• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PERBANDINGAN KONSEP ... - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STUDI PERBANDINGAN KONSEP ... - Raden Intan Repository"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

Pada tahun 2017 melanjutkan pendidikan sarjana (S1) di Universitas Islam UIN Raden Intan Lampung fakultas Ushuluddin dan Ilmu Keagamaan dengan fokus pada Kajian Agama-agama. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menyelesaikan studi pada Program Universitas (S1) pada Jurusan Ilmu Agama Fakultas Ushuluddin dan Ilmu Keagamaan (FUSA) dengan tujuan untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada bidang bidang Studi Keagamaan. Kepada rekan-rekan mahasiswa Ilmu Agama angkatan 2017, yang sekaligus telah mengukir sejarah, kenangan, dan pengalaman masa lalu serta motivasi selama menulis skripsi ini.

Latar Belakang

Mengingat konsep keselamatan hampir ada pada setiap agama dalam menawarkan pandangan tentang kebahagiaan dan ketaatan terhadap ajarannya. Dalam pengajaran tentang makna keselamatan terjadi pergeseran makna, pada mulanya konsep keselamatan dipahami hanya sebagai makna lahiriah saja, misalnya kebebasan dari perbudakan, kelaparan, kejahatan dan bahaya yang mengancam. Mengingat konsep keamanan merupakan kunci dari pandangan hidup seseorang, maka sangat diperlukan pemahaman dan pengertian satu sama lain.

Oleh karena itu penjelasan mengenai latar belakang tersebut membuat penulis tertarik untuk mengkaji konsep keselamatan dalam Islam dan Kristen, dimana ketertarikan tersebut bukan tanpa alasan. Ada pun alasan penulis: Pertama, penelitian tentang studi banding mengenai konsep keselamatan antara Islam dan Kristen masih sangat sedikit dan belum banyak yang membahasnya. Ketiga, penulis mencoba mencari perbedaan dan persamaan konsep keselamatan Islam dan Kristen agar diperoleh gambaran yang obyektif dan deskriptif dalam penelitian ini, tanpa membandingkan perasaan benci dan sikap minta maaf terhadap agama (baca: Kristen).

Dengan demikian, penulis berharap dapat memberikan kontribusi kepada Departemen Ilmu Agama untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan mengenai konsep keselamatan pada kedua agama tersebut. Teoritis: yaitu memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan terkait konsep keselamatan dalam suatu agama, dan memajukan kajian khususnya di Departemen Agama mengenai konsep keselamatan dalam Islam dan Kristen. Sejauh ini menurut penulis belum ada yang membahas secara spesifik kajian konsep keselamatan antara Islam dan Kristen.

Disertasi Anisah berjudul Konsep Keselamatan dalam Teologi Kristen Modern.42 Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keselamatan merupakan tujuan utama hidup di dunia dan di akhirat. Dimana sifat komparatif akan melihat dua sisi perbandingan konsep keselamatan dalam Islam dan Kristen yang akan melihat persamaan atau perbedaannya. Proses analisis isi memerlukan tiga syarat, yaitu objektivitas, pendekatan sistematis, dan generalisasi.51 Analisis isi dalam penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbandingan terhadap kajian konsep keselamatan Islam dan Kristen, sehingga dapat memperjelas persamaan dan perbedaan untuk dinilai. .

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Penelitian Terdahulu

Dengan pendekatan ini, dapat tercipta dialog yang konstruktif antar pemeluk agama yang berbeda dan mencegah terjadinya “benturan peradaban”. Dari sudut pandang Islam, secara relatif, penganut agama lain yang mencari kebenaran tetapi tidak dapat menemukannya dianggap terlahir sebagai Muslim. Denny Jura, Kajian Soteriologis dalam Teologi Universalisme, Calvinisme, dan Arminianisme serta Kaitannya dengan Ajaran Kristen 40 Makalah ini menguraikan beberapa pemikiran dalam tubuh Kristen yang berpandangan bahwa keselamatan bersifat universal.

40 Denny Jura, “Kajian Soteriologi dalam Teologi Universalisme, Calvinisme, dan Arminianisme serta Kaitannya dengan Pendidikan Agama Kristen.” Shanan Journal of Christian Religious Education, Vol. Doktrin teologis tentang keselamatan dan nasib pemeluk agama lain dalam perspektif Al-Qur'an 41 Dalam penelitiannya yang membahas keselamatan di luar agama Islam menurut Islam, keselamatan ini merupakan agenda besar agama-agama yang ada. Al-Qur'an secara khusus membahas agama-agama tersebut, khususnya istilah agama Ibrahim, yang merupakan kesatuan universal dari agama-agama monoteistik.

