Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan kemudahan yang selalu diberikan kepada hamba-hamba-Nya sehingga artikel ilmiah ini dapat ditutup dengan judul “Studi Literatur Kandungan Formalin Pada Apel”. Kesimpulan: Hasil review terhadap lima jurnal yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat pedagang yang menggunakan bahan pengawet formalin pada buah apel. Lampiran 1: Uji kualitatif dan kuantitatif formalin pada apel, anggur dan kelengkeng yang dijual di Kota Makasar.
Lampiran 5: Analisis kualitatif formaldehida pada apel, anggur, dan pir impor yang dijual di supermarket di kota Banjarmasin. Penelitian yang dilakukan oleh Mudaffar, 2018 mengenai uji kualitatif dan kuantitatif formalin pada buah apel. Hasil analisis kualitatif positif ditunjukkan dengan warna ungu yang muncul setelah sampel ditetesi pereaksi Schiff dengan volume yang sama. Penelitian yang dilakukan Mannopo, 2014 mengenai analisis formalin buah-buahan impor berdasarkan hasil survei menghasilkan 9 sampel buah-buahan impor yang dijual di kota Manado.
Penelitian yang dilakukan oleh Lestari, 2018 tentang identifikasi formaldehida pada buah impor (apel) yang diperjualbelikan berdasarkan hasil uji kualitatif menggunakan larutan pengikat asam kromatopat, seluruh sampel terbentuk endapan putih setelah penambahan asam kromatopat, sedangkan kalium permanganat pada seluruh sampel yang diubah tidak berubah warna menjadi bening setelah penambahan larutan kalium permanganat, artinya semua sampel negatif atau tidak mengandung formalin. Penelitian yang dilakukan oleh Hasriamin, 2017 mengenai analisis kandungan formaldehida pada buah impor berdasarkan uji kualitatif yang dilakukan di laboratorium jurusan teknologi pangan Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian Universitas UHO. Sampel buah apel yang diambil dari beberapa pasar buah di kota Kendari berjumlah 25 orang. Tidak ada sampel yang ditemukan. mengandung formalin. Penelitian yang dilakukan Putri, 2018 mengenai analisis kualitatif formalin pada apel impor, terdapat 6 sampel yang tidak dicuci secara batch dan setelah dicuci terdapat 3 sampel apel yang positif.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan studi literatur mengenai kandungan formaldehida pada buah apel.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE PENELITIAN
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
HASIL DAN ANALISIS
Hasil pencarian dan seleksi st
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui kadar formaldehida pada buah impor di Kota Manad. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat formaldehida pada buah impor (apel) dan untuknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan formaldehida pada buah impor yang dijual di beberapa pasar kota.
Analisis kualitatif formaldehida pada apel, anggur, dan pir impor yang dijual di supermarket Kota Banjarmasin.
Daftar artikel hasil pencarian
Jurnal pertama dilakukan oleh Rahmi Azizah Mudaffar, 2018 yang melakukan uji kualitatif dan kuantitatif formalin pada apel yang dijual di Kota Makassar. Berdasarkan tabel di atas pada jurnal pertama Mudaffar (2018), ditemukan 1 sampel apel positif formalin. Jurnal kedua dilakukan oleh Manoppo, dkk (2014) dengan analisis formalin pada buah impor di Kota Manado.
Berdasarkan tabel di atas pada jurnal ketiga Lestari, dkk (2018), hasilnya negatif atau apel tidak mengandung formaldehida sehingga aman dikonsumsi. Berdasarkan tabel diatas pada jurnal keempat karya Hasriamin, dkk (2017) yang melakukan pemeriksaan formalin pada buah apel, hasilnya negatif atau apel tidak mengandung formalin sehingga aman untuk dikonsumsi. Jurnal pertama dilakukan oleh Desy Rahayu Putri, dkk pada tahun 2018 yang melakukan analisis kualitatif formalin pada buah apel yang dijual di supermarket Kota Banjarmasin.
Berdasarkan tabel di atas, pada jurnal kelima Desy Rahayu Putri, dkk 2018 yang menguji formalin pada apel, ditemukan bahwa sebelum dicuci, enam buah apel positif, dan tes lanjutan setelah dicuci menunjukkan hanya tiga buah apel. apel positif. sampel mengandung formalin. Apel berwarna merah jika sudah matang, namun ada juga yang berwarna hijau dan kuning. Rasanya yang manis serta manfaat dan khasiat buah apel membuat banyak orang gemar mengkonsumsi buah ini.
Namun ada pula pedagang yang menjual apel yang diawetkan dengan menggunakan bahan pengawet salah satunya formaldehida, namun formaldehida ini sudah dilarang oleh pemerintah karena dapat menyebabkan orang yang memakannya keracunan bahkan meninggal jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Hasil penelitian yang diperoleh dari jurnal pertama Mudaffar (2018), ditemukan bahwa apel positif karena mengandung formaldehida dengan kandungan formaldehida sebesar 5,93 ppm, sehingga dapat dikatakan penjual menggunakan formaldehida pada apel yang dijualnya. Hasil penelitian yang diperoleh dari jurnal kedua oleh Manoppo, dkk (2014), menemukan bahwa apel yang tidak dicuci memiliki kandungan formalin sebesar µg/mL dan apel yang dicuci memiliki kandungan formalin sebesar µg/mL.
Hasil penelitian yang diperoleh dari jurnal kelima Putri, dkk (2018) terdapat 6 sampel yang tidak dicuci positif dan setelah dicuci 3 sampel positif ditemukan hasil positif mengandung formaldehida pada buah apel. Dari lima artikel yang direview dapat disimpulkan bahwa ditemukan hasil yang tidak konsisten, dimana dari 5 artikel yang direview ditemukan 3 artikel yang direview yaitu penelitian Mudaffar (2018), Manoppo, dkk (2014) dan Putri, dkk. . (2018) menemukan adanya penambahan formalin pada apel yang dijual dan 2 artikel yakni penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk (2018) dan Hasriani, dkk (2017) tidak ditemukan adanya formalin pada apel yang dijual. Dari hasil lima jurnal ditemukan 3 jurnal positif kandungan formaldehida pada buah apel dengan kadar berbeda, dan 2 jurnal lainnya negatif kandungan formaldehida, sehingga dapat disimpulkan bahwa masih terdapat pedagang yang menggunakan formaldehida untuk mengawetkan. apel yang mereka jual.
Kelemahan jurnal pertama dan kedua adalah tidak menyebutkan berapa sampel apel yang diperiksa. Analisis kualitatif formaldehida pada apel, anggur, dan pir impor yang dijual di supermarket kota Banjarmasin.
PEMBAHASAN
PENUTUP