i
i
STUDI WANITA PENGRAJIN SONGKET SILUNGKANG DI DESA SILUNGKANG TIGO KECAMATAN SILUNGKANG KOTA
KOTA SAWAHLUNTO BY :
Piantiska* Erna Juita, S.Pd, M.Si**Rozana Eka Putri, S.Pd, M.Si**
Mahasiswa pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*
Staf Pengajar Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah, menganalisis dan membahas tentang Studi Wanita Pengrajin Songket Silungkang Di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto dilihat dari segi : 1) sarana dan prasarana, 2) pendidikan, 3) jam kerja, 4) kesehatan. Jenis penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita pengrajin songket dan sampel responden di ambil dengan teknik total sampling sehingga sampel penelitian berjumlah 77 orang. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket. Analisis data menggunakan rumus persentase dan interprestasi skor. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Kondisi sarana dan prasarana wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto dari segi sarana dan prasarananya pada umumnya mengatakan sangat baik (86,36%), 2) Kondisi pendidikan wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto, pada umumnya mengatakan wanita pengrajin banyak yang tamatan SMA (25,9%), 3) Kondisi jam kerja wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto, pada umumnya mengatakan tidak baik (39,74%). 4) Kondisi kesehatan wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto dari segi kesehatan masyarakat pada umumnya mengatakan sehat (88,44%).
Kata Kunci : sarana dan prasarana, pendidikan, jam kerja, kesehatan
i
STUDY OF WOMEN IN THE VILLAGE OF CRAFTSMEN SONGKET SILUNGKANG TIGO CITY DISTRICT SILUNGKANG
KOTA SAWAHLUNTO BY :
Piantiska* Erna Juita, S.Pd, M.Si**Rozana Eka Putri, S.Pd, M.Si**
Geography Education Collage A Students STKIP PGRI West Sumatra * Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra **
ABSTRAC
This study aims to get the data, process, analyze and discuss the Study of Women Artisans Songket Silungkang In the village Silungkang Tigo Silungkang District of Sawahlunto in terms of: 1) infrastructure, 2) education, 3) hours of work, 4) health. This type of research is classified in descriptive studies. The population in this study were women artisans songket and the sample of respondents was taken with total sampling technique so that the sample amounted to 77 people. The instrument used in this study is in the form of a questionnaire. Data analysis and interpretation using the formula percentage score. These results indicate: 1) The condition of facilities and infrastructure songket Silungkang women artisans in the village Silungkang Tigo Silungkang District of Sawahlunto in terms of facilities and infrastructure in general say very good (86.36%), 2) The condition of female education in the village craftsmen songket Silungkang Tigo Silungkang Silungkang District of Sawahlunto, generally say women artisans that many high school graduates (25.9%), 3) Conditions of working hours of women artisans in the village of songket Silungkang Silungkang Tigo Silungkang District of Sawahlunto, generally say not good (39.74 %). 4) The health condition of women artisans in the village of songket Silungkang Silungkang Tigo Silungkang District of Sawahlunto in terms of public health in general say healthy (88.44%).
Keywords: infrastructure, education, working hours, health
ii
A. PENDAHULUAN
Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan industri kecil, sedang, dan besar. Industri kecil disumatera barat kebanyakan berbentuk industri kerajinan rumah tangga yang meliputi industri kerajinan tenunan, perabot rumah tangga, ukiran, sulaman, anyaman dan lain sebagainya. Jika lapangan pekerjaaan berupa industri kecil dan kerajinan rumah tangga sudah ada maka diharapkan untuk dapat meningkatkan mutu dan menambah nilai dari produk serta bisa meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Kota Sawahlunto terkenal sebagai Kota tambang yang sebagian besar masyarakatnya dulu bermata pencarian sebagai menambang dan sekarang mulai
bergerak di bidang pariwisata dan industri seperti khususnya industri kerajinan tenun yang terdapat di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Khusus di Silungkang, wanita tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga tetapi memiliki peran dalam mencari nafkah, kebanyakan dari wanita silungkang memiliki kepandaian bertenun songket. Jadi kerajinan tenun songket merupakan pekerjaan yang tradisional yang keberadaannya sebagai warisan budaya dan kerajinan ini telah menjadi ciri khas di Nagari Silungkang, dengan para pekerjanya adalah wanita.
Keberadaan kerajinan tenun songket ini sudah ada sejak zaman dahulu dan menjadi tradisi bagi masyarakat.
Songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau benang perak. Selain benang emas atau perak, ada jenis benang sutera yang berwarna, ada yang menggunakan benang sulam, ada yang menggunakan benang katun berwarna. Tetapi semua jenis benang tersebut dipergunakan untuk menghias permukaan kain tenun, bentuknya seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar kain tenunnya. Prinsip penggunaan benang tambahan saat menenun disebut songket, karena dihubungkan dengan proses menyungkit atau mengjungkit benang lungsi dalam membuat pola hias, Afriningsih (2010).
Sarana adalah perlengkapan yang dapat dipindah-pindahkan untuk mendukung fungsi kegiatan tertentu yang meliputi peralatan, perabotan.Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai makna dan tujuan. Sedangkan Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses. Jadi, sarana dan prasarana ialah alat secara fisik untuk melakukan suatu kegiatan Gusnita (2003).
Berdasarkan observasi awal penulis, sarana dan prasarana, pendidikan, jam kerja, dan kesehatan wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto mempunyai hasil yang kurang baik, karena wanita silungkang hanya melakukan pekerjaan menenun pada waktu luang saja.
Berdasarkan masalah diatas maka saya tertarik mengangkat judul “Studi Wanita Pengrajin Songket Di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto’’
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui, menganalisis, tentang : 1) sarana dan prasarana wanita pengrajin songket silungkang. 2) pendidikan wanita pengrajin songket silungkang. 3) jam kerja wanita pengrajin songket silungkang. 4) kesehatan wanita pengrajin songket silungkang.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Penalitian ini merupakan penelitian deskriptif Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala menurut apa adanya pada saat gejala di lakukan (Arikunto,2006).
Penentuan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Sugiono (2013) yang menyatakan bahwa untuk sampel penelitian yang populasinya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya tetapi jika lebih dari 100, maka jumlah sampel dapat diambil antara 10 –15% atau 20–25% atau sesuai kemampuan penelitian dari segi waktu, tenaga dan dana.
Maka sampel penelitian ini diambil sebesar 100% dari jumlah pengrajin tenunan songket yaitu 77 orang pengrajin. Berdasarkan populasi dalam penelitian yang telah dikemukakan, maka teknik pengambilan sampel penelitian diambil secara total sampling.
Sasuai dengan jenis data yang hendak dicari dalam penelitian ini, maka instrumen yang digunakan adalah angket atau kusioner, sedangkan data yang tidak mungkin dikumpulkan dengan kusioner dilakukan observasi dengan pencatatan langsung pada wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamtan Silungkang Kota Sawahlunto.
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif yaitu menggunakan rumus berupa formula persentase dan pengukuran kriteria pengelompokan berdasarkan interval. Karena
tujuannya adalah untuk melihat kecendrungan indikator masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut :
P = × 100%
Keterangan :
P : persentase
f : frekuensi
n : jumlah responden
100% :angka ketepatan untuk responden Sugiyono (2010) Kriteria pengelompokan responden sebagai berikut :
SB = Sangat Baik (81%-100 %) B = Baik (61%-80%)
CB = Cukup Baik (41%-60 %) TB = Tidak Baik (21%-40%) STB = sangat tidak baik (0%-20%)
Riduwan (2012)
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Desa Silungkang Tigo merupakan salah satu Desa di Kecamatan Silungkang. Desa Silungkang Tigo mempunyai luas wilayah keseluruhan 503 ha/m2Desa Silungkang Tigo sacara astronomis terletak antara
0º41´46´´LS–0º43´35´´LS dan
100º45´43´´BT–100º47´9´´BT. Desa Silungkang Tigo yang terdiri dari 5 Dusun yaitu : 1) Dusun Pasar Baru. 2) Dusun Pasar Usang. 3) Dusun Stasiun. 4) Dusun Lubuak Nan Godang. 5) Dusun Bukit Kuning.
(sumber: profil Desa Silungkang Tigo, 2016) Secara administratif Desa Silungkang Tigo berbatasan dengan sebagai berikut :
a. Sebelah Utara dengan kecamatan Lembah Segar dan Desa Muaro Kalaban.
b. Sebelah Selatan dengan Desa Silungkang Oso dan Taratak Banca.
c. Sebelah Timur dengan Desa Muaro Kalaban dan Taratak Banca.
d. Sebelah Barat dengan Desa Silungkang Duo dan Kecamatan Lembah Segar.
Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini maka dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Sarana dan prasarana wanita pengrajin songket di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto. Dilihat dari : ketersediaan sarana dan prasarananya (baik), kondisi jalan dari rumah ke pusat kota (baik), jalan yang ada pada saat ini terhadap kunjungan sesama penenun (cukup baik), kondisi tempat malakukan aktivitas tanunan (cukup
baik), penyediaan tempat yang baik untuk pemasaran tenunan yang sudah jadi (baik).