Keselamatan disebut dalam teologi sebagai asas iman Kristian, sebagai pendewaan manusia, sebagai rahmat dan pengampunan dosa. Tujuannya agar penganut agama memperoleh keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat, baik jasmani maupun rohani. Berkenaan dengan pencapaian keselamatan dalam agama Kristian melalui iman, pembaptisan, pertobatan, penukaran, kelahiran semula, dan pengampunan.

41 Moch Nor Ikhwan, Soteriologi Al-Qur'an: Doktrin Teologis Mengenai Keamanan dan Nasib Penganut Agama Lain Dalam Pandangan Al-Qur'an, (Semarang: .Rasail Media Group, 2019).

Metode Penelitian

  • Sistematika Pembahasan

Muthalib, “Pertemuan Islam dan Katolik (Upaya Mencari Akar Tentang Epistemologi Keselamatan).” Jurnal Reflektif Sosiologi, Volume 10, N0. Sedangkan analisis wacana yang dimaksudkan di sini adalah mendeskripsikan kaidah kalimat, bahasa dan kebersamaan. .setelah melihat makna wacana yang ada di atas, maka dapat dikatakan bahwa analisis wacana adalah penyelidikan terhadap fungsi-fungsi bahasa yang berbeda (pragmatis).

Menurut Stubs, analisis wacana adalah suatu kajian yang mengkaji atau menganalisis bahasa sebagaimana digunakan secara alami, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Stubs juga mengatakan bahwa analisis wacana menekankan studi penggunaan dalam konteks sosial, khususnya dalam interaksi antar penutur. Meskipun demikian, analisis wacana kritis ini pada akhirnya menggunakan bahasa dalam teks sebagai bahan analisisnya, namun bahasa yang dianalisis di sini agak berbeda dengan kajian bahasa dalam pengertian linguistik tradisional.

Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis memandang wacana penggunaan bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk praktik sosial. Konsep Fairclough membagi analisis wacana menjadi tiga dimensi, yaitu teks, praktik wacana, dan praktik sosial. Ada beberapa pendekatan dalam analisis wacana ini, dan pendekatan tersebut secara umum adalah sebagai berikut:97.

Premis analisis wacana di sini adalah bahwa bahasa tidak dapat dipahami sebagai mekanisme internal linguistik.

Konsep Keselamatan dalam

Setiap agama secara umumnya memberi petunjuk kepada umatnya melalui kitab suci, yang merupakan satu-satunya asas dan panduan hidup bagi umatnya untuk hidup mengikut jalan yang diajarkan oleh agama tersebut. Tujuannya adalah agar para pemeluk agama memperoleh keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat, baik jasmani maupun rohani. Manusia akan dapat melepaskan diri dari kitaran karma dan samsara hanya jika dia sanggup menjadikan hidupnya benar-benar murni, dan inilah yang kita panggil moksha.

Meskipun Buddha Gautama menerima ajaran karma dan samsara, beliau tetap menyelidiki dan meneliti akar penyebab segala sesuatu dan merumuskannya dalam Empat Kebenaran Besar. Buddha Gautama juga menerima doktrin moksha, tapi dia tidak bisa menerima dan membenarkan ritual pengorbanan pengabdian untuk mencapai moksha; ia menunjukkan jalan penting untuk mencapai moksha, yang dirumuskan oleh Delapan Jalan Pengabdian. Peranan Konghucu hanya sebagai simbol lonceng spiritual yang mengumandangkan sabda Thian agar manusia kembali hidup di jalan suci.

Kehadiran Konfusius berbarengan dengan keadaan masyarakat pada saat itu yang selalu berada dalam gejolak politik dan ekonomi serta berkecamuknya peperangan yang brutal. Maka hadirnya agama Khonghucu seolah menjadi jawaban terhadap kondisi masyarakat yang sudah melampaui batas-batas kemanusiaan, sehingga diserukan agama Ru (Konghucu), agama orang-orang yang lemah lembut, bijaksana dan terpelajar. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dikatakan bahwa Konfusianisme berpusat pada manusia dan duniawi, atau kurang memperhatikan kehidupan akhirat.

Fokus kekinian dan kemanusiaan adalah dorongan bagi penganutnya untuk menjadi manusia yang bijaksana dan berbudi luhur, baik terhadap orang tua, keluarga, tetangga, dan negara.

