pemicu pada kejadian DMT2, apalagi jika didukung oleh faktor pemicu lainnya.
2. Riwayat keluarga memiliki keterkaitan dengan kebiasaan di lingkungan sekitar Seperti yang sudah dibahas pada point sebelumnya bahwa seseorang dengan riwayat keluarga akan lebih beresiko mengalami DMT2. Riwayat keluarga yang dilakukan secara turun-temurun melalui faktor genetik ini bisa dipicu oleh kebiasaan lingkungan mereka. Hal ini dapat dibuktikan dengan kebiasaan makan orang tua yang bergizi juga akan menurun ke generasi berikutnya. Walau terlihat praktis dan sederhana, hal seperti ini tidak akan mudah untuk memberi efek langsung karena membutuhkan kesadaran & analisa penuh. Kebiasaan makan yang salah ataupun benar tidak akan menjadi masalah jika anggota keluarga tersebut tidak menaruh perhatian lebih, latar belakang pendidikan yang kurang, hingga perlakuan keluarga yang tidak sesuai.
Kebiasaan yang salah juga akan semakin kompleks jika tidak disertai dengan kurangnya aktivitas fisik. Resiko ini akan semakin terasa ketika sudah memasuki masa lansia atau justru ketika masih dalam usia produktif. Penelitian juga mengatakan bahwa ada kecenderungan bagi suatu keturunan untuk menadopsi atau meniru budaya yang biasa dilakukan oleh pendahulunya, sehingga memperkuat fakta adanya kebiasaan dari lingkungan dapat mempengaruhi DMT2.
3. Riwayat penyakit DMT2 memilik korelasi dengan perilaku menjaga kesehatan dan kebugaran fisik, dalam rangka mencegah penyakit
Pada penelitian juga didapatkan hasil adanya keterkaitan antara riwayat penyakit DMT2 dengan perilaku kesehatan suatu individu secara positif. Artinya, jika seseorang memiliki riwayat penyakit yang didukung dengan gaya hidup yang tidak sehat pula akan semakin memicu terjadinya DMT2. Perilaku sehat seseorang pun juga dipengaruhi oleh kebiasaan dari linkungan sekitar. Kesadaran seseorang dalam mencegah sebuah penyakit akan berbanding lurus dengan perilaku yang tampak, walau ada pengaruh dari lingkungan.
4. Potensi lingkar perut sebagai risiko DMT2
Selain riwayat keluarga, DMT2 dapat disebabkan juga pada besar lingkar perut. Pada penelitian yang telah dilakukan Nuraisyah, responden dengan lingkar perut diatas 90cm akan memiliki potensi 4,68 kali lebih tinggi terhadap penyakit DMT2. Faktor ini akan semakin menjadi apabila digabung dengan faktor lain, seperti adanya riwayat keluarga sebelumnya (Nuraisyah, 2020). .
Lingkat perut yang diluar batas normal serta adanya riwayat keluarga menjadi perpaduan yang kompleks untuk memicu DMT2, melalui peningkatan kadar gula yang lebih tinggi. Peningkatan lingka perut dapa dijadikan acuan untuk menlai perilaku sehat suatu individu, seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak teratur dan seimbang, asupan kalori yang tidak sesuai, hingga efek genetik yang timbul. Individu mengalami pelebaran akibat obesitas akan memperparah insulin akibat adanya peningkatan asam lemak, penumpukan lipid intra sel, serta pembentukan sitokin (Kurniawaty & Yanita, 2016 dalam Nuraisyah, 2020).
4.3. Solusi
Berdasarkan pembahasan pada jurnal, kami dapat menerapkan beberapa langkah untuk melakukan deteksi dini sebagai upaya preventif penyakit DMT2. Beberapa solusi yang dapat dilakukan yakni:
a. Tes glukosa darah yang teratur.
Tes glukosa secara rutin perlu dilakukan bagi setiap orang, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga DMT2. Tes glukosa ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kadar glukosa dalam darah, sehingga dapat dilakukan diagnosis yang lebih mudah untuk mengenali atau mengidentifikasi apabila terdapat faktor risiko terjadinya DMT2.
b. Pemeriksaan Lingkar pinggang.
Dalam artikel ini, dijelaskan bahwa setiap individu yang memiliki lingkar pinggang lebih besar dari riwayat keluarga diabetes itu dapat mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami kadar gula darah yang tidak sesuai normal.
Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan sebuah pemeriksaan lingkar pinggang dengan teratur dan dapat melakukan sebuah Langkah-langkah jika dibutuhkan untuk mengurangi lingkar pinggang.
c. Menjalankan gaya hidup sehat.
Berdasarkan artikel penelitian ini, lebih menekankan bahwa sangat penting untuk menjalankan gaya hidup sehat agar dapat mencegah diabetes. Dengan makan makanan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan dapat menjaga berat badan yang sehat. Penerapan gaya hidup sehat ini dapat menurunkan risiko mengalami penyakit diabetes tipe II terutama pada orang yang mempunyai riwayat keluarga diabetes ini.
d. Edukasi dan kesadaran.
Meningkatkan sebuah edukasi dan kesadaran sangat penting untuk dilakukan, karena dengan adanya edukasi dan kesadaran dalam solusi ini dapat meningkatkan sebuah pemahaman masyarakat tentang sebuah hubungan antara Riwayat keluarga dengan DMT2, setiap orang juga bisa lebih menyadari terhadap risiko dan dapat mengambil cara-cara pencegahan yang cepat dan tepat.
Melalui solusi yang dapat kami temukan, diharapkan dapat membantu proses implementasi upaya pencegahan dari DMT 2 bagi masyarakat, dengan menjadikan hal tersebut sebagai instrumen pengendalian dari penyakit DMT2.
DAFTAR PUSTAKA
Nuraisyah, F., Ruliyandari, R., & Matahari, R. (2020). Riwayat Keluarga Diabetes Tipe II dengan Kadar Gula Darah. Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan'Aisyiyah, 16(2), 253-259.