• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Studi Kitab Understanding The Qur'an: Themes and Style)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(Studi Kitab Understanding The Qur'an: Themes and Style)"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Gaya penyampaian dan penyajian informasi dalam buku ini mampu mengarahkan pembaca untuk memahami topik yang dibahas dalam Al-Qur'an. Buku ini merupakan cikal bakal terjemahan Al-Qur'an bahasa Inggris karya penulis yang sama. Hal ini menjadi menarik berkaitan dengan epistemologi yang digunakan dalam proses penyusunannya dan sifat penafsirannya yang mampu mengungkap permasalahan atau sebab-sebab nuzul karya ini.

Penelitian dalam tesis ini berfokus pada epistemologi yang digunakan Abdel Haleem dalam bukunya Memahami Al-Qur'an: Tema dan Gaya serta sifat problematis penafsirannya. Sedangkan objek materialnya adalah tafsir Abdel Haleem dalam karyanya Memahami Al-Qur'an: Tema dan Gaya. Peneliti mencoba merangkumnya dalam sebuah judul, “EPISTEMOLOGI TAFSIRAN ABDEL HALEEM (Studi Kitab Pemahaman Al-Qur’an: Tema dan Gaya)”.

Kesimpulan dari penelitian ini antara lain: 1) sumber yang digunakan dan dirujuk oleh Abdel Haleem terbagi dalam dua kotak besar, insider – yaitu Alquran, hadis, tafsir ulama klasik – dan outsider – yaitu Alkitab dan pendapat non-Muslim ilmuwan —;.

Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis rangkap

دّعتم

Ta’ Marbutah di akhir kata 1. Bila dimatikan ditulis h

ةمكح ةلع

ةمارك

ةاكز

لعف

ركذ

بهذي

Vokal Panjang 1

ةيلهاج

ىسنت

ميرـك

ضورف

Vokal Rangkap

مكنيب

لوق

Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

متنأأ تدعأ

نئلمتركش

نآرقلا سايقلا

ءآمسلا سمشلا

Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat Ditulis menurut penulisannya

يوذضورفلا

لهأةنسلا

KATA PENGANTAR

دملحالله

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Abdul Mustaqim, terdapat beberapa ciri tafsir kontemporer, antara lain: memposisikan Al-Qur'an sebagai kitab pedoman; bernuansa hermeneutis, kontekstual dan fokus pada semangat Al-Qur'an; ilmiah, kritis dan non-sektarian.3 Namun yang paling menonjol dalam tafsir kontemporer adalah metode tematik yang digunakan untuk memahami Al-Qur'an. Menurut al-Farma>wi>, ketika membahas suatu tema tertentu, seseorang diharapkan mengumpulkan seluruh ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan tema tersebut. Pada tahun 1980, Fazlur Rahman juga mencatat perlunya pengenalan tema-tema Al-Qur'an yang akhirnya dijabarkan dalam bukunya Major Themes Of The Qur'an.

Rahman menyatakan bahwa karya-karya yang bertujuan untuk menjelaskan seluruh atau aspek tertentu dari Al-Qur'an merupakan hal yang patut mendapat perhatian yang paling luas.5 Rahman juga menyatakan bahwa sering terjadi kesalahpahaman para mufassir dalam memahami pengintegrasian Al-Qur'an karena mereka memahaminya. hanya secara atomistik dan sebagian saja. Keempat, dalam karyanya Understanding the Quran: Themes and Styles, Abdel Haleem secara tegas menyatakan bahwa karya tulis tersebut merupakan bentuk respon terhadap kajian para sarjana Barat (orientalis) yang gagal memetakan dunia Al-Quran. Beliau menyatakan bahwa karya yang ditulisnya bertujuan untuk membantu pembaca atau ulama memahami Al-Qur'an melalui kombinasi pendekatan yang berbeda: tematik, stilistika, dan komparatif.9.

Menafsirkan Al-Qur'an dengan Al-Qur'an‛, membicarakan dua metode penting dalam memahami Al-Qur'an dan meninjau kembali pendapat yang mengatakan bahwa Sura 55 merupakan plagiarisme isi Alkitab, seperti Mazmur 136. Apa adalah sumber tafsir Abdel Haleem dalam karyanya Memahami Al-Qur'an: Tema dan Gaya. Bagaimana metode tafsir yang diterapkan Abdel Haleem dalam karyanya Memahami Al-Qur'an: Tema dan Gaya.

Bagaimana keabsahan tafsir karya Muhammad Abdel Haleem yang berjudul Memahami Al-Qur'an: Tema dan Gaya. Cari tahu sumber tafsir Muhammad Abdel Haleem dalam Memahami Al-Qur'an: Tema dan Gaya. Cari tahu metode yang digunakan Abdel Haleem dalam menulis tafsirnya Memahami Al-Qur'an: Tema dan Gaya.

Untuk mengetahui keabsahan tafsir karya Muhammad Abdel Haleem yang berjudul Understanding The Quran Themes and Style. Lebih khusus lagi, penelitian ini berguna untuk memahami secara sistematis dan kritis kerangka epistemologis Muhammad Abdel Haleem. Dalam penelitian ini Mustaqim membandingkan pemikiran Fazlur Rahman dan Muhammad Syahrur.15 Dalam bukunya Mustaqim mengklasifikasikan perkembangan epistemologi tafsir menjadi tiga periode, yaitu dari era pertama kali diturunkannya Al-Qur'an hingga era kontemporer.