Agama Islam dan Konsep Keselamatan

Imam Qushayiri memetik hadis Nabi, Nabi bersabda: “Sesungguhnya Dia menutupi hatiku, maka aku memohon ampun kepada Allah tujuh puluh kali sehari”.69. Taubat adalah kegiatan rohani yang merasakan sakit, dan pedihnya dosa, sehingga orang yang bertaubat akan menangis dan takut kepada Tuhan. Nasaruddin Umar dalam bukunya Menyelika Seluk Belum Makrifat memberi penjelasan: Menurutnya, cinta kepada Allah adalah perkara utama, manakala mencintai hamba adalah cinta kedua.

Sambung Nasaruddin Umar, orang yang telah mencapai tahap mahabbah (cinta) akan merasa dikuasai oleh jiwanya, bukan badannya. Pada suatu ketika, sahabat Abu Hurairah ingin membawa bungkusan yang berisi sehelai kain kepunyaan Rasulullah, maka Rasulullah bersabda, "Orang yang memiliki barang itu, dialah orang yang paling utama membawanya." itu". 74. Bertakwalah kepada Allah, bertakwalah kepada-Nya, dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan muslim."

Antaranya (1) mempamerkan dalam ibadat, (2) kagum atau hairan terhadap diri sendiri kerana kemuliaan dan memandang rendah kepada orang lain, (3) meragui Tuhan. Daripada banyak perkara yang telah disebutkan tentang sifat-sifat yang tidak terpuji, ia boleh diletakkan di hati seseorang dan juga akan menghasilkan kesan penyembuhan. Oleh itu, perkara tercela ini perlu diteliti secara individu supaya tidak berada di dalam hati.

Sebab, apabila hal itu ada pada diri seseorang maka ia tergolong orang yang maksiat, dan jika orang tersebut maksiat maka ia mendapat dosa, dan bila berbuat dosa maka ia mendapat siksa (tidak selamat).

Agama Kristen dan Konsep Keselamatan

Iman disini terdiri dari langkah-langkah sukarela dan jelas bahwa sikap pribadi seseorang adalah dimana ia meletakkan beban kebutuhannya dan membiarkan dirinya dikendalikan oleh sesuatu yang diyakininya. Arti atau definisi iman tergambar dalam Ibrani 11:1: “Iman adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang kita lihat.” Iman sangat penting bagi umat Kristiani karena Yesus mengutamakan agama mereka. Dan praktik sosial merupakan dimensi yang berkaitan dengan konteks media dalam hubungannya dengan masyarakat atau budaya politik tertentu.96.

Pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang mempunyai tujuan, baik untuk mempengaruhi, berdiskusi, membujuk, mendukung, bereaksi, dan sebagainya. Kedua, wacana ini dipahami sebagai sesuatu yang diungkapkan secara sadar, terkendali, bukan sesuatu yang di luar kendali atau diungkapkan di luar kesadaran. Dan salah satu aspek terpenting untuk memahami teks adalah menempatkan wacana dalam konteks sejarah tertentu.

Azam Khodashenas Pelko, Padmashekar, Asghar Khodashenas Pelko, Abdoullah Namdar, “Agama dan Penyelamatan Manusia”. Dalam Jurnal Internasional Sains dan Teknologi Teknik Vol. Kajian Soteriologis dalam Teologi Universalisme, Calvinisme, dan Arminianisme serta Kaitannya dengan Pendidikan Agama Kristen.” Jurnal Pendidikan Agama Kristen Shanan, Vol. Mohsen Marvinam, “Studi Perbandingan Keselamatan dari Sudut Pandang Motahari dan Rahner.” Dalam Journal of Religious Inquiries, Volume 8, Nomor 15, Juni 2019, hal.

Muhyiddin Ibnu ‘Arabi, Rahmatun min al-Rohman fi Tafsiri wa Isyarah al-Quran, volume 3, (Kairo: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1989). Soteriologi Al-Qur'an: Doktrin Teologis tentang keselamatan dan nasib pemeluk agama lain dalam perspektif Al-Qur'an, (Semarang: Rasail Media Group, 2019) Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pembinaan Bahasa, Span.

Referensi

Dokumen terkait

Tlanplantasi Sel Kanker Paru Aqiing ke Mencit SCID Cacing Tlemakoda Ginjal MerPati Kandidat Va6sin Steptokokus untuk Ikan Nila flomeostasis Sel-T pacia Tlanplantasi Alogenik Respons