Temuan ini sesuai dengan pernyataan prasarana merupakan barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja, sedangkan sarana adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam pelaksanaan tugas, fungsi, atau unit kerja. Sarana dan prasarana adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang untuk menyebar ide, sehingga ide tersebut sampai kepada penerima. (Febby 2009) Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan sarana dan prasarana wanita pengrajin songket di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto berdasarkan intervetasi skornya sudah dikatakan sangat baik (86,36) ini dikaranakan adanya bantuan dari Wali Kota Sawahlunto.
2. Pendidikan wanita pangrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto pada umumnya menyatakan tamatan SMA. Hal ini dikarenakan karena masyrakat di Desa Silungkang Tigo pendapatannya adalah menengah kebawah.
Temuan ini sesuai dengan pernyataan menurut pendidikan merupakan proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan diri seseorang pada tiga aspek yaitu pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup (Aida 2014) 3. Jam kerja wanita pengrajin songket
silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto. Dilihat dari: jam kerja pengrajin songket saat ini (tidak baik), hasil tenunan dengan jam kerja yang tersedia (tidak baik), umur akan mempengaruhi hasil tenunan yang baik (tidak berpengaruh), menenun yang tidak teliti menghasilkan tenunan yang tidak baik (tidak baik).
Temuan ini sesuai dengan pernyataan menurut jam kerja adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh sesorang dapat memenuhi tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.( Reflia 2014)
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jam kerja wanita
pengrajin itu tidak baik (39,74). Hal ini dikarenakan wanita pengrajin songket hanya melakukan tenunan pada waktu yang tertentu seperti pada siang hari dan hanya dijadikan sebagai pekerjaan sambilan saja.
4. Kesehatan wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota sawahlunto. Dilihat dari : fasilitas kesehatan yang ada (sangat memadai), kondisi kesehatan wanita pengrajin (sehat), penyakit yang biasa diderita wanita pengrajin (demam), wanita silungkang melakukan pengobatan (puskesmas), pelayanan kesehatannya (cukup baik).
Temuan ini sesuai dengan pernyataan menurut Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental, dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomi.(medika 2010).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan wanita pengrajin songket itu sangat baik, sehat (88,44%). Hal ini dikarenakan adanya tempat berobat (puskesmas, rumah sakit) dan juga sudah adanya jaminan kesehatan bagi yang kurang mampu.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diuraikan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut :
1. Sarana dan prasarana wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto pada umumnya menyatakan sangat baik dengan persentase (86,36%).
2. Tingkat pendidikan wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto pada umumnya tamat SMA (25,9% ). Hal ini memperlihatkan bahwa hal kurangnya perekonomiannya menengah kebawah sehingga tidak mencukupi biaya melanjutkan untuk kejenjang perkuliahan
3. Jam kerja wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto cukup bervariasi jumlah jam kerja untuk bertenun pada umumnya yaitu tidak baik dengan persentase (39,74%).
4. Kesehatan wanita pengrajin songket silungkang di Desa Silungkang Tigo Kecamatan Silungkang Kota Sawahlunto
pada umumnya kesehatannya baik/ sehat (88,44%).
SARAN
Adapun saran yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi wanita pengrajin songket untuk
kedepannya saling kerja sama untuk membangun sarana dan prasarana tenunan supaya dapat terus terlestari dan berkelanjutan.
2. Diharapkan bagi pemerintah terus kembangkan sarana dan prasarana tenunan supaya meningkatkan mutu kesejahteraan wanita pengrajin songket silungkang.
3. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini bisa dijadikan bahan rujukan dan pedoman bermanfaat dan menambah wawasan pembaca dan peneliti sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Arinkunto, Suharsimini. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dina Sulvianti. (2013) Studi Kesesuaian Tata Ruang Pasar Tradisonal Siteba Kecamatan Nanggalo Kota Padang.
“Skripsi” STKIP PGRI Padang.
Elfindri, dkk.2011. Hasil Survey Persoalan Kesehatan Daerah kepulauan Isu Dan Strategy. Padang: Jurnal STIKes Ranah Minang.
Lestari .(2013) Studi Usaha Tanaman Salak Pondoh Di Nagari Pasir Binjai Kecamatan Silaut Kabupaten Pesisir Selatan.“Skripsi” STKIP PGRI Padang.
Riduwan.(2010). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta
Rima Wesnita, Asdelia. (2009) kondisi sosial ekonomi rumah tangga pedagang cincau di jorong sawah kareh nagari balimbing kecamatan rambatan kabupaten tanah datar.“Skripsi” STKIP PGRIPadang.
Sarbini, dan Lina Neneng (2011). Perencanaan Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia.
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.