Penelitian ini menggunakan kategorisasi periodik yang dilakukan oleh Abdul Mustaqim sebagai gambaran umum perkembangan epistemologi tafsir.18 Epistemologi tafsir Ibnu Ar yang diungkapkan di sini meliputi sumber tafsirnya (al-Qur'an, al-Hadits ), nalar dan kitab – kitab tafsir klasik), metode yang digunakan (tahlili/metode analitis), dan validitas penafsiran menggunakan teori koherensi, teori korespondensi, pragmatisme 19 Berikut ini terdapat persamaan dalam kajian yaitu kajian epitemologi. Penggunaan kata tafsir dapat ditelusuri dengan mengacu pada Al-Qur'an seperti pada surat al-Furqa>n ayat 33:.

اًريِس٣٣

Kedua hal tersebut, yaitu epistemologi dan ontologi atau hakikat, merupakan satu kesatuan yang dapat saling melengkapi antara informasi dan data penelitian. Muhammad Syahrur pernah mengatakan bahwa Al-Qur'an akan selalu dibaca dan ditafsirkan sesuai dengan tuntutan zaman kontemporer yang dihadapi umat manusia.26 Mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai dengan keahlian dan latar belakangnya. mereka mengejar. Metode penafsiran yang dimaksud di sini adalah suatu cara yang teratur dan matang untuk memperoleh pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksud Allah dalam ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Beragamnya metode dan gaya penafsiran merupakan suatu hal yang wajar karena sesungguhnya tafsir Al-Qur'an merupakan hasil pemahaman seseorang terhadap ayat-ayat Al-Qur'an. Artinya, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran atau gambaran umum mengenai epistemologi dan hakikat tafsir Abdel Haleem yang digunakannya dalam penyusunan buku Memahami Al-Qur'an. Penelitian ini termasuk dalam kategori Library Research yang menggunakan model penelitian historis-faktual dalam kaitannya dengan tokoh-tokoh,29 dengan menggunakan metode deskriptif-analitis yaitu peneliti akan menguraikan terlebih dahulu biografi tokoh, paradigma dan latar belakang tokoh tersebut. berpikir, lalu peneliti fokus. tentang analisis epistemologi interpretatif terapan.

Kedua, data sekunder yaitu data pendukung yang tidak sama dengan data primer tetapi berisi informasi yang dapat diambil dari data yang berkaitan dengan penelitian ini. Kesimpulan dan hasil penelitian ini akan dijelaskan hanya pada bagian-bagian penting dan pokok-pokok saja. Kemudian mengkaji literatur untuk menjelaskan posisi penelitian ini dalam kaitannya dengan penelitian yang sudah ada dan karya-karya terkait, metodologi penelitian yang akan digunakan, dan diakhiri dengan pembahasan yang sistematis.

Dalam bab ini peneliti juga memaparkan dua karya Abdel Haleem yang menurut peneliti banyak mengandung informasi mengenai objek material penelitian ini. Kedua buku tersebut adalah buku Understanding The Quran: Themes and Style dan Al-Quran terjemahan bahasa Inggris, The Qur'an: A New Translation. Bab III akan memuat analisis peneliti mengenai ontologi atau hakikat penafsiran dan epistemologi penafsiran yang digunakan Muhammad Abdel Haleem dalam karya-karya tafsirnya.

Bab ketiga ini akan fokus menjelaskan hakikat penafsiran menurut Abdel Haleem dan membahas penelitian epistemologis bagian pertama yaitu pencarian sumber penafsiran yang digunakan oleh Abdel Haleem. Hal ini dimaksudkan untuk merangkum proses pembuktian klaim dalam penelitian ini. Terakhir, Bab V merupakan kesimpulan yang berisi simpulan penelitian yang memuat hasil analisis peneliti mengenai epistemologi penafsiran dalam karya Muhammad Abdel Haleem.

PENUTUP

Kesimpulan

Abdel Haleem menggunakan pendekatan stilistika dan komparatifnya sebagai alat untuk menunjukkan 'kesalahan' dalam menerjemahkan Al-Qur'an ke dalam bahasa Inggris. Perbandingan yang paling menonjol – selain gagasan non-Muslim dan terjemahan Al-Qur’an bahasa Inggris karya Picktall, Dawood, Arberry, Yusuf Ali, Bell dan lain-lain – adalah perbandingan dengan Alkitab. Teori koherensi ini merupakan teori validitas penafsiran Abdel Haleem yang paling dominan.

Yakni untuk membuktikan nilai suatu produk interpretasi ditinjau dari kesesuaiannya dengan fakta ilmiah yang berlaku dalam kehidupan nyata. Dalam menafsirkan ayat yakhruju minhuma al-lu'lu'u wal marja>n, Abdel Haleem secara tekstual didasarkan pada fakta yang menyatakan bahwa masyarakat Tionghoa sudah mengenal dan bahkan membudidayakan mutiara air tawar. Mengingat penafsiran ilmiah cenderung bersifat kualitatif, sedangkan teori korespondensi yang memerlukan kesepakatan dengan fakta ilmiah yang berlaku dalam kehidupan nyata lebih cenderung bersifat kuantitatif-positivis.

Produk tafsir Abdel Haleem membuktikan pragmatismenya dalam menyikapi dan mencari solusi mengenai hakikat tafsir. Tafsir Abdel Haleem dimaksudkan sebagai jembatan yang menghubungkan tradisi dan bahasa masyarakat Barat dengan Al-Quran dan tradisinya.

Saran

Kritik

DAFTAR PUSTAKA

Perspektif Makki dan Madani Nasr Hamid Abu Zaid, Skripsi Fakultas Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008.

CURRICULUM VITAE

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Drug Discovery and Biological Evaluation: includes in vitro & in vivo study and isolation of natural compounds, as well as the development of new inhibitors of different enzymes that

Kriteria diagnosis McDonald 201716 Gejala Klinis Hasil Pemeriksaan Penunjang ≥2 serangan dengan gejala klinis sklerosis multipel +, ≥2 bukti objektif lesi pada sistem saraf pusat